Semua Bab Pesona Istri Sementara Tuan Muda : Bab 211 - Bab 220

419 Bab

211. Gangguan dari Rey

Bersama waktu, Queen mulai terbiasa dengan segala rutinitas mengurus perusahaan. Dia tahu, Ageng sudah mengorbankan banyak asetnya untuk membuat perusahaan yang dahulu milik papanya untuk tetap bisa beroperasi dan tidak mengamali kebangkrutan. Queen akan menjaga kepercayaan yang diberikan oleh Ageng dengan berusaha melakukan yang terbaik yang dia bisa, dia tidak akan mengecewakan Ageng.Pagi itu, tubuh Queen terasa lebih lelah dari biasanya. Demam yang sejak semalam mulai mengganggu, kini semakin terasa. Meski berat, Queen tetap berusaha untuk bangkit dari tempat tidurnya. Tidak ingin bersikap manja di hadapan Ageng."Kau demam, sebaiknya istirahat dulu," ucap Ageng, suaranya penuh perhatian.Queen tersenyum tipis. "Hari ini ada meeting dengan klien baru, aku harus bersikap profesional. Ini kesempatan yang bagus untuk perusahaan kita."Ageng menggeleng pelan, matanya menyiratkan kekhawatiran. "Kesehatanmu lebih penting."Queen menghela napas panjang. "Semua penting, Geng. Makanya kita
Baca selengkapnya

212. Rendah Diri

Queen sudah mengambil keputusan untuk memperbaiki rumah tangganya dengan Ageng. Itu artinya dia tidak hanya menerima Ageng sebagai pendamping hidupnya, tetapi juga menerima semua anggota keluarganya, termasuk Laras yang selama ini menunjukkan sikap tidak suka terhadap dirinya.Queen sadar, dia memiliki andil atas kerenggangan hubungannya dengan sang ibu mertua. Meskipun memiliki alasan yang kuat, tetapi Queen tidak bisa mengungkapkan semua itu di hadapan Laras. Queen akan berusaha meluluhkan hati Laras dengan perlahan dan penuh kesabaran. Meski harus meredam semua rasa tidak nyaman yang sering timbul saat mereka berdekatan.Selama ini Ageng melarang Queen menemui Laras sendiri karena tidak ingin dua perempuan yang dia sayangi sampai terlibat masalah yang akan mempengaruhi hubungan dalam keluarga. Tetapi tampaknya kali ini Queen tidak mengindahkan peringatan suaminya tersebut, dia memberanikan diri untuk menemui ibu mertuanya sendiri di rumah keluarga Wardana.Undangan dari Laras tidak
Baca selengkapnya

213. Jangan Tinggalkan Aku!

Hari yang begitu berat bagi Queen, pertemuan dengan Laras sungguh menguras seluruh energi dan konsentrasinya. Hingga membuatnya tidak kembali ke kantor dan memilih untuk kembali ke apartemen untuk istirahat.Setelah tiba di apartemen, dengan langkah yang tertatih dan tergesa-gesa. Queen menuju ke wastafel. Karena perutnya terasa mual, Queen langsung mengeluarkan seluruh isi perutnya. Tiba-tiba tubuhnya lemah tak berdaya.Ada dorongan untuk menghubungi Ageng, tetapi Queen tidak ingin mengganggu pekerjaan Ageng. Setelah membersihkan mulutnya, Queen melangkah dengan perlahan menuju ke kamar.Di kamar, Queen hanya melepas sepatu sebelum akhirnya merebahkan tubuh di atas ranjang. Matanya terasa berat. Dia ingin terlelap barang sejenak dan berharap ketika bangun nanti, tubuhnya sudah sehat kembali.Sementara itu di tempat yang berbeda, di ruang kerjanya, Ageng terus terbayang akan keadaan Queen, hingga membuatnya tidak bisa fokus dalam bekerja. Berkas menumpuk yang seharusnya sudah dia tand
Baca selengkapnya

214. Ratu dalam Hidupku

Dengan telaten dan penuh kasih sayang Ageng merawat Queen. Setelah minum obat dan kompres air hangat suhu tubuh Queen berangsur menurun. Tetapi Ageng belum bisa merasa tenang, benak Ageng dipenuhi dengan pertanyaan tentang pertemuan Queen dan Laras.Tatap mata Ageng tidak absen Queen, sementara tangannya memainkan ponsel. Ada keinginan di dalam hati untuk menghubungi sang mama, untuk mengetahui pembicaraan yang terjadi saat pertemuan Queen dengan sang mama.Akal sehat masih membimbing Ageng untuk tetap bersabar. Dia tahu jika dia menghubungi sang mama saat ini juga, bisa menimbulkan salah paham yang akan memperburuk hubungan antara Queen dengan sang mama.Ageng memutuskan untuk menghubungi Arum. Untuk saat ini Ageng merasa membutuhkan seseorang untuk diajak bicara, dia berharap sang kakak akan memberi saran yang akan meringankan beban pikirannya.Tidak butuh waktu yang lama, panggilan dari Ageng mendapat jawaban dari sang kakak.“Halo Geng! Bagaimana keadaan Queen?” Dari seberang, ter
Baca selengkapnya

215. Panggilan Pagi Hari

Kehangatan dan perhatian yang diberikan oleh Ageng mampu membuat Queen tertidur dengan pulas. Malam ini, Ageng tetap berjaga di sisi Queen, hingga dia memastikan jika istrinya mendapatkan istirahat yang cukup. Tetapi, tampaknya setelah hari berganti dan pagi menjelang segala upaya itu terasa sia-sia.Queen terbangun dengan perasaan mual yang tak tertahankan. Dia menggeliat di tempat tidur, merasakan perutnya yang bergejolak, sebelum akhirnya terbangun dan bergegas ke wastafel. Di sana, dia memuntahkan seluruh isi perutnya.Suara yang ditimbulkan memecah keheningan pagi, mengganggu tidur Ageng yang baru beberapa jam lalu terlelap. Ageng terbangun, merasakan dorongan kuat untuk segera membantu istrinya. Dia bergerak cepat dari tempat tidur, langkahnya mantap menuju sumber suara."Queen!" panggil Ageng dengan nada cemas, mendekati istrinya yang sedang berdiri lemah di depan wastafel. Dia mengumpulkan rambut Queen ke belakang agar tidak terkena muntahan, lalu penuh perhatian Ageng memijat
Baca selengkapnya

216. Kamu Hamil?

“Queen, ini ….”“Ya Om,” sahut Queen, setelah beberapa saat dan Surya Wijaya tidak segera melanjutkan ucapannya."Queen, saat ini kami sedang berada di rumah sakit ....” Terdengar hembusan napas secara kasar, tampaknya Surya Wijaya merasa kesulitan untuk menyampaikan kabar kepada Queen. “Hasil kemoterapi mamamu tidak seperti yang kita harapkan. Mereka mengatakan bahwa tidak ada banyak perbaikan."Kata-kata itu menghantam Queen seperti pukulan keras. Dia terdiam, mencoba mencerna apa yang baru saja didengarnya. Kemoterapi adalah harapan bagi sang mama untuk bisa sembuh dari kanker yang dideritanya. Lalu langkah apa lagi yang harus mereka tempuh untuk penyembuhan Rania?"Bisakah kau datang hari ini?" Terdengar keraguan dari nada bicara Surya Wijaya yang harus kembali memohon kepada Queen. "Mamamu sangat ingin bertemu denganmu."Queen tahu dia tidak bisa menunda. Meskipun tubuhnya masih lemah dan mual, hatinya dipenuhi dengan rasa tanggung jawab dan kasih sayang yang mendesak. Tanpa berp
Baca selengkapnya

217. Di Rumah Sakit

Bryan berdiri di tepi tempat tidur, merapikan jasnya dengan teliti. Ponsel di meja samping ranjang terus berdering, namun Victoria hanya menggeliatkan badan, enggan bangun dan menjawabnya."Sejak tadi ponselmu berdering," ucap Bryan sambil memeriksa dirinya di cermin besar di sudut ruangan. "Tampaknya sangat penting sampai-sampai cinta pertamamu menghubungimu berulang-ulang."Victoria hanya tersenyum malas, menutupi wajahnya dengan bantal, seolah tidak peduli dengan panggilan itu.Bryan mendekat, senyum menggoda terukir di wajahnya. "Hubungi balik pacarmu. Nanti aku antar kau pulang. Aku tidak ingin ada salah paham."Victoria membuka mata dan menatap Bryan, bibirnya membentuk senyuman menantang. "Kamu cemburu?"Bryan menatap gadis itu dengan senyum menyeringai, lalu duduk di tepi ranjang. Dengan lembut, ia merapikan rambut Victoria yang acak-acakan.Bryan memang terkenal seorang playboy yang sering gonta ganti pasangan, tetapi dia selalu memilih perempuan dewasa yang sudah bisa bertan
Baca selengkapnya

218. Di Sampingmu

Queen tertegun, tak menyangka akan bertemu dengan Laras dan Arya Suta di saat seperti ini. Mereka berdiri di depan pintu keluar rumah sakit, wajah mereka menampilkan campuran kekecewaan dan kemarahan. Perut Queen terasa bergejolak lebih dari sebelumnya, tetapi bukan karena mual, melainkan karena kecemasan yang tiba-tiba menyeruak.“Ma! Pa!” Queen terlihat gugup, tidak tahu harus bagaimana menghadapi kedua mertuanya tersebut.Laras menatapnya dengan tajam, tidak ada belas kasihan di matanya. “Jadi ini yang kamu lakukan di belakang Ageng?”“Ma!” Queen menggelengkan kepala, air mata mulai menetes. “Bukan seperti itu, Ma.”Laras tidak memperdulikan tangisannya. “Aku selalu tahu kamu tidak bisa dipercaya. Ageng telah mengorbankan banyak hal untukmu, dan ini balasanmu?”Queen merasakan darahnya mendidih. Dia tahu Laras tidak pernah sepenuhnya menerimanya sebagai menantu, dan sekarang dia harus menghadapi tuduhan yang tidak berdasar. Dia ingin membela diri, tetapi kata-kata seakan tersangkut
Baca selengkapnya

219. Kabar Mengejutkan

Dengan tangan yang gemetar, Ageng menyalakan mesin mobilnya dan melajukan kendaraan dengan kecepatan tinggi. Jalanan terasa seperti labirin yang tak berujung, tetapi dia memaksa dirinya tetap fokus.Pikiran Ageng dipenuhi bayangan Queen yang pingsan, sendirian di rumah sakit. Apakah ini akibat dari penyakitnya? Apakah dia terlalu lelah atau stres? Perasaan bersalah mulai merayap masuk, menyadari bahwa dia tidak ada di sana untuk mendukungnya.Setiap lampu merah terasa seperti penghalang yang kejam. Setiap detik berlalu terlalu lambat. Ageng berusaha keras menahan emosinya, tetapi cemas dan khawatir semakin mengguncang hatinya.Akhirnya, rumah sakit terlihat di kejauhan. Ageng mempercepat laju mobilnya, mencari tempat parkir terdekat. Setelah menemukan tempat parkir, dia berlari masuk ke dalam gedung, melewati lorong-lorong yang terasa begitu panjang.“Pa! Ma!” Ageng segera menghampiri Arya Suta dan Laras berdiri di luar ruang gawat darurat.Wajah mereka terlihat serius dan penuh kekha
Baca selengkapnya

220. Bahagia dan Curiga

Kehamilan Queen adalah kabar yang sangat dinantikan oleh Ageng. Tetapi saat kabar baik itu menggetarkan gendang telinganya, sulit bagi Ageng untuk mempercayai hal tersebut."Istri saya hamil?" tanyanya dengan mata membelalak.Dokter mengangguk. "Ya, hamil. Ini mungkin yang menjadi salah satu penyebab kelelahan dan stresnya Ibu Queen. Masa-masa awal kehamilan bisa sangat berat bagi beberapa wanita, terutama jika mereka sudah mengalami kelelahan dan stres sebelumnya.""Tapi Dok! Bagaimana mungkin istri saya bisa hamil?" Ageng bertanya lagi, kebingungan tampak jelas di wajahnya.Dokter yang memeriksa Queen pun terpengaruh dengan pertanyaan yang baru saja Ageng lontarkan. Biasanya seorang suami akan sangat bahagia saat mendengar jika istrinya sedang hamil. Hingga hal tersebut membuat sang dokter mengangkat kedua alisnya."Selama ini istri saya menggunakan IUD, jadi bagaimana mungkin dia bisa hamil?" lanjut Ageng, suaranya mengandung nada putus asa."IUD?" tanya balik sang dokter, lalu dia
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
2021222324
...
42
DMCA.com Protection Status