Home / Romansa / Takdir Istri Pengganti / Chapter 41 - Chapter 50

All Chapters of Takdir Istri Pengganti: Chapter 41 - Chapter 50

154 Chapters

41. Buta Karena Cinta

“Kamu tadi bilang apa, Sayang? Bisa kamu ulangi lagi!” pinta Adi dengan raut wajah tak percaya. Ia takut jika pendengarannya yang salah. “Aku hamil, Honey. Aku mengandung anak kamu, benih cinta kita.” Sonya memeluk Adi dengan erat. “Kamu serius? Kita akan punya anak?” Adi menangkup kedua pipi Sonya dengan mata berkaca-kaca, Sonya pun mengangguk dengan yakin. “Iya, di sini sudah ada benih cinta kita.” Sonya meletakkan tangan Adi di perutnya yang masih datar. “Terima kasih, Sayang. Aku sangat bahagia,” ucap Adi sambil mencium puncak kepala Sonya dengan lembut. “Kamu percaya, ‘kan, kalau ini adalah anak kamu? Karena aku tidak pernah berhubungan dengan laki-laki lain selain kamu, Adi.” Sonya memainkan jarinya di dada bidang Adi, aksinya itu pun berhasil membuat sesuatu bergejolak dalam diri pria itu. “Sayang, jangan lakukan itu. Aku tidak ingin membuat anak kita terluka, aku sangat merindukanmu, tetapi aku tidak ingin melakukannya sekarang. Kasihan bayi kita,” kata Adi, sekuat tenaga
Read more

42. Laki-laki Egois

Akhirnya mereka sampai di apartemen Sonya, Adi membawanya masuk ke dalam lalu menyiapkan makanan dan susu ibu hamil untuknya. Setelah semua selesai, Sonya juga terlihat kelelahan, Adi memutuskan pulang ke apartemennya untuk mengganti baju dan mengambil pakaian kantor. Ia ingin menemani Sonya malam ini karena wanita itu sedang hamil, Adi tidak ingin terjadi apa-apa pada calon anaknya.“Adi, kamu akan tinggal di sini sama aku, ‘kan? Kamu tidak akan membiarkan aku sendirian, ‘kan?” tanya Sonya dengan manja.“Iya, Sayang. Aku akan jaga kamu, tetapi sekarang aku harus pulang dulu. Nanti aku balik lagi ke sini, aku cuma mau ambil pakaian. Kamu tidak apa-apa, ‘kan, aku tinggal sebentar?” tanya Adi dengan lembut.“Iya, jangan lama-lama.” Sonya mengalungkan tangannya di leher Adi.“Tentu, Sayang. Aku pergi, ya,” kata Adi seraya melangkah keluar dari apartemen.Setelah sampai di apartemennya, Adi melihat Risa sedang memasak sesuatu di dapur. Ia juga bisa mencium aroma masakannya saat pintu apar
Read more

43. Berusaha Tetap Tegar Meski Rapuh

Sesampainya di dalam kamar, Risa kembali menangis dengan bersandar pada tembok. Tekad kuat yang ia tanamkan dalam hati agar tidak lagi mengeluarkan air mata, nyatanya tak mampu ia jalankan. Risa tetaplah manusia biasa yang punya rasa sakit, kecewa dan terluka. Wanita mana yang bisa kuat jika suaminya sendiri lebih memikirkan perasaan wanita lain dibandingkan dirinya yang berstatus istri yang sah, baik secara agama maupun hukum.Adi hanya bisa menatap nanar saat Risa meninggalkanya ke kamar. Kartu ATM yang tadi ia berikan pada istrinya itu pun diambilnya kembali. Meski ada rasa kecewa di hatinya atas penolakan Risa yang justru membuatnya merasa semakin tidak ingin wanita itu pergi jauh darinya. Semua tuduhannya selama ini tidak ada satupun yang terbukti, Risa bahkan tidak pernah menggunakan uangnya untuk keperluan sehari-hari.“Maafkan aku, Risa. Aku tahu kamu wanita yang baik, tetapi aku terlalu naif untuk mengakuinya. Aku begitu kecewa pada Sonya, hingga mata hatiku tertutup untuk m
Read more

44. Istri Di Atas Kertas

Siang harinya, sesuai janji yang telah mereka sepakati. Risa dan dokter Anita bertemu di sebuah restoran yang tidak jauh dari rumah sakit. Anita meminta Risa untuk menemuinya di sana karena ia tidak bisa pergi terlalu jauh dari kawasan rumah sakit. Dokter muda itu ada jadwal operasi jam tiga sore, makanya ia ingin Risa yang menemuinya supaya waktu mereka bisa lebih lama jika bertemu di dekat kawasan rumah sakit.Anita telah lebih dulu menunggu Risa di sana. Sembari menunggu sahabatnya datang, ia memesan makanan dan minuman terlebih dulu agar saat nanti Risa datang, mereka tidak harus menunggu lagi. Anita terus melihat jam tangannya, berharap Risa akan segera sampai. Pada jam-jam sekarang memang jalanan sedang ramai-ramainya, jadi wajar saja jika Risa juga belum datang juga.“Lama banget, tuh anak. Apa dia kejebak macet, ya?” gumam Anita seraya menatap ke arah pintu restoran dan berharap Risa segera menampakkan batang hidungnya.Tak berapa lama kemudian, seseorang yang ia tunggu akhir
Read more

45. Mencari Cara Untuk Sembunyi

“Tapi Risa, tidak seharusnya seorang suami bersikap seperti yang pria itu lakukan padamu selama ini. Itu bisa termasuk kekerasan dalam rumah tangga (KDRT),” ujar Anita tersulut emosi. Ia tidak terima Adi memperlakukan sahabatnya seperti itu.“Anita, kamu sudah berjanji tidak akan melakukan apapun setelah aku mengatakan semuanya. Aku begitu mempercayaimu, Nit. Bahkan ibuku sendiri tidak tahu menahu soal ini,” jelas Risa, membuat hati Anita semakin terenyuh.“Aku yang mendengarnya saja tidak sanggup, Risa. Bagaimana kamu bisa setegar ini?” Anita memeluk Risa dengan erat, sungguh hatinya terasa teriris setelah mendengar cerita dari sahabatnya itu.“Kodrat seorang istri adalah patuh terhadap suami, Nit. Aku bisa saja melawannya dan menentangnya, tetapi itu tidak akan membuatku merasa lebih baik. Aku pernah berteriak padanya. Tetapi setelah itu, aku merasa sakit sendiri. Papaku selalu menanamkan sikap lemah lembut padaku, beliau selalu berkata: Mengalah bukan berarti kita lemah, tetapi itu
Read more

46. Keinginan Seorang Ibu

Sesampainya di rumah utama, Risa memarkirkan mobilnya di samping mobil Pak Arya, lalu ia masuk ke dalam rumah dan disambut ramah oleh para pelayan.“Selamat siang, Nyonya Muda. Anda sudah ditunggu sama Nyonya Besar,” ujar salah satu pelayan sembari membungkukkan badan.“Selamat siang! Terima kasih, ya,” ucap Risa dengan senyuman manisnya.“Mari saya antar, Nyonya Muda.” Salah satu pelayan mengikuti Risa. Sebenarnya bisa saja ia pergi sendiri, tetapi itu adalah aturan di rumah itu. Ya, mau tidak mau Risa harus mengikutinya.“Ya, baiklah.” Risa melanjutkan langkahnya menuju kamar ibu mertuanya.Sampai di depan kamar Ibu Airin, seorang pelayan yang tadi mengikuti Risa membukakan pintu dengan kartu akses yang ada di tangannya.“Silahkan, Nyonya Muda. Saya harus kembali ke bawah,” ucap pelayan itu.“Terima kasih,” ucap Risa, pelayan itu pun menganggukan kepalanya lalu turun ke bawah untuk bergabung dengan teman-temannya yang lain.“Risa, kamu sudah sampai? Kamu kok, masih menggunakan serag
Read more

47. Menantu Idaman

Karena terlarut dalam bercerita dan terbawa perasaan, mereka tidak menyadari jika mobil telah berhenti dan pak sopir pun tidak berani untuk menyela pembicaraan kedua majikannya itu. Hingga suara ketukan dari luar mobil, menyadarkan Risa dan Ibu Airin, mereka berdua baru sadar jika saat ini mereka sudah berada di parkiran salah satu pusat perbelanjaan.“Ternyata kita sudah sampai,” ucap Ibu Airin.“Iya, Ma. Nggak sadar kalau mobil sudah berhenti bergerak,” ujar Risa.“Ya sudah, ayo kita turun. Sepertinya teman-teman Mama sudah pada datang,” kata Ibu Airin.Mereka berdua pun keluar dari mobil setelah dua orang pengawal yang telah berdiri di sisi kanan dan kiri mobil itu membukakan pintu.“Silahkan, Nyonya,” ujar pengawal.“Terima kasih,” ucap Risa.Ibu Airin menggandeng tangan menantunya masuk ke dalam mall, sementara para pengawal selalu setia mengawasi majikannya dari jarak yang tidak terlalu jauh. Itu semua atas perintah Adi, supaya mereka selalu menjaga ibunya saat di luar rumah.“H
Read more

48. Istri Sah Vs Mantan Kekasih

PLAK! Suara tamparan keras terdengar begitu nyaring dan meninggalkan bekas lima jari yang sangat kentara di pipi putih nan mulus milik Risa. Bahkan ia sampai terbentur pinggiran rak gondola karena kaget dengan perlakuan kasar yang dilakukan oleh wanita itu.“Berani sekali lo berteriak sama gue! Lo tau nggak siapa gue? Dasar miskin!” teriak wanita itu.“Siapa yang kamu sebut miskin?” tanya seseorang yang tiba-tiba menyela ucapan wanita itu.“Mama,” ucap Risa seraya menutupi wajahnya, ia tidak ingin Ibu Airin melihat bekas tamparan di wajahnya.“Anda,” ucap wanita itu kaget saat melihat Ibu Airin.“Siapa yang kamu sebut miskin? Seharusnya kamu berkaca dulu sebelum menghina seseorang.” Ibu Airin menatap tajam ke arah wanita itu.“Mama tenang, ya, kita pulang sekarang,” ujar Risa sambil menggenggam tangan ibu mertuanya. Namun, Ibu Airin menolak, ia terlihat sangat marah pada wanita yang telah berani menampar wajah menantunya.“Tante Airin, siapa wanita ini? Kenapa dia memanggil Tante den
Read more

49. Baik Atau Bodoh?

Sementara di kantor Adi, ia baru saja selesai meeting bersama staf kantor untuk membicarakan soal rencana pengadaan party di Bali. Sebagai bentuk penghargaan pada karyawan yang telah bekerja keras dalam membantunya memenangkan satu tender besar yang membuat perusahaannya semakin dikenal oleh dunia.“Yogi, lo urus semua keperluan kita untuk party di Bali. Gue mau yang terbaik semuanya,” kata Adi sambil berjalan menuju ruangannya.“Baik, Pak. Apa Bapak akan pergi bersama Ibu Risa?” tanya Yogi ragu-ragu.Adi menjawab sambil mengangkat kedua bahunya. “Gue nggak tau.”“Tapi, Pak. Tuan Adnan meminta Bapak untuk datang bersama istri dan juga kedua orang tua Bapak,” ujar Yogi menjelaskan.“Nanti gue kabarin lagi,” sahut Adi sembari meninggalkan Yogi, lalu masuk ke dalam ruangannya.“Apa lagi kurangnya istri lo, Di? Dia itu lebih cantik dari Sonya, seharusnya lo buka mata dan lihat kenyataannya. Gue takut lo terlambat menyadari semuanya,” gumam Yogi, kemudian ia ikut masuk ke dalam ruangan Adi
Read more

50. Terprovokasi Oleh Ratu Drama

Setelah Adi pergi, pengawal yang tadi ingin memberitahu kalau Risa diperlakukan dengan kasar oleh mantan kekasih tuan mudanya itu pun pergi meninggalkan perusahaan. Pengawal itu berpikir, Adi marah padanya karena tidak bisa menjaga Risa dan juga Ibu Airin.“Ternyata, Tuan Adi sangat perhatian pada Nyonya Muda, tidak masalah saya dihukum hari ini karena memang saya lalai dalam menjaga Nyonya Muda dan Nyonya Besar,” ucap pengawal sambil melangkah menuju mobilnya.Namun, sayangnya semua perkiraan pengawal itu salah. Adi murka karena ia mengira Risa yang telah berbuat kasar pada Sonya. Karena wanita itu yang lebih dulu menelpon Adi sebelum pengawal itu datang ke kantornya, dan Adi juga berpikir jika yang akan dikatakan pengawal itu sama halnya dengan apa yang telah disampaikan oleh Sonya.Sementara di rumah utama, Risa dan Ibu Airin telah sampai di rumah beberapa waktu yang lalu. Risa ingin pamit pulang ke apartemen karena ia merasa sudah sangat lelah. Seharian ini ia belum beristirahat s
Read more
PREV
1
...
34567
...
16
DMCA.com Protection Status