Semua Bab Penghangat Ranjang Tuan CEO: Bab 211 - Bab 220

283 Bab

Di mana Suami Athalia?

Menjawab pertanyaan Mahesa, Kiran menggelengkan kepala. “Tidak usah. Antar aku pulang saja. Aku hanya butuh istirahat sebentar untuk membuat rasa pusing ini hilang,” jawab Kiran, Mahesa kemudian mengganggukan kepala tanpa curiga.Kiran yang semula memejamkan mata, kini sedikit membuka kelopak matanya, mengintip ekspresi Mahesa yang sedang mengemudi. Lalu seulas senyum culas tersungging di bibir.“Bagus, Mahesa tak curiga sama sekali. Untung saja dia tak bertemu dengan Athalia. Aku harus pastikan agar Mahesa tak sering bertemu dengan temannya yang bernama Dean itu agar ia dan Athalia tak pernah bertemu.” Kiran bergumam dalam hati.Ada ribuan pertanyaan yang menyesaki kepalanya saat ini. Tentang mengapa Athalia bisa berada di kediaman Dean? Siapakah wanita itu dalam hidup Dean?  Rasa penasaran itu sangat tinggi.Meski tak seberapa penting bagi Kiran, tetapi suatu saat ia harus mencaritahu semuanya.*** Malam s
Baca selengkapnya

Yang Disembunyikan

Setelah mengobrol sejenak bersama keluarga Athalia, Dean pun melirik ke arah arloji di tangannya dan baru sadar bahwa saat ini sudah jam sembilan malam.“Apakah Dirly sudah tidur?” pertanyaan itu bercokol dalam hati Dean.Tadi saat akan mengantar Athalia pulang, Dirly memang belum tidur. Dan bocah itu tak masalah jika ditinggalkan sebentar oleh ayahnya.Dean pun pamit pulang. Narsih dan Yasna mengangguk sambil tersenyum.Athalia menemani Dean sampai ke teras depan.“Pak Dean, terima kasih karena sudah mengantarku ke kontrakan,” ucap Athalia.Dean membalasnya dengan senyum dan anggukan. “Sama-sama. Terima kasih juga karena sudah memperbolehkanku mampir sejenak.”Mereka sama-sama mengulum senyum malu. Tapi lain halnya yang terasa di dalam dada Dean. Ada sesuatu yang bergemuruh di sana ketika melihat senyum manis itu terlukis di bibir Athalia.“Kalau begitu aku pulang dulu. Sampai jumpa besok di rumahku,
Baca selengkapnya

Bersama Wanita Itu

Pagi ini, Dirly tampak sudah rapi dengan seragam sekolahnya. Berjongkok, Dirly mengenakan sepatunya sendiri. Sementara Athalia sibuk merapikan tas sekolah Dirly dan menentengnya sembari mendekati bocah itu.“Pakai tasmu!” Dirly berdiri, membiarkan Athalia membantunya mengenakan tas itu di punggung.“Terima kasih Tante Athalia!”“Sama-sama. Apakah tidak ada yang tertinggal? Buku PR-mu?” tanya Athalia, sembari mendekati cermin dan membereskan sisir bekas Dirly ke tempatnya.Dirly menggeleng, lalu membenarkan letak topinya yang sedikit miring.“Tidak ada. PR-ku sudah kumasukkan ke dalam tas, semalam.”Athalia tersenyum, kembali menghampiri Dirly dan menepuk pundak bocah itu dengan senang.“Bagus, anak pintar!” pujinya. Membuat Dirly nyengir lebar menampilkan deretan giginya yang putih dan rapi.Saat itu, terdengar suara ketukan pintu, Dirly dan Athalia menoleh lalu melihat Dean masuk ke
Baca selengkapnya

Menikahi Athalia

Di samping sebuah gerbang sekolah yang cukup besar itu, Pak Sardi menepikan mobil. Lantas Athalia membuka pintu dan turun. Matanya bergerak mengamati gerbang sekolah yang sudah dibuka lebar-lebar oleh satpam.“Apa kelas Tuan kecil belum bubar?” Pak Sardi ikut turun, bertanya pada Athalia dengan menyebut Dirly dengan sebutan ‘Tuan Kecil.’Athalia balas menoleh, menggelengkan kepala.“Sepertinya belum, Pak,” jawabnya. Kemudian melirik ke arah jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya yang ramping. “Tapi seharusnya jam segini, kelasnya sudah bubar.”Tak berselang lama, suara keras dan nyaring terdengar di telinga mereka.“Tante Athalia!”  Mata Athalia dan Pak Sardi segera menoleh ke arah sumber suara, senyum lebar terpatri di wajah mereka saat melihat Dirly berlari cepat dari arah gerbang dengan senyum yang mengembang.“Hei! Hati-hati, jangan berlarian seperti
Baca selengkapnya

Ingin dijaga Mama

Saat sarapan pagi ini, Dirly tak henti memanyunkan bibirnya, bahkan matanya enggan untuk sekadar melirik ke arah Dean.Hal itu menimbulkan tanya di benak Athalia. Anak dan ayah itu seperti sedang saling mendiamkan, hari ini.“Apa yang sedang terjadi dengan Dirly dan Pak Dean? Apa mereka sedang bertengkar?”Athalia membatin, matanya melirik ke arah Dirly yang duduk di sampingnya, kemudian ke arah Dean yang menunduk menikmati sarapan di depannya.Tak ada basa-basi seperti biasa. Suasana di ruang makan itu tampak senyap, hanya terdengar suara dentingan saat sendok bersentuhan dengan piring. Semalam, Dean menolak permintaan Dirly, karena itulah Dirly kesal dan mendiamkan Dean.Bahkan Dean tak mengatakan apa alasannya menolak menikahi Athalia. Sementara Dirly ingin sekali menjadi seperti anak-anak lain, berjalan ke sekolah dengan dituntun oleh ayah dan ibu dari kedua sisi, menggenggam tangannya dengan hangat.“Dirly, apa kau mau tambah
Baca selengkapnya

Buang Saja

Mahesa merasa kesal, tentu saja. Waktunya terbuang dengan sia-sia. Ia paling malas saat berurusan dengan orang yang tak profesional seperti Tuan Andres.Setelah menyisir rambut, Mahesa berjalan pelan menuju tempat tidur, mendudukan diri di tepi ranjang.Tapi ketika akan menarik selimut, benaknya teringat akan sesuatu.“Buku novel itu?” Mahesa melirik ke arah laci nakas, ia melupakan sesuatu.Buku novel yang dulu pernah dibelinya di toko buku, sama sekali belum pernah ia buka. Padahal saat itu Mahesa sangat penasaran dengan isinya, yang entah mengapa, buku itu berhasil memikat mata.“Biasanya buku novel macam ini sangat disukai para wanita. Aku juga tidak tahu, mengapa tiba-tiba terpikat dengan buku ini dan ingin membacanya.”Mahesa menegakan duduknya, menepi ke kepala ranjang.Sambil bersila, ia membuka buku itu dan mulai membaca setiap lembar halaman yang ada di sana.Saat membuka halaman pertama, Mahesa mengerutkan ke
Baca selengkapnya

Dinner Spesial

Malam ini hawa dingin sangat menusuk, membuat Dean yang sedang menikmati secangkir kopi di atas balkon kamarnya, langsung mengusap telapak tangan.Athalia telah pulang diantar oleh Pak Sardi sekitar setengah jam lalu. Sementara Dirly pun sudah lelap dalam tidurnya.Hanya tersisa Dean seorang diri, menyelami pikirannya juga meresapi perkataan Dirly tempo hari.Dean menarik napas pelan, kemudian mengurut dagu dengan jemari. Tampak gelisah.“Kurasa ini keputusan yang tepat,” gumamnya mengangguk-anggukan kepala.Dean menutup cangkir kopinya, lalu bangkit berdiri dan beranjak meninggalkan balkon.Langkah lebar lelaki itu bergerak keluar kamar untuk kemudian menuju kamar Dirly yang juga berada di lantai dua.Pelan Dean memutar kenop dan membuka daun pintunya, mengintip ke dalam dan dilihatnya Dirly tengah terlelap di atas ranjang.Selarik senyum tersungging di bibir, Dean pun mengayun langkah lebih dekat lagi, memasuki kamar Dirly dan du
Baca selengkapnya

Will You Marry Me?

Athalia mengangguk, lalu mengikuti langkah pelayan itu memasuki lift.Lift itu bergerak naik ke atas, saat itu jantung Athalia berdetak tidak nyaman, entah mengapa.“Sudah sampai, Nona. Maaf, tugas saya hanya mengantar Anda sampai sini. Silakan Anda temui Tuan Dean. Dia sudah menunggu Anda sejak tadi.”Athalia mengernyit sesaat, merasa heran mengapa sejak tadi pelayan itu hanya menyebut nama Dean.Hei, malam ini Athalia akan makan malam dengan dua orang. Bukan dengan Dean saja. Tapi Athalia tetap menganggukkan kepala dan membiarkan pelayan itu kembali tertelan pintu lift.Menarik napas pelan, Athalia memutar tubuh dan mengayunkan langkah.Dari kejauhan, ia bisa melihat seorang lelaki bertubuh tegap. Bahu lebarnya makin tercetak jelas di balik kemeja putih ketat yang dikenakannya.Athalia sudah menebak siapa lelaki itu yang saat ini membelakanginya dan menatap pada gedung-gedung pencakar langit yang menjulang kokoh di sekelili
Baca selengkapnya

Ternyata Dia Athalia

Meski melihat ketulusan yang tersirat di wajah Dean, namun Athalia tak langsung terdiam. Ia menunduk, menatap pada cincin yang Dean persembahkan untuknya.Athalia meremas tangannya di sisi tubuh, meneguk ludah saat tiba-tiba tenggorokannya terasa kering.Bingung harus menjawab apa, sebab Athalia merasa tak pantas untuk Dean. Apalagi sosok Mahesa sampai detik ini masih merajai hatinya.Berusaha memilih, akhirnya Athalia pun menggelengkan kepala.“Maaf, Pak Dean. Aku tidak bisa menikah denganmu. Aku minta maaf.” Athalia mendorong pelan kotak cincin itu ke dada Dean, lalu ia membalikan badan dan hendak pergi meninggalkan lelaki itu.Akan tetapi, langkahnya seketika terhenti saat di depan pintu lift, Dirly berdiri dan menatapnya dengan sorot terluka.Ketika menatap bagaimana berkaca-kacanya mata bocah itu, Athalia merasa jantungnya ditikam oleh sembilu. Terasa menyakitkan.“Dirly,” bisik Athalia, dengan mata yang memanas.P
Baca selengkapnya

Sedalam Apa Hubunganku dengan Athalia?

Tak ingin terus-menerus membiarkan gelisah merongrong dalam dada, juga rasa penasaran yang makin menggeliat di dalam benaknya.Mahesa memutuskan untuk mencaritahu tentang sedalam apa kedekatan Athalia dengannya? Juga tentang latar belakang wanita itu.Apa yang membuat Athalia tampak begitu nyata setiap kali melintas dalam pikirannya.“Dia selalu mendominasi otakku. Aku tidak bisa membiarkan pertanyaan ini berakhir tanpa ada jawaban. Aku yakin, seseorang terdekatku pasti bisa menjelaskan tentang Athalia,” gumam Mahesa sambil berdiri di depan cermin dan memasang dasi berwarna maroon di lehernya.Setelah rapi dengan stelan kemeja dan celana berwarna senada dengan jas yang akan ia kenakan, Mahesa menyambar tas kerjanya dan berlalu keluar kamar.Pagi ini akan ada meeting mingguan, Mahesa tahu itu. Tapi ia sudah menghubungi sekretarisnya untuk mengundurkan jadwal meeting, karena ia bangun sedikit kesiangan. Akibat dari ia kesulitan tidur semalaman.
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
2021222324
...
29
DMCA.com Protection Status