Semua Bab Bukan Istri Pilihan Ibumu: Bab 91 - Bab 100
170 Bab
Harus cari Pekerjaan Lagi
“Selamat pagi sayang!” Sherly menyapa sembari memberikan senyum termanisnya pada Andra. Andra hanya menatapnya sebentar. Lalu kembali berkutat dengan pekerjannya. Andra sudah tahu kalau Sherly akan datang ke kantornya pagi ini. Karena Nita yang memberitahunya. Dan seperti yang Nita katakan, Andra harus berusaha menjaga sikapnya pada Sherly. Karena mengingat penyakit kanker darah yang diderita oleh wanita itu. Setidaknya begitulah yang selalu Nita tekankan pada Andra.“Tadi aku melihat Alana yang baru saja keluar dari ruang kerjamu. Kamu sudah memecatnya ‘kan sayang?” tanya Sherly. Wajahnya tampak begitu senang. “Bukan.  Dia mengundurkan diri dari pekerjaannya.” Andra menyahut.  Membuat Sherly menautkan alisnya.‘Oh. Jadi wanita itu mengundurkan diri? Aku pikir Andra yang sudah memecatnya.  Hmm.. pantas saja sekarang wajah Andra terlihat muram. Apa karena Andra tidak senang Alana
Baca selengkapnya
Merencanakan Pernikahan
“Aku akan telpon Virny dulu, Bu.  Biasanya jam segini dia belum tidur,” kata Alana sambil bangkit dari duduknya. Kemudian Alana menepuk pelan pundak Winarti, sebelum akhirnya masuk ke dalam kamarnya.Sementara itu, Ratna yang baru saja keluar dari rumah yang masih ditinggali oleh Alana dan keluarganya, kini segera masuk ke dalam mobil miliknya sambil tangannya merogoh ponselnya dari dalam tas. Ratna kemudian menempelkan ponsel itu ke telinga. Ia sedang mendial nomor seseorang.‘Hallo?’ suara seorang wanita terdengar dari seberang telpon.“Hallo, Mbak Sherly? Aku sudah bicara pada Alana dan keluarganya agar mereka segera mengosongkan rumah itu besok. Dan mereka setuju.  Jadi  besok Mbak Sherly bisa membeli rumah itu,” seru Ratna dengan wajah yang sumringah.Ya. Orang yang membeli rumah sewa milik Ratna dengan harga yang tinggi itu adalah Sherly. Sherly sengaja melakukannya agar ia bisa membuat Alana pin
Baca selengkapnya
Rehan Mengetahui Semuanya
Sementara Andra memilih menulikan telinganya dengan tetap fokus memasukan makanan ke dalam mulut.“Om setuju, Sherly. Lalu bagaimana dengan kamu, Andra? Apa kamu setuju dengan usul  Sherly?” Darma melemparkan pertanyaan pada Andra. Yang hanya menjawab dengan mengedikkan bahunya.“Terserah saja. Aku ikut apa yang kalian katakan,” jawab Andra tak acuh. Meskipun suaranya terdengar biasa saja. Arwen menatap Andra dan ia masih bisa menilai jika Andra masih menjadi satu-satunya orang yang merasa paling keberatan dengan pernikahan ini.Meskipun sebenarnya Arwen juga tidak terlalu mendukung pernikahan Andra dan Sherly karena Arwen tahu Andra tak bisa mencintai putrinya, tapi mengingat Sherly yang menderita penyakit parah membuat Arwen hanya bisa menurut saja pada kemauan putrinya itu.“Kan kita yang akan menikah, sayang.  Kenapa kamu malah bilang terserah.  Aku juga pasti butuh pendapat kamu. Siapa tahu kamu ingin k
Baca selengkapnya
Alana Hamil?
Alana menghembuskan napasnya pelan. Ia paham. Perasaan Rehan pasti akan hancur setelah mendengar kenyataan yang sebenarnya. Apalagi Rehan begitu menyayangi Danu. Mereka sudah seperti ayah dan anak. Rehan menganggap bahwa Danu adalah ayahnya sejak ia lahir. Lalu sekarang, sebuah kenyataan pahit telah memukul mimpi anak itu. Ternyata kenyataan tak semanis yang ia rasakan. “Mama minta maaf.”“Kenapa Mama tidak pernah bilang kalau Ayah Danu itu bukan Ayahnya Rehan? Rehan sayang sekali sama Ayah Danu. Rehan sudah cerita sama teman-teman di sekolah. Kalau Rehan punya ayah yang baik dan bekerja sebagai dokter. Tapi mereka tidak ada yang percaya. Kata mereka ayahnya Rehan tidak mungkin seorang dokter. Dan ternyata memang benar apa yang dibilang oleh teman-teman. Kalau Rehan memang tidak memiliki ayah yang bekerja sebagai dokter.” Rehan bangkit duduk. Menghadap Alana sambil bercerita dan menyeka air matanya.Alana m
Baca selengkapnya
Terbongkar Kebusukan Orang Tua Andra
“Apa? Alana hamil?” pekik Andra membuat kepala Nita dan Darma tertoleh kearah pintu.“Andra!”“Se-sejak kapan kamu berdiri di sana?!” Nita bertanya dengan wajah pucat pasi. Ia dan Darma sama-sama terkejut ketika mendapati Andra sudah berdiri di ambang pintu dan menatap mereka dengan pandangan menusuk.“Sejak kalian menceritakan tentang semua rencana busuk yang telah kalian buat padaku dan Alana!” geram Andra meninggikan intonasi suaranya.Nita meneguk ludahnya gelisah. Sementara Darma berusaha bersikap biasa saja meskipun ia mengumpat dalam hatinya. Seharusnya tadi Darma menutup pintu kamarnya dengan rapat. Sekarang ia sudah tertangkap basah oleh Andra. Kali ini, Andra pasti akan sangat marah padanya.“Kenapa kalian melakukan semua ini, hah?! Kenapa kalian tega menghancurkan rumah tangga anak kalian sendiri demi materi?! Demi kekuasaan! Jadi saat itu Alana sedang hamil, dan kalian malah mengusir
Baca selengkapnya
Penyesalan
“Kamu tega mau meninggalkan kami, Andra?” tanya Nita dengan mata yang berkaca-kaca.Sebagai seorang anak, Andra memang tidak suka melihat ibunya menangis. Akan tetapi hatinya sudah terlanjur remuk redam akibat perbuatan kedua orang tuanya di masa lalu.Hidupnya terlanjur hancur. Setelah Alana terenggut paksa dari dirinya. “Mama masih memiliki Papa. Sedangkan aku sudah tidak memiliki siapapun selain rasa sakit yang ada di dalam sini,” tunjuk Andra pada hatinya. Membuat Nita dan Darma tertegun melihatnya.Ada pancaran luka yang tergambar di raut wajah Andra. Dan baru kali ini Nita merasa hatinya ikut teriris. Selama ini ia tak pernah peduli dengan penderitaan yang Andra terima, karena Nita hanya tenggelam dalam kesenangannya.“Andra!” Nita kembali memekik. Saat Andra melanjutkan langkahnya dan terus berjalan tanpa mau mendengar teriakan Nita yang menyeru memanggil namanya.“Andra pergi, Pa! Dia p
Baca selengkapnya
Ingin Alana kembali dengan Andra
“Jadi Andra pergi dari rumah? Dan Om Darma juga Tante Nita malah membiarkannya begitu saja?” pekik  Sherly yang pagi ini datang ke rumah sakit untuk menjenguk Darma.Keliru. Sebenarnya yang ingin Sherly temui adalah Andra. Sherly pikir, Andra juga ada di rumah sakit menemani ayahnya. Tetapi kenyataannya Sherly malah mendengar kabar yang sangat tak mengenakan tentang Andra.Kata kedua orang tua Andra. Andra sudah mengetahui tentang masa lalunya yang sebenarnya. Bahwa Alana pergi karena rencana busuk Darma dan Nita.“Ceroboh! Kenapa Om dan Tante bisa seceroboh itu? Biasanya kalian selalu bermain dengan pintar. Tapi kali ini kemanakan otak kalian? Menyimpan rahasia saja tidak bisa! Percuma kalian menyembunyikannya selama bertahun-tahun dari Andra, kalau pada akhirnya Andra tahu juga yang sebenarnya!” kecam Sherly lantas berdecak pada kedua orang tua Andra.Kemarahan Sherly tentu saja membuat Nita dan Darma saling tatap satu sama lain den
Baca selengkapnya
Maafkan Aku
“Tuan! Pelu aku temani?” tanya seorang wanita cantik dengan pakaian seksi. Wanita itu mendekati Andra yang mana saat ini tengah duduk di kursi bar.Ya. Malam ini. Andra memutuskan untuk menghabiskan waktunya di Club. Dengan hanya ditemani oleh minuman yang Andra harap akan membuatnya sedikit melupakan resah di hatinya.Andra hanya sendirian ke Club ini. Tapi beberapa kali wanita-wanita berpakaian minim itu bergantian datang untuk menggodanya.“Pergilah! Aku tidak butuh ditemani!” Andra mengibaskan tangannya di udara. Mengusir wanita seksi itu agar tidak menempel di tubuhnya.Wajah wanita itu merengut sebentar.  Tapi kemudian ia kembali menggoda Andra dengan menyentuh rahang lelaki itu yang ditumbuhi bulu-bulu halus.“Ayolah, Tuan. Aku pastikan kalau Tuan akan puas dengan pelayananku. Aku bisa membuat Tuan tak bisa melupakan tubuhku.” wanita itu mencoba menggerayangi bagian depan tubuh Andra. Dan bahkan nyaris memprete
Baca selengkapnya
Darma Meninggal
“Mama? Kenapa  dia menelpon? Hhh.. pasti dia mau memintaku untuk kembali ke rumah. Tidak! Aku tidak akan kembali lagi ke rumah itu. Cukup sudah mereka memanfaatkanku dan membuat hidupku hancur!” TUT!Andra mematikan panggilan itu dengan kesal. Lalu dilemparnya ponsel itu ke atas kasur. Namun ponselnya kembali berdering. Membuat Andra mendengkus masam.Diraihnya ponsel itu kembali dan diangkatnya panggilan dari Nita.“Hallo, Ma! Kalau Mama menelponku untuk memintaku kembali ke rumah itu lagi. Sebaiknya lupakan saja. Karena aku sudah tidak mau  kembali ke sana.” Andra langsung bicara dengan tegas. Tanpe bertanya atau memberi sapaan lebih dulu pada ibunya.‘Andra. Mama tahu kamu masih kecewa dan marah. Mama juga tidak akan melarang kamu jika kamu mau kembali bersama Alana. Tapi Mama mohon, pulanglah Andra. Papa berpesan agar kamu segera pulang ke rumah. Mama dan Papa minta maaf. Dan perusahaan juga membutuhkan kamu.
Baca selengkapnya
Rindu Alana
Andra meneguk ludahnya. Hatinya mengiris mendengar dari Nita, jika Darma ingin meminta maaf padanya. Dan semalam Andra malah merespon panggilan Nita dengan ucapan yang ketus.Sumpah demi apa, Andra benar-benar tidak tahu jika saat itu adalah saat terakhir Darma ingin mendengar suaranya. Entah Darma tidak berani berbicara langsung pada Andra. Hingga menyuruh Nita untuk menyampaikan maafnya.“Maafkan Papa kamu, Ndra. Sekarang dia sudah pergi meninggalkan kita untuk selamanya. Papa bilang kalau dia sangat menyesal karena sudah menjadi orang tua yang bodoh.Mama juga. Mama sangat menyesali perbuatan Mama dulu yang memisahkan kamu dengan Alana. Hingga membuat hidup kamu hancur. Kamu kehilangan istri dan anak kamu karena Mama dan Papa. Maafkan kami, Andra,” isak Nita. Tangannya bergerak menyentuh pundak Andra dan menatap wajah tegas lelaki itu dengan pandangan memelas.Andra menghembuskan napasnya dengan kasar. Kepalanya lalu menoleh pada Nita. Wajah tuanya terli
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
89101112
...
17
DMCA.com Protection Status