Share

Bab 1615

Author: Kacang Merah
Malam pun tiba beserta gerimis.

Awalnya tidak terlalu deras, tapi lama-lama deras juga.

Padahal Maxime sudah menyiapkan selimut, tapi sekarang lebih nyaman tidur di kantong tidur.

Reina bersembunyi di bawah selimut dan agak ketakutan mendengar suara petir yang menggelegar di luar sana.

Namun Reina tidak berani menunjukkannya, apalagi ada Riko yang tidur di sampingnya.

Riko tahu Reina paling takut dengan petir, jadi dia mengulurkan tangan dan menepuk kantong tidur Reina, "Sini Ma, tidur sama aku."

"Hah? Kenapa?" Reina mengernyit bingung.

"Temenin aku, aku takut petir," ucap Maxime tiba-tiba.

Padahal Riko yang mau bicara seperti itu, tapi Maxime sudah merebut kalimatnya.

Riko pun melirik sinis pada Maxime.

Reina terkejut, "Kamu ... takut petir?"

"Ya." Suara Maxime bergetar, sepertinya dia tidak berbohong.

Reina juga takut.

Reina yang polos pun berpikir, setiap orang punya kelemahannya sendiri. Meski Maxime kaya, berkuasa dan cakap, pastinya pria ini punya beberapa kekurangan yang tidak d
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1616

    Tidak jauh dari tenda Maxime terjadi tanah longsor, batu-batuan besar tergeletak di dekat mereka."Bahaya sekali. Bukannya kemarin sudah diperiksa katanya area ini aman?"Tentu hal ini tidak akan terjadi tanpa campur tangan manusia.Reina ketakutan melihat pemandangan di depannya, "Ya Tuhan, kalau hujannya lebih deras dari kemarin, bisa-bisa tenda kami banjir atau terlindas batu besar itu."Begitu terpikir hal ini, Reina bergidik.Maxime menghampiri dan menghiburnya, "̃Nggak apa-apa, kita orang baik, pasti dilindungi."Reina mengangguk, "Ya."Para guru di sekolah juga ketakutan.Untungnya sekarang hujan sudah reda dan tidak terjadi kecelakaan, kalau tidak bagaimana mereka harus bertanggungjawab?Melisha adalah orang yang bertanggungjawab mencari tempat ini, mana mungkin dia mencari tempat yang membahayakan dirinya?Kalau batu sebesar itu tersapu hujan lebat, setidaknya beberapa keluarga akan terluka.Dalam situasi ini, para guru tidak berani menunda dan meminta semua orang untuk istira

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1617

    Di penginapan, semua orang sedang sarapan dengan ketakutan dalam hati masing-masing.Setelah Maxime makan, dia keluar untuk menjawab telepon."Sudah tahu siapa pelakunya?" tanyanya.Ekki yang ada di ujung telepon pun melirik sekelompok orang yang berlutut dan menjawab, "Mereka mengaku sebagai penambang, mereka nggak ngaku sudah hampir mencelakai orang."Penambang?Bercanda?Namun karena mereka tidak mau mengaku, Ekki pun tidak bisa berbuat apa-apa."Bos, aku curiga ini perbuatan Aarav," tambah Ekki.Maxime juga tahu.Dengan wajah tenang, dia berkata, "Oke, kirim mereka ke kantor polisi.""Ya."Maxime menutup telepon dan kebetulan melihat mobil Melisha datang. Tommy dan Melisha pun turun dari mobil.Begitu Melisha turun dari mobil, matanya langsung tertuju pada pria bertubuh tinggi tegap dan wajahnya terlihat tegas, "Max."Jantung Melisha berdebar kencang."Max kok sendirian di sini, Nana dan Riko mana?""Lagi makan di dalam." Maxime menjawab dengan nada dingin.Melisha meminta sopir un

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1618

    Riko pun berhenti membujuknya."Baiklah.""Terima kasih, Riko." Alfian langsung berseri-seri.Tommy melihat Alfian tersenyum di kejauhan dan mengira dia sedang menertawakannya, jadi dia berjalan ke arahnya dengan marah."Alfian, kamu minta dihajar ya?"Alfian meremas sendok di tangannya.Sebelum Riko sempat mengambil tindakan, Alfian sudah menjawab sambil tersenyum, "Tuan Muda Tommy, ya aku nggak berani lah. Kemarin itu salahku, sudah ya kamu jangan marah lagi, oke?""Bukannya kamu bilang aku ini pengikutmu?"Kali ini giliran Tommy yang tercengang.Kenapa bocah ini tiba-tiba berubah?Bukannya selama ini dia tidak suka menjadi pengikutnya?Alfian sekarang mengerti dia harus bersikap sesuai situasi. Dia tidak bisa bertindak seenaknya karena kondisi keluarganya tidak mendukung."Kamu nggak bohongi aku nih?" Tommy bertanya.Alfian tersenyum cerah, "Ya nggak lah. Yuk aku temani main, kalau mereka nggak mau temenin kamu main, biar aku aja yang temenin."Riko juga syok melihat perubahan Alfia

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1619

    Papa Alfian merasa sangat lega setelah mendapat pencerahan dari istrinya."Kamu benar. Dulu aku terlalu berpikiran sempit sampai membuatmu dan Alfian menderita."Mama Alfian menggeleng dan tersenyum, "Yang penting kamu belajar, Alfian dan aku pasti memakluminya."Hubungan orangtua Alfian kembali harmonis, mereka tidak tahu kalau sifat putra mereka sudah berubah karena kejadian kemarin.Alfian menemani Tommy pergi bermain dan Tommy menyuruhnya ke sana ke sini.Alfian mematuhinya satu per satu.Ketika keduanya ada di lereng curam, sebuah ide jahat muncul di benak Alfian.Alfian menunjuk ke bawah lereng bukit dan berkata pada Tommy, "Tommy, lihat deh ke sana.""Ada apa?" Tommy menatap dengan bingung.Saat Alfian melihat punggung Tommy, tatapannya jadi dingin dan tangannya perlahan terangkat. Dia hendak mendorong Tommy.Tiba-tiba, terdengar seseorang memanggil mereka."Alfian, Tommy! Bu Guru bilang kita sudah mau naik gunung," kata Riko.Alfian langsung menarik tangannya kembali, dalam hat

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1620

    Wajah Reina memerah, "Ah, beneran nggak perlu kok."Begitu Reina selesai bicara, Maxime sudah membopongnya.Tubuh Reina terangkat di udara. Spontan, dia langsung mencengkeram pakaian Maxime."Cepat turunin aku."Pergerakan Maxime menarik perhatian banyak orang.Para ibu menatap dengan iri.Beberapa dari mereka ada juga yang melontarkan komentar sinis."Dasar manja, baru juga jalan setengah sudah minta digendong."Ada seorang istri lain yang berkata pada suaminya, "Sayang, aku capek banget. Gendong dong."Suami wanita itu menghela napas, "Coba lihat badanmu itu, mana mungkin aku sanggup gendong kamu?"Ada juga suami yang ikut menggendong istrinya. Namun karena sudah mulai berumur, kekuatan fisik mereka juga menurun.Setelah menggendong beberapa saat, para suami itu sudah tidak sanggup berjalan lagi.Entah mengapa, suasananya menjadi hidup. Melisha terus menoleh ke belakang dan saat melihat Reina digendong Maxime, tatapannya terlihat sangat dingin.Reina ingin sekali mengubur dirinya, "C

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1621

    Reina cemas saat hujan turun, "Kok hujan lagi? Kayaknya kita nggak bawa payung deh."Padahal sebelum mendaki, mereka sudah mengecek ramalan cuaca dan katanya tidak akan turun hujan.Maxime membuka ranselnya dan melihatnya. Benar saja, dia tidak membawa payung."Nggak apa-apa, nanti kita lanjut jalan kalau hujan sudah reda.""Tapi Riko sendirian, nggak apa-apa?" Reina bertanya dengan cemas."Dia bukan anak kecil, jangan khawatir." Maxime menjawab.Reina benar-benar tidak tahu harus berkata apa. Riko itu masih kecil, 'kan baru berumur enam tahun.Dia hendak menelepon Riko untuk bertanya, tapi ternyata Riko sudah meneleponnya duluan.Reina langsung menjawab telepon dan melihat Riko sudah mengenakan jas hujan."Mama, kalian sampai mana? Hujan lho."Reina menunjukkan ke Riko tempatnya berada sekarang, "Kami masih istirahat di sini, kalian sudah sampai puncak gunung?"Riko melihatnya area itu dan memperkirakan secara kasar, kira-kira butuh waktu sejam bagi orangtuanya untuk sampai ke puncak

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1622

    "Terus?" Reina bertanya."Foto itu nggak sengaja terambil dan karena bagus, aku simpan." Maxime terdiam sesaat, lalu melanjutkan, "Baru suatu hari waktu aku perhatiin mukamu dari samping, ternyata foto itu adalah fotomu waktu masih muda."Reina membelalak tidak percaya, "Serius?""Iya lah."Ketika Maxime mengetahui hal ini, dia berada di luar negeri, di bawah langit yang dipenuhi bunga bermekaran.Tapi hari itu, dia tidak memberi tahu Reina.Ketika Reina mendengar apa yang dia katakan, dia tiba-tiba merasa romantis."Kebetulan sekali," gumamnya.Maxime juga merasa itu adalah sebuah kebetulan. Sudah lama sekali dia menyimpan foto itu, tapi dia tidak tahu kalau orang itu ada di sisinya.Kalau dipikir-pikir, artinya Reina adalah cinta pada pandangan pertama Maxime.Keduanya mengobrol dengan hangat, tak asing lagi seperti dulu.Maxime pun bertanya pada Reina, "Jadi waktu kamu setahun di luar negeri, kamu ngapain aja?"Pada tahun Reina menghilang, Maxime tidak berhenti memikirkan Reina sepa

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1623

    Melisha tercekat, tatapannya terlihat dingin."Kita semua sudah dewasa, masa kamu nggak mengerti maksudku?" Melisha berkata dengan sinis, "Atau ... kamu malu buat ngaku?"Reina tampak tenang, "Ngapain malu? Morgan dan aku cuma teman biasa."Melisha tidak memercayai jawabannya sama sekali."Serius? Ajaib banget. Aku belum pernah melihat pria dan wanita murni bersahabat doang." Melisha pun menatap Maxime, "Max, aku cuma ngomong aja ya. Kalian harus hidup rukun, nggak usah mikirin kata-kataku."Maxime tentu memercayai ucapan Reina dan sekarang dia merasa lebih nyaman."Terima kasih atas perhatianmu. Jangan khawatir, Nana dan aku akan baik-baik saja." Maxime benar-benar perlu berterima kasih pada Melisha karena menanyakan sesuatu yang tidak berani dia tanyakan.Melisha hanya bisa menggigit kecil bibirnya dan berlalu.Begitu Melisha pergi, wajah Reina terlihat tidak enak dilihat.Setelah Reina pulang, tidak ada yang bertanya tentang hubungannya dengan Morgan, jadi dia juga tidak menyebutkan

Latest chapter

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2303

    Reina menutup telepon dan akhirnya merasa lega.Selama Syena tidak melakukan sesuatu yang buruk, semuanya tidak apa-apa.Dia sudah makin berumur dan hanya ingin menjalani hidupnya dengan baik.Jika Syena melakukan sesuatu yang salah lagi, dia akan menghabisinya....Musim semi berganti menjadi musim gugur.Waktu berlalu dalam sekejap.Dalam sekejap mata, rambut Reina pun dipenuhi dengan uban. Saat ini, Reina hampir berusia tujuh puluh tahun.Beberapa anak laki-lakinya akhirnya menikah. Anak-anak Riko dan Riki sudah duduk di bangku sekolah dasar.Reina mengambil ponselnya. Pada hari itu, dia mendengar anak buahnya berkata, "Bos, Marshanda meninggal."Meninggal adalah sebuah kata yang sering didengar Reina di masa tuanya.Selama bertahun-tahun, mertuanya juga sudah meninggal dunia.Mantan saudara perempuannya, Brigitta, juga meninggal tahun lalu.Ethan menyusul pada paruh pertama tahun ini.Hanya Erina dan suaminya yang tersisa untuk menjaga bisnis Keluarga Yusdwindra.Suami yang Erina d

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2302

    Sisca pergi ke sekolah dan hendak meminta guru untuk memanggil Talitha. Namun, dia melihat Talitha berdiri di depan gedung sekolah dari kejauhan.Di seberang Talitha ada Syena!Ekspresi Sisca langsung berubah.Dia berjalan cepat menghampiri keduanya. "Talitha."Talitha menoleh ke arahnya. "Ibu."Syena langsung marah mendengar putrinya memanggil wanita lain dengan sebutan ibu."Talitha, aku ini ibumu, dia nggak ada hubungan darah denganmu."Setelah bertahun-tahun tidak bertemu, wajah Syena sangat pucat dan kuyu. Tatapan matanya menatap Sisca lekat-lekat.Sisca juga tidak merasa terintimidasi olehnya, menarik putrinya untuk berdiri di sisinya."Syena, saat itu kamulah yang nggak menginginkan Talitha. Sekarang, kamu ingin mendapatkan anakmu lagi?"Talitha menimpali, "Aku cuma punya satu ibu, namanya Sisca. Nama keluargaku juga Santiago. Jadi, kamu pergi saja dan berhenti mencariku."Mendengar apa yang dikatakan putrinya, gelenyar kelegaan menyelimuti benak Sisca.Syena terlihat makin mura

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2301

    Reina beranjak dan melangkah pergi.Marshanda menatap punggungnya dan tiba-tiba berdiri. "Reina."Langkah kaki Reina terhenti dan dia berbalik untuk menatapnya.Tiba-tiba, mata Marshanda menjadi sedikit memerah."Reina! Aku merasa sepertinya aku melakukan kesalahan."Selama sepuluh tahun terakhir, Marshanda telah bermimpi tentang masa lalu hingga berulang kali.Mimpi itu terjadi di masa lalu, ketika dia baru dijemput oleh Anthony.Saat itu, dia tidak memiliki niat licik. Saat pertama kali bertemu Reina, dia merasa bahwa Reina sangat baik.Reina akan memberinya pakaian yang bagus untuk dipakai!Memberikan makanan yang enak untuknya!Reina juga akan berbagi uang saku dengannya!Mungkin karena dia makin tua, ingatannya tentang ketika dia masih muda menjadi begitu jelas, dia pun bernostalgia.Mendengar Marshanda mengakui kesalahannya, Reina menunjukkan kerumitan di antara kedua alisnya."Itu semua sudah berlalu."Dia hanya mengatakan beberapa kata tanpa menyebutkan maaf.Marshanda memperha

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2300

    Riki benar-benar tidak berubah, ucapannya sangat manis dan masih terus menempel kepadanya.Maxime hendak mengatakan sesuatu tentangnya.Riki melepaskan pelukannya pada Reina dan memujinya."Papa, hari ini Papa bersinar banget dan makin jantan saja. Aku mau belajar dari Papa."Maxime tidak terbujuk oleh perkataannya. "Kalau mau belajar dariku, ikuti kakakmu dan uruslah perusahaan keluarga."Riki menggaruk-garuk kepalanya ketika diminta mengurus perusahaan.Sayangnya, dia benar-benar tidak suka menjadi bos.Dia hanya ingin menjadi seorang penyanyi.Dia mewarisi bakat musik yang kuat dari Reina dan merupakan penyanyi generasi baru.Reina juga memahami kebenaran bahwa setiap anak memiliki potensinya sendiri dan keempat anaknya pun berbeda."Sudah, biarkan Riki melakukan apa pun yang dia inginkan, toh ada Riko yang ngurus perusahaan.""Atau nanti kalau Leo dan Liam sudah besar, mereka juga bisa bantu ngurus perusahaan."Maxime langsung diam begitu Reina berbicara.Riki berterima kasih kepad

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2299

    Revin memang cukup terlambat saat menikah. Belakangan, dia menelepon Reina dan mengatakan bahwa dia punya anak.Maxime sedikit tercengang. "Dia punya anak dari mana? Bukannya dia nggak nikah?"Sejujurnya, Maxime juga mengagumi Revin.Sebagai seorang pria, dia sangat menyukai Reina dengan sepenuh hati dan perasannya tidak pernah berubah.Maxime menduga bahwa Revin tidak pernah menikah karena Reina.Setiap kali mendengar tentang Revin, Maxime langsung ketakutan, takut pria ini akan datang dan merebut istrinya."Katanya sih bayi tabung," kata Reina.Maxime mendengarkan dengan serius. "Siapa ibu dari anak itu?"Reina menggelengkan kepalanya. "Aku nggak tahu, katanya sih rahasia dan nggak ada yang tahu siapa ibu dari anak itu. Tapi, Revin sangat luar biasa. Gen yang dia pilih pasti sangat bagus juga."Mendengar ini, Maxime mengangguk setuju.Hatinya sangat lega.Dia sudah sangat tua, sekarang Revin akhirnya memiliki seorang anak sendiri. Dia seharusnya tidak lagi akan memiliki ketertarikan

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2298

    Jess tidak tahu apa yang ada di pikiran Erik. Dia mengangkat tangannya dan menepuk pundaknya. "Bodoh, mana mungkin aku nikah sama orang lain, aku saja sudah punya kamu sama anak kita."Erik menganggukkan kepalanya dan tersenyum. "Aku tahu kalau istriku ini memang sangat mencintaiku. Cuma aku, 'kan?"Jess ragu-ragu sejenak, tetapi dengan cepat mengangguk."Ya, tentu saja."Keraguannya yang sangat tipis ini masih bisa ditangkap oleh Erik.Itu juga pertama kalinya Erik menyadari bahwa dia bisa menjadi begitu peka dan perasa, seperti seorang wanita.Dulu, hanya wanita yang selalu khawatir dia macam-macam. Sekarang, keadaan berbalik dan dia selalu mengkhawatirkan Jess.Ada pepatah yang ternyata memang benar.Jika dunia bertanya apa itu cinta, cinta adalah sesuatu yang bisa menaklukkan segalanya.Jess adalah orang yang bisa menaklukkannya....Lima belas tahun telah berlalu.Tanpa disadari, keempat putra Reina dan Maxime telah tumbuh dewasa dan semuanya sangat tampan.Riko adalah yang paling

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2297

    Entah kebetulan atau tidak, Jess yang saat itu berada jauh di Kota Simaliki juga bermimpi.Dalam mimpi itu, dia benar-benar menikah dengan Morgan dan memiliki seorang anak.Ketika terbangun dari mimpi itu, entah kenapa hati Jess terasa kosong. Dia tidak tahu kenapa ada emosi rumit di dalam hatinya.Dia menoleh ke samping, melihat seorang anak kecil yang sedang tidur di sampingnya.Di sisi anak itu ada suaminya, Erik.Wajah pria itu terlihat tampan saat tidur. Saat sinar matahari menyinarinya, dia terlihat makin memukau.Sudut mulut Jess tanpa sadar terangkat. Dia mengulurkan tangan dan menyentuh putranya yang menggemaskan, sebelum meletakkan tangannya di sisi wajah Erik dan menyentuhnya.Erik merasakan sentuhan di wajahnya. Dengan mata terpejam, dia mengangkat tangannya dan meraih tangan Jess, menariknya ke pelukannya."Tanganmu dingin? Sini aku hangatkan." Dia bahkan tidak membuka matanya dan apa yang dia lakukan tampak natural.Jess memperhatikan tindakannya dan hatinya menjadi hanga

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2296

    Mata sipit Maxime sedikit menyipit. "Apa itu?"Sulit untuk menyembunyikan ketegangan di wajah Morgan."Itu cuma koran. Aku bosan dan mau mengisi waktu luang. Jangan diambil, ya?"Melihat raut wajahnya, Maxime tahu bahwa itu jelas bukan koran biasa.Maxime kembali menepis Morgan, berjalan dengan cepat untuk mengambil koran itu.Maxime membukanya dan isinya penuh dengan informasi tentang Jess.Morgan menerjang ke arah Maxime, seolah-olah rahasianya telah terbongkar.Namun, dengan kondisi fisiknya saat ini, Maxime bisa menghindar dengan mudah.Suara Morgan terdengar serak, "Kembalikan, ini milikku!"Maxime menatapnya dengan acuh."Sepertinya kamu lebih peduli sama asistenmu itu daripada Nana."Morgan tersipu malu."Apa kamu bercanda? Siapa juga yang suka sama dia. Aku nggak tertarik sedikit pun sama dia."Dia masih bersikap keras kepala.Maxime bisa melihatnya. Aktingnya benar-benar sangat kentara."Kalau begitu akan aku bawakan koran lain biar kamu bisa baca."Setelah mengatakan itu, Max

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2295

    "Sekarang, semuanya sudah jelas, jadi mulai sekarang kamu nggak perlu menjagaku lagi. Aku baik-baik saja," kata Reina.Namun, Maxime menggelengkan kepalanya. "Nggak, sekarang aku nggak terbiasa."Dia mengikuti Reina setiap hari, jadi tidak terbiasa jika harus terpisah darinya.Reina tidak berdaya ketika melihat ini."Baiklah, tapi kamu harus berubah secara perlahan."Terus menempel pada orang lain juga cukup merepotkan.Dia juga menginginkan waktu untuk dirinya sendiri.Maxime mengiakan, "Ya, terserah kamu saja."Keesokan harinya.Maxime benar-benar tidak mengikuti Reina ke tempat kerja. Dia mengutus seseorang untuk menjaganya, sementara dia sendiri kembali ke IM Group untuk bekerja.Ketika Gaby dan Sisil mengetahui bahwa Maxime telah kembali ke IM Group, mereka semua terlihat terkejut."Kenapa Pak Maxime tiba-tiba berubah pikiran?" Gaby terkejut.Sisil berbisik, "Bos, apa kalian bertengkar?"Reina menggelengkan kepalanya. "Nggak kok, hubungan kami baik-baik saja. Aku mencoba bicara ba

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status