Home / Romansa / Pesona Istri Sementara Tuan Muda / Chapter 41 - Chapter 50

All Chapters of Pesona Istri Sementara Tuan Muda : Chapter 41 - Chapter 50

419 Chapters

41. Poli Kandungan

Queen mengerutkan dahinya saat melihat jumlah saldo dari tabungannya. Tampak ada dua transaksi dana masuk dalam jumlah yang tidak sedikit. Queen menghembuskan napas ke atas hingga membuat rambut poninya bergerak.Untuk saat ini, Queen tidak tahu apakah dia harus bersyukur atau menyesal atas limpahan uang yang masuk ke dalam rekeninganya. Empat setengah miliar dana masuk ke rekeningnya di hari yang sama, tetapi itu semua harus dia bayar dengan kehilangan keperawanannya. Ya, dia melepasnya kepada pria yang tidak menginginkannya, itulah penyesalan terbesar yang dirasakan oleh Queen.Queen melihat kea rah penanda waktu yang ada di ponselnya. Hari ini ada hal penting yang harus segera dia lakukan, sebelum izin liburnya habis. Ya, Queen harus mendapatkan surat izin sakit dari seorang dokter sebagai bukti jika dia benar-benar sakit dan tidak membohongi bos tempatnya bekerja.“Sudah rapi?” tanya Ageng sambil mengeliat kala baru bangun dari tidurnya.“Ya, aku ada perlu sebentar,” jawab Queen s
Read more

42. Lunas

@Bryan Hutama[ Lunas ]@Queen Savita[ Terima kasih ]Singkat, itulah percakapan melalui pesan antara Queen dan Bryan. Keduanya tampak bingung akan membicarakan apa lagi. Terutama Queen, untuk membicarakan hal tersebut terasa sangat memalukan. Dia merasa beruntung, tanpa harus menagih, Bryan dan teman-temanya sadar diri untuk langsung mentransfer uang taruhan tersebut.Dalam hati sebenarnya, Queen ingin bertanya, dari mana Bryan bisa mengetahui jika dia dan Ageng telah melakukan hubungan suami istri. Ada kecurigaan pada diri Queen jika Ageng tanpa rasa malu menceritakan semua yang terjadi malam itu kepada teman-temannya. Queen hanya mendengus kasar, saat membayangkan Ageng berbicara tentang durasi, gaya bercinta mereka, atu juga tentang keperawanan. Entah mau ditaruh di mana mukanya saat bertemu dengan teman-teman suaminya nanti.Tiba-tiba terdengar suara dering ponsel Queen meraung-raung, menandakan ada panggilan yang masuk. Nama Bryan terpampang jelas di layar ponsel milik Queen. D
Read more

43. Keinginan Laras

Queen hanya tersenyum sumir menanggapi apa yang dilakukan oleh Rania. Perhatian yang sama sekali tidak mampu menyentuh hati Queen yang terasa sudah membeku kepada sang mama.“Anda tidak perlu mengkhawatirkan saya, seharusnya Anda lebih khawatir kalau sampai suami Anda tahu jika kita bertemu.” Queen menunjukkan sikap dingin dan sinis, istri dari Ageng Jati Wardana itu tidak bisa pura-pura menerima kehadiran Rania di dekatnya.Kata demi kata yang meluncur dari bibir Queen terasa bagaikan tamparan bolak balik dari pipi kanan berganti ke pipi kiri bagi Rania. Setelah sekian lama mereka terpisah, ternyata tidak mudah untuk bisa mengembalikan kedekatan antara ibu dan anak tersebut.Benar saja, tidak lama kemudian muncul Surya Wijaya yang berjalan dengan terburu-buru menghampiri Rania. Gurat wajah yang tidak bersahabat terlihat jelas pada Surya yang memang sedari dahulu tidak menyukai anak-anak Rania dari suami pertamanya.“Dokter sudah menunggu kita, ayo!” Dengan mengabaikan keberadaan Quee
Read more

44. Nafkahnya Ditambah

Queen terkejut saat merasakan ada tangan yang tiba-tiba membelit pinggangnya saat dia sedang membuat mie instan di pantry. Hanya terkejut saja, karena dia sudah bisa menduga siapa orang yang melakukan hal tersebut.“Ada masalah?” tanya Queen saat semakin merasakan berat beban di pundaknya kala Ageng dengan manja meletakkan kepalanya di sana.Ageng mengernyitkan dahinya menatap makanan yang saat ini sudah matang dan mengebulkan uap panas di hadapan Queen. Ageng menganggap menu makan siang Queen sungguh tidak sehat dan tidak layak bagi istri seorang CEO.“Mau dibuatkan?” tanya Queen yang menduga jika Ageng juga sama berseleranya dengan makanan yang sering dia nikmati saat masih tinggal di rumah kost bersama Naya.“Tidak, aku sudah banyak makan karbo hari ini. Apa ini baik untuk kesehatanmu?” tanya balik Ageng yang merasa tidak senang dengan pola makan Queen.“Bagiku semua makanan baik untuk kesehatan, selama kita makan secara berlebihan.”Ageng menganggukkan kepalanya, lalu mencicipi mi
Read more

45. Menikmati Kebersamaan

Semua masalah yang berhubungan dengan perusahaan dapat dengan mudah diselesaikan oleh Ageng. Namun tidak dengan masalah yang berhubungan dengan hatinya, yang kini mulai terusik oleh keberadaan Queen di sampingnya.Meskipun baik Queen maupun Ageng tidak pernah berbicara tentang cinta, meskipun keduanya sepakat untuk tidak memiliki anak bersama, tetapi tidak bisa dipungkiri jika mereka merasa nyaman saat bersama.Setelah malam pertama yang penuh gelora, Ageng dan Queen rutin melakukan hubungan suami istri meskipun hanya untuk sekedar melepas hasrat dan memenuhi kebutuhan biologis mereka. Namun, tidak bisa mereka pungkiri jika hal itu membuat hubungan mereka semakin dekat dan akrab. Keduanya menjadi tidak sungkan lagi untuk berbincang tentang hal-hal yang bersifat pribadi dan bercanda dengan penuh tawa.Seperti saat ini Ageng dan Queen belanja kebutuhan harian bersama layaknya pasangan suami istri yang bahagia. Buah dan sayur menjadi bahan makanan utama yang menjadi incaran mereka. Queen
Read more

46. Menghadapi Bersama

Setelah mengakhiri pembicaraan melalui ponselnya, Ageng melangkah dengan gontai menghampiri Queen. Lagi dan lagi dia memeluk istrinya itu dari belakang, tetapi saat ini Ageng terlihat kurang bersemangat seperti sebelumnya.Beruntung saat Ageng datang semua masakannya sudah matang semua, sehingga Queen hanya tinggal mematikan kompor saja. Queen membalikkan tubuhnya hingga kini dia bisa melihat wajah Ageng yang sepertinya sedang diselimuti masalah.“Ada masalah?” tanya Queen mencoba menunjukkan kepeduliannya kepada Ageng. “Ini tentang Davi?”Ageng menggeleng lemah, lalu melabuhkan bibirnya dan memagutnya dengan kasar dan rakus. Queen terlihat sangat kepayahan untuk meladeni sikap Ageng. Queen merasa bukan nafsu brutal yang sedang Ageng salurkan kepadanya, tetapi sebuah rasa putus asa yang Queen tidak tahu penyebabnya.“Geng!” panggil Queen dengan suara lirih dan napas yang terengah-engah, sesaat setelah Ageng melepaskan pagutannya. “Apa yang terjadi dengan Davi? Apakah dia mengetahui ap
Read more

47. Tidak Senikmat Biasanya

“Tanda-tandanya di sini, Ma!” sahut Ageng sambil memutar tangannya di atas perutnya.“Maksudnya apa?” tanya Laras menduga jika Ageng saat ini sedang mengalami ngidam. Suatu hal yang katanya disebabkan saking cintanya seorang lelaki terhadap istrinya hingga membuatnya yang mengalami ngidam di saat istri sedang hamil.“Lapar, Ma! Sudah dari tadi perutku bunyi,” jawab Ageng sambil mengeluarkan kekehan dari mulutnya.Laras mendengus kasar dengan tatap mata yang terlihat berubah saat melihat ke arah Queen. Tatap mata yang biasanya penuh kasih, kini berubah menjadi tajam penuh intimidasi dan ancaman.Queen tidak berani lagi menatap ke arah Laras, dan hanya menundukkan kepalanya saja. Queen merasa guyonan yang diucapkan Ageng adalah sebuah kesalah besar untuk mengawali pembicaraan dengan Laras yang sedang meninggikan harapannya tentang keturunan yang akan lahir hadir dari mereka.Ageng menyadari ketakutan yang saat ini sedang dirasakan oleh Queen. Dengan lembut Ageng mengusap punggung tangan
Read more

48. Tantangan Laras

Tidak ingin mengecewakan Laras yang sudah menyiapkan makan malam istimewa untuk dirinya, Ku ingin mencoba memaksa untuk menjedakan potong demi potong steak tenderloin ke dalam mulutnya. Hitung-hitung sebagai sumber energi untuk menghadapi badai yang akan ditiupkan oleh sang ibu mertua.Setelah makan malam berakhir kini mereka sudah pindah ke ruang keluarga, agar perbincangan mereka lebih terasa santai. Ageng selalu memegang tangan Queen, untuk menenangkan dan memberi kekuatan kepada sang istri."Papa sama Mama menekan atau memaksa kalian untuk segera memiliki momongan, hanya hanya saja Papa dan Mama ingin mendengar alasan dari kalian," ucap Arya Suta mengawali perbincangan."Kalau alasan kamu adalah kesibukan di perusahaan, sudah pasti tidak ada habisnya selama perusahaan kita masih tetap berjalan," sahut Laras seolah tidak memberi kesempatan kepada Agung dan Queen untuk mencari alasan."Untuk urusan di Kalimantan sudah di handle dengan baik oleh Danu. Lalu ... apalagi yang menjadi ma
Read more

49. Kau Bisa Mengandalkan Kami

Mungkin untuk sebagian besar istri akan sangat senang dan bahagia saat berangkat kerja diantar oleh sang suami. Namun tampaknya hal itu tidak berlaku pada Queen, Apalagi setelah si Bos mengungkapkan harga mobil yang biasa dibawa Ageng untuk mengantarnya."Queen Tahu nggak kamu?" tanya si Bos saat menghampiri Queen di kubikelnya. "Kalau saya jual semua mobil yang saya punya, itu belum cukup untuk membeli mobil punya suamimu, bahkan untuk yang second sekalipun."Jujur, pengakuan si Bos membuat Queen merasa tidak nyaman. Mulai saat itu, Queen selalu janjian dengan Ageng di tempat yang sedikit jauh dari ruko tempat kerjanya. "Mobil baru, Queen?" tanya si Bos saat melihat mobil mewah yang terparkir di depan ruko miliknya. Dan kebetulan orang di dalamnya menanyakan keberadaan Queen."Katanya kalian sudah janjian buat makan siang bareng," sambung si Bos sambil memperhatikan mobil mewah yang sudah menjadi impiannya sejak muda.Queen mengernyitkan dahinya, karena merasa tidak ada janji dengan
Read more

50. Mike yang Memaksa

Bagi Queen kata-kata manis yang keluar dari mulut Mike adalah sebuah kebohongan besar. Karena selama ini baik Rania maupun keluarga Surya Wijaya tidak pernah peduli kepada dirinya."Berapa bulan kau menikah dengan Ageng? Dan sekarang perusahaan papamu sudah kembali dalam keadaan kolaps," ucap Mike memberi informasi tentang perusahaan keluarga yang dipimpin oleh Edi Rahmayadi."Mereka masih punya Rani untuk dijual, apa yang mereka takutkan?" tanya Queen yang menunjukkan sikap tidak peduli dengan informasi yang diberikan oleh Mike."Rani?" Mike mengernyitkan dahinya seolah ingin tahu tentang sosok yang namanya baru disebut oleh Queen."Ya, Rani. Anak Papa dengan istri barunya. Sekarang dia sudah kelas tiga SMA, sudah besar lah. Siap untuk dinikahkan.""Queen!" panggil Mike dengan suara yang sendu.Mike mencoba untuk kembali menyentuh tangan Queen, tetapi kali ini dengan sigap Queen menurunkan tangannya hingga ke bawah meja."Tidak ada yang perlu Kak Mike khawatirkan tentang diriku, ak
Read more
PREV
1
...
34567
...
42
DMCA.com Protection Status