Share

Bab 1602

Penulis: Kacang Merah
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-07 18:00:00
Melisha tidak ingin Maxime ikut, karena kalau ada Maxime, dia jadi tidak leluasa melakukan sesuatu pada Reina.

"Aku lebih tenang kalau ikut, aku nggak perlu orang lain siapin apa-apa untukku," jawab Maxime.

Melisha kalah debat.

Para ibu-ibu menoleh ke arah Reina, saat mereka melihat Maxime berdiri di samping Reina, mereka hanya bisa menghela napas sambil sesekali melirik Maxime.

"Mama Riko beruntung banget ya, lihat tuh suaminya ganteng, kaya pula."

"Iya, pantas aja anak mereka cerdas. Katanya si Riko itu meraih juara pertama olimpiade matematika yang baru diadakan kemarin itu lho."

"Hahh ... enak banget kalau anakku bisa menikah sama Riko."

"Mimpi ya."

Mereka semua melanjutkan gosip.

Selain Maxime, ada juga beberapa murid yang ditemani lengkap oleh kedua orangtuanya.

Semua orang masuk ke mobil masing-masing dan berangkat bersama.

Riko duduk di dalam mobil dan sesekali melirik Reina yang terlihat masih suka melamun.

"Gimana Ma rasanya belakangan? Ada yang kerasa nggak nyaman?"

Reina te
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1603

    Reina mengangkat kepalanya dan menatap mama Diera, "Mama Diera, ada apa?"Mama Diera tersipu malu dan berkata, "Nana, aku lupa membawa taplak. Boleh nggak kita makan bareng?"Reina tidak bisa menolak, jadi dia mengangguk setuju."Oke, oke."Apalagi taplak yang mereka bawa cukup besar.Mama Diera langsung berseri-seri kegirangan, dia menyuruh Diera duduk dulu, lalu dia pergi mengambil makanan.Maxime yang kembali dari mengambil makanan pun mengernyit bingung.Reina memberitahukan alasannya."Aku suruh orang antar taplak lain aja," kata Maxime."Butuh waktu lah kalau kamu suruh mereka antar sekarang, nggak apa-apa, kita makan bareng aja sekarang," kata Reina."Oke."Mama Diera datang membawa setumpuk makanan, "Ini silakan dimakan, aku bikin sendiri.""Terima kasih."Kali ini mama Diera menatap Maxime, "Pak Maxime, Anda terkenal banget, suamiku sering ngomongin Anda, katanya dia pernah ngobrol denganmu di sebuah pesta.""Jadi kali ini waktu dia dengar aku bisa ketemu denganmu, dia minta a

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-07
  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1604

    Melisha terus menuang minyak dalam api, "Sebenarnya nggak bagus juga sih kalau pria itu terlalu tampan dan cakap. Jadi banyak wanita penggoda mendekat. Nana, kamu harus berhati-hati."Reina tidak menghiraukan ucapan Melisha."Kadang memang ada kalanya seseorang nggak bisa mengendalikan diri, kalau sudah begitu nggak ada gunanya kita larang. Mendingan kita fokus sama diri sendiri."Melisha tidak menyangka Reina begitu lapang dada dan membuatnya begitu mati kutu."Sebentar lagi kita akan mendirikan tenda. Kalau ada yang nggak bisa, panggil aku aja. Nanti aku suruh orang bantuin," kata Melisha sebelum pergi."Oke, terima kasih."Tidak lama setelah Melisha pergi, Maxime kembali ke sisi Reina.Yang aneh adalah ekspresi para ibu-ibu yang tadi mengerumuni Maxime terlihat kesal. Mereka tidak lagi berani mendekati Maxime untuk mengobrol dengannya."Kenapa ibu-ibu itu nyari kamu?" tanya Reina.Sudah lama sekali Maxime tidak melihat Reina peduli padanya. Maxime pun sengaja menggodanya, "Tebak."R

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-07
  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1605

    Jantung Melisha berdebar cepat saat menatap lengan kekar dan wajah tampan Maxime.Hahh ... alangkah indahnya kalau dia menikah dengan Maxime.Melisha tiba-tiba mengeluarkan tisu sambil berkata, "Ya ampun lihat keringatmu, sini aku lap-in."Melisha mengeluarkan tisu dan hendak menyeka keringat Maxime.Maxime hendak menolak ketika dia melihat Reina dan Riko berjalan mendekat padanya untuk memetik seikat bunga liar, jadi Maxime sengaja tidak bergerak.Melisha menyeka keringat Maxime dengan gugup. Hatinya terasa seperti banyak semut begitu melihat Maxime tidak menolaknya.Kata orang, bukannya wanita yang disukai Maxime itu cuma Marshanda dan Reina?Memang benar, semua pria sama saja!Melisha menyesal kenapa dulu dia tidak mendekati Maxime, kalau dulu berhasil mendapatkan pria ini, maka posisi istri CEO Grup IM akan menjadi miliknya.Begitu terpikir hal ini, api berkobar di dalam hatinya dan tangannya perlahan bergerak ke bawah.Reina yang menggandeng Riko kebetulan melihat momen yang begit

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-07
  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1606

    Maxime spontan tersenyum, "̛Iya, oke."Tak lama, malam pun tiba. Langit malam yang terbentang luas bertabur bintang.Reina dan Riko duduk bersama. Maxime duduk satu meter dari mereka berdua dan meminta bawahannya datang menyiapkan barbeku.Aroma barbeku pun menarik perhatian para anak-anak dan ibu-ibu.Satu per satu mulai melirik ke arah mereka.Reina yang merasa sungkan pun berkata, "Riko, sana ajak teman-teman, orangtua mereka sama para guru buat ikut makan barbeku di sini."Reina juga tidak menyangka Maxime akan menyiapkan barbeku.Padahal dua hari yang lalu Reina cuma asal bicara, dia bilang enaknya berkemah sambil barbeku."Oke."Riko menepuk pantatnya, lalu berdiri dan memanggil semua orang.Jadi untuk sementara, Reina dan Maxime berduaan saja.Mencium aroma barbeku, Reina pun melirik Maxime.Maxime menyerahkan daging panggang yang sudah matang padanya, "Ini.""Kamu makan aja dulu, nanti aku makan yang kupanggang." Reina sungkan menerimanya karena barusan dia sudah membuat Maxime

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-07
  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1607

    Maxime berbohong dengan tampang dingin, "Semalam kamu nggak nyenyak tidurnya terus melindur bilang kedinginan, jadi aku peluk kamu.""Hah?" Reina tidak percaya.Karena sekarang cuaca sudah menghangat, semalam Reina tidak merasa kedinginan sama sekali.Riko yang baring tidak jauh dari mereka pun keluar dari kantong tidurnya."Ma, aku bisa buktiin kok kalau semalam Mama melindur dan minta dipeluk." Riko memasang tampang serius dan sepertinya tidak berbohong sama sekali.Saat Reina mendengar ucapan Riko, wajahnya memerah karena malu.Kenapa dia bisa melindur seperti itu? Apa karena makin tua, tubuhnya makin rewel?Riko mendatangi Reina dan berkata, "Mama nggak usah malu, dulu Mama juga pernah tidur sama dia kayak gini kok."Reina makin ingin mengubur dirinya."Iya, iya." Reina menarik napas dalam-dalam lalu menatap Maxime, "Terima kasih untuk semalam, maaf ya ganggu tidurmu."Maxime menggeleng, "Nggak kok. Aku sudah minta orang siapin selimut, malam ini kita tidur pakai selimut ya.""Ngga

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-08
  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1608

    Matahari tepat menyinari wajah Maxime, membuat tubuhnya yang tinggi tegap pun terlihat perkasa.Reina tercengang.Bukannya rata-rata anak orang kaya tidak tahu hal kampungan seperti ini? Ternyata Maxime bisa?Maxime sadar Reina menoleh, dia pun mengangkat tangannya dan memberi tanda pada Reina untuk mengambil ikan tangkapannya.Riko sangat bersemangat, "Lempar ke sini."Maxime melemparkan seekor ikan sepanjang telapak tangan, tepat di titik yang diminta Riko.Riko langsung memungutnya.Bagaimanapun, Riko masih anak-anak yang tentu bahagia melihat ikan hidup.Riko adalah anak pertama yang mendapat ikan. Dia menggali lubang, mengisi air ke dalamnya, lalu memasukkan ikan tangkapan Maxime ke dalamnya.Teman-temannya yang lain pun datang menonton."Wah Riko, ini ikan tangkapan papamu?"Riko ragu-ragu sejenak, lalu mengangguk.Seorang gadis kecil berlutut dan berkata dengan iri, "Papamu hebat banget, papaku saja belum dapat."Anak-anak lain juga memuji Riko dan iri padanya.Tidak lama kemudi

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-08
  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1609

    Tiba-tiba, ponsel Melisha berdering saat pikirannya kacau balau.Ternyata Aarav yang menelepon.Melisha mengangkat panggilan itu."Malam ini bakal hujan besar, kamu bilang si Maxime sama Reina lagi di gunung bareng?" tanya Aarav."Ya.""Hmm ... wajar sih kalau terjadi sesuatu nggak terduga di pegunungan, ya, 'kan?" Suara Aarav terdengar menakutkan.Melisha tahu niat Aarav."Tapi di sini ramai. Ada orangtua dan guru.""Asal kita bisa menyingkirkan Maxime dan Reina, ngapain mentingin hidup dan mati orang lain?" Aarav sama sekali tidak peduli dengan hidup dan mati orang lain.Melisha meremas ponselnya erat-erat dan spontan teringat momen kemarin saat dirinya menyeka keringat Maxime kemarin."Oke, kalau begitu Ayah atur aja, terus kasih tahu aku.""Oke, kamu sama Tommy hati-hati ya," kata Aarav."Oke." Melisha menutup telepon.Jantung Melisha berdebar kencang, malaikat dan iblis bertarung dalam benaknya. Apa dia benar-benar akan membiarkan terjadi sesuatu pada Maxime dan Reina?Dia tidak m

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-08
  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1610

    "Tommy, Alfian 'kan nggak beneran mukul kamu. Pria itu punya harga diri, nggak boleh berlutut sembarangan," kata papa Alfian.Mama Alfian juga menatap Melisha dengan tatapan memohon, "Bu Melisha, ini cuma kesalahpahaman kecil. Nggak perlu sampai minta maaf, bukan?"Melisha mungkin tidak bisa mengendalikan Reina, tapi masa dia tidak bisa mengendalikan Keluarga Crisie?Apalagi Keluarga Crisie adalah keluarga Alana, sahabat Reina. Melisha pun lebih keras hati, "Maaf, kalau kalian nggak mau minta maaf, aku akan menuntut kalian."Tuntutan ini pasti adalah cara lain Melisha untuk menindas Keluarga Crisie.Mama Alfian tidak ingin putranya begitu tertindas, jadi dia langsung memeluk Alfian.Alfian juga jadi ketakutan.Padahal jelas-jelas ini semua kesalahan Tommy, kenapa dia yang harus minta maaf?Alfian masih terlalu muda untuk memahami liku-liku antara orang dewasa."Mama, aku nggak salah," ucap Alfian dengan lirih.Mama Alfian juga tidak tahu harus berbuat apa, dia menatap suaminya dengan t

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-08

Bab terbaru

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2033

    Maxime mengangguk.Dia berkata, "Tapi kalau ke depannya dia hubungin kamu, kamu harus kasih tahu aku ya apa pun yang terjadi. Jangan sembunyiin dariku.""Oke."Reina langsung setuju, lalu menggandeng tangan Maxime yang ada di wajahnya sambil berkata, "Ayo pulang."Dengan bergandengan tangan, Maxime merasa sangat nyaman.Sekarang berbeda dari masa lalu. Dia sangat takut Reina akan meninggalkannya atau Reina direbut orang lain."Nana, kamu cinta nggak sih sama aku?"Sambil berjalan, Maxime tiba-tiba bertanya.Sekarang Reina benar-benar merasa Maxime ini aneh, dia berhenti melangkah dan menjawab, "Ya ampun kita sudah menikah berapa tahun, punya empat anak pula. Kamu kekanak-kanakan banget, ngapain nanya kayak gini?"Maxime menggenggam tangan Reina erat-erat."Jadi, kamu cinta nggak sama aku?" Dia menatap Reina dengan serius.Tangan Reina terasa sakit karena genggaman yang begitu erat. Reina hendak menjawab saat tiba-tiba Riki berlari ke arah mereka berdua."Mama, kalian dari mana?""Habis

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2032

    Setelah Reina menutup telepon, dia bersiap memberi tahu Sisil.Namun tiba-tiba Maxime masuk.Maxime bisa melihat Reina yang gelisah, dia bertanya, "Kenapa? Barusan kamu telepon siapa? Kok kayak panik gitu?""Nggak ada, aku mau ketemu Sisil."Reina berjalan melewati Maxime dan buru-buru ke tempat Sisil.Reina yakin Sisil sangat khawatir karena sekarang Deron sendirian.Maxime melihat Reina meninggalkan ponselnya di atas meja. Jadi, Maxime hendak mengantarkannya pada Reina."Ting!"Ponsel Reina berdering, sebuah pesan muncul di layar ponsel Reina.Pesan yang masuk adalah dari Revin, "Nana, kamu harus jaga diri ya. Kalau ada apa-apa, harus kasih tahu aku. Kalau Maxime jahatin kamu, kamu juga harus ngasih tahu aku, pokoknya aku akan selalu siap di belakangmu."Maxime memicingkan mata.Maxime ingin membuka ponsel Reina, tapi kata sandinya sudah diubah.Pikiran Maxime langsung kacau. Setelah ragu-ragu untuk waktu yang lama, dia mematikan ponsel Reina dan hendak mengantarkannya.Reina sudah s

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2031

    Maxime juga tidak buru-buru pulang. Dia menemani Reina dan menyelesaikan urusan Grup Yinandar sebelum akhirnya mereka pulang.Di bandara Kota Simaliki.Sisil sudah menunggu untuk menjemput mereka."Bos." Sisil melambai pada Reina.Reina melepaskan diri dari tangan Maxime, berlari menuju Sisil buru-buru dan memeluknya.Maxime cemburu melihat Reina lebih memilih sahabatnya daripada dirinya."Gimana kabarmu?" tanya Reina."Oke kok," jawab Sisil."Syukurlah."Sisil menggandeng lengan Reina dan berkata, "Bos, rasanya kalau nggak ada kamu, waktu berlalu sangat lambat."Bukan hanya karena Reina pergi, tapi juga karena Deron.Reina bisa melihat kekhawatiran Sisil. Setelah naik ke mobil, Reina pun bertanya, "Belakangan ini kamu dan Deron masih saling kontak, 'kan?"Sisil merasa sedih saat nama Deron diungkit. Sisil meremas telapak tangannya, lalu menjawab."Iya awalnya masih kontak, tapi beberapa hari ini aku nggak tahu kenapa, dia nggak angkat telepon aku, nggak balas pesan aku juga.""Kok bis

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2030

    Karena dengan begitu, mereka sebagai orangtua bisa menghabiskan waktu lebih banyak dengan Liane.Sayang, di dunia ini tidak ada 'kalau' ...Waktu berlalu sangat cepat, tidak terasa sudah beberapa hari berlalu. Setelah menyelesaikan pemakaman Liane, Reina berdiri di depan batu nisan dan saat. Itulah Gilbert datang menghampirinya, lalu menyerahkan surat wasiat pada Reina."Nona, Bu Liane meninggalkan ini untukmu sebelum dia meninggal."Reina mengambil surat wasiat itu dan melihat tulisan tangan Liane."Nana, maaf. Ibu nggak bisa menghabiskan lebih banyak waktu denganmu. Mungkin ini karma Ibu. Sejak Ibu berkuasa dan kaya, Ibu jadi sering gelap mata dan melakukan terlalu banyak kesalahan. Sekarang setiap kali Ibu teringat semua perbuatanku dulu yang hampir membuatmu dan Riko celaka, Ibu merasa sangat bersalah.""Kamu benar. Kalau kamu bukan putriku, mungkin Ibu nggak sadar kalau perbuatan Ibu itu salah.""Maafkan ibu ya Nana, Ibu sungguh bersalah sama kamu."Fokus dalam surat wasiat ini ad

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2029

    Air mata Reina tidak bisa keluar, dia memanggil ibunya berulang kali.Semua orang di rumah pun masuk ke kamar. Dokter memeriksa Liane, sedangkan Maxime memeluk Reina.Reina hanya menatap tubuh Liane yang terbujur kaku di kasur, tubuhnya gemetar."Cepat, bangunkan ibuku."Setelah dokter melakukan pemeriksaan, dia balik badan menghadap Reina dan berkata dengan wajah sedih, "Pasien sudah meninggal."Kata "meninggal" menghantam Reina seperti batu besar. Sekujur tubuh Reina dingin.Dia menggenggam tangan Maxime erat-erat, tatapannya hampa."Baik." Maxime minta tim dokter keluar.Hanya Reina dan Maxime yang tersisa di kamar itu.Maxime memeluk Reina erat-erat sambil mengelus punggung Reina, "Menangislah kalau itu bisa membuatmu merasa lebih baik."Ketika Reina mendengar suara lembut Maxime, tangis Reina pun meledak.Yang paling Reina dambakan dalam hidup ini adalah cinta seorang ibu. Baginya, hal ini seperti sebuah harta karun. Awalnya Reina pikir dia tidak akan pernah mendapatkannya, namun

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2028

    Dalam perjalanan pulang, Maxime dan Reina membicarakan tentang Joanna dan Daniel."Ucapan ayah sangat menyakitkan, pantas saja ibu maksa buat cerai," kata Reina.Sebagai seorang wanita, Reina bisa berempati dengan semua yang dialami Joanna.Maxime menggenggam tangan Reina dan berkata, "Suatu hari ayah pasti akan menyesal."Selama ini kontribusi Joanna terhadap Keluarga Sunandar terlihat nyata bagi semua orang, tetapi Daniel hanya fokus pada kesenangannya sendiri dan tidak melihat kontribusi istrinya."Yah, kuharap begitu."Reina mengangguk, "Semoga ayah bisa cepat sadar, jadi usaha ibu nggak sia-sia."Tidak terasa, mereka sudah sampai di kediaman Keluarga Andara.Mereka sekeluarga turun mobil bersama.Hari ini Riko juga dibawa pulang, tujuannya untuk menemani Liane.Di dalam rumah, Sisil menemani Liane di balkon dan bersama mengagumi pemandangan malam.Liane menjadi lebih bersemangat saat melihat Reina sekeluarga sudah pulang. Matanya berbinar, "Nana."Reina buru-buru menghampirinya, "

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2027

    "Max itu anakku. Kamu bisa aja nggak kasihan sama dia, tapi aku sebagai ibu nggak bisa. Kalau kamu terlalu dekat sama Aarav, kamu bakal nyakitin anakmu sendiri!" Joanna menambahkan.Karena Maxime dan Reina masih di sana, Daniel merasa sangat malu.Dia mengibaskan tangannya, "Iya, aku ngerti. Masih ada anak-anak di sini, sudah nggak usah bikin keributan."Daniel menambahkan."Dulu kamu nggak kayak gini, kok sekarang makin nggak jelas."Joanna tercengang bukan main.Kalau bukan karena ada Maxime sekeluarga, dia akan benar-benar membuat perhitungan dengan Daniel.Maxime akhirnya angkat bicara, "Ayah, omongan ibu itu benar. Lain kali kalau keluarga paman datang, jangan panggil kami ke sini."Daniel tidak menyangka putranya akan memihak Joanna, jadi apa lagi yang mau dia katakan.Maxime melanjutkan, "Ayah dan ibu sudah bercerai, jadi Ayah tetap harus berhati-hati dengan ucapanmu."Perkataan Maxime membuat Joanna yang sedih langsung merasa lega.Matanya memerah dan hatinya tersentuh.Ternyat

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2026

    Ekspresi Melisha langsung tidak enak dilihat dan dia tidak jadi minta Rendy mengambilkan makanan untuknya.Spontan, dia pun melirik Reina dan Maxime. Bahagia sekali Reina, meski piring lauk ada di depan piring Reina, Maxime tetap menyendokkan lauk itu ke piring Reina.Bahkan saat Reina melirik sebuah lauk, Maxime akan langsung mengambilkan untuknya.Melisha merasa masam. Kenapa suaminya tidak cakap dan seperhatian suami orang lain?Melisha jadi makin tidak puas, dia berharap bisa langsung menceraikan Rendy detik ini juga.Sayangnya seluruh harta Keluarga Sunandar kini berada di tangan ayah mertuanya, Aarav."Nana, kamu pasti bahagia ya."Reina menatap Melisha dan tersenyum, "Kak Melisha, memangnya kamu nggak bahagia? Atau Kak Rendy memperlakukanmu dengan buruk?"Melisha tercekat.Aarav langsung mengernyit dan berkata, "Melisha, ada hal kamu nggak puas dari Rendy?"Melisha buru-buru menggeleng, "Ah nggak, aku cuma ngomong aja kok. Aku Cuma bilang Nana pasti bahagia, tapi bukan berarti a

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2025

    Maxime bahkan terlalu malas untuk menatap Daniel."Aku nggak bisa bantu." Kemudian, Maxime menatap Aarav, "Paman, dalam bisnis, Paman sebagai bos harusnya tahu nggak bisa mengabaikan kepentingan perusahaan demi keegoisan pribadi."Aarav jadi terlihat malu. Dia menyesap anggurnya, berdeham dan mengangguk, "Max benar. Daniel, sudah jangan nyusahin Max. Meski kita satu keluarga, tapi tetap aja di antara saudara harus ada hitungan yang jelas."Daniel tidak menyangka Maxime akan terang-terangan membantahnya.Daniel mengernyit dan sebagai kepala keluarga, dia berkata pada Maxime lagi."Max, kita ini satu keluarga besar. Kamu nggak bisa diam saja melihat bisnis pamanmu semakin terpuruk."Maxime tahu ayahnya adalah pria yang baik.Namun, Maxime langsung menyahut, "Ayah, bukannya aku nggak mandang saudara. Gini aja, aku punya manajer yang sangat hebat dan berbakat, aku taruh dia di perusahaan paman buat bantu dia di sana, gimana?"Jawaban ini membuat semua orang tercengang.Terutama Aarav sekel

DMCA.com Protection Status