Semua Bab Kebangkitan Istri Yang Diabaikan: Bab 61 - Bab 70

189 Bab

Bab 61. Seperti Bunga Mekar

"Bos, kamu kenapa?" tanya Joy terkejut melihat wajah Wei yang memerah."Panas sekali ....""Apa yang kamu lakukan di sini?" tanya Joy yang menyadari kehadiran Clara."Aku ....""Suruh dia keluar!" kata Wei dengan badan gemetar menahan rasa yang pernah dia rasakan sebelumnya.Wei mengeratkan gigi, merasa kesal. Mengapa dia bisa sampai jatuh lagi kedalam perangkap yang sama."Kamu dengar? Bos menyuruhmu keluar," kata Joy kepada Clara."Tapi ....""Tidak ada tapi, keluar!" kata Joy sambil mendorong Clara ke luar kantor Wei.Setelah Clara keluar Joy kembali mendekat ke arah Wei."Bos, apa tidak sebaiknya kita ke rumah sakit?""Tidak, tolong telepon Ara suruh dia ke sini ...," kata Wei sambil mengendorkan dasinya.Ara yang mendapat kabar dari Joy kalau Wei sakit langsung bergegas ke perusahaan.Sampai di perusahaan, Joy telah menunggu Ara di bawah lift."Nyonya," sapa Joy yang sudah mengetahui kalau Ara sebenarnya adalah istri Wei."Bagaimana keadaannya?" tanya Ara cemas."Bos, saat ini be
Baca selengkapnya

Bab 62. Bisa Menjadi Siapa Saja

Dia telah merelakan wajahnya ditukar dengan wajah Ara, saat istri Wei itu belum mengalami kecelakaan. Tidak hanya itu, dirinya juga rela kehilangan identitas aslinya sebagai Rina karena ingin mendapatkan perhatian dari Wei. Tapi apa yang kemudian dia dapatkan? Ara yang masih hidup dan berganti wajah menjadi Lanara ternyata masih bisa menarik perhatian Wei dan mendapatkan kembali hatinya dari pada dirinya sendiri."Walaupun kamu mirip aku sebelum kecelakaan, tetap saja kamu bukanlah aku," celetuk Ara acuh tak acuh.Dia mengatakan itu tanpa mengalihkan matanya dari ponsel yang ada ditangannya."Ara ...."Wei mengerutkan kening mendengar kata-kata Ara. Dia benar-benar terkejut dan bertanya-tanya di dalam hati, mengapa tiba-tiba istrinya malah membongkar jati dirinya yang sebenarnya di depan Clara? Apakah dia tidak takut ini akan tersebar? Mungkinkah Ara sudah bosan pada perannya sebagai Lanara dan ingin menjadi Ara kembali?"Jangan khawatir, dia sudah lama tahu kalau aku bukan Lanara
Baca selengkapnya

Bab 63. Tidak!

Keesokan harinya, selesai makan pagi. Ara mengerutkan kening ketika melihat banyak sekali panggilan masuk dari Thomas."Mau apa dia menghubungiku?" gumam Ara cemberut.Tidak ada hal-hal baik jika itu berkaitan dengan sepupu Lanara. Ara terlalu malas untuk meladeni kelakuan keponakan papa angkatnya tersebut. Dia memasukan nomor Thomas ke dalam daftar panggilan yang ditolak tanpa memblokir nomornya.Setelah itu Ara keluar rumah. Dia berniat untuk lari pagi seperti biasanya. Siapa sangka, Wei telah menunggu di depan rumahnya sendiri dengan pakaian olah raga. Siap untuk lari pagi juga."Kamu kesiangan," kata Wei sambil berjalan mendekatinya."Bukan urusanmu," kata Ara acuh tak acuh."Tentu saja itu urusanku, kamu itu istriku," kata Wei sambil mengacak puncak rambut Ara gemas."Wei, berhenti! Aku bukan anak kecil lagi!" kata Ara menepis tangan Wei kesal."O iya, aku lupa, sejak kemarin kamu telah menjadi wanita dewasa, milikku," kata Wei sambil mengedipkan sebelah matanya dan tersenyum leb
Baca selengkapnya

Bab 64. Tidak Bisa Dikelabui

Semua kembali menatap Wei heran."Mengapa tidak?" tanya Nina bingung."Belum saatnya keluarga Ara tahu kalau Ara masih hidup," kata Wei serius.Mana mungkin dia membiarkan Ara bertemu keluarganya, di saat hubungan mereka belum stabil.Wei tahu dengan jelas, kalau keluarga istrinya masih tidak mau memaafkan dirinya. Bagaimana mungkin mereka akan membiarkan Ara kembali bersamanya?"Mengapa?" Kali ini Wuzini yang bertanya kepada Wei. Dia tidak mengerti mengapa Wei tidak ingin Ara segera bertemu dengan keluarganya."Ara datang kesini dengan identitas Lanara. Wajahnya juga telah berubah. Apakah kalian yakin keluarga Ara akan langsung menerima Ara, hanya karena kita bilang kalau Ara masih hidup dan Lanara adalah Ara?" kata Wei mencoba menyampaikan alasan penolakannya secara logis.Semua yang ada di ruangan itu termasuk Ara, sama-sama mengakui kebenaran kata-kata Wei."Wei benar, keluargaku belum tentu akan menerima kenyataan kalau aku masih hidup, bisa saja mereka malah menganggap aku seba
Baca selengkapnya

Bab 65. Mengapa Harus Menahan?

Stefani terdiam.Apa yang dikatakan cucu laki-lakinya bisa saja benar."Anak sialan itu, jika benar dia mempengaruhi Lanara sampai seperti itu, maka dia benar-benar tidak lagi memandang wajah tua ini," kata Stefani sambil menepuk dadanya kesal."Lalu apa yang akan kita lakukan selanjutnya, Nek.""Kita akan menemui Hanna.""Apa? Mengapa kita malah menemui dia?" tanya Thomas cemberut.Baginya menemui Hanna sama saja dengan menemui orang rendahan, karena Hanna memiliki status yang berbeda dari mereka.Jika bukan karena Paul, Thomas tidak akan pernah mau berbicara pada Hanna sedikitpun."Apa lagi? Tentu saja untuk meminta bantuannya meluluhkan hati pamanmu, agar kamu diizinkan ikut ke Indonesia!" "Apakah ini akan berhasil? Nek, tidakkah ini akan merendahkan martabat kita?" tanya Thomas terang-terangan tidak setuju pada rencana neneknya untuk meminta bantuan kepada Hanna."Apakah kamu punya ide lain?" tanya Stefani dengan nada menantang kepada cucu laki-lakinya."Bukankah sebentar lagi ul
Baca selengkapnya

Bab 66. Panas Dan Memabukkan  

Ara menutupi wajahnya dengan kedua telapak tangan. Dia malu melihat tatapan panas Wei kepada dirinya."Wei," kata Ara tercekat.Dia bisa merasakan pita-pita pada baju tidurnya ditarik pelan oleh Wei. Dalam waktu singkat Ara merasa hawa dingin menerpa tubuhnya."Luar biasa, rasanya aku seperti sedang membuka kado istimewa, kamu benar-benar pintar memilih baju tidur," puji Wei dengan mata berbinar menatap tubuh molek Ara."Wei," kata Ara ketika Wei menarik telapak tangan Ara dari wajahnya.Wei meletakkan tangan Ara diatas kepala dan memegangnya erat hingga istrinya tidak bisa bergerak.Ara merasa sangat malu hingga wajah dan telinganya memerah. Sikap Ara yang malu-malu malah membuat gairah Wei semakin menggelegak.Tanpa banyak kata, Wei mulai menjelajahi istrinya dengan lembut dan penuh semangat. Sampai bulan semakin meninggi, suara-suara ambigu berbaur dengan suara ranjang bergoyang terus terdengar dari kamar Ara.Wei benar-benar seperti orang yang kelaparan dan kehausan. Dia seolah i
Baca selengkapnya

Bab 67. Mengapa Harus pergi?  

"Siapa kamu?!" tanya Luke curiga."Bukankah seharusnya aku yang bertanya? Kamu siapa? Pagi-pagi begini menelepon istriku?" tanya Wei sambil tersenyum lebar.Sebenarnya dari layar ponsel Ara, Wei sudah tahu kalau yang menghubungi istrinya saat ini adalah Luke. Namun, Wei sengaja ingin membuat Luke kesal dengan pertanyaannya.Beruntung ponsel Ara berdering saat istrinya itu kekamar mandi. Jika tidak, bukankah dia harus menelan rasa kecut karena melihat istrinya berhubungan dengan pria lain melalui ponsel di depan hidungnya? Apalagi pria ini jelas-jelas tidak menyembunyikan rasa tertariknya kepada Ara."Kamu ... Wei?" tanya Luke antara ragu dan terkejut.Mengapa pria ini mengangkat ponsel Ara di jam sepagi ini? Apakah mereka telah melewati malam bersama?"Ya, aku Wei, suami sahnya Ara," kata Wei tegas penuh kemenangan.Seolah ingin mengatakan, aku suami sahnya, kamu siapa? Apa posisimu di samping istriku?Luke menelan ludah mendengar kata-kata penuh kebanggaan dari saingan cintanya."Ja
Baca selengkapnya

Bab 68. Hukuman Kecemburuan

Nina terkekeh geli melihat anak dan menantunya yang terlihat malu-malu.'Mereka benar-benar terlihat menggemaskan,' batin Nina menatap Ara dan Wei dengan senyum lebar.Tiba-tiba saja terdengar suara dering ponsel dari tas milik Ara yang saat ini tergeletak di sofa. "Halo," sapa Ara setelah mengambil ponselnya dan menerima panggilan telepon."Ara, ini aku.""Luke? Apa kabar?" tanya Ara terkejut dan tanpa sadar mengembangkan senyumnya.Wei mengerutkan kening mengetahui yang menelepon istrinya adalah Luke. "Siapa?" tanya Nina kepada Wei tanpa suara.Dia bisa melihat dengan jelas kalau anak laki-lakinya tidak menyukai orang yang saat ini sedang menelepon Ara. Ini bisa terlihat dari perubahan raut wajah Wei yang menjadi gelap ketika mendengar nama pria itu disebutkan oleh istrinya.Wei hanya mengangkat bahu, tidak ada mood untuk menjawab pertanyaan mamanya. Dia fokus hanya memandangi Ara yang saat ini sedang berbincang akrab di telepon dengan saingan cintanya.Dalam hati Wei benar-benar
Baca selengkapnya

Bab 69. Tidak Mau Disalahkan   

Wei menemani Ara ke mall kota untuk membeli beberapa kebutuhan bulanan yang sudah habis di rumahnya.Ketika melewati pakaian anak-anak, Wei berhenti dan tanpa sadar mengambil salah satu baju kodok yang terlihat lucu dan imut.Wei tersenyum membayangkan anak yang menjadi duplikatnya dan Ara memakai baju yang saat ini ada di tangannya."Wei!" panggil Ara yang merasa heran melihat Wei malah berhenti di bagian pakaian anak.Dia mengerutkan kening melihat suaminya tersenyum-senyum sendiri memandangi pakaian anak di tangannya."Apa yang kamu lakukan di sini?" tanya Ara setelah dia mendekati Wei."Ara ayo kita beli baju ini, ini lucu sekali, benar-benar imut," kata Wei yang sudah terlihat jatuh hati pada pakaian yang saat ini dipegangnya."Ada yang bisa kami bantu, Kak. Itu adalah produk terbaru kami. Ada berbagai ukuran untuk segala umur. Kalau boleh tahu berapa umur anak Kakak sekarang?" tanya seorang SPG wanita kepada Ara dan Wei, ramah.Wei dan Ara saling pandang dengan telinga yang meme
Baca selengkapnya

Bab 70. Jangan Terbujuk  

Wei terdiam. Apakah sikapnya kepada Ara dulu benar-benar separah itu? Jika tidak, mengapa sahabat istrinya ini begitu marah dan membencinya ketika mereka bertemu kembali? "Baiklah ... aku akui sikapku dulu memang tidak baik kepada istriku. Namun, aku dan Ara sudah saling memaafkan. Bukankah tidak pantas kalau kamu sebagai orang luar ikut berkomentar tentang hubungan kami?" "Itu karena aku kasihan dan sayang kepada sahabatku!" bantah Lita tegas. "Aku tidak ingin melihat Ara menangis lagi karena kamu!" kata Lita lagi menatap tanpa rasa takut ke arah Wei."Aku janji, sampai akhir hayat, aku tidak akan bersikap seperti itu lagi kepada Ara, apalagi sampai menyakitinya," kata Wei sungguh-sungguh."Apakah kamu yakin?" tanya Lita ragu."Yakin!""Apakah kalian sudah berbaikan?" tanya Ara sambil tersenyum senang, melihat suami dan sahabatnya tidak lagi bermusuhan."Ya, selama dia tidak menyakitimu kembali ... tapi Ara kalau dia kembali menyakitimu, aku bisa mengenalkan kamu pada pria yang le
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
56789
...
19
DMCA.com Protection Status