All Chapters of Kebangkitan Istri Yang Diabaikan: Chapter 41 - Chapter 50

189 Chapters

Bab 41. Mengapa Harus Takut

"Jangan tunggu aku pecat, baru kamu mau angkat kaki dari sini!" bentak Wei kesal.Dia menatap Clara tajam penuh kemarahan, membuat wanita itu tanpa sadar mundur ke belakang karena takut.Seperti orang yang menyembunyikan ekornya, Clara cepat-cepat keluar dari kantor Wei. Sesampainya di luar, Clara tampak menepuk dadanya untuk mengurangi debar jantungnya yang berdetak cepat."Ini gila! Aku baru tahu kalau Wei bisa benar-benar marah seperti itu ... benar-benar menyeramkan," gumam Clara sambil mengambil air mineral dan meminumnya dengan cepat.Sementara itu di dalam kantor Wei menyuruh Joy terus mencari informasi tentang keberadaan istrinya."Cari tahu dimana dia sekarang, selama keadaannya baik-baik saja jangan diganggu, biarkan saja dia di tempat itu," kata Wei kepada Joy."Baik."Joy segera meninggalkan ruang kantor Wei untuk melaksanakan tugasnya mencari Ara.Di sebuah penginapan alam di Lembang, Ara tampak duduk di tepi sungai dan bermain air dengan menggunakan tangannya."Aku tida
Read more

Bab 42. Memohon Pengampunan

"Tuan," sapa kepala pelayan saat berpapasan dengan Wei di gerbang depan."Ya," sahut Wei sambil melewati kepala pelayan yang tampak tercengang melihat tingkah Wei yang tidak biasa pagi ini.Biasanya Wei belum akan keluar dari rumah sebelum waktunya berangkat kerja.Kepala pelayan tidak ingat kapan tuannya itu pernah lari pagi. Seingatnya, Ara lah yang sering melakukan hal tersebut.'Apakah Tuan sedang mengingat nyonya, hingga melakukan apa yang biasa nyonya lakukan ketika pagi hari?' batin kepala pelayan bertanya kepada diri sendiri sambil menatap punggung Wei yang berangsur menjauh.Ara berlari menuju taman komplek dan mulai berlari berputar di sekeliling taman. Dia tidak sadar kalau Wei sedang berlari mengikuti seperti buntut di belakangnya.Dia berpapasan dengan seorang pria muda. Pria itu tersenyum, awalnya dia ingin menyapa dan berkenalan dengan Ara. Namun, niat itu dia hentikan ketika melihat Wei di belakang Ara tampak marah dan memelototinya.Pria itu menduga Wei dan Ara adala
Read more

Bab 43. Berlutut  

Wei menjatuhkan diri tepat di depan pintu gerbang rumah Ara dan berlutut. Dia berteriak meminta maaf kepada Ara dan bersumpah tidak akan mengulangi kesalahannya lagi di masa lalu.Tindakan Wei ini mengundang perhatian kepala pelayan yang berdiri di taman depan rumah Wei. Dia awalnya sedang mengawasi tukang kebun memangkas beberapa tanaman yang mulai meninggi.Ketika melihat Wei berjalan tergesa-gesa, kepala pelayan berpikir Wei ingin cepat-cepat pulang karena harus segera berangkat ke perusahan. Siapa sangka tuannya ini malah menjatuhkan diri berlutut di depan pintu gerbang rumah yang ada di depan rumahnya sendiri sambil meneriakkan nama mendiang istrinya dan bersumpah."Apa yang sedang dilakukan tuan? Mengapa dia bersikap seperti itu?" gumam kepala pelayan cemas.Apakah tuan mudanya saat ini sudah gila? Mengapa dia melakukan hal memalukan seperti itu?"Aku harus secepatnya mengabari Nyonya dan Tuan besar, sepertinya Tuan muda harus di bawa ke rumah sakit segera!" kata kepala pelayan
Read more

Bab 44. Ramah Tapi Jauh  

"Aku benar, Ma, dia memang ada di rumah ini," kata Wei tanpa ragu."Baiklah, sekarang kamu pulang, biarkan mamamu yang memeriksa, apakah Ara memang benar ada di rumah ini atau tidak!" kata Wuzini tegas menyeret anaknya kembali ke dalam rumahnya sendiri meninggalkan Nina yang tampak bingung di depan rumah Ara. Nina memandang rumah di depannya ragu. Benarkah menantunya saat ini masih hidup dan tinggal di sini?Dia mendekati rumah dan membunyikan bel yang terletak di samping pintu.Seraut wajah asing tapi ramah tampak menyembul keluar dari sela pintu setelah pintu di depannya terbuka."Apakah di rumah ini ada yang bernama Ara?" tanya Nina kepada gadis blasteran yang saat ini berdiri di depannya dan terlihat bingung."Aku Ara ....""Kamu Ara?" tanya Nina bingung.Apakah anaknya menganggap gadis di depannya ini adalah Ara hanya karena kesamaan nama?"Namaku Lanara, panggilanku Ara," kata Ara menegaskan.Walau dia sempat bingung ketika harus berhadapan kembali dengan mertua yang sangat me
Read more

Bab 45. Terasa Akrab

"Ma, tapi tanda di tumitnya itu menunjukkan kalau itu benar-benar Ara!" kata Wei memotong kata-kata Nina."Kamu harus ingat, tanda bisa dibuat! Jangankan tanda lahir, bahkan wajah saja saat ini bisa dirubah menjadi orang lain!" kata Wuzini mengingatkan."Papa benar, bukannya tidak mungkin Ara telah melakukan operasi wajah, itu sebabnya wajahnya berbeda dari yang dulu.""Tapi sikapnya benar-benar membuat mama tidak bisa yakin kalau gadis itu benar-benar Ara," kata Nina sambil mengerutkan bibirnya.Wei terdiam. Tidak tahu harus berkata apa lagi untuk meyakinkan kedua orang tuanya kalau Lanara itu sesungguhnya adalah Ara."Jangan dekati dia dan jangan membuat ulah lagi. Kamu sudah dewasa, ada nama baik keluarga di atas kepalamu, jadi tolong jangan permalukan kami dengan kelakuan memalukan seperti tadi!" kata Wuzini tegas.Wei hanya menghela napas panjang dan menatap kedua orang tuanya putus asa. Mengapa mama dan papanya sama sekali tidak percaya kalau Lanara adalah Ara? Keesokan harinya
Read more

Bab 46. Hari Yang Aneh

Sepertinya memang hanya mamanya saja yang bisa meluluhkan hati istrinya. Wei tampak tersenyum lebar. 'Sepertinya aku masih punya kesempatan untuk mendapatkan hatinya kembali,' batin Wei semangat.Tiba-tiba suasana hatinya mulai membaik dan tidak lagi merasa kesal dan ingin marah-marah sekalipun ada banyak masalah di perusahaannya.Kepala pelayan hanya melongo melihat Wei yang tampak tersenyum bahagia dan membawa piring berisi kue itu ke dalam kamarnya."Wei sudah pulang?" tanya Nina keluar dari kamarnya.Ketika di dalam kamar ia mendengar sayup-sayup suara Wei sedang berbincang dengan kepala pelayan dari arah ruang makan. Itu sebabnya dia keluar dari kamarnya. Namun, ketika dia keluar, Nina sama sekali tidak melihat sosok anak laki-lakinya tersebut di ruang makan. Dia hanya melihat kepala pelayan yang tampak sedang melongo menatap ke arah kamar anaknya."Sudah, Nyonya," jawab kepala pelayan dengan cepat kembali ke ekspresi datarnya."Dia sudah masuk ke kamarnya?""Ya.""Ambilkan ku
Read more

Bab 47. Pesta   

Dia tidak tahu apakah harus percaya atau tidak pada kata-kata anaknya karena semua yang dikatakan Wei mungkin saja benar.Gadis itu pernah mengalami kecelakaan pesawat yang sama dengan menantunya dan melakukan operasi wajah.'Bukannya tidak mungkin 'kan? Kalau dia itu adalah Ara, menantuku ... ah! Apa sih yang aku pikirkan ini? Mengapa aku jadi sama gilanya dengan Wei yang mengira gadis itu adalah Ara?' batin Wuzini sambil meringis.Wuzini berpikir tidak mungkin Paul akan diam saja saat mengetahui ada gadis lain menyamar sebagai anaknya. Lagi pula bukankah ada tes DNA setelah korban selamat ditemukan?"Di kantormu aku dengar ada sekertaris baru?" tanya Wuzini kepada Wei mengalihkan topik pembicaraan.Dia merasa kalau mereka terus membahas Lanara, lama-lama dirinya akan terpengaruh dan berakhir sama gilanya dengan Wei."Ya, dia pengganti Rina, Pa," sahut Wei acuh tak acuh.Tidak seperti ketika mereka membahas tentang Lanara, Wei terlihat kurang tertarik ketika papanya mengalihkan topik
Read more

Bab 48. Tidak Bisa  

Clara tampak tersenyum menatap ke arah Eva yang salah mengira dirinya sebagai Ara."Aku bukan Ara, aku Clara, Tante," kata Clara ramah."Oh ... maaf, kamu mirip sekali dengan putriku," kata Eva masih tidak percaya ada gadis lain yang wajahnya sangat mirip dengan anaknya.Clara mengerutkan bibirnya menahan senyum. Ternyata wanita di depannya adalah mertua Wei. Tiba-tiba ada sebuah ide tercetus di dalam benaknya."Ada banyak orang yang mengira aku adalah Ara, istri tuan Wei ... tapi aku hanya tahu kalau namaku adalah Clara sebagaimana yang dikatakan oleh orang yang merawat ku selama ini," kata Clara sambil melirik ke arah Wei yang saat ini sedang mendekati Lanara di pintu masuk."Oh ... mengapa seperti itu? Apakah kamu pernah mengalami sebuah kecelakaan?" tanya Eva semangat.Dia berharap jawaban Clara adalah iya. Jika gadis ini mengatakan iya maka kemungkinan gadis ini adalah Ara -putrinya- semakin jelas."Aku tidak ingat," jawab Clara sambil menyesap minumannya."Apakah kamu mengalami
Read more

Bab 49. Tidak Akan Menyerah   

Awalnya Arga tidak terlalu memperhatikan sekertaris Wei ini dan menganggap kesamaan wajahnya hanyalah sebuah kebetulan.Namun, semakin lama dia mengamati, wanita ini semakin terlihat sangat mencurigakan. Arga curiga wanita yang mirip adiknya itu bukanlah wanita sederhana.Akhirnya Arga memutuskan untuk kembali menyelidiki siapa sebenarnya Clara, sekertaris baru adik iparnya itu."Jangan keras-keras," kata Clara sambil melirik ke kanan dan ke kiri khawatir ada yang mendengar kata-kata Arga."Kenapa? Apakah kamu takut kalau topengmu ini akan terbuka?" tanya Arga sinis. "Jika kamu takut hentikan aksimu ini, aku tidak akan tinggal diam jika kamu berani memakai wajah adikku untuk melakukan hal yang tidak baik!" ancam Arga sambil memelototi Clara."Arga ... apa yang kamu lakukan di sini?" tanya Eva yang entah kapan sudah berdiri di belakangnya.Dia tidak mendengar apa yang sedang dibicarakan oleh putranya dengan wanita yang ada di depannya. Tapi Eva bisa merasakan kalau saat ini putranya it
Read more

Bab 50. Kemarahan Luke  

Luke terdiam. "Apakah dia menyakitimu?" tanya Luke cemberut."Tidak, dia hanya ingin aku menerimanya kembali.""Kalau begitu jangan terima!" kata Luke tegas."Tapi dia memang masih suamiku, Luke. Papa juga sudah tahu tentang masalah ini.""Bukankah kalian sudah bercerai?" tanya Luke heran.Sebelumnya Ara pernah bercerita kepadanya kalau dia dan suaminya sudah bercerai karena Ara ingin mengalah dan membiarkan pria itu bahagia dengan wanita pilihannya."Aku sudah menandatangani surat perceraian. Namun, aku sendiri juga tidak pernah menyangka kalau Wei tidak ingin bercerai. Dia merobek surat itu," kata Ara tidak berdaya.Sampai saat ini Ara masih tidak tahu apa yang menyebabkan suaminya menolak untuk bercerai. Anehnya lagi sampai sekarang, Ara masih belum mendengar kabar tentang Rina, mantan sekertaris pribadi sekaligus kekasih suaminya itu.Wanita itu seperti hilang ditelan bumi. Selama Ara berada di Indonesia, tidak sekalipun dia pernah melihat sosok Rina."Bukankah dia memiliki kekas
Read more
PREV
1
...
34567
...
19
DMCA.com Protection Status