“Sayang, coba panggil Mama. Ma... ma... ayo, ma... ma.” Jingga menatap Oliver dengan mata berbinar-binar, berharap anak itu mau mengikutinya mengucapkan kata ‘mama’.Namun, alih-alih mengikuti, Oliver justru malah tertawa dan berteriak gemas. Tawanya menular, membuat Jingga ikut tertawa.“Baiklah kalau kamu masih belum mau manggil Mama. Tapi Mama berharap kosakata yang kamu ucapkan pertama kali adalah Mama. Oke?” Jingga tersenyum lembut seraya mengusap rambut Oliver yang lurus dan terasa halus di bawah sentuhannya. “Kamu tunggu di sini, ya? Mama mau buat kopi buat Papa di sana,” kata Jingga seraya menunjuk dapur yang menyatu dengan meja makan.Hari ini, selain meminta dibuatkan bekal makan siang, Davin juga meminta dibuatkan kopi. Jingga tidak tahu apa perbedaan rasa kopi yang ia giling sendiri, dengan kopi buatan orang lain. Karena menurutnya sama saja. Namun, ternyata berbeda menurut Davin.Jingga tersenyum sendiri seraya memasukkan biji kopi ke dalam penggilingan.“Selamat pagi, an
Baca selengkapnya