Di dalam kamarnya, Athalia merenung sendirian, menangis tanpa suara. Ia duduk di tepi ranjang lalu mengusap pipinya yang basah.Athalia bukan hanya merasa malu setelah Bianca mempermalukannya di hadapan umum. Tapi juga Athalia merasa bersalah pada keluarga Dean. Pesta malam ini pasti akan menjadi pengalaman paling buruk bagi keluarga terhormat itu.Mencoba menulikan telinga, Athalia mengabaikan suara ketukan pintu yang disusul oleh suara Yasna.“Kak Athalia, buka pintunya, Kak! Jangan mengurung diri! Yasna mohon buka pintunya.” Athalia terdiam dan menunduk, kembali mengusap pipi saat air mata kembali menitik dan menganak sungai di sana.“Kak Athalia, jangan buat khawatir. Tolong buka pintunya, Kak!”Yasna masih berseru memanggil di balik pintu, tapi Athalia tak berniat menyahut.Sampai ketika terdengar suara halus Narsih, Athalia pun mengangkat kepalanya.“Athalia, ini Ibu. Kau juga tidak ingin bicara
Baca selengkapnya