Vasya tak mempunyai keberanian untuk menatap mata Jaden, ia takut, ia juga malu dan rasanya tak pantas saja menatap Jaden seintens ini. "Siapa yang melakukannya?" Dengan tenang Jaden menanyakan hal ini, ia berharap Vasya bisa sangat terbuka tapi Vasya masih bungkam sambil mengelap air matanya. "Wanita gila mana yang berkata bahwa aku menyukainya?" hiks hiks hiks.. "Sya, tolong jujur" Vasya menatap mata Jaden dengan takut takut. Ia mengatakan hal yang tak terduga. "Tapi janji jangan mengungkitnya kembali, mereka sekarang sudah cukup menderita"Jaden hanya bisa mengangguk, ia tak bisa mengatakan iya, rasanya sayang sekali jika acara pembalasan tak bisa di tuntaskan. Gigi harus diganti gigi, entah kenapa perkataan guru ngajinya di Melbroune serasa hilang begitu saja, ia murka. "Tunggu, mereka?" Berarti Vasya dikeroyok banyak orang begitu. Vasya mengangguk. Ia kemudian mengspill siapa saja yang telah membully nya, lengkap dengan karteristik biar Jaden tak salah paham. Yang pertam
Read more