“Makan malam di rumah orang tua Chelsea?” tanya Davin seraya menatap ibunya dengan kening berkerut.“Iya. Tante Nita menghubungi Mami kemarin, dia mengajak kita makan malam di rumahnya besok lusa.” Lucy menyilangkan kaki kiri di atas kanan. “Tapi, mereka nggak mau kamu mengajak wanita itu. Mami harap, kamu bisa meluangkan waktu, Mas.”“Wanita itu?” Kerutan di kening Davin semakin dalam. “Siapa yang Mami maksud ‘wanita itu’?”“Istrimu.”Davin menghela napas panjang, ia lalu berdiri dari tempat duduknya sambil berkata, “Namanya Jingga Thania. Aku juga berharap Mami berhenti menyebut Jingga dengan sebutan ‘wanita itu’, dia punya nama, Mi,” ujarnya sambil membalikkan badan, saat akan melangkah ia kembali berkata, “Dan sampaikan pada Tante Nita, aku nggak akan datang kalau tanpa istriku.”“Mas!” sergah Lucy dengan cepat sambil berdiri. Matanya terbelalak tak percaya. “Kenapa akhir-akhir ini kamu jadi begini? Kenapa kamu lebih memprioritaskan wanita itu dibanding Mami kamu sendiri?”Sekali
Baca selengkapnya