“Iya, tentu saja saya ingat. Saya juga tahu kalau kamu diadopsi oleh pengusaha, ‘kan? Jadi wajar saja kalau sekarang kamu sudah menjadi orang hebat,” kata Bu Yulia sambil menatap dokter Reyhan dengan sinis.“Alhamdulillah, Bu. Saya mendapatkan orang tua yang baik,” sahut dokter Reyhan dengan senyum ramah.“Ya, baguslah.” Bu Yulia masih saja bersikap dingin pada dokter Reyhan, padahal laki-laki itu sangat baik dan sabar menerima semua perlakuannya selama ini.Saat mereka sedang berbincang-bincang, seorang perawat memanggil dokter Reyhan karena ada pasien yang sedang membutuhkan pertolongannya.“Dokter, pasien yang berada di kamar VIP nomor 279 mengalami kejang dan detak jantungnya melemah,” ucap perawat yang menghampiri dokter Reyhan.“Baik, saya segera ke sana. Cha, Kakak minta maaf karena harus pergi. Kalau ada apa-apa, kamu bisa hubungi Kakak,” ujar dokter Reyhan.“Iya, Kak Rey. Pergilah, nanti kalau ada apa-apa pasti aku kabari Kakak.” Risa merasa sedikit lega karena akhirnya dokte
Read more