Semua Bab Penghangat Ranjang Tuan CEO: Bab 221 - Bab 230

283 Bab

Kau Calon Istriku

Ternyata ada beberapa lembar foto di dalamnya. Mahesa mengamati foto itu dengan seksama. Detik kemudian ia terhenyak dengan mata yang menyipit tajam.  Sementara Leuwis menautkan jemari di bawah dagu, menyeringai melihat reaksi terkejut Mahesa.“Lihat seberapa buruk wanita murahan itu? Bukankah dia terlihat menjijikan? Tidur dengan banyak lelaki kaya hanya untuk mendapatkan banyak uang. Bisa-bisanya kau pernah terjerat dengan godaannya. Kau menyentuh wanita bekas para lelaki hidung belang, lalu mengabaikan Kiran yang jelas-jelas tulus mencintaimu.” Leuwis sengaja memperburuk citra Athalia di depan Mahesa.Leuwis ingin menumbuhkan lebih banyak kebencian di dalam hati Mahesa terhadap wanita itu, agar Mahesa fokus pada hubungannya dengan Kiran dan berhenti penasaran dengan sosok Athalia.   Tangan Mahesa sedikit gemetar, bersamaan dengan emosi yang meluap dalam dirinya.“Aku tak percaya kalau pernah sebodoh ini tergoda oleh wani
Baca selengkapnya

Mana Calon Istrimu?

“Baiklah, kita berangkat ke sekolah sekarang!” seru Dean setelah mereka baru saja menyelesaikan sarapan.Athalia dan Dirly sama-sama bangkit dari kursi. Athalia mengambil tas Dirly yang tadi diletakan di atas kursi kosong, lalu membantu memakaikannya di punggung bocah itu.Mereka pun berjalan melewati pintu keluar.Dean membukakan pintu untuk Dirly dan Athalia. Setelahnya mereka masuk ke mobil, baru Dean mendudukan dirinya di balik kursi kemudi.“Dirly, kau yakin tidak ada yang tertinggal? Buku PR-mu?” tanya Dean, menatap Dirly melalui kaca spion yang menggantung di bagian atas mobil.Dirly yang duduk di belakang, menggeleng. “Tidak ada, Pa. Semuanya sudah kumasukkan ke dalam tas.”“Kau yakin?” “Ya.” Dirly menjawab, membuat Dean tersenyum puas.“Kerja yang bagus!” Dirly nyengir lebar saat mendengar pujian dari Dean. Sementara Athalia mengulum senyum tipis.Saat
Baca selengkapnya

Mendengar Pertanyaan Mahesa

Mendengar pertanyaan Mahesa, Dean melirik ke arah pintu yang menghubung ke bagian dalam restoran. Ia yakin kalau Athalia masih sibuk melepas rindu dengan teman-teman kerjanya.Dean pun kembali memutar kepala, menatap Mahesa.“Sebentar lagi dia akan ke sini. Nanti aku akan mengenalkannya,” ucap Dean. Mahesa mengangguk.“Oh ya, kenapa tiba-tiba kau ingin bertemu denganku? Hmm? Bukankah sebagai seorang CEO, harusnya kau sibuk berjibaku dengan pekerjaanmu di kantor?” Dean bertanya pada Mahesa setelah ia selesai meneguk air putih yang tersedia di dalam botol kaca, kemudian menepikan punggungnya dan menaikan kaki kanannya ke atas kaki kiri.Mahesa mendesah pelan, gurat lelah di wajahnya menunjukan bahwa ia sedang tak bersemangat hari ini.“Hari ini aku merasa penat dengan pekerjaan di kantor. Jadi kuputuskan untuk keluar sebentar,” jawab Mahesa, yang kemudian menumbuhkan kernyitan heran di kening Dean.Detik selanjutnya, De
Baca selengkapnya

Bayi Liar

“Athalia, makan yang banyak,” kata Dean, melirik pada piring Athalia yang masih penuh.Athalia meneguk ludahnya susah payah, mengangguk kecil. “Tidak, Dean. Aku sudah kenyang.” Dean mengernyitkan alis mendengar itu.  “Kenyang apanya? Tadi kau hanya sarapan sedikit di rumah.”Dean tidak mengerti bahwa Athalia bukannya tidak lapar. Tapi bagaimana ia bisa makan, sementara di depannya, mata tajam Mahesa menatap penuh intimidasi.“Apa kau mau aku suapi?” tanya Dean, yang pertanyaannya berhasil membuat Athalia terkejut dan segera menoleh.Sedangkan Mahesa langsung menyipitkan mata. Sambil berpura-pura menikmati makanan di piringnya. Ia pun perlu kekuatan untuk menelannya susah payah. Demi tak muntah ketika melihat pemandangan menjijikan di depannya.Pasti Athalia sengaja bersikap manja agar Dean memperhatikannya, lalu menunjukan sikap mesra. Picik sekali wanita itu. Begitu pikir Mahes
Baca selengkapnya

Lebih Tampan Mana?

“Athalia, Mahesa?” Dean melangkah mendekat, berdiri di antara Mahesa dan Athalia.Athalia tampak gelisah, sedangkan Mahesa menunjukan sikap biasa. Hanya berdiri kokoh sambil membenamkan kedua tangannya di saku celana.“Kupikir kau sudah pulang.” Dean menatap Mahesa.Mahesa tersenyum hambar. “Tadinya begitu, tapi aku melihat calon istrimu berdiri sendirian. Jadi aku mengajaknya ngobrol sejenak sampai kau datang.”Mendengar penjelasan Mahesa, Dean menyunggingkan senyum lebar. Kemudian menepuk pelan pundak Mahesa dengan bangga.“Kau ini tidak pernah berubah. Meskipun cuek tapi sangat perhatian pada orang lain.”Athalia mengangkat kepalanya, menatap Mahesa dengan tatapan yang tak dapat diartikan. Namun tatapan itu dibalas oleh Mahesa dengan memberikan senyum sinis padanya. Segera Athalia mengalihkan pandangan ke arah Dean.“Terima kasih sudah menemani calon istriku. Kalau begitu kami pergi duluan. S
Baca selengkapnya

Menikah Lebih Cepat

“Hallo, Dean. Kau ada di mana? Nanti malam sibuk tidak, kita pergi ke club bareng.” Mahesa berkata pada Dean yang ada di seberang telpon, sambil menempelkan ponselnya di telinga kanan.“Maaf, Mahesa. Aku tidak bisa.”Kening Mahesa berkerut dalam mendengar jawaban Dean.Tidak bisa, katanya? “Kau sibuk?”“Aku akan vitting baju pengantin bersama Athalia. Setelah itu, kami juga akan mencari cincin pernikahan. Jadi jadwalku padat hari ini,” jelas Dean di seberang sana, yang kemudian membuat Mahesa menghela napas panjang dan tersenyum kecut.“Benarkah? Jika sudah melakukan persiapan sematang itu, sepertinya kalian akan melangsungkan pernikahan dalam waktu dekat,” ucap Mahesa, yang entah mengapa merasa ada yang remuk di dalam sana, di rongga dadanya.“Itu benar. Dan orang pertama yang akan kuundang pasti adalah kau.” Dean menjawab sambil terkekeh.Mahesa hanya menarik sebel
Baca selengkapnya

Jeruknya yang Mana, Nona?

“Jeruknya yang mana, Nona?” Bik Inah bertanya pada Athalia yang berdiri di sampingnya. Hari ini, mereka berdua sedang belanja di salah satu toko buah ternama di Jakarta.Athalia menoleh pada Bik Inah, lantas melempar senyum.“Yang mana saja, Bik. Yang terlihat paling segar.” Bik Inah mengangguk, dengan cekatakan memasukkan beberapa buah jeruk ke dalam plastik bening yang tadi diambilnya dari gulungan yang tersedia di masing-masing tempat buah.“Tuan kecil paling suka dengan buah jeruk, kita ambil banyak saja, Nona.” Bik Inah terlihat sumringah.  Athalia mengangguk dan tersenyum mendengar ucapannya.Sebenarnya belanja buah-buahan ini bisa dilakukan oleh pembantu. Tetapi Athalia merasa bosan diam di rumah, sedangkan Dean sedang di restorannya.  Jadi Athalia pikir tidak masalah jika ia menghilangkan penat dengan membantu tugas Bik Inah.Setelah selesai membayar, mereka pun berbalik
Baca selengkapnya

Temani Aku!

Langit mulai gelap, cahaya matahari sudah ditelan oleh pekatnya malam.  Athalia duduk di tepi ranjang  Dirly, mengamati wajah bocah itu yang telah sibuk menyelami alam mimpi. Athalia mendesah pelan, teringat kembali pada kalimat pahit yang Mahesa lontarkan siang tadi.“Alma sangat baik, tulus dan keibuan. Jelas dia lebih pantas untuk seorang Dean!”“Lebih baik kau menjajakan diri di club malam atau lemparkan saja tubuhmu pada mucikari berkelas. Kau pasti akan mendapatkan banyak uang di sana. Karena kau tidak lebih dari sekadar wanita murahan!”Athalia menghembuskan napas pelan, mencoba untuk menepis segala ucapan menyakitkan Mahesa dari pikirannya.“Entah apa yang membuatnya sangat membenciku. Bahkan kata-katanya terlalu menyakitkan untuk kutelan,” gumam Athalia lirih, sambil jemarinya tetap sibuk mengusap kening Dirly dengan gerakan seringan bulu.Athalia melamun, memikirkan mengapa akhir kisahnya bersama
Baca selengkapnya

Bertemu di Pesta

Dean berdiri gelisah bawah tangga. Sesekali matanya terangkat melirik ke arah ujung tangga. Berharap seseorang yang sedang ia tunggu akan muncul di sana dengan gaun mewah berwarna ungu muda yang telah ia siapkan. "Apa Athalia masih lama? Kenapa aku jadi gelisah begini?" Dean bergumam pelan, geleng-geleng kepala saat menyadari bahwa tingkahnya sudah serupa remaja yang baru jatuh cinta. Malam ini adalah malam pernikahan teman sekolahnya Dean yang bernama Danial. Dan tentu saja Dean akan pergi ke sana bersama pasangannya yaitu Athalia. "Papa! Look! Bidadarimu sudah siap!" Suara Dirly yang berseru riang, terdengar di telinga Dean. Membuat Dean segera memutar wajah dan kembali mengarahkan pandangannya pada ujung tangga. Saat itu juga Dean terperangah membuka mulutnya. Tak bisa berkata-kata melihat sosok Athalia yang sedang berjalan menuruni tangga sambil sebelah tangannya dituntun oleh Dirly yang mengenakan piyama mickey mouse. 
Baca selengkapnya

Hanya Kiran yang Pantas

Setelah mengetahui bahwa Athalia adalah calon istri Dean, ada perasaan kesal yang bersarang di hati Kiran.Bagaimana tidak, menurutnya Dean cukup tampan dan tentu saja kaya. Athalia sama sekali tak pantas bersanding dengan lelaki seperti Dean, apalagi Mahesa.“Tapi sudahlah. Yang penting Athalia tidak akan lagi merebut Mahesa dariku,” batin Kiran, lalu menyunggingkan senyum tipis.Setelah meneguk sampanye hingga tandas, Kiran menaruh gelas kosong di meja dan melirik pada Mahesa yang duduk di hadapannya.“Sayang, aku ke toilet sebentar.” Kiran bangkit dari duduknya sambil mengusap punggung tangan Mahesa yang ada di atas meja.“Hemm … pergilah!” Mahesa berdeham malas.Kiran pun membawa tas selempangnya yang berharga puluhan juta, kemudian berlalu pergi meninggalkan Mahesa.Merasa bosan dan jengah dengan suasana pesta yang membuatnya pusing, Mahesa mengetuk-ngetukan jemari di meja.Sebenarnya ia bukanlah
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
2122232425
...
29
DMCA.com Protection Status