Home / Romansa / Simpanan Nyonya CEO / Chapter 111 - Chapter 120

All Chapters of Simpanan Nyonya CEO: Chapter 111 - Chapter 120

156 Chapters

Bab 111. Genk Kapak Merah

“Hiyaaaaaat..! Wuuuuuus…! Plaaaaaak..! Duuuuuuuk…! Bruuuuuuuk…!” dengan geram kembali Robi menerjang, kali ini Roy tak hanya menghindar saja. Setelah berhasil menghindar terjangan kaki Robi, sebuah tamparan Roy telak mengenai rahang Robi lalu disusul tendangan kaki yang menghujam bagian pinggang membuat tubuh Robi terjajar lalu jatuh tertelungkup.Yogi yang sudah bangkit segera menghampiri Robi dan membantunya untuk berdiri, sementara Roy berdiri dalam posisi siaga akan serangan lawan berikutnya.“Lu jangan senang dulu..! Lu tunggu di sini, Bos kami akan datang dan akan beri pelajaran sama Lu brengsek..!” ujar Robi setelah dibantu berdiri oleh Yogi, mereka lalu naik ke atas sepeda motor dan berlalu pergi.Sepeninggalnya mereka, Vina langsung menghampiri Roy yang berdiri dengan sikap santai sama sekali tak merasa gentar akan ancaman kedua pria yang baru saja berlalu dengan sepeda motor itu.“Aduh Bang, kenapa Bang Roy buat masalah dengan mereka? Aku tadikan udah bilang biarkan aja mere
last updateLast Updated : 2024-08-08
Read more

Bab 112. Datang Ingin Menyerang

“Iya Bos, saat kami menagih setoran pada Vina ada seorang cowok yang mengaku temannya membuat perkara Bos. Dia merebut kembali uang setoran yang tadi sempat kami rebut dari tangan Vina karena dia meminta waktu sampai besok sore, cowok itu bahkan menghajar kami berdua.” Jawab Robi.“Hah?! Kalian berdua dihajar sampai babak belur begini? Gob**k, menghadapi satu orang aja kalian kalah!” Yudi memaki dan memarahi mereka berdua.“Kami yang duluan menyerang secara bergantian ingin memberi pelajaran sama cowok itu, akan tetapi kami nggak berdaya dibuatnya. Cowok itu sepertinya memiliki ilmu bela diri, dengan mudahnya ia mengelak serangan dan membuat kami nggak bisa melakukan perlawanan lagi Bos.” Jelas Robi.“Sialan...! Selama ini belum ada yang berani melawan kita di kawasan itu, sekarang ada yang ingin cari gara-gara sama Genk Kapak Merah. Apa dia orang baru di sana hingga dia nggak kenal dengan kalian yang merupakan anggota Genk Kapak Merah ini?” tanya Yudi geram.“Ya Bos, sepertinya cowok
last updateLast Updated : 2024-08-09
Read more

Bab 113. Duel Sengit

“Oke, aku dan anggotaku nggak akan mengeroyok teman kalian ini. Tapi karena dia telah menghajar anak buahku, aku ingin menantangnya bertarung satu lawan satu. Jika aku menang kawasan ini tetap akan menjadi daerah kekuasaan kami Genk Kapak Merah, sebaliknya jika dia menang kami nggak akan usik dan meminta setoran uang bulanan lagi di kawasan ini. Gimana apa kamu bersedia bertarung denganku?” Yudi akhirnya mengajak Roy untuk bertarung satu lawan satu, mempertaruhkan daerah kekuasaan Genk Kapak Merah atas kawasan di seputaran jembatan itu.“Ya, aku terima tantanganmu dengan syarat jika nanti aku menang kalian nggak boleh lagi datang ke sini untuk meminta jatah bulanan alias pungli itu.” Roy menjawab dan menerima tantangan Yudi.“Roy...!” seru Deni sembari menghampiri, Roy hanya nampak tersenyum.“Apa kamu yakin Roy menerima tantangannya bertarung?” sambung Deni.“Hemmm, Bang Deni tenang aja. Aku menerima tantangannya itu demi memperjuangkan kawasan ini, supaya mereka nggak lagi memaksa w
last updateLast Updated : 2024-08-10
Read more

Bab 114. Diangkat Jadi Ketua Pemuda

“Thanks, ya.” ucap Yudi sembari ulurkan tangan.“Maksudnya?” Roy heran dan tak menjabat uluran tangan dari Ketua Genk Kapak Merah itu.“Lu tadi bisa aja matahin leher Gue tapi nggak Lu lakukan, Lu bisa nahan emosi dan itu buat Gue makin salut sama Lu. Andai aja tadi Gue di posisi Lu, Gue nggak yakin bisa menahannya.” Jelas Yudi.“Oh gitu? Mungkin karena terbiasa saat latihan bareng teman-teman di kampung dulunya, nggak boleh saling mencederai apalagi lawan udah nyerah.” Ulas Roy sembari menjabat tangan Yudi yang masih ia ulurkan.“Lu emang petarung sejati, Gue bukan aja ngaku kalah tapi juga respek sama kemampuan bela diri dan sikap Lu. Seperti kesepakatan kita tadi sebelum bertarung, Gue janji nggak akan mengganggu kawasan ini lagi.” puji Yudi dan menepati janjinya, Roy menanggapinya dengan mengangguk diiringi senyumnya ramahnya.“Ayo, kita cabut!” ajak Yudi pada para anak buahnya.Sebelum Yudi berlalu dengan sepeda motornya ia sempat mengangkat tangan kanannya ke arah Roy sebagai ta
last updateLast Updated : 2024-08-12
Read more

Bab 115. Hunian Di Pos Pemuda

“Hemmm, kalau masalah itu nggak perlu kamu pikirin. Sebagian besar biayanya yang nanggung para pemilik toko, sementara para warga palingan nanti menyumbang berupa tenaga dalam mendirikan pos dan merawatnya.” Jawab Deni diiringi senyumannya.“Wah... Aku nggak bisa berkata apa-apalagi Bang, kalian di sini ternyata sangat baik.” Ujar Roy merasa sangat dihargai oleh para warga dan orang-orang yang bekerja serta membuka usaha di kawasan itu.******Hanya memakan waktu 4 hari saja bangunan Pos Pemuda itu pun selesai didirikan berikut kamar mandi serta toiletnya, saat itu pula Roy diminta untuk tinggal di sana karena di dalam pos itu dibuatkan sebuah kamar lengkap dengan tempat tidurnya.Saat Roy pindah dari tempat tinggalnya yang semula berupa bangunan kecil bersekat beberapa lembar karton bersebelahan dengan Vina ke Pos Pemuda itulah, para warga dan juga pemilik toko berkumpul di sana menyambut Roy.Vina dan Deni serta teman-teman sesama kuli angkat lainnya juga hadir di sana, hal itu tent
last updateLast Updated : 2024-08-13
Read more

Bab 116. Uang Bulanan

“Ya bedalah Ketua, kalau Yudi setiap bulannya meminta secara paksa dan juga menetap besaran iuran pada para pemilik toko dan juga warga di sini dengan dalih keamanan. Sedangkan Ketua sosok yang ditunjuk menjadi keamanan kawasan ini, dan mereka dengan suka rela memberi uang bulanan sebagai upahnya.” Jelas Deni.“Jadi nggak enak aku sama mereka, udah dikasih tempat tinggal akan diberi uang setiap bulannya lagi.”“Udahlah, Ketua nggak usah pikirin hal itu. Lagi pula mereka sendiri yang memutuskan tanpa merasa terpaksa sedikitpun, menurutku wajar-wajar aja Ketua Roy diberi uang bulanan secara menjadi keamanan di kawasan ini bukanlah perkara gampang juga. Bukan begitu, Sob?” ujar Deni sembari bertanya pada para rekan sesama kuli angkat lainnya, mereka serentak mengiyakan dengan menganggukan kepala.Sekarang Roy semakin mengerti, dibangunnya pos pemuda itu selain untuk tempat tinggalnya dan diangkat menjadi Ketua Pemuda dia juga ditetapkan sebagai Ketua keamanan di kawasan itu dengan memper
last updateLast Updated : 2024-08-15
Read more

Bab 117. Dengan Mobil Pick Up

“Ke suatu tempat dan mau mengambil barang-barang milik Bang Roy yang ketinggalan? Emangnya di mana? Apa sebelumnya Bang Roy tinggal di kos-kosan?” kembali Ko Acong bertanya.“Nggak Ko, aku sebelum tinggal di kawasan ini bekerja di salah satu rumah mewah milik seorang CEO perusahaan. Namanya Angel dan aku memanggilnya Tante, di rumah itu aku dulu tinggal dan bekerja sebagai pengurus kebun.” Jawab Roy.“Oh begitu? Ya, udah nggak usah dengan mobil pick up itu. Nih, bawa aja mobilku Bang Roy bisa menjemputnya sekarang juga.” Ujar Ko Acong sembari menyerahkan kunci kontak mobilnya pada Roy.Roy tak langsung menjawab, ia melihat mobil yang ditunjukan beriring dengan Ko Acong menyerahkan kunci kontak mobil miliknya. Mobil itu adalah golongan mobil mewah, maklum Ko Acong boleh dikatakan pengusaha sukses dan tidak hanya di kawasan itu saja terdapat tokonya melainkan juga menyebar di beberapa tempat di kawasan Kota Jakarta.“Nggak usah Ko, biar aku perginya dengan mobil pick up itu aja sembari
last updateLast Updated : 2024-08-16
Read more

Bab 118. Mereka Bertemu Kembali

“Dompet dan HP nya, Pak.” Jawab Supri.“Baik, tunggu sebentar ya? Saya akan temui para pembantu rumah ini di dalam, mereka yang lebih tahu kamar dan juga barang-barang Mas Roy jika memang ketinggalan.”“Ya Pak, silahkan!” ujar Supri menunggu di depan pos satpam di dekat pagar yang telah dibuka lebih kurang 1 meter itu, sementara Pak Rudi berjalan agak cepat menuju rumah lalu masuk.“Bi Surti.. Bi Ratni..!” panggil Pak Rudi begitu dia tiba di ruangan tengah.“Ya, sebentar Pak Rudi aku kecilin kompornya dulu.” Sahut Bi Surti yang berada di ruangan belakang.Tak berselang lama Bi Surti pun datang ke ruangan tengah itu menemui Pak Rudi, sementara Bi Ratni juga menghentikan pekerjaannya menstrika pakaian lalu ikut ke ruangan tengah.“Ada apa Pak Rudi?” tanya Bi Surti.“Di depan ada tamu, katanya dia teman Mas Roy.” Jawab Pak Rudi.“Teman Mas Roy?!” serentak Bi Surti dan Bi Ratni terkejut, diana yang pada waktu itu mendengar saat ia berada di luar membersihkan kaca segera pula menuju ruanga
last updateLast Updated : 2024-08-17
Read more

Bab 119. Mendapatkan Kembali Ponselnya

“Jadi beberapa hari setelah pergi dari rumah ini Mas Roy tidur di bawah jembatan?” Bi Surti ingin memastikan kembali apa yang baru saja disampaikan Roy.“Iya Bi, akibat dompet dan HP ku ketinggalan hampir aja aku nggak bisa bayar ongkos angkot dan makan siang. Beruntung ada terselip uang Rp. 30.000,- di saku celana, hingga aku bisa bayar ongkos angkot lalu makan siang dan malamnya bisa beli segelas kopi bareng sepotong roti pengganjal perut.” Tutur Roy menceritakan kejadian secara jujur ketika ia pergi dari rumah itu.“Waduh, jadi semalaman Mas Roy hanya minum kopi dan makan sepotong roti aja?” kembali Bi Surti ingin memastikan, kali ini Roy menjawabnya dengan menganggukan kepalanya saja.“Kok tumben Tante hari ini ke kantor? Bukannya hari minggu kegiatan di kantornya libur seperti biasanya, Bi?” tanya Roy heran.“Biasanya emang libur kok Mas, tapi tadi pagi Nyonya bilang ada acara penting yang diadakan mendadak di kantor perusahaannya itu hingga Nyonya hari ini tetap masuk kantor.” j
last updateLast Updated : 2024-08-18
Read more

Bab 120. Vina Dibuatkan Kedai

Pagi itu cuaca di Ibu Kota sangat cerah, hampir tak terlihat awan-awan yang menutupi kebiruan langit. Setelah mentransfer uang buat Hesti di salah satu toko yang ada di deretan toko-toko tak jauh dari pos pemuda tempat tinggal Roy, yang mana toko itu berupa usaha online yang juga melayani transfer dan tarik tunai Roy pun kembali ke pos.Seperti yang ia janjikan seluruh sisa uang dari gaji bulanan yang diberikan Ko Acong dan teman-temannya itu ia berikan dan kirim pada Hesti, sementara untuk kebutuhannya uang yang ada di rekeningnya sudah lebih dari cukup hingga akhir bulan ini saat ia akan menerima kembali gaji di awal bulan berikutnya.Akan tetapi sepertinya Roy kurang merasa nyaman jika hanya menerima gaji bulanan tanpa melakukan aktifitas, meskipun dia menyadari diberi gaji bulanan oleh Ko Acong dan teman-temannya karena dia dipercaya sebagai keamanan kawasan itu.Tapi tetap saja Roy yang telah terbiasa bekerja keras, merasa pekerjaannya itu tidak lebih karena dia berhasil mengalah
last updateLast Updated : 2024-08-20
Read more
PREV
1
...
1011121314
...
16
DMCA.com Protection Status