All Chapters of Kebangkitan Istri Yang Diabaikan: Chapter 51 - Chapter 60

189 Chapters

Bab 51. Penuh Dengan Kecurigaan   

Max terlihat mengerutkan bibirnya mendengar kata-kata Luke saat ini."Baik, Tuan," kata Max pada akhirnya.Dia benar-benar menyesal telah bekerja sama dengan orang seperti Luke. Benar-benar tidak ada kebebasan. Semua harus pria ini yang mengatur. Dirinya dan Clara tidak ubahnya seperti pesuruh.'Ini bukan kerja sama yang sebenarnya ... aku merasa Luke hanya memperlakukan aku dan Clara seperti anak buahnya. Sayangnya aku belum memiliki kekuatan yang cukup untuk melawannya,' batin Max cemberut.Max tahu dengan jelas apa akibatnya kalau dirinya memberontak. Luke pasti tidak akan membiarkannya hidup damai. Pria itu begitu jahat dan pendendam."Pantas ... diusia semuda itu dia bisa memegang kekuasaan yang begitu besar dan kuat," gumam Max sambil mengusap dagunya.Dia merasa dirinya bukanlah apa-apa dan tidak sebanding dengan Luke. Menunggu beberapa tahun lagi, saat Luke seusianya, kemungkinan pria itu akan jauh lebih menakutkan dari sekarang.Max hanya menghela napas. Dia memang harus bany
Read more

Bab 52. Cara Melunasi Hutang  

"Maaf ... maafkan aku, Ara ...."Wei menjatuhkan dirinya kelantai dan berlutut di di depan istrinya."Aku sudah memaafkan mu Wei, bahkan sejak aku meninggalkan rumah itu. Tapi jangan paksa aku untuk kembali denganmu, aku tidak bisa.""Mengapa?" tanya Wei sambil menengadahkan wajahnya menatap Ara."Aku takut ... aku takut hatiku akan kembali sakit dan tidak bisa lagi bangkit seperti sekarang," kata Ara dengan suara tersendat."Ini salahku! Ara ... tolong berikan aku kesempatan satu kali lagi, hanya satu kali saja untuk membuktikan kalau aku benar-benar sangat mencintaimu," kata Wei sungguh-sungguh dengan mata yang memerah.Ara terdiam. Dia mengerutkan alisnya tidak tahu apakah harus menolak atau menerima suaminya kembali."Jangan percaya! Sekali seorang pria menyakitimu dan kamu maafkan, maka dia akan ketagihan untuk melakukan hal yang sama kepadamu kali berikutnya!" kata Luke sambil memasuki rumah Ara dengan menyeret kopernya.Ketika mengetahui Ara tinggal berhadapan dengan Wei, Luke
Read more

Bab 53. Berubah Penilaian  

Luke tampak gelisah duduk di restoran hotel tempat dia menginap saat ini. Berkali-kali dia melihat ke arah jam tangan yang melingkari pergelangan tangannya sambil sesekali menengok ke arah pintu masuk hotel. "Mengapa dia belum juga datang?" gumamnya tidak sabar.Luke telah mengirimkan chat ke ponsel Ara dan menyertakan alamat hotel tempatnya menginap dengan harapan Ara mau datang menemuinya.Bukankah Ara sebelumnya telah berjanji akan menemuinya? 'Apakah masalahnya dengan pria brengsek itu masih belum selesai?' tanya Luke dalam hati.Dia mengerutkan kening, mengira-ngira bagaimana Ara akan menghadapi suaminya tersebut.Jika sikap suaminya masih seperti dulu, Luke yakin Ara pasti akan menolaknya. Namun, setelah Luke melihat dengan mata kepala sendiri bagaimana sikap Wei kepada Ara, Luke mulai gelisah dan khawatir Ara akan berubah pikiran. Sepertinya apa yang Paul katakan memang benar. Pria itu sebenarnya mencintai Ara. Mungkin sebelumnya pria itu tidak sadar akan perasaannya sendiri
Read more

Bab 54. Tidak Menemukan Ara  

Paul hanya mengerutkan bibir dan alisnya ketika mendengar pertanyaan Ara.Dia mengetahui sesuatu yang Ara tidak ketahui tentang Luke. Namun, tidak mungkin Paul akan memberitahukan kepada Ara apa yang dia ketahui saat ini."Aku tidak bisa memberitahumu apa yang aku ketahui tapi percayalah, suamimu jauh lebih baik daripada Luke. Jika kita tidak menilai seseorang hanya berdasarkan materi atau penampilan, kita pasti akan lebih memilih Wei daripada Luke," kata Paul serius. Ara mengerutkan kening mendengar kata-kata papa angkatnya. Sementara itu di Indonesia, baik Wei maupun Luke sama sekali tidak menyadari kalau Ara telah kembali ke Prancis.Luke sibuk berhubungan dengan Max dan Clara untuk menjatuhkan Wei, sementara Wei sendiri sibuk memikirkan cara yang tepat untuk segera memecat Clara."Mengapa kamu melamun?" tanya Wuzini ketika melihat Wei sedang duduk bertopang dagu di meja makan."Papa ....""Apakah ada sesuatu yang mengganjal di pikiranmu?" tanya Wuzini sambil duduk di dekat anak
Read more

Bab 55. Tidak Yakin

Wei menggelengkan kepalanya menepis pemikiran kalau Ara saat ini sedang bersama Luke.'Tidak, dia bukan wanita seperti itu!' batin Wei lagi yakin."Mungkin Ara saat ini sedang lari pagi, Ma," kata Wei teringat kebiasaan istrinya setiap pagi." ... atau mungkin dia saat ini sedang belanja," kata Wuzini menimpali kata-kata putranya."Masih banyak waktu untuk bertemu dengannya, sebaiknya kita pulang saja dulu," saran Wei kepada kedua orang tuanya."Baiklah, nanti agak siangan Mama akan datang ke sini lagi," kata Nina sambil menatap pintu rumah Ara yang tertutup rapat. Dia harus bertemu dan berbicara dari hati ke hati dengan menantunya. Nina ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi pada rumah tangga Ara dan Wei. Selama ini dia hanya mendengarkan laporan dari kepala pelayan yang juga tidak mengetahui penyebab Wei mengabaikan Ara hingga menantunya itu memutuskan untuk menyerah.Siang harinya, saat anak dan suaminya telah berangkat kerja, Nina kembali datang ke rumah Ara. Namun, tidak sediki
Read more

Bab 56. Kemarahan Ara

Beberapa bulan kemudian ....Ara kembali ke Indonesia karena proyek kerjasama dengan perusahaan Wei sudah mulai berjalan.Dia datang ke kantor Wei dan terkejut ketika melihat Clara masih ada di kursinya.'Aneh sekali, bukankah wanita ini harusnya sudah di pecat?' batin Ara sambil menatap Clara bingung. 'Mengapa Wei masih belum memecat sekretarisnya ini?' batin Ara lagi sambil terus menatap Clara.Clara hanya tersenyum sinis menatap Ara dan membalas tatapannya tanpa gentar sedikitpun.Setelah tahu Lanara adalah Ara, Clara merasa seperti kembali bertemu dengan musuh bebuyutannya. Dia tidak lagi ingin basa basi di depan Ara, wanita yang telah membuat Wei menjadi bersikap kasar dan dingin kepada dirinya karena kematian palsunya.Clara bangkit dari duduknya dan berjalan menghampiri Ara sambil menyilangkan tangan di depan dadanya."Nona Lanara ... oh salah. Benarnya adalah nona Ara," kata Clara sambil tersenyum mengejek.Ara mengerutkan bibirnya. Apakah wanita di hadapannya ini sudah menget
Read more

Bab 57. Tidak Memenuhi Syarat  

Dengan wajah cemberut, Wei kembali menjalankan mobilnya menuju lokasi proyek.Berkali-kali dia menghela napas panjang untuk menghilangkan rasa sesak di dalam dadanya sambil sesekali melirik ke arah Ara. Wei benar-benar kecewa melihat sikap Ara yang sama sekali tidak mau mengerti akan posisinya di perusahaan.Tidak lama kemudian ...."Kita sudah sampai, ayo turun," kata Wei sambil mematikan mesin dan membuka pintu mobil.Ara keluar dari mobil dan mengamati sekeliling lokasi proyek yang masih berupa tanah lapang. Ada beberapa peralatan berat dan pekerja yang sedang bersiap untuk mulai bekerja.Ini benar-benar masih tahap awal. Sebenarnya tidak ada yang bisa dilihat di sini. Paling Ara hanya bisa mengecek alat berat dan pekerja yang akan mengerjakan proyek pembangunan ini.Seorang pria setengah baya berbadan gempal berjalan mendekat ke arah Wei dan Ara."Pak Wei," sapanya sopan.Wei hanya menganggukkan kepala dan menoleh ke arah Ara."Ini pak Herman, dia mandor di sini," kata Wei kepada
Read more

Bab 58. Salah Mengartikan

Wuzini yang baru sampai di taman dan melihat istrinya tampak kesakitan, segera membawa Nina masuk ke dalam mobil diikuti oleh Wei dan sopir. Mereka menuju rumah sakit."Dimana Ara? Mengapa istrimu membiarkan mamamu sendirian di taman?" tanya Wuzini tidak habis pikir.Bukankah sebelumnya istrinya sedang berbincang dengan menantunya itu di taman?"Aku tidak tahu pa," kata Wei sama bingungnya dengan Wuzini. "Aku akan meneleponnya," kata Wei sambil mengambil ponsel dari saku bajunya."Halo," sapa Ara dengan suara seraknya.Dia sudah hampir terlelap ketika ponselnya terus berdering."Ara! Dimana kamu? Mengapa Mama penyakit jantungnya kumat?" tanya Wei tanpa basa-basi."A-aku di rumah, apa yang terjadi? Mengapa penyakit jantung Mama kumat?" tanya Ara bingung.Wei terdiam. Dia menatap papanya. Kedua pria itu menyimpulkan serangan jantung Nina kali ini tidak ada kaitannya dengan Ara."Aku juga tidak tahu apa yang menyebabkan Mama terkena serangan jantung lagi setelah sekian lama ....""Lalu
Read more

Bab 59. Melanggar Norma

Di luar kamar rawat Nina ....Wei yang awalnya ingin masuk mengurungkan niatnya ketika mendengar kata-kata mamanya. Dia menghela napas panjang, mendengar kata-kata mamanya kepada Ara. Sepertinya lagi-lagi dirinya tidak bisa terlepas dari campur tangan mamanya di dalam kehidupan ini.Walau dia tidak ingin mamanya ikut campur, tapi kalau itu bisa membuat Ara yakin dan kembali kepadanya, Wei tidak akan keberatan."Apa yang kamu lakukan di sini?" tanya Ara terkejut.Dia baru saja membuka pintu dan keluar dari kamar rawat Nina."Tidak ada," sahut Wei salah tingkah."Kamu menguping?" tanya Ara curiga."Tidak! Awalnya aku ingin masuk kedalam, aku tidak berniat menguping pembicaraan kalian, tapi tanpa sengaja pembicaraan itu terdengar olehku," jelas Wei berusaha untuk tetap terlihat tenang.Dia merasa tidak enak dituduh sedang menguping oleh Ara. Wei merasa harga dirinya terusik. Predikat penguping bukanlah hal yang baik dan tidak patut untuk dibanggakan, jadi Wei tidak bisa menerima begitu
Read more

Bab 60. Memakai Tangan Orang Lain  

"Sial!" maki Paul setelah Stefani dan Thomas keluar dari ruang kantornya.Dia bukan anak yang tidak berbakti kepada orang tua. Sebagian hidupnya telah dipergunakan untuk menuruti semua kemauan mamanya. Tapi kali ini, walaupun merasa tidak enak, Paul tidak bisa mengabulkan keinginan mamanya. Paul tidak mau mengambil resiko mempercayai orang yang salah dan memasukannya ke dalam bisnis yang telah dibangunnya dengan susah payah.Sementara itu, di dalam mobil, Thomas dan Stefani pulang ke rumah dalam diam. Tidak ada satupun dari mereka yang memiliki mood untuk memulai percakapan."Nek, kita sudah sampai di depan rumah Nenek." Thomas mengingatkan kepada Stefani ketika mobil telah sampai di pelataran parkir rumahnya."Apakah kamu tidak ingin mampir dulu ke rumah Nenek?""Ada beberapa pekerjaan yang harus aku selesaikan, Nek," kata Thomas mencoba berkelit.Setelah tahu Stefani tidak banyak berguna baginya, Thomas tidak lagi terlalu antusias untuk mendekatinya.Selama ini Thomas mendekati n
Read more
PREV
1
...
45678
...
19
DMCA.com Protection Status