Home / Romansa / Simpanan Nyonya CEO / Bab 108. Angel Resmi Bercerai

Share

Bab 108. Angel Resmi Bercerai

Author: Andy Lorenza
last update Last Updated: 2024-08-05 01:12:53

Pagi minggu itu Kota Jakarta sangat cerah, sepeninggalnya Anton menuju bandara guna kembali ke Malaysia dengan membawa seluruh pakaiannya dari rumah Angel. Mereka telah resmi bercerai, meskipun sebelumnya baik kedua orang tua Angel maupun Anton sama-sama menentang keinginan mereka untuk mengakhiri rumah tangga.

Namun karena Angel dan Anton sangat serius serta menganggap perceraian merupakan jalan terbaik, maka mau tidak mau kedua orang tua mereka pun menyetujui. Bagi Angel setelah resmi bercerai dengan Anton, membuatnya tenang dan merasa lebih nyaman.

Sementara bagi Anton perceraiannya dengan Angel itu membuatnya lega tak merasa ada beban serta was-was lagi akan kedua orang tuanya yang tentu tak menginginkan Anton memiliki dua orang istri, meskipun saat ini Anton belum memberi tahu perihal ia telah menikah dengan Siska namun nanti tidak akan menjadi permasalahan bagi kedua orang tuanya saat ia mengatakan telah menikah kembali dengan seorang wanita yang berasal dan tinggal di Malaysia.
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Simpanan Nyonya CEO   Bab 109. Sesalan Mendalam

    “Baik Nyonya, tunggu sebentar akan saya ambilkan.” Ucap Bi Surti.“Oh ya Bi, sekalian suruh Diana ke sini siapa tahu dari dia aku akan dapat petunjuk juga tentang Roy!”“Baik Nyonya.” Habis berucap Bi Surti pun buru-buru ke kamarnya lalu menemui Diana.Setelah ponsel Roy berada di tangannya, Angel pun memeriksanya kalau saja ada panggilan atau pesan terbaru dari nomor seseorang yang berada di kawasan Kota Jakarta itu. Namun setelah diamati selain nomor kontak Adik Roy di kampung tidak ada nomor kontak lain yang dihubungi Roy terakhir kali sebelum ia meninggalkan rumah itu, Angel pun makin resah dan kuatir akan keadaan Roy saat ini.“Roy benar-benar nggak bilang sama kamu akan pergi ke mana dari rumah ini, Diana?” tanya Angel.“Nggak ada, Nyonya. Setelah Mas Roy bicara sama Nyonya sewaktu Nyonya akan ke kamar di lantai atas, Mas Roy langsung pergi begtu saja.” jawab Diana.“Apa sebaiknya aku hubungi saja nomor Adiknya ini, mencari tahu tentang Roy?” gumam Angel dalam hati.Surti untuk

    Last Updated : 2024-08-06
  • Simpanan Nyonya CEO   Bab 110. Uang Vina Dirampas

    “Iya, tapi sulit aku ngumpulin sampai segitu karena ada aja yang akan dibeli jika uang masih ada di tangan.” Ujar Roy.“Gimana kalau aku yang bantuin Bang Roy buat ngumpulinnya, setelah itu Abang bisa buka rekening dan simpan di sana setiap minggunya?” tawar Vina.“Ya udah, mulai besok siang setiap ada lebihnya di luar sarapan dan makan malam serta beli rokok aku akan kasih sama kamu buat disimpan. Tapi ingat jika kamu lagi nggak punya uang buat sarapan dan makan malam, kamu pakai aja ya?” tutur Roy.“Iya Bang, tapi selama ini mudah-mudahan aku belum pernah kekurangan uang jika sekedar buat sarapan atau makan malam.” ujar Vina.Selama bekerja menjadi kuli angkat Roy bukan saja terbilang royal pada Vina tapi juga teman-temannya sesama kuli angkat, hingga ia cukup disegani sebagai orang baru dikenal dan tinggal di kawasan itu.Roy tak pernah hitung-hitungan soal tenaga begitu pula dengan bagi hasil pendapatan kerja kelompok para kuli angkat yang di pimpin oleh Deni itu, baginya apa yang

    Last Updated : 2024-08-07
  • Simpanan Nyonya CEO   Bab 111. Genk Kapak Merah

    “Hiyaaaaaat..! Wuuuuuus…! Plaaaaaak..! Duuuuuuuk…! Bruuuuuuuk…!” dengan geram kembali Robi menerjang, kali ini Roy tak hanya menghindar saja. Setelah berhasil menghindar terjangan kaki Robi, sebuah tamparan Roy telak mengenai rahang Robi lalu disusul tendangan kaki yang menghujam bagian pinggang membuat tubuh Robi terjajar lalu jatuh tertelungkup.Yogi yang sudah bangkit segera menghampiri Robi dan membantunya untuk berdiri, sementara Roy berdiri dalam posisi siaga akan serangan lawan berikutnya.“Lu jangan senang dulu..! Lu tunggu di sini, Bos kami akan datang dan akan beri pelajaran sama Lu brengsek..!” ujar Robi setelah dibantu berdiri oleh Yogi, mereka lalu naik ke atas sepeda motor dan berlalu pergi.Sepeninggalnya mereka, Vina langsung menghampiri Roy yang berdiri dengan sikap santai sama sekali tak merasa gentar akan ancaman kedua pria yang baru saja berlalu dengan sepeda motor itu.“Aduh Bang, kenapa Bang Roy buat masalah dengan mereka? Aku tadikan udah bilang biarkan aja mere

    Last Updated : 2024-08-08
  • Simpanan Nyonya CEO   Bab 112. Datang Ingin Menyerang

    “Iya Bos, saat kami menagih setoran pada Vina ada seorang cowok yang mengaku temannya membuat perkara Bos. Dia merebut kembali uang setoran yang tadi sempat kami rebut dari tangan Vina karena dia meminta waktu sampai besok sore, cowok itu bahkan menghajar kami berdua.” Jawab Robi.“Hah?! Kalian berdua dihajar sampai babak belur begini? Gob**k, menghadapi satu orang aja kalian kalah!” Yudi memaki dan memarahi mereka berdua.“Kami yang duluan menyerang secara bergantian ingin memberi pelajaran sama cowok itu, akan tetapi kami nggak berdaya dibuatnya. Cowok itu sepertinya memiliki ilmu bela diri, dengan mudahnya ia mengelak serangan dan membuat kami nggak bisa melakukan perlawanan lagi Bos.” Jelas Robi.“Sialan...! Selama ini belum ada yang berani melawan kita di kawasan itu, sekarang ada yang ingin cari gara-gara sama Genk Kapak Merah. Apa dia orang baru di sana hingga dia nggak kenal dengan kalian yang merupakan anggota Genk Kapak Merah ini?” tanya Yudi geram.“Ya Bos, sepertinya cowok

    Last Updated : 2024-08-09
  • Simpanan Nyonya CEO   Bab 113. Duel Sengit

    “Oke, aku dan anggotaku nggak akan mengeroyok teman kalian ini. Tapi karena dia telah menghajar anak buahku, aku ingin menantangnya bertarung satu lawan satu. Jika aku menang kawasan ini tetap akan menjadi daerah kekuasaan kami Genk Kapak Merah, sebaliknya jika dia menang kami nggak akan usik dan meminta setoran uang bulanan lagi di kawasan ini. Gimana apa kamu bersedia bertarung denganku?” Yudi akhirnya mengajak Roy untuk bertarung satu lawan satu, mempertaruhkan daerah kekuasaan Genk Kapak Merah atas kawasan di seputaran jembatan itu.“Ya, aku terima tantanganmu dengan syarat jika nanti aku menang kalian nggak boleh lagi datang ke sini untuk meminta jatah bulanan alias pungli itu.” Roy menjawab dan menerima tantangan Yudi.“Roy...!” seru Deni sembari menghampiri, Roy hanya nampak tersenyum.“Apa kamu yakin Roy menerima tantangannya bertarung?” sambung Deni.“Hemmm, Bang Deni tenang aja. Aku menerima tantangannya itu demi memperjuangkan kawasan ini, supaya mereka nggak lagi memaksa w

    Last Updated : 2024-08-10
  • Simpanan Nyonya CEO   Bab 114. Diangkat Jadi Ketua Pemuda

    “Thanks, ya.” ucap Yudi sembari ulurkan tangan.“Maksudnya?” Roy heran dan tak menjabat uluran tangan dari Ketua Genk Kapak Merah itu.“Lu tadi bisa aja matahin leher Gue tapi nggak Lu lakukan, Lu bisa nahan emosi dan itu buat Gue makin salut sama Lu. Andai aja tadi Gue di posisi Lu, Gue nggak yakin bisa menahannya.” Jelas Yudi.“Oh gitu? Mungkin karena terbiasa saat latihan bareng teman-teman di kampung dulunya, nggak boleh saling mencederai apalagi lawan udah nyerah.” Ulas Roy sembari menjabat tangan Yudi yang masih ia ulurkan.“Lu emang petarung sejati, Gue bukan aja ngaku kalah tapi juga respek sama kemampuan bela diri dan sikap Lu. Seperti kesepakatan kita tadi sebelum bertarung, Gue janji nggak akan mengganggu kawasan ini lagi.” puji Yudi dan menepati janjinya, Roy menanggapinya dengan mengangguk diiringi senyumnya ramahnya.“Ayo, kita cabut!” ajak Yudi pada para anak buahnya.Sebelum Yudi berlalu dengan sepeda motornya ia sempat mengangkat tangan kanannya ke arah Roy sebagai ta

    Last Updated : 2024-08-12
  • Simpanan Nyonya CEO   Bab 115. Hunian Di Pos Pemuda

    “Hemmm, kalau masalah itu nggak perlu kamu pikirin. Sebagian besar biayanya yang nanggung para pemilik toko, sementara para warga palingan nanti menyumbang berupa tenaga dalam mendirikan pos dan merawatnya.” Jawab Deni diiringi senyumannya.“Wah... Aku nggak bisa berkata apa-apalagi Bang, kalian di sini ternyata sangat baik.” Ujar Roy merasa sangat dihargai oleh para warga dan orang-orang yang bekerja serta membuka usaha di kawasan itu.******Hanya memakan waktu 4 hari saja bangunan Pos Pemuda itu pun selesai didirikan berikut kamar mandi serta toiletnya, saat itu pula Roy diminta untuk tinggal di sana karena di dalam pos itu dibuatkan sebuah kamar lengkap dengan tempat tidurnya.Saat Roy pindah dari tempat tinggalnya yang semula berupa bangunan kecil bersekat beberapa lembar karton bersebelahan dengan Vina ke Pos Pemuda itulah, para warga dan juga pemilik toko berkumpul di sana menyambut Roy.Vina dan Deni serta teman-teman sesama kuli angkat lainnya juga hadir di sana, hal itu tent

    Last Updated : 2024-08-13
  • Simpanan Nyonya CEO   Bab 116. Uang Bulanan

    “Ya bedalah Ketua, kalau Yudi setiap bulannya meminta secara paksa dan juga menetap besaran iuran pada para pemilik toko dan juga warga di sini dengan dalih keamanan. Sedangkan Ketua sosok yang ditunjuk menjadi keamanan kawasan ini, dan mereka dengan suka rela memberi uang bulanan sebagai upahnya.” Jelas Deni.“Jadi nggak enak aku sama mereka, udah dikasih tempat tinggal akan diberi uang setiap bulannya lagi.”“Udahlah, Ketua nggak usah pikirin hal itu. Lagi pula mereka sendiri yang memutuskan tanpa merasa terpaksa sedikitpun, menurutku wajar-wajar aja Ketua Roy diberi uang bulanan secara menjadi keamanan di kawasan ini bukanlah perkara gampang juga. Bukan begitu, Sob?” ujar Deni sembari bertanya pada para rekan sesama kuli angkat lainnya, mereka serentak mengiyakan dengan menganggukan kepala.Sekarang Roy semakin mengerti, dibangunnya pos pemuda itu selain untuk tempat tinggalnya dan diangkat menjadi Ketua Pemuda dia juga ditetapkan sebagai Ketua keamanan di kawasan itu dengan memper

    Last Updated : 2024-08-15

Latest chapter

  • Simpanan Nyonya CEO   Bab 161. Dihubungi Bu Astrid

    “Ya, aku juga nggak nyangka kalau Papi akan mendesakku untuk berumah tangga dengan segera. Aku bingung dan nggak tahu harus bagaimana untuk mencari solusinya, saat ini hanya cara itulah yang aku temukan agar Papi nggak ngotot menjodohkan aku dengan putra sahabatnya itu.” tutur Viola yang juga berbicara dengan tarikan napas berat.“Aku belum bisa memberi keputusannya sekarang, Viola. Beri aku waktu untuk berfikir, siapa tahu saja nanti aku temui jalan ke luarnya tanpa harus berpura-pura menjadi orang lain,” ujar Roy.“Iya Mas, aku ngerti. Aku akan beri waktu pada Mas Roy, moga aja nanti dapat solusi yang lebih baik.” Ulas Viola.Setelah makan malam bareng itu selesai, Viola mengantar Roy ke kediamannya lalu setelah itu kembali ke rumahnya. Meskipun malam itu Viola tak mendapatkan sesuatu yang diinginkannya berkaitan dengan usulan Puspa agar Roy mau berpura-pura menjadi pria lain yang berprofesi sebagai CEO sebuah perusahaan atau juga pengusaha kaya raya, namun Viola cukup merasa lega k

  • Simpanan Nyonya CEO   Bab 190. Bertemu Dan Memberitahu Roy

    “Tidak ada salahnya kalau Bi Viola mau mencoba sembari meyakinkan Mas Roy dengan semua yang sedang Bu Viola alami saat ini, siapa tahu saja Mas Roy bisa ngerti dan mau melakukannya demi mencegah terjadinya perjodohan Ibu dengan putra sahabat Papa Bu Viola itu,” Puspa kembali memberi saran.“Aku akan pikirkan dulu karena aku merasa nggak mudah memberi tahu yang sedang aku hadapi ini pada Mas Roy, begitu pula untuk menyakinkannya agar dia mau berpura-pura menjadi pria lain.” Ulas Viola.“Ya Bu, itu semua demi kelanjutan hubungan kalian berdua.” Ujar Puspa, Viola mengangguk dan tersenyum.Acara makan siang bareng itu disudahi dengan ke luarnya mereka dari dalam restoran lalu Puspa kembali ke kantor sementara Viola pulang ke rumahnya karena memang hari ini dia tak masuk kerja, itu sengaja ia lakukan untuk menenangkan pikirannya atas permasalahan yang sedang ia hadapi.Malam itu cuaca mendung, meskipun hujan lebat tak turun namun gerimis yang turun cukup dapat membasahi tubuh jika tak mema

  • Simpanan Nyonya CEO   Bab 159. Saran Dari Puspa

    Puspa menghampiri Viola di salah satu meja di dalam ruangan restoran tempat mereka janji bertemu dan makan siang bareng itu, rupanya atasan Puspa di kantor itu sudah tiba di sana lebih dulu.“Bu Viola udah lama tiba dan menunggu di sini?” sapa Puspa setelah dipersilahkan atasannya itu untuk duduk.“Kurang lebih 10 menit yang lalu, nih aku udah pesan minuman. Oh ya, apa menu makan siang yang Bu Puspa inginkan? Silahkan Bu Puspa pesan!” ulas Viola.“Terserah Bu Viola aja, saya ikut aja dengan yang Bu Viola pesan.” Jawab Puspa diiringi senyum ramah dan hormatnya sebagai bawahan.Setelah memesan menu dan diantar oleh pelayan restoran ke meja itu, mereka pun segera menikmatinya diselingi obrolan.“Kira-kira ada hal penting apa yang ingin Bu Viola sampaikan, hingga siang ini Bu Viola ngajak ketemuan dan makan bareng?” tanya Puspa.“Hemmm, sebenarnya ini nggak ada kaitannya dengan urusan kantor melainkan masalah pribadi yang ingin aku curhatin sama Bu Puspa.” Jawab Viola diiringi senyumnya,

  • Simpanan Nyonya CEO   Bab 158. Viola Terpaksa Berbohong

    Setelah beberapa menit obrolan Roy dan Puspa diakhiri, Roy pun mencoba untuk menghubungi Viola. Panggilan pertama tidak diangkat oleh Viola, kemudian Roy kembali melakukan panggilan melalui ponselnya.“Hallo, Assalamu alaikum Mas.” Sapa Viola setelah mengangkat panggilan Roy.“Waalaikum salam.” Jawab Roy.“Apa kabar Mas? Maaf ya, aku belum sempat hubungi Mas Roy duluan karena tadi ada perlu.” Ulas Viola yang memang jika ingin ngobrol dengan Roy melalui ponsel, dia yang selalu duluan menghubungi.“Alhamdulilah baik, kamu sendiri gimana? Soalnya tadi aku dengar dari Bu Puspa, kamu pulang lebih awal dari kantor tadi siang. Kamu sakit ya?” jawab Roy sembari balik bertanya.“Iya Mas, tadi aku tiba-tiba aja kurang enak badan makanya aku pamit pulang duluan pada Puspa.”“Kamu udah periksa ke dokter?” tanya Roy lagi.“Udah, tapi lewat telpon aja dan barusan aku dari apotik nebus obatnya.” Jawab Viola yang sebenarnya dia sama sekali tidak sakit dan menelpon dokter serta ke apotik, jika tadi di

  • Simpanan Nyonya CEO   Bab 157. Viola Galau

    Panggilan melalui ponsel itupun langsung diputuskan oleh Pak Husein, Viola terdengar menarik napas yang begitu berat sembari pandangannya masih ia tujukan ke layar ponsel miliknya itu.“Sepertinya kali ini Papa sangat serius ingin menjodohkan aku dengan anak temannya itu. Oh Tuhan, apa yang mesti aku lakukan? Aku tentu aja nggak mau dijodohkan dengannya dan lebih memilih Mas Roy, tapi setelah aku berusaha meyakinkan Papa tentang Mas Roy tetap nggak berhasil. Huuuf...!” Viola berbicara sendiri di ruangan kerjanya itu.“Papa memberi waktu beberapa hari ke depan untuk mencari sosok pria calon suami yang tentu saja sesuai dengan keinginannya, kalau tidak berhasil aku pasti akan diminta Papa untuk terbang ke Qatar dan tentu saja akan dipertemukan dengan putra sahabatnya itu.” kali ini Viola hanya bergumam dalam hati, wajahnya terlihat murung dan pikirannya benar-benar kacau.Waktu jam istirahat siang tiba, biasanya Viola langsung ke luar ruangan dan pergi makan siang di salah satu restoran

  • Simpanan Nyonya CEO   Bab 156. Viola Akan Dijodohkan

    Satu Tahun Kemudian......Di sebuah meja makan mewah di dalam rumah yang super mewah pula, terlihat sepasang suami istri tengah menikmati menu-menu makan malam mereka. Yang pria berparas tampan berwajah pria timur tengah, sementara wanita berwajah cantik seperti wanita asia pada umumnya.Mereka tidak lain adalah kedua orang Viola yang berada di Qatar, di sela-sela makan malam itu mereka selingi dengan obrolan.“Sampai saat ini kita belum juga mendapat kabar dari Viola tentang seorang pria yang akan ia jadikan pendamping hidup, padahal saat ini usianya sudah cukup untuk berumah tangga.” Papi Viola yang bernama Husein membuka obrolan.“Iya Pi, Mami juga sepemikiran dengan Papi. Setiap kali Mami tanya Viola selalu saja menjawab jika nanti ia telah menemukan seorang pria yang dia rasa sesuai dengannya, dia akan memberi tahu kita.” Mami Viola yang bernama Astrid menanggapi.“Tapi Mi, harus sampai kapan kita menunggu? Papi udah nggak sabar ingin memiliki cucu yang tentu saja nanti sebagai p

  • Simpanan Nyonya CEO   Bab 155. Sama-sama Merasa Surprise

    “Iya, setiap bulannya Mas memang musti memberi laporan tentang pekerjaan atau kegiatan Mas Roy di luar. Akan tetapi nggak ada salahnya jika bulan ini Mas Roy langsung memberi laporan pada beliau, sebentar aku akan memberi tahunya jika mulai bulan ini Mas Roy akan memberi laporan langsung kepadanya.” habis berkata, Puspa langsung meraih gagang telpon kantor yang ada di atas mejanya untuk menghubungi atasannya yang berada di ruangan sebelah.Selama Puspa menelpon Roy hanya duduk diam saja sembari mendengarkan percakapan mereka, Puspa yang masih ingin menyembunyikan identitas atasannya itu sengaja tak menyertai nama setelah memanggil Bu agar Roy tidak tahu jika Viola lah CEO perusahaan pariwisata itu. Selain itu tujuan Puspa ingin memberi kejutan pada Roy, meskipun ada dua kemungkinan yang akan terjadi yaitu Roy akan merasa surprise atau sebaliknya merasa kecewa karena selama ini disangkanya Viola telah membohonginya tentang indentitas sebenarnya kekasihnya itu.“Oh ya udah kalau gitu a

  • Simpanan Nyonya CEO   Bab 154. Terjalinnya Hubungan Kasih

    Seiring berjalannya waktu Roy dan Viola pun menjalin hubungan spesialnya layaknya sepasang kekasih, hal itu terjalin secara alami karena semakin kerapnya mereka bertemu dan jalan bareng.Cukup lama juga Roy merasa risih dengan hubungan itu, secara sejak dulunya Roy memang tak pernah jatuh hati pada wanita selain menggauli mereka karena pengaruh hubungan terlarangnya dengan Angel pertama kali ia datang ke Kota Jakarta.Namun entah kenapa rasa risih dan canggung itu perlahan sirna dan Roy benar-benar merasakan ada getaran berbeda di relung hatinya yang terdalam, getaran itu sama sekali tak ada hasrat nakal yang sering muncul hingga memancingnya untuk melakukan hal yang sepatutnya dilakukan pasangan suami istri.Getaran itu melarikan rasa sayang yang tak pernah ia duga akan hadir di hatinya pada Viola, sementara Viola sendiri tentu saja semakin senang karena perasaan cintanya yang selama ini ia pendam pada Roy terwujud.Hari-hari Viola lalui dengan penuh keceriaan seperti halnya wanita m

  • Simpanan Nyonya CEO   Bab 153. Kaget Dan Bingung

    Karena sering bertemu dan jalan bareng di luar, Roy pun merasa ada perbedaan sikap yang ditunjukan Viola padanya. Akan tetapi sejauh ini Roy tak berani menduga-duga apalagi yakin jika sikap Viola itu menunjukan jika CEO cantik pemilik perusahaan pariwisata itu suka padanya.Sejauh ini Roy juga belum mengetahui jika Viola sebenarnya adalah atasan sekaligus pemilik perusahaan pariwisata tempat ia bekerja itu, hingga akhirnya melalui Puspa sebagai kepala bagian personalia, Roy mendapat keterangan jika Viola suka padanya.“Jadi Bu Puspa memanggil ku ke sini hanya ingin menyampaikan hal itu?” tanya Roy ketika Puspa meminta menghadap ke ruangannya.“Hemmm, iya Mas Roy. Sahabatku itu curhat ke aku beberapa hari yang lalu ketika kami bertemu di salah satu cafe,” jawab Puspa mengarang cerita, padahal Viola curhat dengannya di ruangan CEO cantik itu saat Viola memanggilnya kemarin siang.Untuk beberapa saat Roy hanya nampak terdiam, sepertinya ia bingung harus berkata apalagi untuk menanggapi h

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status