Share

Bab 1610

Penulis: Kacang Merah
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-08 18:00:00
"Tommy, Alfian 'kan nggak beneran mukul kamu. Pria itu punya harga diri, nggak boleh berlutut sembarangan," kata papa Alfian.

Mama Alfian juga menatap Melisha dengan tatapan memohon, "Bu Melisha, ini cuma kesalahpahaman kecil. Nggak perlu sampai minta maaf, bukan?"

Melisha mungkin tidak bisa mengendalikan Reina, tapi masa dia tidak bisa mengendalikan Keluarga Crisie?

Apalagi Keluarga Crisie adalah keluarga Alana, sahabat Reina. Melisha pun lebih keras hati, "Maaf, kalau kalian nggak mau minta maaf, aku akan menuntut kalian."

Tuntutan ini pasti adalah cara lain Melisha untuk menindas Keluarga Crisie.

Mama Alfian tidak ingin putranya begitu tertindas, jadi dia langsung memeluk Alfian.

Alfian juga jadi ketakutan.

Padahal jelas-jelas ini semua kesalahan Tommy, kenapa dia yang harus minta maaf?

Alfian masih terlalu muda untuk memahami liku-liku antara orang dewasa.

"Mama, aku nggak salah," ucap Alfian dengan lirih.

Mama Alfian juga tidak tahu harus berbuat apa, dia menatap suaminya dengan t
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1611

    Mama Alfian menatap Reina dengan penuh rasa terima kasih.Begitu Reina angkat bicara, mama Diera membantu, "Bu Melisha, mereka semua cuma anak-anak. Lagian nggak ada masalah besar kok, sudah nggak usah memperbesar masalah."Begitu ada yang membela Alfian, orangtua lainnya juga menasihati Melisha untuk tidak memperbesar masalah ini."Lihat si Alfian sudah nangis sampai segitunya, dia pasti sudah sadar kalau salah.""Ya, ya."Melisha mengepalkan tangannya erat-erat, dia kesal.Namun karena ditonton banyak orang, dia tidak enak terus menindas anak kecil."Ya sudah, jangan sampai terulang lagi ya."Papa Alfian menebalkan muka dan berkata, "Terima kasih atas kemurahan hati Bu Melisha."Begitu masalah sudah selesai, mama Alfian mendorong suaminya pergi."Aku sudah buta, salah aku nikah sama kamu! Kamu nggak ada apa-apanya sama adikmu!"Saat kedua orangtuanya bertengkar Alfian merasa semakin tidak nyaman.Dia semakin merasa bersalah karena sudah membuat situasi jadi seperti ini.Setelah Alfia

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-08
  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1612

    Sore hari, langit dengan cepat menggelap. Reina dan yang lainnya duduk di lereng bukit, menikmati angin semilir sambil makan ikan bakar.Riko sengaja menyisakan ikan hidup untuk Alfian."Ikan ini nggak bisa hidup lama," katanya.Alfian menatap Riko dengan penuh kekaguman, "Terima kasih Riko, kamu baik banget."Reina tersenyum melihat momen ini.Riko benar-benar bijak, ke depannya pasti tidak akan kekurangan teman."Nggak masalah, cuma ikan aja kok." Riko tidak terbiasa menerima ucapan terima kasih.Alfian sangat tersentuh, tapi dia merasa tidak nyaman saat teringat kejadian tadi."Tante Nana, apa menurutmu tadi aku salah?"Dunia anak-anak itu hitam dan putih.Alfian merasa dirinya tidak salah, tetapi saat teringat papanya menyuruhnya minta maaf, dia jadi ragu.Reina berpikir sejenak sebelum menjawab."Menurut Tante sih nggak salah. Kamu cuma membela diri, lagian Tommy yang salah duluan."Alfian menjadi semakin bingung, "Terus kenapa papa minta aku minta maaf?""Karena di dunia orang de

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-08
  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1613

    Makan malam hari ini disiapkan oleh pihak sekolah.Tidak banyak ikan yang tertangkap siang tadi, jadi tangkapan ikan para ayah hanya sebagai tambahan lauk.Karena sedari siang sudah kerja keras, para orangtua dan murid semuanya kelelahan, jadi mereka semua makan banyak dan tidak lagi pilih-pilih makanan.Tommy makan sambil sesekali melirik Riko.Dalam hati dia iri pada Riko yang disukai banyak teman-teman, Riko jadi pemimpin, bukan pengikut.Melisha tidak nafsu makan, dia merasa sangat gugup karena tahu akan terjadi sesuatu malam ini.Dia juga sesekali melirik Reina dan cemburu saat melihat Reina sekeluarga bersenang-senang dengan bahagia.Setelah makan malam, semua orang beristirahat.Melisha mendatangi Maxime, "Max, makanannya oke? Kalau kamu nggak suka, aku punya makanan di sana, pastinya lebih sehat."Maxime tidak repot-repot melirik Melisha dan menjawab dengan nada dingin, "Nggak usah, terima kasih."Melisha mengernyit bingung. Kenapa sekarang sikapnya dingin sekali? Beda sekali d

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-09
  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1614

    Reina menunduk dan mengernyit bingung saat melihat kotak makan di depannya."Apa ini?""Melisha yang kasih, katanya ada daging. Kamu belum kenyang, 'kan? Nih makan sedikit," ucap Maxime.Melisha bisa mendengar ucapan Maxime dengan jelas.Api kecil yang menyala dalam hatinya langsung padam dalam sekejap.Kurang ajar! Dia pikir Maxime tertarik padanya makanya mau menerima pemberiannya, dia tidak menyangka Maxime melakukannya demi Reina."Max, kamu sayang banget ya sama istrimu. Aku ngasih banyak makanan, tapi kamu malah ngasih ke Nana." Nada bicara Melisha agak aneh.Reina benar-benar belum kenyang.Makan malam yang disajikan pihak sekolah terlalu sederhana dan sedikit.Reina melihat makanan yang diantarkan oleh Maxime, lalu menatap Melisha.Sebelum Reina sempat menolak, Maxime kembali berujar, "Ayo cepat makan, jangan kemalaman makannya, nggak sehat."Reina pun tidak sungkan lagi.Dia mengangguk, lalu berkata pada Melisha, "Terima kasih ya, Kak Melisha."Melisha tersenyum lembut, "Sama-

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-09
  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1615

    Malam pun tiba beserta gerimis.Awalnya tidak terlalu deras, tapi lama-lama deras juga.Padahal Maxime sudah menyiapkan selimut, tapi sekarang lebih nyaman tidur di kantong tidur.Reina bersembunyi di bawah selimut dan agak ketakutan mendengar suara petir yang menggelegar di luar sana.Namun Reina tidak berani menunjukkannya, apalagi ada Riko yang tidur di sampingnya.Riko tahu Reina paling takut dengan petir, jadi dia mengulurkan tangan dan menepuk kantong tidur Reina, "Sini Ma, tidur sama aku.""Hah? Kenapa?" Reina mengernyit bingung."Temenin aku, aku takut petir," ucap Maxime tiba-tiba.Padahal Riko yang mau bicara seperti itu, tapi Maxime sudah merebut kalimatnya.Riko pun melirik sinis pada Maxime.Reina terkejut, "Kamu ... takut petir?""Ya." Suara Maxime bergetar, sepertinya dia tidak berbohong.Reina juga takut.Reina yang polos pun berpikir, setiap orang punya kelemahannya sendiri. Meski Maxime kaya, berkuasa dan cakap, pastinya pria ini punya beberapa kekurangan yang tidak d

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-09
  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1616

    Tidak jauh dari tenda Maxime terjadi tanah longsor, batu-batuan besar tergeletak di dekat mereka."Bahaya sekali. Bukannya kemarin sudah diperiksa katanya area ini aman?"Tentu hal ini tidak akan terjadi tanpa campur tangan manusia.Reina ketakutan melihat pemandangan di depannya, "Ya Tuhan, kalau hujannya lebih deras dari kemarin, bisa-bisa tenda kami banjir atau terlindas batu besar itu."Begitu terpikir hal ini, Reina bergidik.Maxime menghampiri dan menghiburnya, "̃Nggak apa-apa, kita orang baik, pasti dilindungi."Reina mengangguk, "Ya."Para guru di sekolah juga ketakutan.Untungnya sekarang hujan sudah reda dan tidak terjadi kecelakaan, kalau tidak bagaimana mereka harus bertanggungjawab?Melisha adalah orang yang bertanggungjawab mencari tempat ini, mana mungkin dia mencari tempat yang membahayakan dirinya?Kalau batu sebesar itu tersapu hujan lebat, setidaknya beberapa keluarga akan terluka.Dalam situasi ini, para guru tidak berani menunda dan meminta semua orang untuk istira

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-09
  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1617

    Di penginapan, semua orang sedang sarapan dengan ketakutan dalam hati masing-masing.Setelah Maxime makan, dia keluar untuk menjawab telepon."Sudah tahu siapa pelakunya?" tanyanya.Ekki yang ada di ujung telepon pun melirik sekelompok orang yang berlutut dan menjawab, "Mereka mengaku sebagai penambang, mereka nggak ngaku sudah hampir mencelakai orang."Penambang?Bercanda?Namun karena mereka tidak mau mengaku, Ekki pun tidak bisa berbuat apa-apa."Bos, aku curiga ini perbuatan Aarav," tambah Ekki.Maxime juga tahu.Dengan wajah tenang, dia berkata, "Oke, kirim mereka ke kantor polisi.""Ya."Maxime menutup telepon dan kebetulan melihat mobil Melisha datang. Tommy dan Melisha pun turun dari mobil.Begitu Melisha turun dari mobil, matanya langsung tertuju pada pria bertubuh tinggi tegap dan wajahnya terlihat tegas, "Max."Jantung Melisha berdebar kencang."Max kok sendirian di sini, Nana dan Riko mana?""Lagi makan di dalam." Maxime menjawab dengan nada dingin.Melisha meminta sopir un

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-09
  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1618

    Riko pun berhenti membujuknya."Baiklah.""Terima kasih, Riko." Alfian langsung berseri-seri.Tommy melihat Alfian tersenyum di kejauhan dan mengira dia sedang menertawakannya, jadi dia berjalan ke arahnya dengan marah."Alfian, kamu minta dihajar ya?"Alfian meremas sendok di tangannya.Sebelum Riko sempat mengambil tindakan, Alfian sudah menjawab sambil tersenyum, "Tuan Muda Tommy, ya aku nggak berani lah. Kemarin itu salahku, sudah ya kamu jangan marah lagi, oke?""Bukannya kamu bilang aku ini pengikutmu?"Kali ini giliran Tommy yang tercengang.Kenapa bocah ini tiba-tiba berubah?Bukannya selama ini dia tidak suka menjadi pengikutnya?Alfian sekarang mengerti dia harus bersikap sesuai situasi. Dia tidak bisa bertindak seenaknya karena kondisi keluarganya tidak mendukung."Kamu nggak bohongi aku nih?" Tommy bertanya.Alfian tersenyum cerah, "Ya nggak lah. Yuk aku temani main, kalau mereka nggak mau temenin kamu main, biar aku aja yang temenin."Riko juga syok melihat perubahan Alfia

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-09

Bab terbaru

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2054

    "Terserah kalau begitu." Joanna berdiri dan hendak pergi.Melihat itu, Daniel langsung memanggilnya, "Kamu pasti juga kesulitan mengurus dua anak selama ini."Dulu, Daniel tidak secara langsung membesarkan anak-anaknya, jadi dia tidak mengerti. Dia merasa bahwa di rumah sudah ada pelayan, jadi membesarkan anak tidaklah melelahkan.Namun, sekarang kedua anaknya sudah besar, tetapi masih membuatnya khawatir. Dari sini dia sadar bahwa menjadi seorang ibu tidaklah mudah.Langkah kaki Joanna terhenti, tetapi dia tidak menoleh ke belakang dan kembali melangkah pergi.Di luar rumah, angin dingin menerpa wajahnya, seperti pisau dan terasa sangat menyakitkan.Kepala pelayan yang mengikuti di belakang Joanna segera menggunakan payung untuk menghalangi angin dingin untuknya.Joanna melambaikan tangannya ke arahnya. "Ini hanya angin dingin, nggak perlu pakai payung."Setelah itu, barulah kepala pelayan menarik kembali payung dari atas kepalanya.Joanna membiarkan angin dingin menerpa wajahnya, tet

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2053

    Di dalam kamar hotel.Morgan setengah berbaring di tempat tidur, di depannya ada seorang wanita yang sedang menangis.Tubuh wanita itu penuh dengan luka dan seluruh tubuhnya menggigil. "Tuan Morgan, tolong lepaskan aku."Morgan menatapnya dengan malas."Aku nggak ingin ada yang tahu tentang apa yang terjadi hari ini."Wanita itu membeku, lalu mengangguk dengan cepat, "Ya.""Kamu boleh pergi."Wanita itu buru-buru beranjak dari lantai, mengambil tasnya dan segera pergi.Dia mengira bahwa dia telah mendapatkan berlian, tetapi tidak disangka bahwa Morgan tidak bisa.Wanita itu sedikit takut. Dia sengaja menyewa seseorang untuk mengambil foto mereka berdua setelah Morgan mabuk.Setelah keluar, dia buru-buru menelepon pria itu. "Fotonya jangan disebarkan.""Hah? Kenapa nggak bilang sejak tadi? Foto sudah diunggah di sosial media," jawab orang di ujung telepon.Hati wanita itu langsung berubah dingin. "Kamu benar-benar membunuhku!"Dia menutup telepon dan membuka ponselnya, mencoba melihat b

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2052

    Jess menarik kembali tangannya secara refleks, menatap Erik dengan tatapan mendesak."Jangan begitu. Kita nikah dulu, baru tidur satu ranjang."Erik menatap wajahnya yang terlihat ketakutan, lalu menarik kembali tangannya tanpa daya. "Ya, terserah kamu saja. Kamu pasti lelah karena seharian bekerja. Kembalilah dan istirahatlah. Aku akan merapikan tempat tidur sendiri."Jess menggelengkan kepalanya dan merapikan tempat tidur dulu sebelum pergi.Setelah Jess pergi, Erik berbaring di tempat tidur. Dia sudah berpindah posisi berkali-kali, tetapi tidak bisa tidur.Dia mengambil ponselnya dan melihat pesan dari Revin, "Kenapa nggak angkat telepon?"Saat makan malam, dia dan Jess terlalu asyik mengobrol dan ponselnya dalam mode diam, jadi dia tidak tahu kalau Revin menelepon.Erik langsung menelepon balik."Kak, ada apa?""Kenapa baru telepon?" Revin bertanya dengan cemas."Oh, aku baru pulang dan nggak pegang ponsel, jadi nggak tahu kalau ada telepon," jawab Erik.Revin merasa lega mendengar

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2051

    Jess membutuhkan sedikit waktu untuk kembali tersadar."Nggak ... nggak kok."Erik memeluknya erat-erat. "Aku sangat merindukanmu. Apa satu bulan ini kamu juga merindukanku?"Jess tidak tahu harus menjawab apa saat mendengar pertanyaan itu.Selama sebulan ini, mereka berdua sangat jarang berhubungan. Setiap kali mengobrol, itu hanya berupa kata-kata sapaan sederhana.Jess terdiam sejenak, baru menjawab, "Ya, begitulah."Erik mengulurkan tangannya untuk menyalakan lampu, menatap Jess dalam-dalam.Dia menunduk dan mencoba menciumnya lagi. Namun, detik berikutnya Jess terlepas dari pelukannya."Kapan kamu kembali? Sudah makan belum?" Jess mengganti topik pembicaraan setelah terlepas dari pelukan Erik dan bertanya dengan gugup.Erik sedikit bingung, tetapi sikapnya kembali pulih dengan cepat."Baru, belum lama, kok. Aku belum makan, kamu sudah makan?" tanyanya.Jess menggelengkan kepalanya. "Aku baru pulang kerja, jadi belum makan. Aku buatkan makanan dulu.""Ya, aku bantu." Erik mengikuti

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2050

    Menit demi menit berlalu dan akhirnya tiba saatnya liburan sekolah.Reina membawa pulang kedua anaknya ke kediaman utama Keluarga Sunandar.Sekarang Reina pulang sekali atau dua kali seminggu agar dia bisa bersama kedua putranya yang masih kecil dan berkumpul bersama mereka.Karena sudah libur, anak-anaknya akan segera tiba. Orang-orang yang bekerja di luar juga akan segera pulang.Hari ini, Reina akhirnya menerima telepon dari Revin."Nana, Deron akhirnya ketemu.""Benarkah? Bagaimana kabarnya sekarang?"Reina belum mendengar kabar dari Deron yang sudah hilang selama lebih dari sebulan."Dia baik-baik saja, tapi sekarang dia dirawat di rumah sakit. Dia nggak bisa menghubungimu ataupun pacarnya untuk sementara waktu," kata Revin.Di rumah sakit?Firasat Reina mengatakan ada hal lain di balik semua ini."Apa lagi?" tanya Reina."Untuk detailnya, lebih baik kamu tunggu saja Deron sendiri yang menghubungimu dan menjelaskan," jawab Revin."Oke." Reina pun berhenti bertanya.Setelah menutup

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2049

    Alana tidak punya waktu untuk bertanya pada Tuan Besar Jacob.Dia tahu bahwa Tuan Besar Jacob pasti akan membantu Jovan berbohong."Kalau gitu, sana periksa ke rumah sakit biar sembuh. Kalau sampai ini terulang lagi, aku nggak akan segan-segan kepadamu."Jovan menghela napas lega , lalu berdiri.Alana menunggu Jovan pergi, lalu buru-buru menyentuh seluruh tubuhnya untuk memastikan bahwa tidak terjadi apa-apa di antara mereka. Barulah setelah itu dia menyerah.Sementara itu, Tuan Besar Jacob bangun pagi-pagi dan tidak terlihat di mana pun.Itu karena dia datang ke rumah sakit jiwa tempat Marshanda berada.Si direktur rumah sakit pun membawanya menemui Marshanda dengan hormat, "Tuan Besar Jacob, pasien ada di sini.""Jangan sampai Jovan tahu aku ke sini, paham?" kata Jacob.Si direktur rumah sakit langsung mengangguk, "Baik."Dia jadi bertanya-tanya siapa Marshanda. Bukan hanya Reina dan Jovan yang peduli, tapi sekarang Tuan Besar Jacob juga sampai datang ke sini.Tuan Besar Jacob meliha

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2048

    Jovan pun mencondongkan tubuh ke arah Alana."Sungguh?""Terus, kenapa wajahmu merah begitu?" tanya Jovan sambil memperhatikan wajah Alana.Alana langsung berdiri membelakangi Jovan."Kayaknya kepanasan, suhu pemanas ruangan terlalu tinggi. Biar kukecilkan."Alana pun berjalan pergi untuk mengatur suhu pemanas.Jovan mengikutinya, "Hati-hati, pelan-pelan jalannya. Jangan terburu-buru."Entah kenapa, Alana merasa sangat panik."Iya, nggak buru-buru," jawab Alana dengan tegas.Jovan hanya tersenyum melihatnya tanpa mengatakan apa-apa.Alana memperhatikan tatapannya dan wajahnya menjadi semakin merah. Dia menurunkan suhu pemanas, lalu berbalik dan berkata, "Sudah, ayo tidur. Aku ngantuk."Mereka berdua sekarang tidur di ranjang yang terpisah, tapi masih satu kamar.Alana bergegas ke tempat tidur, lalu melepas mantelnya dan bergelung di bawah selimut.Jovan juga tidak bisa terus mengusik Alana, jadi dia berbaring di tempat tidur di sebelah Alana.Malam belum terlalu larut. Alana sama sekal

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2047

    "Masa selama itu?" tanya Jovan sambil menggaruk kepalanya.Paling hanya sepuluh menit dari dia keluar, menelepon, lalu kembali masuk, 'kan?"Menurutmu? Kayaknya kamu sudah nggak perlu makan lagi," sahut Tuan Besar Jacob dengan dingin.Jovan menyadari kakeknya sedang marah. Dia pun mengerjapkan matanya pada Alana untuk bertanya apa yang sedang terjadi.Alana memperhatikan kode dari Jovan, tetapi dia berpura-pura tidak melihatnya. Dia menundukkan kepalanya dan melanjutkan makan sambil berkata, "Kakek, makanan hari ini enak juga.""Makanlah lebih banyak kalau enak," jawab Tuan Besar Jacob dengan lembut dan ramah, nada bicaranya dengan Alana bertolak belakang sekali saat dengan Jovan.Jovan berjalan, duduk untuk makan dan berkata sambil tersenyum, "Keterampilan memasakku lumayan juga, 'kan? Aku sudah bisa masak delapan macam hidangan sekarang."Namun, tidak ada yang memberikannya tanggapan apa pun sehingga Jovan terdiam kikuk.Alana dan Tuan Besar Jacob sibuk makan dan terus mengabaikan Jo

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2046

    Jovan sontak terkejut. Marshanda sudah gila, ya?Dia ternyata masih berpura-pura gila!"Oke."Jovan pun melangkah maju dan mengambil ponselnya, "Kalian makan duluan saja, nanti kususul. Aku mau telepon balik dulu buat menanyakan detail situasinya."Jovan pun berjalan keluar sambil membawa ponselnya.Alana membantu Tuan Besar Jacob duduk di sebelah meja makan sambil bergumam, "Memangnya itu sesuatu yang nggak bisa kamu bicarakan di rumah? Masa iya harus pergi ke luar segala?"Tuan Besar Jacob menyadari Alana terlihat kesal, jadi setelah duduk pun dia bertanya, "Kenapa sih si Marshanda itu selalu menghantui Jovan?"Dia paling membenci wanita seperti Marshanda."Entahlah," jawab Alana dengan jujur."Kakek kenal Marshanda juga?" tanya Alana dengan penasaran."Mana mungkin nggak? Dia nyaris membuat Jovan kehilangan akal sehatnya beberapa tahun yang lalu. Setelah itu Jovan tersadar, jadi berhenti berinteraksi dengannya.""Ternyata dia malah menghubungi Jovan lagi," kata Tuan Besar Jacob samb

DMCA.com Protection Status