Queen mencium kening sang papa. Entah, kapan terakhir kalinya mereka bisa sedekat ini, Queen sudah lupa."Selamat malam, Papa," bisik Queen sebelum beranjak pergi. Miranti mengikutinya keluar kamar, menutup pintu perlahan.Seharusnya Queen mendengarkan ucapan Ageng. Kedatangannya malam ini terasa sia-sia dan hanya menyisakan luka. Dia tetap tidak bisa berbicara dengan sang papa yang saat ini sedang istirahat. Bahkan Queen tidak melihat adanya lelehan air mata dari sudut mata Eddy saat dia tinggalkan tadi.Di ruang tamu, Ageng menunggu dengan sabar. Queen berjalan menghampirinya, matanya masih merah dan basah. Tanpa berkata-kata, Ageng merangkul Queen, memberikan kekuatan dalam diam. Mereka meninggalkan rumah itu, membawa beban perasaan yang begitu berat.Selama perjalanan Queen hanya diam dengan tatap mata nanar keluar. Belum pernah Ageng melihat Queen sesedih ini. Ageng sama sekali tidak menduga jika dalam diamnya selama ini, ternyata Queen sangat menyayangi sang papa, atau mungkin l
Baca selengkapnya