All Chapters of Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit: Chapter 1601 - Chapter 1610

2104 Chapters

Bab 1601

Maxime memang lawan yang berat, tapi semua orang tahu kelemahannya, Reina.Melisha memposting pesan di grup Komite Orangtua Murid, "Ibu-ibu terkasih, para guru dan aku sudah mendiskusikannya. Karena cuacanya bagus belakangan ini, kita akan memanfaatkan waktu yang indah ini untuk mengajak anak-anak jalan-jalan. Semua orang diharap bisa berpartisipasi ya."Sebagian besar orangtua pun setuju.Reina juga melihat berita itu.Karena semua orangtua akan berpartisipasi, Reina yang tidak bisa menolak pun setuju untuk ikut.Melisha merasa lega saat melihat jawaban Reina dan dia dengan baik hati mengirimkan beberapa hal dari masa lalu yang harus Reina perhatikan."Nana, kudengar dari Bibi Joanna, kondisi kesehatanmu lagi nggak bagus ya? Kalau kamu mau ngajak Riko jalan-jalan, kamu harus ekstra hati-hati ya. Nanti 'kan kita mau pergi berkemah, ini aku kasih daftar peralatan, tinggal kamu beli aja sesuai daftar ini. Kamu harus bawa lengkap peralatannya ya, kayak obat nyamuk, minyak angin dan lainny
last updateLast Updated : 2024-11-07
Read more

Bab 1602

Melisha tidak ingin Maxime ikut, karena kalau ada Maxime, dia jadi tidak leluasa melakukan sesuatu pada Reina."Aku lebih tenang kalau ikut, aku nggak perlu orang lain siapin apa-apa untukku," jawab Maxime.Melisha kalah debat.Para ibu-ibu menoleh ke arah Reina, saat mereka melihat Maxime berdiri di samping Reina, mereka hanya bisa menghela napas sambil sesekali melirik Maxime."Mama Riko beruntung banget ya, lihat tuh suaminya ganteng, kaya pula.""Iya, pantas aja anak mereka cerdas. Katanya si Riko itu meraih juara pertama olimpiade matematika yang baru diadakan kemarin itu lho.""Hahh ... enak banget kalau anakku bisa menikah sama Riko.""Mimpi ya."Mereka semua melanjutkan gosip.Selain Maxime, ada juga beberapa murid yang ditemani lengkap oleh kedua orangtuanya.Semua orang masuk ke mobil masing-masing dan berangkat bersama.Riko duduk di dalam mobil dan sesekali melirik Reina yang terlihat masih suka melamun."Gimana Ma rasanya belakangan? Ada yang kerasa nggak nyaman?"Reina te
last updateLast Updated : 2024-11-07
Read more

Bab 1603

Reina mengangkat kepalanya dan menatap mama Diera, "Mama Diera, ada apa?"Mama Diera tersipu malu dan berkata, "Nana, aku lupa membawa taplak. Boleh nggak kita makan bareng?"Reina tidak bisa menolak, jadi dia mengangguk setuju."Oke, oke."Apalagi taplak yang mereka bawa cukup besar.Mama Diera langsung berseri-seri kegirangan, dia menyuruh Diera duduk dulu, lalu dia pergi mengambil makanan.Maxime yang kembali dari mengambil makanan pun mengernyit bingung.Reina memberitahukan alasannya."Aku suruh orang antar taplak lain aja," kata Maxime."Butuh waktu lah kalau kamu suruh mereka antar sekarang, nggak apa-apa, kita makan bareng aja sekarang," kata Reina."Oke."Mama Diera datang membawa setumpuk makanan, "Ini silakan dimakan, aku bikin sendiri.""Terima kasih."Kali ini mama Diera menatap Maxime, "Pak Maxime, Anda terkenal banget, suamiku sering ngomongin Anda, katanya dia pernah ngobrol denganmu di sebuah pesta.""Jadi kali ini waktu dia dengar aku bisa ketemu denganmu, dia minta a
last updateLast Updated : 2024-11-07
Read more

Bab 1604

Melisha terus menuang minyak dalam api, "Sebenarnya nggak bagus juga sih kalau pria itu terlalu tampan dan cakap. Jadi banyak wanita penggoda mendekat. Nana, kamu harus berhati-hati."Reina tidak menghiraukan ucapan Melisha."Kadang memang ada kalanya seseorang nggak bisa mengendalikan diri, kalau sudah begitu nggak ada gunanya kita larang. Mendingan kita fokus sama diri sendiri."Melisha tidak menyangka Reina begitu lapang dada dan membuatnya begitu mati kutu."Sebentar lagi kita akan mendirikan tenda. Kalau ada yang nggak bisa, panggil aku aja. Nanti aku suruh orang bantuin," kata Melisha sebelum pergi."Oke, terima kasih."Tidak lama setelah Melisha pergi, Maxime kembali ke sisi Reina.Yang aneh adalah ekspresi para ibu-ibu yang tadi mengerumuni Maxime terlihat kesal. Mereka tidak lagi berani mendekati Maxime untuk mengobrol dengannya."Kenapa ibu-ibu itu nyari kamu?" tanya Reina.Sudah lama sekali Maxime tidak melihat Reina peduli padanya. Maxime pun sengaja menggodanya, "Tebak."R
last updateLast Updated : 2024-11-07
Read more

Bab 1605

Jantung Melisha berdebar cepat saat menatap lengan kekar dan wajah tampan Maxime.Hahh ... alangkah indahnya kalau dia menikah dengan Maxime.Melisha tiba-tiba mengeluarkan tisu sambil berkata, "Ya ampun lihat keringatmu, sini aku lap-in."Melisha mengeluarkan tisu dan hendak menyeka keringat Maxime.Maxime hendak menolak ketika dia melihat Reina dan Riko berjalan mendekat padanya untuk memetik seikat bunga liar, jadi Maxime sengaja tidak bergerak.Melisha menyeka keringat Maxime dengan gugup. Hatinya terasa seperti banyak semut begitu melihat Maxime tidak menolaknya.Kata orang, bukannya wanita yang disukai Maxime itu cuma Marshanda dan Reina?Memang benar, semua pria sama saja!Melisha menyesal kenapa dulu dia tidak mendekati Maxime, kalau dulu berhasil mendapatkan pria ini, maka posisi istri CEO Grup IM akan menjadi miliknya.Begitu terpikir hal ini, api berkobar di dalam hatinya dan tangannya perlahan bergerak ke bawah.Reina yang menggandeng Riko kebetulan melihat momen yang begit
last updateLast Updated : 2024-11-07
Read more

Bab 1606

Maxime spontan tersenyum, "̛Iya, oke."Tak lama, malam pun tiba. Langit malam yang terbentang luas bertabur bintang.Reina dan Riko duduk bersama. Maxime duduk satu meter dari mereka berdua dan meminta bawahannya datang menyiapkan barbeku.Aroma barbeku pun menarik perhatian para anak-anak dan ibu-ibu.Satu per satu mulai melirik ke arah mereka.Reina yang merasa sungkan pun berkata, "Riko, sana ajak teman-teman, orangtua mereka sama para guru buat ikut makan barbeku di sini."Reina juga tidak menyangka Maxime akan menyiapkan barbeku.Padahal dua hari yang lalu Reina cuma asal bicara, dia bilang enaknya berkemah sambil barbeku."Oke."Riko menepuk pantatnya, lalu berdiri dan memanggil semua orang.Jadi untuk sementara, Reina dan Maxime berduaan saja.Mencium aroma barbeku, Reina pun melirik Maxime.Maxime menyerahkan daging panggang yang sudah matang padanya, "Ini.""Kamu makan aja dulu, nanti aku makan yang kupanggang." Reina sungkan menerimanya karena barusan dia sudah membuat Maxime
last updateLast Updated : 2024-11-07
Read more

Bab 1607

Maxime berbohong dengan tampang dingin, "Semalam kamu nggak nyenyak tidurnya terus melindur bilang kedinginan, jadi aku peluk kamu.""Hah?" Reina tidak percaya.Karena sekarang cuaca sudah menghangat, semalam Reina tidak merasa kedinginan sama sekali.Riko yang baring tidak jauh dari mereka pun keluar dari kantong tidurnya."Ma, aku bisa buktiin kok kalau semalam Mama melindur dan minta dipeluk." Riko memasang tampang serius dan sepertinya tidak berbohong sama sekali.Saat Reina mendengar ucapan Riko, wajahnya memerah karena malu.Kenapa dia bisa melindur seperti itu? Apa karena makin tua, tubuhnya makin rewel?Riko mendatangi Reina dan berkata, "Mama nggak usah malu, dulu Mama juga pernah tidur sama dia kayak gini kok."Reina makin ingin mengubur dirinya."Iya, iya." Reina menarik napas dalam-dalam lalu menatap Maxime, "Terima kasih untuk semalam, maaf ya ganggu tidurmu."Maxime menggeleng, "Nggak kok. Aku sudah minta orang siapin selimut, malam ini kita tidur pakai selimut ya.""Ngga
last updateLast Updated : 2024-11-08
Read more

Bab 1608

Matahari tepat menyinari wajah Maxime, membuat tubuhnya yang tinggi tegap pun terlihat perkasa.Reina tercengang.Bukannya rata-rata anak orang kaya tidak tahu hal kampungan seperti ini? Ternyata Maxime bisa?Maxime sadar Reina menoleh, dia pun mengangkat tangannya dan memberi tanda pada Reina untuk mengambil ikan tangkapannya.Riko sangat bersemangat, "Lempar ke sini."Maxime melemparkan seekor ikan sepanjang telapak tangan, tepat di titik yang diminta Riko.Riko langsung memungutnya.Bagaimanapun, Riko masih anak-anak yang tentu bahagia melihat ikan hidup.Riko adalah anak pertama yang mendapat ikan. Dia menggali lubang, mengisi air ke dalamnya, lalu memasukkan ikan tangkapan Maxime ke dalamnya.Teman-temannya yang lain pun datang menonton."Wah Riko, ini ikan tangkapan papamu?"Riko ragu-ragu sejenak, lalu mengangguk.Seorang gadis kecil berlutut dan berkata dengan iri, "Papamu hebat banget, papaku saja belum dapat."Anak-anak lain juga memuji Riko dan iri padanya.Tidak lama kemudi
last updateLast Updated : 2024-11-08
Read more

Bab 1609

Tiba-tiba, ponsel Melisha berdering saat pikirannya kacau balau.Ternyata Aarav yang menelepon.Melisha mengangkat panggilan itu."Malam ini bakal hujan besar, kamu bilang si Maxime sama Reina lagi di gunung bareng?" tanya Aarav."Ya.""Hmm ... wajar sih kalau terjadi sesuatu nggak terduga di pegunungan, ya, 'kan?" Suara Aarav terdengar menakutkan.Melisha tahu niat Aarav."Tapi di sini ramai. Ada orangtua dan guru.""Asal kita bisa menyingkirkan Maxime dan Reina, ngapain mentingin hidup dan mati orang lain?" Aarav sama sekali tidak peduli dengan hidup dan mati orang lain.Melisha meremas ponselnya erat-erat dan spontan teringat momen kemarin saat dirinya menyeka keringat Maxime kemarin."Oke, kalau begitu Ayah atur aja, terus kasih tahu aku.""Oke, kamu sama Tommy hati-hati ya," kata Aarav."Oke." Melisha menutup telepon.Jantung Melisha berdebar kencang, malaikat dan iblis bertarung dalam benaknya. Apa dia benar-benar akan membiarkan terjadi sesuatu pada Maxime dan Reina?Dia tidak m
last updateLast Updated : 2024-11-08
Read more

Bab 1610

"Tommy, Alfian 'kan nggak beneran mukul kamu. Pria itu punya harga diri, nggak boleh berlutut sembarangan," kata papa Alfian.Mama Alfian juga menatap Melisha dengan tatapan memohon, "Bu Melisha, ini cuma kesalahpahaman kecil. Nggak perlu sampai minta maaf, bukan?"Melisha mungkin tidak bisa mengendalikan Reina, tapi masa dia tidak bisa mengendalikan Keluarga Crisie?Apalagi Keluarga Crisie adalah keluarga Alana, sahabat Reina. Melisha pun lebih keras hati, "Maaf, kalau kalian nggak mau minta maaf, aku akan menuntut kalian."Tuntutan ini pasti adalah cara lain Melisha untuk menindas Keluarga Crisie.Mama Alfian tidak ingin putranya begitu tertindas, jadi dia langsung memeluk Alfian.Alfian juga jadi ketakutan.Padahal jelas-jelas ini semua kesalahan Tommy, kenapa dia yang harus minta maaf?Alfian masih terlalu muda untuk memahami liku-liku antara orang dewasa."Mama, aku nggak salah," ucap Alfian dengan lirih.Mama Alfian juga tidak tahu harus berbuat apa, dia menatap suaminya dengan t
last updateLast Updated : 2024-11-08
Read more
PREV
1
...
159160161162163
...
211
DMCA.com Protection Status