Semua Bab Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit: Bab 1631 - Bab 1640

2104 Bab

Bab 1631

Alana mendorong Jovan menjauh dan mengerutkan kening, "Kamu pikir aku anak kecil?"Jovan adalah pria hebat dan terkenal, mana mungkin masih perawan?Melihat Alana tidak percaya, Jovan pun jujur dan menceritakan kisah sebenarnya, "Aku mengalami sesuatu pas masih muda yang menyebabkan aku kehilangan minat pada wanita."Alana menatapnya dengan mata terbelalak."Terus?""Yaa ... aku nggak punya pilihan selain deketin banyak wanita supaya di mata orang luar, aku terlihat normal," kata Jovan.Alana masih tidak percaya, "Memangnya ada kejadian apa?"Sebenarnya Jovan tidak ingin cerita, tapi pada akhirnya dia cerita."Kamu tahu nggak gimana ibuku meninggal?"Sejak menginjakkan kaki di rumah ini, sebenarnya Alana pernah menanyakan tentang orangtua Jovan. Tapi yang Alana tahu hanya orangtuanya sudah meninggal lama, tapi dia tidak tahu alasannya.Alana menggeleng.Jovan memberitahunya, "Meninggal waktu melahirkan, air ketubannya pecah."Alana mulai bersimpati dengan Jovan.Jovan melanjutkan, "Wak
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-12
Baca selengkapnya

Bab 1632

Setelah membersihkan rumah, Alana berbaring dengan lelah.Pelayan membawakannya berbagai makanan penambah gizi, "Nyonya muda, ayo makan yang banyak. Kata Tuan Besar Jacob, kalian 'kan masih muda jadi butuh energi yang besar, jadi harus makan yang banyak baru bisa cepat-cepat hamil."Sekarang, Alana bergidik ketakutan saat melihat semangkuk sup."Nggak usah, bawa pergi aja. Cuma lihat aja bikin aku mual.""Hah? Masa langsung jadi secepat ini? Nggak mungkin ...." gumam pelayan itu.Alana ingin sekali rasanya bersembunyi di dalam goa.Setelah menyuruh pelayan itu pergi, Alana menelepon Reina."Nana."Hari ini Reina sedang mempelajari konten bisnis perusahaannya, dia mengangkat telepon dari Alana dan bertanya, "Kenapa Alana?""Hahhh, ceritanya panjang."Alana menceritakan pada Reina semua yang terjadi tadi malam.Reina kaget bukan main."Kakek Jacob pakai trik ini?""Iya, aduh aku menyesal banget sekarang." Alana menghela napas, lalu berkata, "Tapi aku masih nggak ngerti satu hal.""Apa?"
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-12
Baca selengkapnya

Bab 1633

Saat Reina menghilang, Maxime menolak semua kerja sama dari Liane, hanya untuk melampiaskan amarah demi Reina.Dulu Liane mengabaikan Reina yang mengaku sebagai anaknya, sekarang setelah benar-benar terbukti, Maxime tentu tidak segampang itu memberi Liane kesempatan untuk menebus kesalahannya.Meski begitu, Liane tetap mengusahakan segala cara untuk menghilangkan berbagai potensi risiko bisnis Perusahaan XS.Karena hari ini Maxime tidak datang, Sisil tidak punya pilihan selain meminta Reina datang.Di dalam ruang tamu.Liane duduk dengan gugup dan terlihat sangat gembira saat melihat Reina datang."Nana.""Bu Liane."Liane terlihat sangat gembira, tapi Reina sangat tenang.Liane terlihat kecewa, tapi dia tidak menunjukkannya. Dia menarik kursinya dan duduk."Nana, aku mau berinvestasi di Perusahaan XS," ucap Liane.Reina masih belum begitu memahami berbagai operasi perusahaan. Setelah mendengar penjelasan Liane, Reina pun menuliskan semuanya dan akan menanyakannya pada Maxime malam nan
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-12
Baca selengkapnya

Bab 1634

Reina melihat telur berbentuk hati di piringnya. Entah mengapa hatinya seperti tertusuk pisau.Dia pernah memberikan telur seperti ini pada seseorang, Treya.Waktu itu Treya menatap telur buatannya dengan jijik, "Kamu apain sih telur ini? Lagian kamu itu putri Keluarga Andara, bukan pembantu! Malu-maluin!"Sejak itu, Reina tidak repot-repot melakukan hal-hal kecil seperti itu.Jadi begitu melihat perbuatan Liane padanya, hati Reina terasa gundah."Nana, kok kamu nggak makan? Nggak sesuai seleramu ya? Kasih tahu aja kamu suka makanan apa, aku akan belajar." Liane terlihat sangat bersemangat.Mata Reina terasa panas, dia menggeleng, "Terima kasih, ini aku mau makan."Dibanding dengan tawaran harta, Reina lebih suka ditawari masakan Liane. Tanpa beban moral apa pun, inilah pertama kalinya Reina merasakan cinta seorang ibu.Reina menunduk dan fokus makan, hal ini membuat Liane merasa sangat senang.Reina menghabiskan satu kotak makan penuh yang disiapkan Liane."Kamu sudah kenyang belum? I
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-12
Baca selengkapnya

Bab 1635

Liane menatap gelas susu itu dan terlihat gembira, "Terima kasih, putriku sayang."Liane langsung menegak habis susu di cangkir tanpa ragu-ragu.Syena menatap Liane minum susu beracun dengan tatapan dingin. Setelah Liane selesai menegak habis segelas susu itu, Syena langsung mencuci gelasnya."Bu, aku bantuin beresin ya?" tanya Syena.Liane memang kelelahan. Melihat Syena bersedia membantu, dia pun setuju, "Oke, terima kasih."Setelah itu, Liane yang lelah pun bersandar di sofa.Entah mengapa belakangan ini Liane merasa tubuhnya berat, dia hanya ingin tidur seharian.Syena meliriknya beberapa kali, lalu membereskan bahan makanan di dapur sebentar, lalu menyuruh pelayan membereskan sampai tuntas.Liane terbangun tengah malam, dia mengusap hidungnya yang terasa basah.Pelayan datang dan buru-buru berkata, "Nyonya, Anda mimisan."Liane langsung mengambil tisu dan menyekanya."Nggak apa-apa." Dia menjawab dengan lelah, lalu melirik ke dapur, "Apa semua sudah beres?"Pelayan mengangguk, "Ya
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-12
Baca selengkapnya

Bab 1636

Namun, kondisi fisik Liane sekarang sangat buruk. Baru sekitar jam 10 pagi, dia sudah tertidur di sofa dan terlihat lemas."Bibi Liane kecapaian ya karena harus masakin kami dan ngurus kantor?" tanya Sisil.Reina juga mengkhawatirkannya. Setelah Liane bangun, Reina berkata, "Bu Liane, Anda nggak usah datang lagi ke sini, kami bisa siapin makanan sendiri."Liane langsung terlihat pucat pasi."Nana, aku salah apa?"Reina sadar sepertinya Liane sudah salah paham, dia menggeleng dan menjawab, "Nggak, aku cuma merasa ...."Reina tidak bisa menjelaskan, jadi Sisil berkata, "Bibi Liane, kami menghargai kebaikanmu. Tapi kami lihat Anda sangat pucat, pasti karena kurang istirahat. Sebaiknya Anda pulang dan banyak istirahat. Kalau urusan makan, gampang kok. Kami bisa makan apa aja."Ternyata ini alasannya.Liane menghela napas lega, "Nggak apa-apa, aku nggak capek kok. Mungkin karena faktor usia aja.""Nggak, mendingan Anda pulang." Reina berujar dengan tegas, tidak menerima perbantahan.Liane m
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-12
Baca selengkapnya

Bab 1637

Sekretaris menghentikan Syena, "Nona, Bu Liane-lah yang mau masak untuk Nona Reina, ini bukan salahnya.""Kalau bukan salah dia, salah siapa lagi? Memangnya dia nggak tahu ibuku sakit? Memang dia nggak bisa nolak?" Syena berpura-pura marah, "Sejak kecil aja aku nggak berani nyuruh ibu melakukan pekerjaan pembantu."Sekretaris Liane melihat Syena bicara seperti ini karena mengkhawatirkan Bu Liane, jadi dia tidak bisa berkata apa-apa lagi.Reina yang sadar posisi pun melepaskan tangan Syena."Aku sudah pernah menolaknya, dia yang bersikeras mau terus nganterin makanan. Tamparanmu barusan, aku terima. Tapi kalau kamu berani sembarangan menamparku, aku nggak akan tinggal diam."Entah mengapa setelah mendengar ucapan dan tatapan Reina, Syena ketakutan.Dia tidak berani melakukan apa pun lagi dan hanya menatap pintu ruang operasi sambil bergumam, "Ibu harus baik-baik saja ya. Aku harus gimana kalau nggak ada ibu?"Meski mulutnya berkata demikian, dalam hati dia berharap Liane akan mati secep
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-13
Baca selengkapnya

Bab 1638

Reina tidak menjawab dan langsung pergi.Liane yang panik langsung meminta Syena menahan Reina.Syena menolak, "Ibu jangan pilih kasih dong. Ibu lagi nggak sehat tapi tiap pagi selalu susah payah bikinin sarapan buat Reina dan teman-temannya. Aku nggak mau manggil balik dia.""Syena, kamu nggak tahu kejadiannya. Kalau bukan karena Nana, tadi Ibu bakal jatuh lebih parah."Sebelum Liane pingsan, dia sadar dia sudah jatuh menimpa Reina yang melindunginya dengan tubuhnya sendiri.Liane pun menceritakan hal ini pada Liane.Tidak disangka, Syena ternyata tidak peduli sama sekali."Ya memang sudah kewajiban dia kayak gitu, dia itu putrimu. Kalau aku di posisinya, aku juga bakal melakukan hal yang sama."Liane melihat Syena begitu yakin, tapi dia tidak percaya."Hahh, kamu pulang dulu deh. Aku mau sendiri sebentar."Syena juga tidak ingin tinggal di rumah sakit sepanjang waktu, "Oke, aku pulang dulu."Sekretaris Liane masuk setelah melihat Syena pergi.Liane buru-buru memberitahunya, "Kirim or
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-13
Baca selengkapnya

Bab 1639

"Iya, nggak apa-apa.""Syukurlah." Liane sedang bicara dengan Reina di telepon sambil melihat ke luar jendela, "Aku juga nggak apa-apa, dokter bilang gula darahku rendah, makanya aku pingsan."Reina tidak mengerti kenapa Liane mengatakan hal ini padanya."Ah, oke. Baguslah kalau nggak apa-apa." Reina menjawab dengan tenang.Kemudian, Liane berkata, "Besok aku akan datang bawain kamu makanan.""Nggak perlu." Reina langsung menolak.Dia tidak ingin Liane kenapa-kenapa karena harus memasak untuknyaReina tidak mau Syena salah paham dan ditampar lagi untuk kesalahpahaman.Hati Liane terasa berat begitu ditolak lagi, dia terdiam cukup lama."Kalau nggak ada urusan lain, aku tutup teleponnya," ucap Reina."Tunggu, kalau gitu apa aku boleh datang menemuimu kapan saja?" Liane bertanya dengan gugup."Lebih baik nggak usah."Reina menutup telepon.Liane menatap ponselnya dengan tatapan kosong, lalu mengernyit bingung."Kupikir pandangannya tentangku sudah berubah."Sekretaris Liane yang berdiri
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-13
Baca selengkapnya

Bab 1640

Belakangan ini Riko kembali tinggal di kediaman utama Keluarga Andara.Karena Riko anak yang waspada, dia selalu merasa ada yang mengawasinya secara pribadi, tapi dia tidak tahu siapa orang itu.Hari ini setelah dia mengirim pesan ke Deron, dia sengaja berjalan ke tempat tersembunyi untuk menangkap orang itu.Riko pergi ke suatu tempat di mana tidak ada jalan beraspal, dia sengaja bersembunyi di suatu titik tersembunyi.Rizki yang mengikutinya berjalan ke gang sempit pun cemas saat melihat jalan terputus dan sosok Riko hilang.Dia buru-buru berjalan maju, "Mana dia?"Saat Rizki bergumam, sekelompok orang langsung mengepungnya dari belakang.Riko juga berjalan keluar dari balik tempat sampah dan langsung mengenali Rizki, "Jadi kamu orangnya."Rizki adalah orang yang dulu menculiknya.Deron langsung meminta bawahannya meringkus Rizki.Baru kemudian Rizki sadar dirinya sudah dijebak, tetapi dia tidak takut sama sekali. Dia hanya merasa Riko sangat pintar karena berhasil menipunya.Deron l
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-13
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
162163164165166
...
211
DMCA.com Protection Status