Semua Bab Penghangat Ranjang Tuan CEO: Bab 231 - Bab 240

283 Bab

Melihat Athalia Berciuman

“Athalia, lihat apa yang kubawa!” Dean berjalan mendekat, sambil melengkungkan senyum tipis yang membuat Athalia mendesah lega.Rupanya Dean sama sekali tak mendengar percakaian Athalia dan Mahesa tadi.Begitu juga dengan Kiran, yang datang-datang langsung mengapit lengan Mahesa dan bermanja ria. Membuat Mahesa berdecak pelan dan memutar bola matanya jengah.Sampai di depan Athalia, Dean menunjukan sebuah piring kecil di tangan kanannya pada Athalia.“Tadi aku tidak sengaja melihat ada pelayan yang membawa dessert. Aku tahu kau sangat suka dengan strawberry. Kau harus mencoba ini, Athalia. Rasanya sangat enak.” Dean berkata sambil menyendok dessert itu, kemudian menyuapkannya ke dalam mulut Athalia.Mau tak mau Athalia membuka mulut dan menerima suapan Dean. Mahesa yang melihatnya, langsung berdecik dalam hati.“Manja sekali dia! Makan saja sampai disuapi!” batin Mahesa tidak suka.Sialnya, entah mengapa ada hawa
Baca selengkapnya

Mereka akan Menikah

Setelah pesta berakhir, Dean dan Athalia pun pulang. Kini Dean sedang sibuk menyetir dan memokuskan pandangannya ke depan, menatap jalanan yang malam ini terlihat sedikit lengang.Athalia yang sedari tadi membuang pandangan ke arah jendela, menikmati pemandangan lampu jalan dan pepohonan, kini mengalihkan matanya menatap Dean.“Kenapa? Hemm?” Dean tahu ada yang sedang Athalia pikirkan.“Mengapa tadi kau menciumku di pesta itu?” Dean menahan senyum mendengar pertanyaan Athalia yang membuatnya geli.“Kenapa memangnya? Apa kau merasa keberatan, Athalia? Apa aku harus menarik ciumanku lagi, atau justru aku harus mengulangnya yang kedua kali?” tanya Dean sambil melontarkan candaan.“Aku hanya merasa tidak enak dilihat oleh orang lain.” Athalia mencicit pelan, memainkan jemari di atas paha.“Oh oke, jadi aku harus melakukannya di tempat sepi? Begitu?” Dean menoleh, menaik-turunk
Baca selengkapnya

Orang Spesial

Namun Mahesa mengamati undangan itu dengan teliti. Ternyata Dean dan Athalia bukan akan menikah, melainkan bertunangan. Meski begitu, gemuruh di dada Mahesa tetap tak mereda. "Hai sayang! What are you doing?" Mahesa segera melempar undangan di tangannya ke atas meja saat Kiran datang dan membuka pintu ruangannya  tanpa mengetuknya terlebih dahulu. Kiran melangkah santai, membuat heelsnya menimbulkan suara detak langkah di penjuru ruangan itu. "Terima kasih, Vani. Kau boleh kembali ke ruang kerjamu," ucap Mahesa, mengibaskan sebelah tangannya di depan wajah sebagai isyarat. Sekretaris berambut blonde itu mengangguk. "Baik, Tuan Mahesa." lantas beranjak pergi menarik diri dari hadapan Mahesa. Setelahnya pintu tertutup kembali, Kiran memeluk Mahesa dari samping dan mendaratkan sebuah kecupan di pipi kanan lelaki itu. "Sayang, bagaimana perasaanmu hari ini? Mengapa aku merasa sepertinya kau tida
Baca selengkapnya

Wanita Gampangan

Mobil mewah berwarna silver itu berhenti tepat di depan teras rumah kediaman keluarga Leuwis.Leuwis turun dari mobilnya dan mengayun langkah memasuki rumah. Ia baru saja pulang dari kantor."Tumben Papa pulang cepat malam ini," ucap Bianca yang tak sengaja berpapasan dengan Leuwis saat Leuwis melewati ruang tengah.Bianca sedang duduk santai di depan televisi sambil mengunyah cemilan di dalam toples.Leuwis menghentikan langkah, menatap Bianca yang mengerutkan kening padanya."Malam ini Papa ada acara. Jadi sengaja pulang lebih cepat," jawab Leuwis, kemudian mengedarkan pandangannya ke sekeliling."Mana Mama dan Ayaz? Mengapa mereka tidak terlihat?" tanya Leuwis pada Bianca yang langsung menaruh toples camilannya sambil membuang napas malas."Mama dan Kak Ayaz sedang pergi ke luar. Tidak tahu ke mana. Sepertinya urusan mereka sangat penting sampai tidak berinisiatif mengajakku," dengkus Bianca dengan sebal.Mendengar ucapan Bianca, seketika L
Baca selengkapnya

Dia tidak Murahan!

Dean dan Athalia telah hadir di tengah-tengah pesta pertunangan mereka yang meriah.Suara riuh tepuk tangan para tamu mengiringi senyum yang merekah di wajah keduanya. Athalia merasa gugup saat menyadari sebelah tangannya masih berada dalam genggaman tangan Dean.“Mengapa Dean tak melepaskan tanganku? Aku malu dilihat oleh banyak orang.” sambil menunduk, Athalia menyembunyikan wajah merahnya.Namun terdengar suara siulan seseorang yang membuat Athalia penasaran lalu mengangkat pandangannya, di depan sana, Dirly mengerling manja, sengaja memasang wajah menggoda agar membuat wajah Athalia kian memerah.“Mari kita mulai acara saling memasang cincinnya.” MC berseru, membuat Dean melepaskan tangannya dan Athalia mendesah lega.Akan tetapi, degup jantung Athalia mulai berpacu, menyadari sebentar lagi Dean akan menyematkan sebuah cincin yang akan mengikatnya sebagai tunangan.Sebelum itu terjadi, manik mata Athalia bergerak liar mencari
Baca selengkapnya

Batalnya Pertunangan

Semua mata menoleh ke arah Narsih yang berjalan mendekati Damar. Mata Damar berkilat tajam, menyiratkan amarah yang sedang memuncak di dadanya.“Lalu kau ingin aku menyebut putrimu dengan sebutan apa? Wanita terhormat? Begitu? Wanita terhormat mana yang pernah menjadi simpanan seorang lelaki hanya demi uang?” tanya Damar sambil mengangkat sebelah alisnya pada Narsih, kemudian mendengkus masam. “Sekarang juga bawa putrimu keluar dari rumah putraku! Aku tidak ingin pertunangan ini dilanjutkan. Hubungan mereka harus berakhir!” lanjut Damar dengan tegas.“Aku tidak setuju, Pa. Hanya aku yang bisa membatalkan pertunangan ini karena aku yang akan menjalaninya. Tanpa peduli seperti apa latar belakang kehidupan Athalia, aku tetap mencintainya.” Dean berkata tak kalah tegas, membuat Rita dan Damar merengutkan wajah mereka.Keduanya tak menyangka jika Dean ingin melanjutkan pertunangannya meski ia telah mengetahui masa lalu Athalia
Baca selengkapnya

Aku Mencintainya

Di dalam kamarnya, Athalia merenung sendirian, menangis tanpa suara. Ia duduk di tepi ranjang lalu mengusap pipinya yang basah.Athalia bukan hanya merasa malu setelah Bianca mempermalukannya di hadapan umum. Tapi juga Athalia merasa bersalah pada keluarga Dean. Pesta malam ini pasti akan menjadi pengalaman paling buruk bagi keluarga terhormat itu.Mencoba menulikan telinga, Athalia mengabaikan suara ketukan pintu yang disusul oleh suara Yasna.“Kak Athalia, buka pintunya, Kak! Jangan mengurung diri! Yasna mohon buka pintunya.” Athalia terdiam dan menunduk, kembali mengusap pipi saat air mata kembali menitik dan menganak sungai di sana.“Kak Athalia, jangan buat khawatir. Tolong buka pintunya, Kak!”Yasna masih berseru memanggil di balik pintu, tapi Athalia tak berniat menyahut.Sampai ketika terdengar suara halus Narsih, Athalia pun  mengangkat kepalanya.“Athalia, ini Ibu. Kau juga tidak ingin bicara
Baca selengkapnya

Kepuasan di Wajah Mahesa

“Pa, besok Mama akan ke sini lagi, [kan?” Dirly mengulangi pertanyaannya saat melihat Dean yang bergeming.Tak ingin membuat Dirly kecewa, Dean pun segera mengalihkan pembicaraan.“Dirly, ini sudah malam. Sebaiknya kau ke kamar dengan Nenek.” Dirly mendesah pelan seraya menurunkan bahunya. Merasa tak puas karena Dean tak menjawab pertanyaannya.“Ayo Nenek antar ke kamar, Dirly!” Meski masih ingin menanyakan tentang sang calon Mama pada Dean, tetapi Dirly akhirnya menurut  dan mengikuti langkah Rita yang menuntunnya menuju kamar.Dean menangkap raut sedih di wajah anaknya dan demi apa pun, itu membuat ulu hatinya terasa sakit.Kini Dean beralih menatap pada Damar  yang masih berdiri kokoh di hadapannya.“Apa sekarang Papa puas sudah membuat anakku sedih? Lihat apa yang Papa lakukan! Papa sudah merenggut kebahagiaan anakku!” Dean berkata ketus, mengepalkan tangan.Damar t
Baca selengkapnya

Rencana Mahesa

“Saya tak pernah melihat Nona Athalia keluar dari dalam kontrakannya selama beberapa hari ini, Tuan. Sesekali saya hanya melihat dia berjemur di depan rumah atau menyapu lantai. Kadang menyambut ibunya yang pulang sehabis berjualan,” ucap seorang lelaki yang saat ini sedang mengamati kontrakan Athalia dari kejauhan.Lelaki itu sedang berbicara dengan bossnya melalui sambungan telpon. Ia menyampaikan informasi yang ingin diketahui oleh bossnya itu.“Jadi dia sudah tak berkerja lagi di mana pun?” tanya Mahesa dari seberang telpon.Greg mengangguk. “Sepertinya begitu, Tuan.”“Tapi aku yakin kalau Athalia pasti membutuhkan pekerjaan. Wanita seperti Athalia tak pernah mau menyia-nyiakan peluang. Greg, kau bisa membantuku untuk melakukan sesuatu?” “Tentu saja, Tuan Mahesa. Apa yang bisa saya lakukan untuk Anda?” tanya Greg dengan patuh.“Datang saja ke kantorku nanti malam. Aku tidak ingi
Baca selengkapnya

Apa Dia Merindukanku?

Malam hari, sebuah mobil berhenti di depan teras kontrakan Athalia. Pemilik mobil itu belum beranjak turun dari mobilnya. Matanya masih lurus mengamati pintu kontrakan itu yang tertutup. Athalia salah jika mengira Dean malu dan marah padanya karena tak pernah menemuinya setelah acara pertunangan yang gagal itu.Justru selama ini Dean membiarkan Athalia karena ingin memberikan wanita itu waktu untuk menenangkan diri. Kini Dean menarik napas sejenak, lalu bergerak turun dari mobilnya.“Semoga saja Athalia mau bicara denganku,” ucapnya sambil menyingsingkan lengan kemeja hingga menggulung ke siku, kemudian mengayun langkah dan berdiri di depan pintu. Dean mengangkat tangan, lalu mengetuknya.Tak berselang lama, terdengar suara langkah dari dalam sana yang bergerak untuk membuka pintu. Dean tersenyum saat daun pintu berayun terbuka dan sosok Athalia mematung di hadapannya.“De … an?”&ldq
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
2223242526
...
29
DMCA.com Protection Status