Share

39. Kabar Baik?

Penulis: Afrita Ningsih
last update Terakhir Diperbarui: 2024-04-29 13:23:38
Bu Yulia mengantar Risa sampai ke apartemen, lalu memintanya masuk ke dalam. Sebenarnya Risa masih ingin berlama-lama menghabiskan waktu bersama ibunya, tetapi ia yakin jika ibunya tidak akan mau mampir ke apartemen Adi.

Bu Yulia tahu kalau Adi tidak pernah menyukainya. Bahkan saat di rumah sakit waktu itu pun pria itu sama sekali tidak menegurnya.

“Risa, Mama langsung pulang, ya, kamu masuk sana! Jaga diri kamu baik-baik.” Bu Yulia menyerahkan kunci mobil pada Risa.

“Ma, mampir dulu!” tawar Risa sambil meraih tangan ibunya.

“Tidak usah, Risa. Mama langsung pulang saja, ayah kamu juga sebentar lagi pulang.” Bu Yulia langsung melepas tangannya dari genggaman Risa.

“Ya sudah, Mama hati-hati. Kabari Risa kalau sudah sampai rumah,” ucap Risa sambil tersenyum.

Taksi yang dipesan Bu Yulia sudah sampai, ia segera masuk ke dalam taksi itu dan pergi meninggalkan apartemen. Risa pun melangkah masuk ke dalam apartemen dengan perasaan yang tak menentu.

Di satu sisi, ia merasa bahagia kare
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Takdir Istri Pengganti   40. Luka Tak Berdarah

    “Iya, Risa. Aku sebentar lagi akan menjadi seorang ayah,” ucap Adi dengan bangga, wajahnya pun terlihat sangat bahagia.“Ma-maksudnya?” tanya Risa dengan nada terbata-bata, ia belum bisa percaya atas kenyataan yang baru saja diterimanya.“Aku akan segera mempunyai anak bersama orang yang aku cintai, Risa. Itu adalah hasil pemeriksaan kehamilan Sonya,” ujar Adi dengan riangnya, tanpa memikirkan perasaan seseorang yang saat ini ada di hadapannya.JEDUAR …!Bagaikan tersambar petir di siang bolong, saat Risa mendengar penjelasan dari suaminya. Tadinya ia merasa takut jika Adi sudah mengetahui tentang kehamilannya, tetapi ternyata dugaannya salah. Risa juga tidak membaca nama yang tertera pada kertas hasil pemeriksaan kehamilan itu. Ia kaget karena Adi juga memeriksa kandungan Sonya ke rumah sakit yang sama dengannya, untung saja tidak bertepatan dengan dirinya tadi siang.‘Ya Tuhan, kenapa rasanya sakit sekali setelah mengetahui ini? Harusnya aku senang karena dia belum mengetahui tenta

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-29
  • Takdir Istri Pengganti   41. Buta Karena Cinta

    “Kamu tadi bilang apa, Sayang? Bisa kamu ulangi lagi!” pinta Adi dengan raut wajah tak percaya. Ia takut jika pendengarannya yang salah. “Aku hamil, Honey. Aku mengandung anak kamu, benih cinta kita.” Sonya memeluk Adi dengan erat. “Kamu serius? Kita akan punya anak?” Adi menangkup kedua pipi Sonya dengan mata berkaca-kaca, Sonya pun mengangguk dengan yakin. “Iya, di sini sudah ada benih cinta kita.” Sonya meletakkan tangan Adi di perutnya yang masih datar. “Terima kasih, Sayang. Aku sangat bahagia,” ucap Adi sambil mencium puncak kepala Sonya dengan lembut. “Kamu percaya, ‘kan, kalau ini adalah anak kamu? Karena aku tidak pernah berhubungan dengan laki-laki lain selain kamu, Adi.” Sonya memainkan jarinya di dada bidang Adi, aksinya itu pun berhasil membuat sesuatu bergejolak dalam diri pria itu. “Sayang, jangan lakukan itu. Aku tidak ingin membuat anak kita terluka, aku sangat merindukanmu, tetapi aku tidak ingin melakukannya sekarang. Kasihan bayi kita,” kata Adi, sekuat tenaga

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-29
  • Takdir Istri Pengganti   42. Laki-laki Egois

    Akhirnya mereka sampai di apartemen Sonya, Adi membawanya masuk ke dalam lalu menyiapkan makanan dan susu ibu hamil untuknya. Setelah semua selesai, Sonya juga terlihat kelelahan, Adi memutuskan pulang ke apartemennya untuk mengganti baju dan mengambil pakaian kantor. Ia ingin menemani Sonya malam ini karena wanita itu sedang hamil, Adi tidak ingin terjadi apa-apa pada calon anaknya.“Adi, kamu akan tinggal di sini sama aku, ‘kan? Kamu tidak akan membiarkan aku sendirian, ‘kan?” tanya Sonya dengan manja.“Iya, Sayang. Aku akan jaga kamu, tetapi sekarang aku harus pulang dulu. Nanti aku balik lagi ke sini, aku cuma mau ambil pakaian. Kamu tidak apa-apa, ‘kan, aku tinggal sebentar?” tanya Adi dengan lembut.“Iya, jangan lama-lama.” Sonya mengalungkan tangannya di leher Adi.“Tentu, Sayang. Aku pergi, ya,” kata Adi seraya melangkah keluar dari apartemen.Setelah sampai di apartemennya, Adi melihat Risa sedang memasak sesuatu di dapur. Ia juga bisa mencium aroma masakannya saat pintu apar

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-29
  • Takdir Istri Pengganti   43. Berusaha Tetap Tegar Meski Rapuh

    Sesampainya di dalam kamar, Risa kembali menangis dengan bersandar pada tembok. Tekad kuat yang ia tanamkan dalam hati agar tidak lagi mengeluarkan air mata, nyatanya tak mampu ia jalankan. Risa tetaplah manusia biasa yang punya rasa sakit, kecewa dan terluka. Wanita mana yang bisa kuat jika suaminya sendiri lebih memikirkan perasaan wanita lain dibandingkan dirinya yang berstatus istri yang sah, baik secara agama maupun hukum.Adi hanya bisa menatap nanar saat Risa meninggalkanya ke kamar. Kartu ATM yang tadi ia berikan pada istrinya itu pun diambilnya kembali. Meski ada rasa kecewa di hatinya atas penolakan Risa yang justru membuatnya merasa semakin tidak ingin wanita itu pergi jauh darinya. Semua tuduhannya selama ini tidak ada satupun yang terbukti, Risa bahkan tidak pernah menggunakan uangnya untuk keperluan sehari-hari.“Maafkan aku, Risa. Aku tahu kamu wanita yang baik, tetapi aku terlalu naif untuk mengakuinya. Aku begitu kecewa pada Sonya, hingga mata hatiku tertutup untuk m

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-29
  • Takdir Istri Pengganti   44. Istri Di Atas Kertas

    Siang harinya, sesuai janji yang telah mereka sepakati. Risa dan dokter Anita bertemu di sebuah restoran yang tidak jauh dari rumah sakit. Anita meminta Risa untuk menemuinya di sana karena ia tidak bisa pergi terlalu jauh dari kawasan rumah sakit. Dokter muda itu ada jadwal operasi jam tiga sore, makanya ia ingin Risa yang menemuinya supaya waktu mereka bisa lebih lama jika bertemu di dekat kawasan rumah sakit.Anita telah lebih dulu menunggu Risa di sana. Sembari menunggu sahabatnya datang, ia memesan makanan dan minuman terlebih dulu agar saat nanti Risa datang, mereka tidak harus menunggu lagi. Anita terus melihat jam tangannya, berharap Risa akan segera sampai. Pada jam-jam sekarang memang jalanan sedang ramai-ramainya, jadi wajar saja jika Risa juga belum datang juga.“Lama banget, tuh anak. Apa dia kejebak macet, ya?” gumam Anita seraya menatap ke arah pintu restoran dan berharap Risa segera menampakkan batang hidungnya.Tak berapa lama kemudian, seseorang yang ia tunggu akhir

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-30
  • Takdir Istri Pengganti   45. Mencari Cara Untuk Sembunyi

    “Tapi Risa, tidak seharusnya seorang suami bersikap seperti yang pria itu lakukan padamu selama ini. Itu bisa termasuk kekerasan dalam rumah tangga (KDRT),” ujar Anita tersulut emosi. Ia tidak terima Adi memperlakukan sahabatnya seperti itu.“Anita, kamu sudah berjanji tidak akan melakukan apapun setelah aku mengatakan semuanya. Aku begitu mempercayaimu, Nit. Bahkan ibuku sendiri tidak tahu menahu soal ini,” jelas Risa, membuat hati Anita semakin terenyuh.“Aku yang mendengarnya saja tidak sanggup, Risa. Bagaimana kamu bisa setegar ini?” Anita memeluk Risa dengan erat, sungguh hatinya terasa teriris setelah mendengar cerita dari sahabatnya itu.“Kodrat seorang istri adalah patuh terhadap suami, Nit. Aku bisa saja melawannya dan menentangnya, tetapi itu tidak akan membuatku merasa lebih baik. Aku pernah berteriak padanya. Tetapi setelah itu, aku merasa sakit sendiri. Papaku selalu menanamkan sikap lemah lembut padaku, beliau selalu berkata: Mengalah bukan berarti kita lemah, tetapi itu

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-30
  • Takdir Istri Pengganti   46. Keinginan Seorang Ibu

    Sesampainya di rumah utama, Risa memarkirkan mobilnya di samping mobil Pak Arya, lalu ia masuk ke dalam rumah dan disambut ramah oleh para pelayan.“Selamat siang, Nyonya Muda. Anda sudah ditunggu sama Nyonya Besar,” ujar salah satu pelayan sembari membungkukkan badan.“Selamat siang! Terima kasih, ya,” ucap Risa dengan senyuman manisnya.“Mari saya antar, Nyonya Muda.” Salah satu pelayan mengikuti Risa. Sebenarnya bisa saja ia pergi sendiri, tetapi itu adalah aturan di rumah itu. Ya, mau tidak mau Risa harus mengikutinya.“Ya, baiklah.” Risa melanjutkan langkahnya menuju kamar ibu mertuanya.Sampai di depan kamar Ibu Airin, seorang pelayan yang tadi mengikuti Risa membukakan pintu dengan kartu akses yang ada di tangannya.“Silahkan, Nyonya Muda. Saya harus kembali ke bawah,” ucap pelayan itu.“Terima kasih,” ucap Risa, pelayan itu pun menganggukan kepalanya lalu turun ke bawah untuk bergabung dengan teman-temannya yang lain.“Risa, kamu sudah sampai? Kamu kok, masih menggunakan serag

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-30
  • Takdir Istri Pengganti   47. Menantu Idaman

    Karena terlarut dalam bercerita dan terbawa perasaan, mereka tidak menyadari jika mobil telah berhenti dan pak sopir pun tidak berani untuk menyela pembicaraan kedua majikannya itu. Hingga suara ketukan dari luar mobil, menyadarkan Risa dan Ibu Airin, mereka berdua baru sadar jika saat ini mereka sudah berada di parkiran salah satu pusat perbelanjaan.“Ternyata kita sudah sampai,” ucap Ibu Airin.“Iya, Ma. Nggak sadar kalau mobil sudah berhenti bergerak,” ujar Risa.“Ya sudah, ayo kita turun. Sepertinya teman-teman Mama sudah pada datang,” kata Ibu Airin.Mereka berdua pun keluar dari mobil setelah dua orang pengawal yang telah berdiri di sisi kanan dan kiri mobil itu membukakan pintu.“Silahkan, Nyonya,” ujar pengawal.“Terima kasih,” ucap Risa.Ibu Airin menggandeng tangan menantunya masuk ke dalam mall, sementara para pengawal selalu setia mengawasi majikannya dari jarak yang tidak terlalu jauh. Itu semua atas perintah Adi, supaya mereka selalu menjaga ibunya saat di luar rumah.“H

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-30

Bab terbaru

  • Takdir Istri Pengganti   154. Limited Edition

    “Astaghfirullah … apa yang sudah aku lakukan?” gumam Risa sambil menarik napas panjang.Andre juga kaget melihat Risa yang begitu emosi, ternyata wanita sangat lembut dan penyayang yang ia kenal selama ini juga bisa berkata dengan nada tinggi seperti itu.“Saya tahu kalau cara saya sedikit egois, tapi itu adalah bukti kalau saya mencintai kamu. Saya bisa mendapatkan ribuan gadis yang bersedia menjadi istri saya, tapi yang saya inginkan hanya kamu. Hanya kamu yang akan menjadi ibu dari anak-anak saya,” ujar Andre.Risa menipiskan bibir dan tersenyum tanggung, lalu mengangkat wajahnya yang tadi tertunduk.“Dengarkan saya baik-baik, Tuan Andre Kusuma Yang Terhormat. Saya adalah seorang istri yang sah di mata agama dan hukum yang berlaku di negara ini, saya tidak melarang Anda jatuh cinta sama saya karena itu adalah persoalan hati seseorang. Namun, maaf beribu maaf saya ucapkan. Apapun yang akan Anda lakukan tetap tidak akan merubah apapun, saya tidak akan membalas perasaan Anda!” ucap Ri

  • Takdir Istri Pengganti   153.

    Adi keluar dari ruang ganti dengan raut wajah yang masih sama seperti saat sebelum ia masuk ke dalam ruangan tersebut.“Kamu masih ingin aku mengabulkan permintaanmu itu, Sayang? Jangan harap!” ujar Adi dengan nada ketus.Risa menghela napas berat kala melihat suaminya masih tersulut emosi setelah mendengar permintaannya untuk berbicara empat mata dengan Andre.“Please, Sayang! Izinkan aku untuk bertemu dengannya, kamu boleh ikut dan mengawasiku dari jauh. Bagaimana?” tawar Risa mencoba bernegosiasi dengan suaminya.“Sekali tidak, tetap tidak!” tandas Adi tanpa melihat ke arah Risa.Risa tidak putus asa meski telah ditolak berkali-kali, ia harus bisa membujuk suaminya agar mau mengabulkan keinginannya. Jika terus dibiarkan, maka masalah di antara keduanya tidak akan pernah selesai. Akar dari permasalahan di sini adalah dirinya, maka dari itu dialah yang harus turun tangan sendiri.“Ya sudah, kalau kamu bersikukuh seperti itu. Aku mau tidur di kamar sebelah,” ujar Risa sembari melangka

  • Takdir Istri Pengganti   152. Ingin Berbicara Empat Mata

    Setelah Bu Soraya pergi dari rumah itu, Ibu Airin membawa Risa ke kamarnya untuk membicarakan apa yang tadi disampaikan oleh Bu Soraya kepadanya.“Sayang, ayo duduk sini!” ajak Ibu Airin sambil menepuk sofa kosong di sebelahnya.“Iya, Ma.” Risa tersenyum sembari mendudukkan dirinya di samping Ibu Airin. “Apa yang ingin Mama jelaskan sama Risa?” tanyanya dengan lembut.“Kamu masih ingat kejadian saat kamu dan Adi pergi untuk menghadiri jamuan makan malam waktu itu? Soal itulah yang akan Mama sampaikan sama kamu,” ujar Ibu Airin.“Makan malam yang diadakan oleh Tuan Andre?” tanya Risa lagi.“Iya, Sayang. Yang waktu itu,” sahut Ibu Airin.“Kenapa memangnya, Ma?” tanya Risa semakin penasaran.“Ternyata, dia mengadakan acara makan malam itu untuk membuat kamu keluar dari rumah ini dan menculik kamu. Nyonya Kusuma sendiri yang bilang seperti itu sama Mama. Andre meminta anak buahnya untuk mengikuti mobil kalian,” jelas Ibu Airin.“Apa, Ma?! Jadi, penyerangan pada malam itu adalah ulahnya Tu

  • Takdir Istri Pengganti   151. Berbicara Jujur

    “Nyonya mau bicara apa?” tanya Ibu Airin seraya menatap Bu Soraya dengan lekat.Bu Sora menghela napas panjang seraya memejamkan mata sebelum mengatakan apa yang akan ia sampaikan.“Maaf sebelumnya, Nyonya Airin. Mungkin ini akan sedikit mengejutkan Anda, tapi saya harap Nyonya bisa menerimanya,” ujar Bu Soraya.Perkataannya semakin membuat Ibu Airin penasaran, apa sebenarnya yang ingin disampaikan oleh nyonya Kusuma. Sehingga ia terlihat gugup dan ketakutan seperti itu.“Katakan saja, Nyonya. Apa yang ingin Nyonya katakan sebenarnya? Kenapa Nyonya jadi tegang begitu?” tanya Ibu Airin, ia juga sudah tidak bisa menyembunyikan rasa penasarannya.“Putra saya ternyata mencinta menantu Anda, saya juga baru mengetahuinya. Selama ini sudah banyak perempuan yang saya kenalkan sama dia, tapi tidak ada satu pun yang bisa menarik perhatiannya. Mulai dari gadis kaya dan terhormat, sampai gadis biasa sudah pernah saya kenalkan. Namun, hasilnya tetap sama. Andre sama sekali tidak melirik satu pun

  • Takdir Istri Pengganti   150. Permintaan Indri

    “Mau ketemu saya? Siapa, Mbak?” tanya Risa dengan mengerutkan dahi. “Iya, Nyonya Muda. Seorang ibu-ibu sama anak kecil yang waktu itu datang ke rumah sakit,” jawab Mia dengan napas yang masih ngos-ngosan. “Ayo kita lihat siapa orangnya, Sayang!” seru Ibu Airin sembari merangkul pundak Risa. “Iya, Ma.” Risa langsung bergegas masuk ke dalam rumah. Ia sudah bisa menduga siapa orang tersebut. Sementara Ibu Airin penasaran siapa orang yang ingin bertemu dengan menantunya. Siapa ibu-ibu yang dimaksud oleh Mia? “Di mana orangnya, Mia?” tanya ibu Airin saat sampai di ruang keluarga. “Masih di depan, Nyonya Besar. Saya tadi nyariin Nyonya Muda ke kamar, tapi Nyonya Muda nggak ada di sana,” ujar Mia. “Siapa sih, orangnya?” gumam Ibu Airin sembari berjalan menuju pintu depan. Ia tidak pernah terpikir jika orang itu adalah Indri, si gadis kecil yang sudah seperti putri bagi Risa. Sesampainya di teras depan, mereka langsung dikagetkan dengan teriakan anak kecil yang berlari ke arah Risa.

  • Takdir Istri Pengganti   149. Kekecewaan Dokter Anita

    Reyhan kaget melihat Anita tiba-tiba berada di sana, apalagi setelah ia mendengar pertanyaan dokter muda itu. Ia yakin jika Anita sudah mendengar semua pembicaraannya dengan dokter Cyntia. “Dokter Anita, Anda di sini?” tanya Reyhan lalu menghentikan langkahnya saat melihat Anita menghampirinya. “Iya, Pak. Saya kebetulan baru pulang dari rumah Risa, tapi nggak nyangka bisa bertemu Pak Reyhan di sini. Tapi maaf nih, Pak. Bukan maksud saya lancang, apa benar Pak Reyhan dan Dokter Cyntia pacaran?” Anita menatap Reyhan dengan lekat, ada rasa sesak di dadanya saat mengetahui laki-laki yang ia cintai saat ini sudah menjadi kekasih wanita lain. Namun, ia berusaha menutupi rasa kecewanya. “Oh, bagaimana keadaan Risa? Apa kandungannya baik-baik saja?” tanya Reyhan lagi. Ia tidak menanggapi pertanyaan Anita yang terakhir karena ia tidak punya jawaban untuk pertanyaan itu. Saat Reyhan menyebut nama Risa, darah Cyntia seakan mendidih mendengar kekasihnya menanyakan wanita lain. Terlebih lagi,

  • Takdir Istri Pengganti   148. Peringatan Untuk Andre

    “Apa yang mau kamu jelasin? Kamu mau mengatakan kalau semua yang kamu lakukan ini karena cinta? Apa itu yang akan kamu katakan sama Mama, Andre?!” erang Bu Soraya dengan raut wajah memerah. “Ma, semua ini tidak seperti yang Mama pikirkan. Aku tidak mungkin mencelakai wanita yang aku cintai,” ujar Andre. “Cinta kamu bilang? Kamu bukan mencintainya, tapi kamu hanya terobsesi! Wanita itu terlalu baik untuk kamu, Andre. Jadi sekarang Mama tahu apa tujuan kamu mengadakan jamuan makan malam waktu itu, ternyata ini rencana kamu? Mama malu mengakui kamu sebagai putra dari keluarga Kusuma. Papa kamu tidak pernah berbuat curang dalam hal apapun, termasuk apa yang baru saja kamu lakukan ini. Kamu sudah mencoreng nama baik keluarga Kusuma, Ndre.” Bu Soraya keluar dari kamar Andre sambil menangis, ia tidak percaya jika putranya sampai senekat itu hanya demi mendapatkan wanita yang katanya begitu ia cintai. Selama ini Andre memang tidak pernah tertarik pada semua wanita yang pernah Bu Soraya ke

  • Takdir Istri Pengganti   147. Perubahan Sikap Reyhan

    Satu bulan sudah berlalu. Selama itu pula Risa tidak diizinkan keluar dari rumah, bahkan untuk pemeriksaan kandungannya pun Adi sudah membuat kamar tidur mereka seperti sebuah klinik. Itu semua ia lakukan demi menjaga keamanan dan keselamatan istri dan calon anaknya.Dokter Reyhan dan Cyntia sudah resmi menjadi sepasang kekasih. Namun, sampai saat ini Risa belum mengetahui hal itu. Anita juga belum tahu soal itu karena Cyntia tidak pernah datang ke rumah sakit. Semua orang di rumah sakit juga tidak ada yang tahu mengenai hubungan anak pemilik rumah sakit itu dengan mantan dokter spesialis anestesi kardiovaskuler sekaligus mantan asisten dokter Reyhan di tim operasi.Reyhan bersedia menjadi kekasih Cyntia demi keselamatan Risa dan bayi yang tengah ia kandung, tetapi Reyhan juga mengajukan syarat kepada wanita itu. Cyntia dilarang menemuinya di rumah sakit, dan syarat itu pun diterima oleh wanita itu.Hari ini adalah jadwal pemeriksaan kandungan Risa. Usia kandungannya sudah memasuki d

  • Takdir Istri Pengganti   146. Rencana Jahat Cyntia

    Risa keluar dari kamar mandi dan melihat Adi duduk di sofa dengan kedua tangan dijadikan penopang wajahnya. Tatapannya terlihat kosong, bahkan laki-laki itu sampai tidak menyadari jika istrinya sudah keluar dari kamar mandi. Terlihat jelas bahwa saat ini dia sedang banyak masalah. “Kamu mandi dulu sana! Setelah itu kita shalat supaya pikiran kamu lebih tenang,” ujar Risa membuyarkan lamunan Adi. “Kamu sudah selesai, Sayang? Maaf ya, aku jadi melamun. Ya sudah, aku mandi dan ambil air wudhu sebentar.” Adi masuk ke kamar mandi dengan langkah gontai, ada rasa bersalah yang ia rasakan terhadap istrinya. “Ya Allah, apapun masalah yang sedang ia hadapi saat ini, aku mohon permudahkanlah!” ucap Risa penuh harap. Kriet! Suara pintu kamar mandi terbuka, Adi keluar dari sana dengan handuk melilit dari tubuhnya. Wajahnya sudah terlihat lebih segar setelah mandi dan berwudhu. “Sebentar ya, Sayang. Aku ganti baju dulu,” ucap Adi sembari melangkah menuju tempat tidur. Pakaian gantinya sudah d

DMCA.com Protection Status