Home / CEO / Penghangat Ranjang Tuan CEO / Chapter 191 - Chapter 200

All Chapters of Penghangat Ranjang Tuan CEO: Chapter 191 - Chapter 200

283 Chapters

Buku Novel Tatiana

Mungkin karena wanita itu sudah memiliki banyak koleksi make up dari brand-brand ternama.Syukurlah, itu berarti Mahesa bisa secepatnya kembali ke kantor. Saat mereka sedang melangkah, tiba-tiba langkah Mahesa terhenti saat ia melintasi toko buku.Di sana, ada sebuah rak yang berdiri, memamerkan berbagai macam judul dari novel-novel karangan penulis terkenal.Namun, mata Mahesa tertuju pada satu novel yang tak asing bagi penglihatannya. Mahesa mendekat, mengambil buku itu dan memperhatikannya dengan lekat. “Aku merasa aneh saat melihat novel ini. Sepertinya aku pernah membacanya, tapi di mana?” gumam Mahesa dalam hati. Penasaran, Mahesa membalikan buku novel itu hingga ia bisa membaca bagian blurbnya. Di sana tertulis bahwa novel ini menceritakan tentang seorang gadis pembantu bernama Tatiana yang jatuh cinta pada Alex—tuannya sendiri.“Tatiana … “ gumam Mahesa pelan.Mahesa terkejut saat
Read more

Mama tidak akan Meninggalkanku

“Dirly itu masih kecil, tapi kadang dia suka berpikir kritis. Dia mengerti kalau ibunya sudah tiada, tapi saat melihatmu, dia merasa melihat ibunya secara nyata. Aku tidak tahu, apakah aku harus merasa sedih atau bahagia.” terdengar hembusan napas berat dari mulut Dean.Athalia tahu ini sangat berat. Tumbuh besar tanpa sentuhan tangan seorang ibu memang akan sangat terasa menyedihkan. Di saat orang lain akan terlelap setiap malam dalam dekapan ibu mereka, mungkin Dirly adalah salah satu anak tidak beruntung yang tak memilikinya.Seketika perasaan bersalah menyergap hati Athalia. Mengapa wajahnya bisa mirip dengan Alma, hingga menjadi menyakiti hati bocah mungil yang tak berdosa itu. Andai Athalia boleh memilih, ia tak ingin wajahnya mirip dengan ibu Dirly.“Maaf, Pak Dean. Aku tidak tahu kalau ternyata wajahku sangat mirip dengan ibunya Dirly. Aku tidak bermaksud untuk—““Tidak apa, ini bukan salahmu. Hanya saja &hel
Read more

Datang tanpa Permisi

Pagi ini, Mahesa masih sangat mengantuk. Ia tak bisa tidur semalaman. Tepatnya, Mahesa memang tak pernah bisa tidur nyenyak jika malam hari. Sebab otak dan hatinya selalu saja meresahkan hal yang sama. Yaitu, tentang gadis yang selalu berkelebat dalam benaknya. Entah siapa dia, sampai detik ini tanya itu masih menggantung di atas kepala. Mahesa belum juga menemukan jawabnya. "Eenghhh ...  "Mahesa bergumam pelan dengan mata yang masih terpejam, saat ia merasa ada yang menyentuh perutnya dan mengusapnya dengan gerakan seringan bulu. Ah, pasti ini hanya mimpi. Tapi, semakin lama, tangan itu bergerak naik dan berhenti di dadanya yang bidang. Merasa ada yang janggal, Mahesa pun tak tahan untuk membuka mata. Lantas ia terkejut melihat pemandangan di depannya. "Kiran?! Apa yang kau lakukan? Bagaimana kau bisa masuk ke dalam kamarku?!" Mahesa beringsut duduk, menatap Kiran yang duduk di sampin
Read more

Menjemput Dirly

Malam ini, Dirly sedang cemberut di atas ranjang kecil yang dibalut oleh sprai tayo, kartun kesukaannya. Sambil menunduk, Dirly menyandarkan  punggungnya pada kepala ranjang. Kedua tangannya saling bertaut di atas paha. Ia sedang marah pada seseorang. Siapa lagi kalau bukan Dean, ayahnya. "Lihat saja nanti, kalau Papa datang ke kamarku, aku tidak akan mau bicara dengan Papa," cetus Dirly dengan raut sebal. Lalu melipat kedua tangannya di depan dada. Kemarahan yang dirasakan oleh bocah berusia enam tahun itu awalnya bermula saat Dean mencoba memberinya pengertian sekali lagi saat di mobil, kalau Athalia bukan lah ibu kandungnya. Dan ucapan itu membuat hati Dirly merasa sakit, tentu saja. "Mana Papa? Seharusnya Papa sudah datang ke kamarku sekarang." Dirly menggaruk kepalanya yang tak gatal. Matanya melirik ke arah daun pintu kamar yang tertutup. Dirly berusaha menajamkan pandangan  denga
Read more

Hangatnya Sikap seorang Ibu

Tak banyak bertanya lagi, sopir itu pun mengangguk dan menghentikan laju mobilnya. Dirly melirik ke arah Athalia yang membuka pintu mobil dan turun, lalu wanita itu berjalan pergi entah ke mana. Kening Dirly sempat berkerut dengan benak yang bertanya-tanya. "Tante Athalia mau beli apa?" gumamnya dalam hati. Pertanyaan itu langsung terjawab ketika tak berselang lama, Athalia kembali masuk ke dalam mobil. "Sudah selesai, Nona?" "Sudah, Pak. Ayo jalan lagi!" Dirly kembali menunduk dan mengalihkan pandangannya dari Athalia. Tapi, meski begitu, tadi ia sempat melihat benda apa yang Athalia bawa masuk ke dalam mobil. "Ice cream?" Athalia membeli dua cup ice cream dan sekarang ia sedang menyodorkan salah satunya pada Dirly. Dirly menoleh, sejenak menatap pada ice cream di tangan Athalia. Tapi kemudian matanya terangkat hingga bertemu dengan kedua bola mata Athalia yang cokelat muda
Read more

Siapa yang Mirip Istrimu?

Tawa Mahesa yang berderai itu, seakan menular pada Dean. Dean terkekeh seraya menggeleng-gelengkan kepalanya. "Dia pasti sangat menggemaskan," ucap Mahesa mengenai Dirly. Dean mengangguk setuju. "Ya, begitulah. Kata orang, buah tidak akan jatuh jauh dari pohonnya." Dean berseloroh. Mahesa kembali tertawa, kali ini sambil memijiti keningnya. Dean meraih air minum di samping piringnya, kemudian meneguknya. "Oh ya, bagaimana kabar istrimu? Aku belum pernah bertemu dengannya karena waktu itu tidak bisa hadir di pernikahan kalian."Pertanyaan Mahesa berhasil membuat gerakan meneguk Dean terhenti. Dean menjauhkan gelas dari bibir, matanya menatap nyalang, lalu senyum tipis penuh kekecewaan tersungging di bibirnya. "Alma ...  Dia sudah meninggal setelah melahirkan Dirly," jawab Dean. Terlihat raut terkejut di wajah Mahesa. "Maaf, aku tidak tahu kalau-""Bu
Read more

Jadi Baby Sitter

"Apa, Pa?" Dirly bertanya, menatap pada  kedua bola mata Dean dengan lamat. Dean tersenyum, lalu ia mengeluarkan sesuatu dari balik punggungnya dan menunjukkannya pada Dirly. "Surprise!" seru Dean sambil mengangkat benda itu dengan kedua tangannya. Dirly tak bisa berkata-kata. Kejutan dari Dean membuatnya takjub. Bagaimana tidak? Dean memberikan sebuah pigura foto yang menampilkan foto Dirly saat masih bayi, lalu diedit dan dibuat seolah Dirly sedang digendong oleh Alma, ibunya. "Ini Papa yang membuatnya sendiri?" tanya Dirly, menerima bingkai foto itu dari tangan Dean, lalu mengamatinya dengan menahan tangis. Dean mengangguk. "Ya, Papa yang membuatnya. Apa kau suka?"Dirly mengangguk cepat, mengusap sudut matanya dengan ujung jari. "Sangat. Aku sangat menyukainya. Ini aku waktu masih bayi, dan ini Mama sedang menggendongku. Papa, i'm happy. Thank you so much!" Dirly mendekap foto itu ke dadanya, lalu ia men
Read more

Menjaga Dirly

Athalia pulang ke rumah. Narsih langsung menyambutnya. Terlihat raut heran di wajahnya. Pasalnya, hari ini Athalia pulang lebih awal. "Athalia, apa kau sakit?" Narsih bertanya ketika Athalia baru saja menghempaskan pantatnya di atas sofa ruang tengah. Tangan yang mulai keriput itu menyentuh di kening putrinya, tetapi tidak panas. "Aku baik-baik saja, Bu." "Syukurlah, Ibu sudah khawatir karena kau pulang lebih awal. Takutnya kau tidak enak badan dan bossmu menyuruhmu pulang," ucap Narsih, lalu duduk di samping Athalia. Athalia menggeleng pelan, tersenyum kecil. Ibunya memang selalu secemas itu. "Aku pulang lebih cepat memang karena bossku yang menyuruh." Athalia melepaskan tas selempangnya dari pundak, lalu menaruhnya di atas meja. Kedua alis Narsih mengernyit mendengar penuturan Athalia. "Tapi bukan karena aku sedang tidak enak badan. Melainkan karena ...  aku dipecat dari restoran," lanjut
Read more

Mirip Ibuku

Pintu utama dari sebuah rumah yang megah itu terbuka lebar di kedua sisinya oleh security. Lantas dua orang yang tadi berdiri di depan pintu, kini melangkah masuk ke dalam. Dialah Athalia dan Dean. Sambil berjalan, Athalia mengedarkan pandangannya ke sekeliling bagian dalam rumah itu. Semua furniturenya terlihat mewah. Bisa dikatakan, rumah Dean tak kalah mewahnya dari rumah Tuan Leuwis yang pernah dilihatnya. "Athalia, di sebelah sana kamarmu," tunjuk Dean pada pintu kamar yang letaknya tak jauh dari anak tangga. "Meskipun kau tidak menginap di sini, tapi kau bisa tidur siang atau beristirahat di sana saat Dirly sekolah," kata Dean. Athalia mengangguk pelan. Tidur siang? "Ikut aku, biar kutunjukan kamarnya." Dean melangkah lebih dulu, Athalia mengekor dari belakang. Kemudian tangan Dean membuka pintu kamar itu, Athalia sempat tertegun melihat kamar itu yang akan menjadi kamarnya. Pasalnya, menur
Read more

Hanya ingin Kau

Mobil mewah keluaran eropa milik Dean berhenti tepat di depan pelataran restoran 'AlmaDirly' miliknya.Setelah memarkirkan mobilnya dengan rapi, Dean turun dan melangkah memasuki restoran itu.Tangannya masuk ke dalam saku celana kanannya, merogoh sesuatu dari sana."Aku belum memberitahu dia kalau sebentar lagi Dirly ulang tahun," gumam Dean sambil mengulum senyum tipis.Masuk ke dalam lift, Dean menekan tombol lift dan segera menempelkan ponselnya ke telinga kanan.Menunggu seseorang di ujung sana mengangkat panggilannya."Hallo, Mahesa! Maaf mengganggumu, apa kau sedang sibuk?" ternyata Dean menghubungi Mahesa."Tidak, kau sama sekali tidak menggangguku. Aku baru saja selesai menandatangi laporan. Ada apa, Dean? Aku tahu, jika kau menghubungiku, itu tandanya ada sesuatu yang penting." suara Mahesa terdengar dari seberang telpon."Kau benar, memang ada hal penting yang ingin kuberitahukan padamu. Karena kau tidak akan mungkin datang ke sini,
Read more
PREV
1
...
1819202122
...
29
DMCA.com Protection Status