Share

196. Penolakan Queen

Eddy duduk di kursi roda, sinar matahari pagi menyinari wajahnya yang terlihat lebih tua dan penuh lelah. Semilir angin membawa aroma bunga dari taman di sekitar mereka. Di sampingnya, Queen duduk dengan tatapan penuh kekhawatiran.

“Papa kehabisan modal lagi,” ucap Eddy dengan kepala yang tertunduk begitu dalam karena mau. Kata demi kata yang lirih terdengar hampir tertelan oleh suara burung yang berkicau dan gemericik air terjun buatan.

Queen menatap ayahnya dengan prihatin. “Aku ingat, Kak Rey pernah mengajukan pinjaman ke aku.”

Queen mengingat beberapa peristiwa yang telah berlalu. Mencoba merangkai benang merah kejadian demi kejadian.

Eddy menggelengkan kepala, matanya nanar mengingat Rey. “Anak itu… yang ada dipikirannya hanya uang saja.”

Eddy menghela napas panjang, terlihat jelas rasa putus asa di wajahnya. Rey, putra sulung yang dia harapkan mampu melanjutkan dan membesarkan perusahaan yang dia rintis sejak muda, justru menjadi orang yang perlahan-lahan menghancurkan impiannya
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status