Home / Romansa / Pesona Istri Sementara Tuan Muda / Chapter 51 - Chapter 60

All Chapters of Pesona Istri Sementara Tuan Muda : Chapter 51 - Chapter 60

419 Chapters

51. Apa Perkerjaan Papa dan Tante Mira?

"Apa yang papa dan Tante Mira lakukan?" tanya Queen dengan tatap mata yang terlihat polos tanpa tahu apa yang sebenarnya telah terjadi antara sang papa dengan sekretarisnya.Selanjutnya Queen hanya terdiam, saat melihat apa yang dilakukan oleh Eddy bersama Miranti di ruang kerja tersebut. Yang Queen tahu sang papa sedang bekerja bersama Miranti, sekretarisnya.Setelah merapikan kemeja dan juga celananya, Eddy berusaha tetap terlihat tenang saat menghampiri Queen. Sementara itu Meranti bergegas membalikkan tubuhnya saat merapikan pakaian. Wanita yang berprofesi sebagai sekretaris itu tidak ingin Queen melihatnya dalam keadaan yang berantakan."Tidak ada apa-apa Queen, papa sama tante Mira sedang ada pekerjaan penting yang harus segera diselesaikan," ucap Eddy sambil berusaha menghalangi pandangan Queen agar tidak melihat Miranti yang masih terlihat berantakan dan belum selesai merapikan pakaiannya."Kata Mama, Papa jangan sampai lupa minum obat!" sahut Queen yang ingat dengan baik maks
Read more

52. Kejujuran Queen

“Mama!” teriak Queen saat mobil yang dikemudikan Rania hampir saja menabrak pohon di pinggir jalan. “Mama, Queen takut,” sambung Queen yang mulai menangis. Beruntung baik Queen maupun Rania menggunakan sabuk pengaman, sehingga kejadian yang tidak terduga tersebut tidak berakibat fatal. Ibu dan anak itu melampiaskan rasa takut dengan cara yang berbeda. Jika Queen menangis sejadinya, maka Rania justru hanya terdiam. Tatap mata Rania terlihat nanar, tangannya pun masih bergetar dan napas menderu tidak beraturan. Kata demi kata yang baru saja terlontar dari mulut Queen benar-benar membuat Rania sangat kaget dan syok. Bagaimana tidak, apa yang diucapkan oleh putrinya adalah sesuatu yang seharusnya tidak boleh dilihat dan tidak boleh diketahui oleh anak yang masih berusia lima tahun itu. "Queen, katakan pada mama jika Apa yang kamu katakan itu tidak benar!" ucap Rania setelah mampu mengendalikan dirinya. Ibu dua anak itu mengguncang pundak putrinya. "Tapi Queen tidak bohong, Ma!" sahut
Read more

53. Terbongkar

“Bagaimana kabar Queen?” tanya Miranti sambil mengeringkan rambutnya dengan hair dryer. “Dia bisa dipercaya kan, Pak?” sambung Miranti yang tetap merasa waswas jika sampai hubungan terlarang yang sedang mereka jalani sampai ketahuan.“Tenang saja,” jawab singkat Eddy sambil merapikan pakaiannya. “Queen itu anaknya penurut, dia tidak mungkin sampai bicara kepada mamanya. Aku sudah memberinya banyak hadiah untuk tutup mulut. Paling juga sebentar lagi dia lupa dengan apa yang telah dia lihat.” Eddy berusaha untuk meyakinkan dan menenangkan hati Miranti.Hubungan terlarang yang terjalin antara Eddy dan Miranti sudah terjalin hampir satu tahun. Tekanan atas pekerjaan membuat keduanya membutuhkan kesenangan untuk menurunkan ketegangan, dan tampaknya atasan dan sekretarisnya itu telah menempuh jalan yang salah.Saat ini perusahaan Eddy sedang berkembang pesat dan memberikan keuntungan yang berlimpah. Hal itu membuat ayah dua anak menjadi lepas kendali, sehingga merasa uangnya tidak akan habi
Read more

54. Tidak Bisa Mengelak Lagi

“Dari mana saja kalian?” tanya Rania yang berusaha tetap tenang meskipun hatinya sedang bergemuruh seperti gunung berapi yang mau meletus. “Aku lihat tadi beberapa kepala divisi sudah kembali dari rapat.”Dari gelagat Eddy dan Miranti yang salah tingkah Rania menduga jika kedua tidak pernah menduga kedatangnya ke kantor tersebut. Bahkan Miranti terlihat menunjukkan sikap yang selalu menghindar untuk beradu tatap dengan dirinya.Rania mendekat ke arah di mana Eddy dan Miranti berdiri berdampingan. Semakin mendekat, Rania semakin mencium harum semerbak sabun dan shampoo dari hotel seperti yang pernah dia dapatkan saat menjalani liburan keluarga. Setelah bekerja sekian jam lamanya, Eddy dan Miranti justru terlihat begitu segar dan cerah seperti habis mandi, dan hal itu tidak luput dari pengamatan Rania.Tatap mata Rania seolah tidak ingin absen dari sang suami dan juga sekretarisnya. Ibu dua anak itu mencoba untuk menguatkan dirinya menghadapi segala kepahitan yang terasa begitu dekat di
Read more

55. Mempermalukan Pelakor

“Fitnah keji apa ini?” tanya Eddy mencoba untuk memulai sandiwara untuk menyangkal semua tuduhan yang telah dilontarkan oleh Rania.“Kau mau menuduh Queen memfitnahmu?” tanya balik Rania yang berusaha untuk tetap tegar di hadapan Eddy dan Miranti.“Queen masih kecil, dia tidak tahu apa-apa.”“Dia anakku, dan aku tahu kalau dia tidak berbohong,” sahut Rania dengan tegas.Rania menghela napas dan mengalihkan pandangannya. Dengan gerakan tangan yang terlihat kasar, Rania menyeka air mata yang mulai jatuh bercucuran."Apa kau pikir aku bodoh, yang akan dengan gegabah menuduhmu tanpa mencari bukti terlebih dahulu?” Aku menemukan ini di laci kerjamu, dan aku tahu bukan merk ini yang selama ini kita pakai," ucap Rania sambil menunjukkan kemasan alat pengaman pria yang sudah terbuka dan sepertinya isinya pun sudah berkurang.Eddy terdiam sejenak, ekspresinya berubah menjadi cemas. "Rania, biar aku jelaskan ....""Tidak perlu," potong Rania dengan tegas. "Bagiku sudah cukup bukti yang aku liha
Read more

56. Mencari Kebahagiaan Sendiri

Eddy sadar kesalahanan yang telah dia lakukan sangatlah besar dan mungkin tidak termaafkan lagi, tetapi ego dan harga dirinya sebagai seorang suami terasa tersentil oleh ucapan Rania yang membuat kantornya heboh tiba-tiba. Penghinaan yang Rania lontarkan untuk Miranti tentu bukan hanya menjatuhkan mental perempuan yang hampir satu tahun ini menjadi selingkuhannya, tetapi juga membongkar aib yang seharusnya tersimpan rapat.Dengan amarah yang bergemuruh di dada Eddy melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi, berharap bisa segera tiba di rumah dan memberikan pelajaran kepada Rania. Apa yang terjadi kantor tadi membuat para pegawai memandang rendah kepada Eddy yang seharusnya dipandang hormat karena menjadi orang yang telah memberi pekerjaan dan membayar tenaga mereka.Setelah tiba di rumah, Eddy langsung mencari keberadaan Rania. Eddy merasa jika dia harus bisa segera menyelesaikan masalah dalam rumah tangga, Ayah dua anak itu tidak ingin jika dirinya tidak bisa fokus dalam bekerja dan
Read more

57. Diratukan atau Dihinakan

“Bagi saya apa yang telah dilakukan oleh Ageng saat ini adalah sebuah pengkhianatan,” ujar Erick yang merupakan teman baik Davianna. Dia merasa tidak terima dengan kenyataan jika ternyata Ageng telah menikmati malam pertamanya dengan Queen.“Ini bukan masalah uang yang harus aku bayarkan. Oke yang namanya kalah taruhan memang sudah seharusnya membayar kepada yang menang, tapi ini tentang kesetiaan Ageng kepada Davi,” sambung Erick di hadapan Bryan, Cyrus dan Derian.Tiga sahabatnya tampak memiliki tanggapan yang berbeda-beda. Namun, satu alasan yang menyangkut hubungan antara Ageng dan Queen, tampaknya baik itu Bryan, Cyrus atau pun Derian sepakat jika apa yang dilakukan oleh Ageng bukanlah sebuah kesalahan.“Yang harus kamu ingat, Ageng dan Queen adalah pasangan suami istri yang sah menurut hukum negara dan agama.” Cyrus mencoba mengingatkan Erick tentang hubungan antara Ageng dan Queen. “Jadi tidak ada kesalahan apa pun yang mereka lakukan jika mereka mau bercinta berapa kali sehari
Read more

58. Makan Malam

Di tengah kesibukannya memasak makan malam, Ageng harus menerima gangguan berupa telepon dari Erick, sahabat yang terakhir bertemu saat pernikahannya dengan Queen. Tentu ada rindu, yang terasa setelah lama tidak bertemu dan bertegur sapa meski hanya melalui media online. Kesibukan membuat mereka tidak sempat untuk saling berkomunikasi, meskipun hanya sekedar say hello saja."Hai, Bro! Kamu sekarang lagi di Indonesia?" tanya Ageng yang merasa mendapat kejutan dari sahabatnya, sosok yang telah memperkenalkan dirinya dengan Davianna.“Iya, ada beberapa urusan penting yang harus aku selesaikan di sini.” Suara balasan dari Erick terdengar sangat jernih di ponsel canggih Ageng, mungkin juga didukung oleh sinyal yang begitu bagus di apartemen tersebut.“Proyek baru?” tanya Ageng mencoba menebak alasan kedatangan Erick ke Indonesia, karena setelah menikah Erick bekerja dan menetap di Australia.“Salah satunya,” jawab Erick sedikit terjeda, seperti sedang mencari alasan tambahan. “Selain itu j
Read more

59. Rasa yang Tidak Tersisa

“Terima kasih,” ucap Ageng sebagai tanda terima kasih atas pelayanan Queen yang begitu memuaskan baginya. Bahkan tidak lupa dia melabuhkan kecupan hangat di dahi sang istri yang masih terlihat sisa-sisa keringat setelah pertempuran yang entah sudah berlangsung berapa ronde itu.“Itu sudah tugasku,” jawab Queen yang berusaha tetap melemparkan senyum dengan sisa-sisa tenaga yang ada. “Kau sudah membayarku dengan ….”Ageng langsung membungkam mulut Queen dengan melabuhkan bibirnya. Calon penerus Wardana Group itu merasa tersentil setiap kali Queen membicarakan masalah bayaran dan profesionalitas dirinya sebagai seorang istri sementara.“Yang kau dapatkan dari aku bukanlah bayaran, mahar dan nafkah yang kuberi sudah menjadi hakmu sebagai istriku.”“Sampai Davi datang,” sahut Queen dengan mata yang hampir terpejam karena mengantuk dan lelah.Ageng menarik tubuh Queen ke dalam pelukannya, ada perasaan yang dia tidak tahu ap aitu artinya, yang jelas dia merasa tidak rela untuk melepas dan ja
Read more

60. Dilema Cinta Ageng

“Bagaimana kabar Megan?” tanya Ageng kepada Erick sebelum memasukkan makanan ke dalam mulutnya.“Geng! Kita sedang membicarakan hubunganmu dengan Davi, jadi jangan mencoba untuk mengalihkan pembicaraan!” Bagaimana pun“Apakah kau mencintai Megan?”Sebenarnya pertanyaan yang Ageng lontarkan tidak membutuhkan jawaban. Karena selain Cyrus yang dikenal sebagai suami takut istri di sirkel persahabatan mereka, ada juga Erick yang dikenal paling setia terhadap pasangannya. Erick sudah menjaga Megan sejak mereka masih muda, bahkan Erick menikahi Megan setelah menjalani operasi pengangkatan kista. Uang memang bukan segalanya, tetapi dengan uang Erick dan Megan bisa menjalani proses bayi tabung, sehingga kini mereka sudah memiliki dua anak yang lucu-lucu.Sementara itu Erick terdiam kala menyadari kemana arah pembicaraan Ageng. Erick menghembuskan napas secara kasar lalu menggelengkan kepala, merasa betapa berat dan sulitnya untuk mengarahkan hati Ageng kembali kepada Davianna. Tampaknya sahaba
Read more
PREV
1
...
45678
...
42
DMCA.com Protection Status