Home / Romansa / Takdir Istri Pengganti / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of Takdir Istri Pengganti: Chapter 11 - Chapter 20

154 Chapters

11. Kembali Bekerja

Seminggu telah berlalu, kini usia pernikahan Risa dan Adi sudah memasuki minggu kedua. Tidak ada yang berubah dalam kisah rumah tangga mereka, semua masih sama seperti hari-hari sebelumnya. Mereka berdua memang tinggal satu atap, tetapi dibatasi oleh dinding yang sangat kokoh. Risa bahkan tidak diizinkan menginjak kakinya ke dalam kamar pria itu.Hari ini adalah awal pekan, Adi telah pergi ke kantor pagi-pagi sekali. Risa juga sudah memutuskan untuk kembali mengajar meskipun sebenarnya ia masih diberikan waktu cuti oleh kepala sekolah, tetapi ia merasa bosan dengan hanya berdiam diri di apartemen, makanya ia memutuskan untuk kembali mengajar. Risa juga sudah mengatakan hal itu kepada Adi, meskipun pria itu tidak memberikan tanggapan apapun, tetapi ia juga tidak melarang istrinya. “Mbak Mia, aku berangkat kerja, ya. Mbak nggak apa-apa kalau saya tinggal sendiri?” tanya Risa, ia merasa tidak enak meninggalkan Mia sendirian di apartemen.“Iya, Nyonya Muda, tidak apa-apa. Nyonya berangk
Read more

12. Terjebak Di Dalam Lift

Pelajaran pun dimulai, Risa melakukan tugasnya seperti biasa. Ia bernyanyi dan diikuti oleh anak-anak. Itulah kegiatan para murid sekolah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), mereka belajar sambil bermain. Suasana di dalam kelas ricuh dengan suara nyanyian dan teriakan. Inilah alasan terbesar Risa ingin menjadi tenaga pendidik, ia ikut bahagia saat melihat anak-anak muridnya tertawa lepas seperti tanpa beban. Keceriaan mereka adalah semangat bagi Risa. “Anak-anak Bunda, sekarang istirahat dulu, ya. Bel sudah berbunyi,” ucap Risa. “Baik, Bunda!” sahut anak-anak secara bersamaan. “Sekarang cuci tangan dulu, setelah itu kita makan. Anak-anak Bunda bawa bekal semuanya, ‘kan?” tanya Risa. “Bawa dong, Bunda!” jawab anak-anak, mereka bergantian pergi ke wastafel untuk mencuci tangan. Setelah selesai mencuci tangan mereka pun mulai makan bersama. Semua anak membawa bekal, kecuali satu orang, yaitu Alif. Anak murid laki-laki yang sangat pendiam, tidak banyak bicara dan susah berinteraksi d
Read more

13. Tidak Peduli

Kurang lebih selama dua puluh menit berada di dalam lift yang tak berfungsi, akhirnya Indri dan Risa berhasil dikeluarkan oleh tim keamanan. Risa ditemukan dalam keadaan sudah tidak sadarkan diri, sementara Indri menangis tergugu di samping tubuh gurunya.“Bunda, bangun! Bunda kenapa? Indri takut, Bunda,” ucap Indri. Anak itu terus mengguncang tubuh Risa untuk membangunkannya.Tim keamanan dan Pak Dodi masuk ke dalam lift untuk membawa Risa dan Indri keluar dari sana. Namun, di saat Pak Dodi bersiap akan mengangkat tubuh Risa, tiba-tiba seseorang menghentikannya.“Tunggu!” ucap orang itu. Kemudian ia mengambil alih tubuh Risa, menggendongnya keluar dari lift.“Papa,” panggil Indri seraya berlari ke arah laki-laki yang sedang memangku tubuh Risa.“Hei, Princess Papa. Kamu tidak apa-apa, ‘kan?” tanya orang itu dengan lembut.“Iya, Pa. Indri tidak apa-apa, tapi Bunda Risa pingsan.” Indri menundukkan wajahnya, merasa bersalah atas kejadian yang menimpa gurunya..“Tidak apa-apa, dia akan
Read more

14. Fakta Yang Mengejutkan

Adi telah menyelidiki latar belakang Risa setelah ia menikahi wanita itu. Awalnya Adi merasa bersalah pada Risa, karena ia berpikir wanita itu dipaksa oleh ibunya, tetapi ternyata semua dugaannya salah. Risa menerima pernikahan itu demi uang, Ibu Airin telah mengeluarkan uang dalam jumlah yang sangat besar supaya Risa mau menikah dengan anaknya. Itulah yang membuat Adi sangat membenci istrinya, tetapi sebenarnya Risa sendiri juga tidak tahu apa yang telah dijanjikan oleh ibu kandungnya bersama ibu dari suaminya.Setelah menyelesaikan semua pekerjaannya, Adi berencana untuk pergi ke sebuah cafe yang terletak tidak jauh dari kantornya. Ia belum mengetahui jika saat ini Ibu Airin ada di apartemennya.“Selamat sore, Pak.” Sekretaris Adi masuk ke ruangannya.“Ada apa?” Adi berbicara tanpa melihat ke arah sekretarisnya.“Maaf, Pak. Di bawah ada wartawan yang ingin bertemu dengan Bapak,” ujar sekretaris Adi.“Wartawan? Untuk apa mereka ingin bertemu dengan saya?” Adi bergumam sangat pelan.
Read more

15. Keberanian Risa

Yang bisa Risa lakukan saat ini hanya pasrah atas apa yang telah dilakukan wanita yang telah melahirkannya, orang yang selama ini sangat ia hormati dan sayangi. Namun, ternyata tega menukarkan putri kandungnya dengan uang hanya demi memenuhi ambisinya. Risa pikir selama ini sang ibu benar-benar menyayanginya, tetapi kenyataannya dia malah menjerumuskan dirinya ke jurang yang sangat dalam. Risa merasa sangat malu untuk mengangkat wajahnya di depan Adi.“Maaf, tetapi saya benar tidak tahu apa-apa soal itu. Kamu bisa bertanya langsung sama Mama Airin jika kamu tidak percaya.” Risa mencoba untuk menjelaskan pada suaminya, tetapi tidak semudah itu Adi akan menerima penjelasannya. Karena kebencian pria itu pada istrinya jauh lebih besar dari rasa simpati atau hanya sekedar kasihan.“Jangan pernah berharap apapun atas pernikahan ini. Karena kamu tidak akan mendapatkannya. Baik itu harta, perhatian dari saya, apalagi cinta.” Adi melempar wajah Risa dengan jasnya, kemudian berlalu ke kamar me
Read more

16. Permintaan Adi

“Astaghfirullah ... Mbak Mia, tolong bantu saya.” Risa langsung menangkap tubuh Adi yang nyaris jatuh di atas pecahan beling.“Nyonya Muda, Tuan Muda kenapa?” Mia membantu Risa menopang tubuh Adi, lalu mereka membawanya ke tempat tidur.“Sepertinya dia kebanyakan minum, lihatlah itu.” Risa mengarahkan jari telunjuknya pada pecahan beling yang berserakan.“Astaga, Tuan Muda. Nyonya Muda tunggu di sini saja, saya mau membersihkan beling-beling itu.” Mia keluar dari kamar.“Mbak, sekalian bawa air hangat sama handuk kecil,” pinta Risa.“Iya, Nyonya.” Mia menjawab dengan sedikit berteriak.Risa membenarkan posisi tidur Adi, lalu ditatapnya wajah yang terlihat begitu damai saat sedang tertidur seperti ini. Wajah tampan dengan rahang yang kokoh, serta hidung mancung dan bibir yang terlihat sangat menggoda. Tangan Risa perlahan membelai lembut pipi suaminya, ia tidak tahu perasaan apa yang muncul dalam dirinya saat ini, ia merasa ada getaran aneh saat tangannya bersentuhan dengan laki-laki
Read more

17. Kesucian Yang Direnggut Secara Paksa

Satu tamparan keras mendarat di pipi Risa yang putih dan mulus sehingga meninggalkan bekas lima jari yang sangat kentara, bahkan sudut bibirnya pun mengeluarkan cairan berwarna merah.“Beraninya kamu menolakku! Jalang sepertimu sama sekali tidak pantas untukku,” ucap Adi dengan berapi-api, sorot matanya tajam seperti pisau yang siap menusuk jantung istrinya.“Saya bukan jalang ... kamu tidak bisa menghinaku seperti ini. Saya sudah menyelamatkan keluargamu dari aib yang begitu besar. Harusnya kamu tahu itu,” jawab Risa dengan berani karena ia benar-benar tidak terima dikatain jalang oleh suaminya sendiri.“Dasar wanita tidak tahu diri! Tidak ada seorang pun yang boleh membantah saya, apalagi wanita murahan sepertimu.” Adi menarik tangan Risa dengan kasar, lalu mendorongnya dengan sekuat tenaga.“Aaa ….” Risa berteriak saat kepalanya menghantam tembok hingga mengeluarkan darah segar. Dirabanya dahi yang terluka dan ini sudah yang ke sekian kalinya ia mendapat perlakuan kasar dari suamin
Read more

18. Ada Yang Berbeda

Keesokan harinya. Pagi-pagi buta, Adi sudah bangun dan mendapati tubuhnya dalam keadaan polos. Matanya menyapu ke setiap sudut tempat tidur, lalu netranya menangkap sesuatu yang terdapat di sprei putih yang sudah berantakan.“Hah? Darah,” ucap Adi. Ia kaget melihat bercak darah yang lumayan banyak pada sprei putih itu.Memori tentang kejadian tadi malam pun berputar di otaknya, ia ingat semua yang telah dilakukannya pada Risa. Ada perasaan aneh yang dirasakan pria itu saat melihat bercak darah yang terdapat pada sprei. “Apa itu artinya dia …,” ucap Adi tak percaya. “Argh, bodoh-bodoh! Kenapa jadi seperti ini?” Pria itu mengutuk dirinya sendiri.Adi benar-benar tidak menyangka bahwa dia adalah orang pertama yang merenggut kesucian Risa. Bahkan Sonya kekasihnya pun sudah tidak perawan lagi saat ia melakukan hubungan intim dengannya. Adi memang merasa ada yang aneh saat dia melakukannya bersama Risa semalam. Ia merasa ada sensasi yang berbeda dari semua perempuan yang pernah ditiduriny
Read more

19. Benci Atau Cemburu?

Siang harinya. Adi baru saja selesai meeting bersama Andre Kusuma. Pemilik perusahaan otomotif terbesar di Jakarta, yang bekerja sama dengan perusahaan asing. Perusahaan itu juga telah memiliki cabang di beberapa kota lainnya.“Yogi, kita makan siang dulu sebelum balik ke kantor,” kata Adi sambil menoleh ke arah asisten pribadinya. Mereka berdua keluar dari perusahaan Kusuma dengan perasaan bangga karena meeting berjalan sesuai rencana.“Siap, Bos.” Yogi mengangkat satu tangannya ke atas.“Sudahlah, tidak usah terlalu formal. Kita lagi nggak di kantor,” ucap Adi seraya masuk ke dalam mobil.“Oke, Bro!” sahut Yogi.Kedua pria tampan itu pun pergi ke sebuah restoran ternama di Jakarta. Restoran itu adalah tempat favorit Adi dan Sonya. Mereka sering menghabiskan waktu berdua di sana saat akhir pekan. Namun, setelah pernikahannya batal, Adi tidak pernah lagi mengunjungi restoran itu karena ia belum bisa melupakan apa yang dilakukan mantan kekasihnya.Adi sangat mencintai Sonya, walaupun i
Read more

20. Menginap Di Rumah Mertua

Matahari sudah mulai menghilang di upuk barat. Pertanda malam akan segera menjelang. Risa masih berada di rumah mertuanya hingga saat ini, rasanya ia tidak ingin kembali ke apartemen lagi. Kejadian tadi malam membuatnya trauma dan sangat membenci tempat terkutuk itu.“Risa, kamu menginap di sini saja, ya?” tawar ibu Airin, itu seperti angin syurga bagi Risa.“Mama, dia itu punya suami. Nanti kalau Adi nyariin bagaimana,” ujar Pak Arya. Risa meremas jarinya saat mendengar ucapan Pak Arya yang menyebut nama Adi dengan sebutan suami.“Biarkan saja, Pa. Nanti kalau misalnya Adi tidak bisa tidur, dia bisa ke sini untuk menyusul Risa. Pokoknya, Risa akan menginap di sini. Mama nggak mau tahu,” tandas Ibu Airin dengan tegas dan tak ingin ada penolakan. Keputusan yang dibuatnya sudah final sehingga Pak Arya tidak bisa berbuat apa-apa lagi jika sudah begitu.Sama seperti Pak Arya, Risa juga tidak bisa menolak keinginan ibu mertuanya. Karena sebenarnya, ia memang tidak ingin pulang ke aparteme
Read more
PREV
123456
...
16
DMCA.com Protection Status