Alana menghembuskan napasnya pelan. Ia paham. Perasaan Rehan pasti akan hancur setelah mendengar kenyataan yang sebenarnya.
Apalagi Rehan begitu menyayangi Danu. Mereka sudah seperti ayah dan anak. Rehan menganggap bahwa Danu adalah ayahnya sejak ia lahir. Lalu sekarang, sebuah kenyataan pahit telah memukul mimpi anak itu.
Ternyata kenyataan tak semanis yang ia rasakan.
“Mama minta maaf.”
“Kenapa Mama tidak pernah bilang kalau Ayah Danu itu bukan Ayahnya Rehan? Rehan sayang sekali sama Ayah Danu. Rehan sudah cerita sama teman-teman di sekolah. Kalau Rehan punya ayah yang baik dan bekerja sebagai dokter. Tapi mereka tidak ada yang percaya. Kata mereka ayahnya Rehan tidak mungkin seorang dokter. Dan ternyata memang benar apa yang dibilang oleh teman-teman. Kalau Rehan memang tidak memiliki ayah yang bekerja sebagai dokter.” Rehan bangkit duduk. Menghadap Alana sambil bercerita dan menyeka air matanya.
Alana m
“Apa? Alana hamil?” pekik Andra membuat kepala Nita dan Darma tertoleh kearah pintu.“Andra!”“Se-sejak kapan kamu berdiri di sana?!” Nita bertanya dengan wajah pucat pasi. Ia dan Darma sama-sama terkejut ketika mendapati Andra sudah berdiri di ambang pintu dan menatap mereka dengan pandangan menusuk.“Sejak kalian menceritakan tentang semua rencana busuk yang telah kalian buat padaku dan Alana!” geram Andra meninggikan intonasi suaranya.Nita meneguk ludahnya gelisah. Sementara Darma berusaha bersikap biasa saja meskipun ia mengumpat dalam hatinya. Seharusnya tadi Darma menutup pintu kamarnya dengan rapat. Sekarang ia sudah tertangkap basah oleh Andra. Kali ini, Andra pasti akan sangat marah padanya.“Kenapa kalian melakukan semua ini, hah?! Kenapa kalian tega menghancurkan rumah tangga anak kalian sendiri demi materi?! Demi kekuasaan! Jadi saat itu Alana sedang hamil, dan kalian malah mengusir
“Kamu tega mau meninggalkan kami, Andra?” tanya Nita dengan mata yang berkaca-kaca.Sebagai seorang anak, Andra memang tidak suka melihat ibunya menangis. Akan tetapi hatinya sudah terlanjur remuk redam akibat perbuatan kedua orang tuanya di masa lalu.Hidupnya terlanjur hancur. Setelah Alana terenggut paksa dari dirinya.“Mama masih memiliki Papa. Sedangkan aku sudah tidak memiliki siapapun selain rasa sakit yang ada di dalam sini,” tunjuk Andra pada hatinya. Membuat Nita dan Darma tertegun melihatnya.Ada pancaran luka yang tergambar di raut wajah Andra. Dan baru kali ini Nita merasa hatinya ikut teriris. Selama ini ia tak pernah peduli dengan penderitaan yang Andra terima, karena Nita hanya tenggelam dalam kesenangannya.“Andra!” Nita kembali memekik. Saat Andra melanjutkan langkahnya dan terus berjalan tanpa mau mendengar teriakan Nita yang menyeru memanggil namanya.“Andra pergi, Pa! Dia p
“Jadi Andra pergi dari rumah? Dan Om Darma juga Tante Nita malah membiarkannya begitu saja?” pekik Sherly yang pagi ini datang ke rumah sakit untuk menjenguk Darma.Keliru. Sebenarnya yang ingin Sherly temui adalah Andra. Sherly pikir, Andra juga ada di rumah sakit menemani ayahnya. Tetapi kenyataannya Sherly malah mendengar kabar yang sangat tak mengenakan tentang Andra.Kata kedua orang tua Andra. Andra sudah mengetahui tentang masa lalunya yang sebenarnya. Bahwa Alana pergi karena rencana busuk Darma dan Nita.“Ceroboh! Kenapa Om dan Tante bisa seceroboh itu? Biasanya kalian selalu bermain dengan pintar. Tapi kali ini kemanakan otak kalian? Menyimpan rahasia saja tidak bisa! Percuma kalian menyembunyikannya selama bertahun-tahun dari Andra, kalau pada akhirnya Andra tahu juga yang sebenarnya!” kecam Sherly lantas berdecak pada kedua orang tua Andra.Kemarahan Sherly tentu saja membuat Nita dan Darma saling tatap satu sama lain den
“Tuan! Pelu aku temani?” tanya seorang wanita cantik dengan pakaian seksi. Wanita itu mendekati Andra yang mana saat ini tengah duduk di kursi bar.Ya. Malam ini. Andra memutuskan untuk menghabiskan waktunya di Club. Dengan hanya ditemani oleh minuman yang Andra harap akan membuatnya sedikit melupakan resah di hatinya.Andra hanya sendirian ke Club ini. Tapi beberapa kali wanita-wanita berpakaian minim itu bergantian datang untuk menggodanya.“Pergilah! Aku tidak butuh ditemani!” Andra mengibaskan tangannya di udara. Mengusir wanita seksi itu agar tidak menempel di tubuhnya.Wajah wanita itu merengut sebentar. Tapi kemudian ia kembali menggoda Andra dengan menyentuh rahang lelaki itu yang ditumbuhi bulu-bulu halus.“Ayolah, Tuan. Aku pastikan kalau Tuan akan puas dengan pelayananku. Aku bisa membuat Tuan tak bisa melupakan tubuhku.” wanita itu mencoba menggerayangi bagian depan tubuh Andra. Dan bahkan nyaris memprete
“Mama? Kenapa dia menelpon? Hhh.. pasti dia mau memintaku untuk kembali ke rumah. Tidak! Aku tidak akan kembali lagi ke rumah itu. Cukup sudah mereka memanfaatkanku dan membuat hidupku hancur!”TUT!Andra mematikan panggilan itu dengan kesal. Lalu dilemparnya ponsel itu ke atas kasur. Namun ponselnya kembali berdering. Membuat Andra mendengkus masam.Diraihnya ponsel itu kembali dan diangkatnya panggilan dari Nita.“Hallo, Ma! Kalau Mama menelponku untuk memintaku kembali ke rumah itu lagi. Sebaiknya lupakan saja. Karena aku sudah tidak mau kembali ke sana.” Andra langsung bicara dengan tegas. Tanpe bertanya atau memberi sapaan lebih dulu pada ibunya.‘Andra. Mama tahu kamu masih kecewa dan marah. Mama juga tidak akan melarang kamu jika kamu mau kembali bersama Alana. Tapi Mama mohon, pulanglah Andra. Papa berpesan agar kamu segera pulang ke rumah. Mama dan Papa minta maaf. Dan perusahaan juga membutuhkan kamu.
Andra meneguk ludahnya. Hatinya mengiris mendengar dari Nita, jika Darma ingin meminta maaf padanya. Dan semalam Andra malah merespon panggilan Nita dengan ucapan yang ketus.Sumpah demi apa, Andra benar-benar tidak tahu jika saat itu adalah saat terakhir Darma ingin mendengar suaranya. Entah Darma tidak berani berbicara langsung pada Andra. Hingga menyuruh Nita untuk menyampaikan maafnya.“Maafkan Papa kamu, Ndra. Sekarang dia sudah pergi meninggalkan kita untuk selamanya. Papa bilang kalau dia sangat menyesal karena sudah menjadi orang tua yang bodoh.Mama juga. Mama sangat menyesali perbuatan Mama dulu yang memisahkan kamu dengan Alana. Hingga membuat hidup kamu hancur. Kamu kehilangan istri dan anak kamu karena Mama dan Papa. Maafkan kami, Andra,” isak Nita. Tangannya bergerak menyentuh pundak Andra dan menatap wajah tegas lelaki itu dengan pandangan memelas.Andra menghembuskan napasnya dengan kasar. Kepalanya lalu menoleh pada Nita. Wajah tuanya terli
Sekarang, Andra sudah tinggal lagi di rumahnya. Ia tidak lagi menyendiri di apartemen miliknya itu.Bahkan Andra sudah mulai kembali aktif di kantor. Saat ini pun Andra tengah sibuk berkutat dengan pekerjaannya.Meskipun begitu, Andra tidak melepaskan pencariannya terhadap Alana. Ia selalu menyempatkan dirinya untuk berkeliling Jakarta sepulang dari kantor. Berharap akan bertemu dengan mantan istrinya itu. Andra juga menyuruh orang untuk mencari Alana ke luar kota.Takutnya Alana sudah meninggalkan Jakarta.BRAK!“Sherly! Apa kamu tidak tahu caranya mengetuk pintu?!” sentak Andra dengan dahi yang berkerut kesal. Karena tiba-tiba saja pintu ruangannya dibuka dengan kasar dan Sherly masuk tanpa permisi.“Kenapa Mama kamu bilang sama Papa aku, kalau pernikahan kita dibatalkan?!” Sherly balas bertanya dengan nada histeris. Wajahnya merah penuh tuntutan.“Oh. Jadi kamu datang karena itu,” ucap Andra santai
Rehan manggut-manggut. “Iya, Ma. Yang satunya lagi buat adik bayi. Biar nanti kalau adik bayi lahir. ‘Kan bisa main bareng sama Rehan.” Danu mengulum senyum. Sementara Alana menaikan sebelah alisnya.“Sayang. Kita ‘kan belum tahu adik bayinya laki-laki atau perempuan. Nanti kalau kita beli robot tapi ternyata adik bayinya perempuan, gimana?” tanya Alana.“Berarti kita beli boneka barbie juga, Ma. ‘Kan anak perempuan suka boneka barbie.” Rehan berseru.Membuat Danu kembali terkekeh sambil mengacak pelan rambut anak itu. Sementara Alana menggeleng-gelengkan kepala. Tapi kemudian ia juga tersenyum pada Rehan.“Ya sudah. Kita beli boneka barbie juga. Tapi kamu yang pilihkan boneka barbienya ya,” kata Alana.“Siap, Ma!” Rehan mengangguk senang. Lantas segera pergi menuju jajaran boneka barbie yang cantik-cantik.Danu dan Alana hanya memandanginya sambi