Share

Bab 1618

Penulis: Kacang Merah
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-09 18:00:00
Riko pun berhenti membujuknya.

"Baiklah."

"Terima kasih, Riko." Alfian langsung berseri-seri.

Tommy melihat Alfian tersenyum di kejauhan dan mengira dia sedang menertawakannya, jadi dia berjalan ke arahnya dengan marah.

"Alfian, kamu minta dihajar ya?"

Alfian meremas sendok di tangannya.

Sebelum Riko sempat mengambil tindakan, Alfian sudah menjawab sambil tersenyum, "Tuan Muda Tommy, ya aku nggak berani lah. Kemarin itu salahku, sudah ya kamu jangan marah lagi, oke?"

"Bukannya kamu bilang aku ini pengikutmu?"

Kali ini giliran Tommy yang tercengang.

Kenapa bocah ini tiba-tiba berubah?

Bukannya selama ini dia tidak suka menjadi pengikutnya?

Alfian sekarang mengerti dia harus bersikap sesuai situasi. Dia tidak bisa bertindak seenaknya karena kondisi keluarganya tidak mendukung.

"Kamu nggak bohongi aku nih?" Tommy bertanya.

Alfian tersenyum cerah, "Ya nggak lah. Yuk aku temani main, kalau mereka nggak mau temenin kamu main, biar aku aja yang temenin."

Riko juga syok melihat perubahan Alfia
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1619

    Papa Alfian merasa sangat lega setelah mendapat pencerahan dari istrinya."Kamu benar. Dulu aku terlalu berpikiran sempit sampai membuatmu dan Alfian menderita."Mama Alfian menggeleng dan tersenyum, "Yang penting kamu belajar, Alfian dan aku pasti memakluminya."Hubungan orangtua Alfian kembali harmonis, mereka tidak tahu kalau sifat putra mereka sudah berubah karena kejadian kemarin.Alfian menemani Tommy pergi bermain dan Tommy menyuruhnya ke sana ke sini.Alfian mematuhinya satu per satu.Ketika keduanya ada di lereng curam, sebuah ide jahat muncul di benak Alfian.Alfian menunjuk ke bawah lereng bukit dan berkata pada Tommy, "Tommy, lihat deh ke sana.""Ada apa?" Tommy menatap dengan bingung.Saat Alfian melihat punggung Tommy, tatapannya jadi dingin dan tangannya perlahan terangkat. Dia hendak mendorong Tommy.Tiba-tiba, terdengar seseorang memanggil mereka."Alfian, Tommy! Bu Guru bilang kita sudah mau naik gunung," kata Riko.Alfian langsung menarik tangannya kembali, dalam hat

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-10
  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1620

    Wajah Reina memerah, "Ah, beneran nggak perlu kok."Begitu Reina selesai bicara, Maxime sudah membopongnya.Tubuh Reina terangkat di udara. Spontan, dia langsung mencengkeram pakaian Maxime."Cepat turunin aku."Pergerakan Maxime menarik perhatian banyak orang.Para ibu menatap dengan iri.Beberapa dari mereka ada juga yang melontarkan komentar sinis."Dasar manja, baru juga jalan setengah sudah minta digendong."Ada seorang istri lain yang berkata pada suaminya, "Sayang, aku capek banget. Gendong dong."Suami wanita itu menghela napas, "Coba lihat badanmu itu, mana mungkin aku sanggup gendong kamu?"Ada juga suami yang ikut menggendong istrinya. Namun karena sudah mulai berumur, kekuatan fisik mereka juga menurun.Setelah menggendong beberapa saat, para suami itu sudah tidak sanggup berjalan lagi.Entah mengapa, suasananya menjadi hidup. Melisha terus menoleh ke belakang dan saat melihat Reina digendong Maxime, tatapannya terlihat sangat dingin.Reina ingin sekali mengubur dirinya, "C

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-10
  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1621

    Reina cemas saat hujan turun, "Kok hujan lagi? Kayaknya kita nggak bawa payung deh."Padahal sebelum mendaki, mereka sudah mengecek ramalan cuaca dan katanya tidak akan turun hujan.Maxime membuka ranselnya dan melihatnya. Benar saja, dia tidak membawa payung."Nggak apa-apa, nanti kita lanjut jalan kalau hujan sudah reda.""Tapi Riko sendirian, nggak apa-apa?" Reina bertanya dengan cemas."Dia bukan anak kecil, jangan khawatir." Maxime menjawab.Reina benar-benar tidak tahu harus berkata apa. Riko itu masih kecil, 'kan baru berumur enam tahun.Dia hendak menelepon Riko untuk bertanya, tapi ternyata Riko sudah meneleponnya duluan.Reina langsung menjawab telepon dan melihat Riko sudah mengenakan jas hujan."Mama, kalian sampai mana? Hujan lho."Reina menunjukkan ke Riko tempatnya berada sekarang, "Kami masih istirahat di sini, kalian sudah sampai puncak gunung?"Riko melihatnya area itu dan memperkirakan secara kasar, kira-kira butuh waktu sejam bagi orangtuanya untuk sampai ke puncak

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-10
  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1622

    "Terus?" Reina bertanya."Foto itu nggak sengaja terambil dan karena bagus, aku simpan." Maxime terdiam sesaat, lalu melanjutkan, "Baru suatu hari waktu aku perhatiin mukamu dari samping, ternyata foto itu adalah fotomu waktu masih muda."Reina membelalak tidak percaya, "Serius?""Iya lah."Ketika Maxime mengetahui hal ini, dia berada di luar negeri, di bawah langit yang dipenuhi bunga bermekaran.Tapi hari itu, dia tidak memberi tahu Reina.Ketika Reina mendengar apa yang dia katakan, dia tiba-tiba merasa romantis."Kebetulan sekali," gumamnya.Maxime juga merasa itu adalah sebuah kebetulan. Sudah lama sekali dia menyimpan foto itu, tapi dia tidak tahu kalau orang itu ada di sisinya.Kalau dipikir-pikir, artinya Reina adalah cinta pada pandangan pertama Maxime.Keduanya mengobrol dengan hangat, tak asing lagi seperti dulu.Maxime pun bertanya pada Reina, "Jadi waktu kamu setahun di luar negeri, kamu ngapain aja?"Pada tahun Reina menghilang, Maxime tidak berhenti memikirkan Reina sepa

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-10
  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1623

    Melisha tercekat, tatapannya terlihat dingin."Kita semua sudah dewasa, masa kamu nggak mengerti maksudku?" Melisha berkata dengan sinis, "Atau ... kamu malu buat ngaku?"Reina tampak tenang, "Ngapain malu? Morgan dan aku cuma teman biasa."Melisha tidak memercayai jawabannya sama sekali."Serius? Ajaib banget. Aku belum pernah melihat pria dan wanita murni bersahabat doang." Melisha pun menatap Maxime, "Max, aku cuma ngomong aja ya. Kalian harus hidup rukun, nggak usah mikirin kata-kataku."Maxime tentu memercayai ucapan Reina dan sekarang dia merasa lebih nyaman."Terima kasih atas perhatianmu. Jangan khawatir, Nana dan aku akan baik-baik saja." Maxime benar-benar perlu berterima kasih pada Melisha karena menanyakan sesuatu yang tidak berani dia tanyakan.Melisha hanya bisa menggigit kecil bibirnya dan berlalu.Begitu Melisha pergi, wajah Reina terlihat tidak enak dilihat.Setelah Reina pulang, tidak ada yang bertanya tentang hubungannya dengan Morgan, jadi dia juga tidak menyebutkan

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-10
  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1624

    Para sahabatnya pun membalas.Gaby berkata, "Ih iri deh. Di mana nih? Pemandangannya bagus banget."Alana membalas, "Nana sama Riko lagi berkemah. Wah alami banget ya, masih asri banget."Sisil juga menjawab, "Aduh aku jadi malas kerja. Yuk kita pergi jalan-jalan, kayaknya sudah lama deh kita nggak main keluar."Semuanya saling mengemukakan pendapat.Brigitta membalas beberapa kali, lalu langsung kembali bekerja.Akhir-akhir ini dia kurang istirahat, dia terus terpikir Erina.Entah bagaimana kabar anaknya yang dibawa pergi Ethan.Dia sudah minta pengacara untuk mengajukan gugatan cerai. Saat itu terjadi, hak asuh anak pasti akan diperebutkan.Tiba-tiba, Revin mendatanginya. Melihat Brigitta melamun, Revin pun berkata, "Apa kamu lagi ada masalah?"Brigitta tercengang, "Ah, memangnya kenapa?"Revin meletakkan beberapa dokumen di depannya."Ada beberapa kesalahan dalam dokumen-dokumen ini. Coba lihat."Brigitta membuka dokumen itu dan memang melihat banyak formulir yang salah isi.Dia mem

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-10
  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1625

    Entah sejak kapan Ethan ada di sini. Dia berjalan mendekati Brigitta dan mengulurkan tangannya, "Erina, sini ke Papa."Erina mengernyit bingung melihat tangan Ethan yang terulur.Matanya terlihat ragu. Brigitta memeluknya erat dan melangkah mundur.Pintu di belakangnya pun langsung ditutup.Brigitta jadi panik, "Ethan, tolong buka pintunya dan biarkan aku keluar."Ethan menganggap Brigitta konyol. Susah payah dia bisa memasukkan kembali Brigitta ke rumahnya, masa dia lepas begitu saja? Bercanda."Kalau aku nggak mau?"Brigitta memeluk Erina dengan satu tangan, lalu mengambil ponsel untuk menelepon.Tanpa ragu, Ethan langsung merebut Erina dari pelukan Brigitta.Erina yang masih sangat kecil tidak mengerti tindakan orangtuanya, dia pikir mereka sedang bermain dengannya. Erina pun terkikik bahagia.Begitu Erina lepas dari dekapannya, Brigitta langsung melangkah maju untuk merebut balik Erina dari pelukan Ethan.Tapi dia seorang wanita, jelas bukan tandingan pria.Ethan menahannya dengan

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-11
  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1626

    Brigitta duduk sendirian di kursi. Ethan keluar kamar dan benar-benar menghilang dari pandangannya.Kepala Brigitta terasa sakit, ponsel di tangannya terasa seperti satu ton batu besar.Dalam artikel ini ditulis secara rinci bagaimana Keluarga Fandie dijebak dan dibantai oleh lawannya. Tidak ada nama Keluarga Yusdwindra yang disebutkan."Ayah, apa ayah salah?" Brigitta bertanya pada dirinya sendiri, tapi sayangnya tidak ada jawaban di kamar kosong itu.Dia terlalu lelah dan tidak tahu harus berbuat apa.Selama ini dia selalu membenci Ethan dan tiba-tiba hari ini dia tahu kalau kemungkinan dia sudah salah paham terhadapnya.Di sisi lain, Ethan menelepon seseorang untuk mencari tahu siapa yang ditemui ayah Brigitta saat itu.Sayang karena kejadian ini sudah berlalu begitu lama, banyak hal yang tidak dapat diketahui dengan jelas.Ethan menyalakan rokok, hatinya terasa sangat tertekan.Entah sejak kapan, Erina keluar kamar dan menghampirinya, "Papa."Begitu mendengar suara putrinya, Ethan

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-11

Bab terbaru

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2061

    "Aku pernah dengar dari Deron, katanya namanya Sophia. Semoga dia benar-benar bisa mengubah Diego."Kekhawatiran terbesar Reina sebenarnya adalah Diego akan menyakiti Sophia.Wanita sebaik itu tidak boleh disakiti lagi oleh Diego."Hmm, pasti, Bos. Jangan khawatir," kata Sisil sambil membawakan secangkir kopi untuk Reina."Terima kasih," ucap Reina....Di sisi lain, Diego selesai membeli makanan dan segera kembali ke dalam bangsal Sophia.Di dalam bangsal, Sophia mencoba memaksakan diri untuk bangun, tetapi kepalanya tiba-tiba pusing dan pandangannya menjadi hitam. Dia merasa seperti akan jatuh ke lantai.Diego tidak sempat berpikir panjang, menjatuhkan nasi di tangannya dan melangkah mendekat untuk menopangnya."Kenapa kamu tiba-tiba bangun dari tempat tidur? Apa kamu ingin ke toilet?"Diego bertanya dengan cemas.Mata Sophia sedikit terbuka, kemudian dia menyadari bahwa tubuhnya bersandar pada tubuh Diego."Aku ingin bangun dan jalan-jalan ...."Setelah mengatakan itu, dia berpegang

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2060

    Diego menganggukkan kepalanya berkali-kali. "Ya, aku mengerti. Aku nggak akan menemui kakak."Sophia menatapnya dengan kekhawatiran di matanya."Sebenarnya kamu nggak perlu mendengarkanku. Pemikiran setiap orang berbeda. Mungkin beberapa orang merasa bahwa meminta uang kepada kakak mereka adalah hal yang wajar. Bagaimanapun, sudah hal biasa kalau saudara saling membantu. Kalau kamu benar-benar merasa terbebani, kamu lakukan saja apa yang ingin kamu lakukan. Jangan sampai kamu menyalahkanku pada akhirnya."Diego kembali menggelengkan kepalanya. "Mana mungkin. Aku pikir apa yang kamu katakan benar. Aku sudah besar, tapi selalu minta uang sama kakak. Ini tidak baik kalau dibiasakan.""Aku sudah bilang sebelumnya, aku harus semangat. Bukankah tabunganku sudah lebih dari enam ratus juta?"Beberapa waktu yang lalu, dia sangat putus asa. Setiap kali menemani minum, dia minum sampai pingsan.Itu sebabnya dia memiliki tabungan cukup banyak.Setelah dia bekerja sendiri, dia baru menyadari bahwa

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2059

    Setelah berada di luar, Diego mengeluarkan ponselnya. Setelah berpikir cukup lama, dia menghubungi nomor Reina.Dia menunggu Reina menjawab sambil memandang dengan cemas ke arah hujan salju yang turun dengan lebat.Diego merasa bahwa dia tidak bisa melunasi utang sebanyak itu dalam hidupnya. Satu-satunya orang yang bisa membuatnya memiliki masa depan baru hanyalah Reina.Dia juga tahu bahwa ini tidak baik, tetapi dia tidak punya pilihan. Selain Reina, dia benar-benar tidak tahu siapa yang harus dihubungi.Di sisi lain, melihat daerah dari nomor telepon tidak dikenal yang menghubunginya, Reina tahu bahwa Diego yang menelepon.Nomor pribadinya sangat dirahasiakan, tidak mungkin ada telepon usil. Kebanyakan, yang punya nomornya hanya mereka yang mengenalnya.Sementara di bagian daerah Diego berada, Reina tidak mengenal siapa pun.Reina mengatur ponselnya dalam mode diam dan tidak menjawab panggilan Diego.Diego menelepon beberapa kali, tetapi tidak ada jawaban. Dia sambil mengerutkan keni

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2058

    Diego menunggu cukup lama sebelum ambulans datang. Dia menggendong Sophia keluar dan baru merasa lega setelah Sophia dibawa ke rumah sakit.Dokter memeriksa keadaan Sophia, memberinya obat dan menyarankan agar Sophia rawat inap."Demam tinggi dan flu. Kenapa baru dibawa ke mari sekarang?" tegur dokter.Diego sedikit bingung. "Flu?"Dokter mengerutkan kening. "Setidaknya sudah dua atau tiga hari, kamu nggak tahu?"Diego menggeleng. "Aku nggak tahu."Kalau dia tahu, dia pasti sudah mengajak Sophia periksa ke dokter."Kalian berani sekali. Bisa gawat kalau gejalanya makin parah."Setelah mengatakan itu, dokter pun pergi.Diego duduk di dekat ranjang rumah sakit, menemani Sophia.Entah sudah berapa lama dan Sophia akhirnya tersadar. Dia membuka matanya dan menatap langit-langit berwarna putih di depannya dengan bingung.Sophia memiringkan kepalanya untuk melihat sekeliling. Selimut berwarna putih, berbagai peralatan medis, serta bau disinfektan yang menyengat di ujung hidungnya."Apa aku d

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2057

    "Kenapa? Kamu nggak nafsu makan?" tanya Diego dengan penuh perhatian.Sophia mengangguk. "Mungkin karena aku kurang istirahat. Aku tidur dulu saja, nanti baru makan lagi.""Ya, tidurlah," jawab Diego penuh perhatian.Sophia berdiri, kepalanya pusing dan dia hampir jatuh ke lantai.Dia tidak terlalu memusingkannya, hanya menganggap ini terjadi karena dia kurang tidur. Dia berdiri dengan tenang, baru kemudian berjalan ke arah tempat tidur.Sophia berbaring di tempat tidur dan kembali tertidur.Diego membereskan meja dan mencuci piring seperti kebiasaannya.Di masa lalu, jangankan membereskan dan mencuci piring, dia bahkan tidak pernah menyentuh air dengan sepuluh jarinya.Satu-satunya alasan dia mau bersih-bersih sekarang adalah karena Sophia memaksanya.Awalnya, dia tidak mau melakukannya. Ketika Sophia melihat hal ini, dia memberinya pelajaran, baik dengan menguncinya di ambang pintu atau melarangnya tidur kalau belum mencuci piring.Seiring berjalannya waktu, Diego mulai terbiasa dan

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2056

    "Kalau begitu, bisakah aku melihatmu sekarang? Aku ingin melihatmu." Sisil berkata dengan agak malu-malu.Deron melihat sekeliling bangsal, tidak ingin Sisil tahu bahwa dia masih di rumah sakit."Aku masih agak sibuk, jadi kita melakukan panggilan video nanti, ya?" tanya Deron dengan lembut.Sisil mengiakan dengan penuh pengertian, "Ya, kita melakukan panggilan video nanti saja. Sekarang, aku juga masih harus bekerja. Aku juga harus memberitahu Bos kalau kamu baik-baik saja. Kalau nggak, dia pasti akan khawatir denganmu."Deron mengangguk. "Ya, baiklah."Keduanya menutup telepon dengan enggan. Setelah itu, Sisil memberi tahu Reina alasan kenapa Deron menghilang akhir-akhir ini.Reina juga terkejut saat mendengarnya. Dia akan memastikannya dulu baru mengatakannya dengan Sisil."Kamu akhirnya bisa tenang sekarang, 'kan?"Sisil mengangguk. "Ya, aku sudah nggak khawatir lagi."Dia benar-benar tidak bisa tidur nyenyak dalam beberapa hari terakhir."Tapi, sekarang aku agak khawatir, Bos. Apa

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2055

    "Aku akan memberitahumu ketika waktunya tepat. Aku nggak menyangka semuanya akan berkembang secepat ini," kata Deron.Sisil sedikit bingung. "Karena kamu pewaris Keluarga Reidar, kenapa kamu bekerja sebagai pengawal Bos?"Ada keheningan panjang yang tercipta, sebelum Deron menjawab, "Karena aku bukan anak istri sah. Satu-satunya alasan aku memiliki hak atas warisan adalah karena sebelum ayahku meninggal, dia tahu kalau Kakak nggak akan bisa punya anak."Sisil menikmati ceritanya dengan serius."Karena itulah aku nggak memberitahumu identitasku yang sebenarnya." Deron melanjutkan, "Aku takut kamu akan membenci identitasku."Anak haram ... ini status yang sangat sulit untuk didengar.Dia tumbuh dengan nama seperti itu dan ibunya tidak diperlakukan dengan baik oleh Keluarga Reidar.Dia sendiri harus menjalani kehidupan yang penuh dengan bahaya hanya demi mencari nafkah.Dia cukup beruntung bisa bertemu dengan Revin, mengikutinya berkeliling, kemudian menetap sebagai pengawal Reina untuk w

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2054

    "Terserah kalau begitu." Joanna berdiri dan hendak pergi.Melihat itu, Daniel langsung memanggilnya, "Kamu pasti juga kesulitan mengurus dua anak selama ini."Dulu, Daniel tidak secara langsung membesarkan anak-anaknya, jadi dia tidak mengerti. Dia merasa bahwa di rumah sudah ada pelayan, jadi membesarkan anak tidaklah melelahkan.Namun, sekarang kedua anaknya sudah besar, tetapi masih membuatnya khawatir. Dari sini dia sadar bahwa menjadi seorang ibu tidaklah mudah.Langkah kaki Joanna terhenti, tetapi dia tidak menoleh ke belakang dan kembali melangkah pergi.Di luar rumah, angin dingin menerpa wajahnya, seperti pisau dan terasa sangat menyakitkan.Kepala pelayan yang mengikuti di belakang Joanna segera menggunakan payung untuk menghalangi angin dingin untuknya.Joanna melambaikan tangannya ke arahnya. "Ini hanya angin dingin, nggak perlu pakai payung."Setelah itu, barulah kepala pelayan menarik kembali payung dari atas kepalanya.Joanna membiarkan angin dingin menerpa wajahnya, tet

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2053

    Di dalam kamar hotel.Morgan setengah berbaring di tempat tidur, di depannya ada seorang wanita yang sedang menangis.Tubuh wanita itu penuh dengan luka dan seluruh tubuhnya menggigil. "Tuan Morgan, tolong lepaskan aku."Morgan menatapnya dengan malas."Aku nggak ingin ada yang tahu tentang apa yang terjadi hari ini."Wanita itu membeku, lalu mengangguk dengan cepat, "Ya.""Kamu boleh pergi."Wanita itu buru-buru beranjak dari lantai, mengambil tasnya dan segera pergi.Dia mengira bahwa dia telah mendapatkan berlian, tetapi tidak disangka bahwa Morgan tidak bisa.Wanita itu sedikit takut. Dia sengaja menyewa seseorang untuk mengambil foto mereka berdua setelah Morgan mabuk.Setelah keluar, dia buru-buru menelepon pria itu. "Fotonya jangan disebarkan.""Hah? Kenapa nggak bilang sejak tadi? Foto sudah diunggah di sosial media," jawab orang di ujung telepon.Hati wanita itu langsung berubah dingin. "Kamu benar-benar membunuhku!"Dia menutup telepon dan membuka ponselnya, mencoba melihat b

DMCA.com Protection Status