Beranda / Pendekar / Pendekar Tanpa Wajah / Bab 381 - Bab 390

Semua Bab Pendekar Tanpa Wajah: Bab 381 - Bab 390

499 Bab

381 - Membedah Makna Puisi Misterius

“Ini bukan lokasi yang kita cari?” Sima Honglian menatap heran ke muridnya.Yao Chen mengangguk.“Benar, Guru. Di sini sudah tidak ada apa-apa lagi selain ruangan dengan bola energi raksasa ini saja, yang kurasa itu adalah pusat energi Qi alam untuk Sekte Bilah Langit kita.”Dia memaparkan penilaiannya.“Apalagi, kipas kuno juga tidak menunjukkan tanda apapun di sini. Sama sekali tidak bereaksi.”Mendengar ucapan Yao Chen, tiga mereka merasa putus asa. Mereka sudah sejauh ini melangkah dan ternyata tidak mendapatkan bukti apapun untuk menjerat Zhuge Yang.“Biar aku pelajari lagi makna dari puisi di kipas kunonya.” Yao Chen ingin mencoba peruntungannya. “Bai Lixue, edarkan auramu dan segera beritau aku kalau Zhuge Yang sudah kembali.“Baiklah, Yao Chen.” Bai Lixue mengangguk tegas.Kemudian, Yao Chen membaca baris demi baris dengan seksama dibantu Sima Honglian. Li Yaren ikut mengamati dan mendengarkan dari samping sambil ikut berpikir.“Di bawah naungan langit merah, bayang melintas t
Baca selengkapnya

382 - Terdesak Waktu

" Zhuge Yang kembali ke Puncak Giok!" Sima Honglian mengulang ucapan Bai Lixue dengan wajah panik.Yao Chen, Sima Honglian, dan Li Yaren seketika membeku. Mereka saling berpandangan, wajah mereka pucat pasi.Jika Zhuge Yang menemukan mereka di sini, dengan kipas kuno curiannya, konsekuensinya akan sangat fatal."Berapa lama waktu yang kita punya?" tanya Yao Chen, berusaha tetap tenang meski jantungnya berdegup kencang.Bai Lixue memejamkan mata sejenak, berkonsentrasi. "Tidak banyak. Mungkin sekitar lima belas fen sebelum dia mencapai area gua ini."Lima belas fen, Yao Chen menghitungnya dengan satuan waktu yang dia pahami. ‘Ah, itu sama dengan 15 menit.’ Dia selesai menghitungnya.Sima Honglian mengerutkan kening, otaknya berputar cepat mencari solusi. "Kita harus segera menyelesaikan terjemahan baris terakhir puisi ini. Mungkin ada petunjuk penting yang bisa membantu kita keluar dari situasi ini."Li Yaren mengangguk setuju. "Benar. Tapi kita juga harus bersiap untuk kemungkinan ter
Baca selengkapnya

383 - Diburu ke Puncak Wisteria

“Hm? Mereka di sini?” Zhuge Yang memicingkan matanya begitu dia tiba di Puncak Wisteria.Di teras depan paviliun utama, Sima Honglian sedang duduk santai, menikmati secangkir teh dengan anggun. Di sampingnya, Yao Chen juga terlihat rileks, matanya memandang jauh ke arah pemandangan alam yang menakjubkan di sekitar Puncak Wisteria.Zhuge Yang mengerutkan kening. Bukankah seharusnya mereka tidak berada di sini? Namun, dia memutuskan untuk mendekat dan menyapa mereka."Sima Honglian, Yao Chen," ucapnya dengan nada datar. "Aku tidak menyangka akan menemukan kalian di sini."“Ketua Zhuge!” Sima Honglian berdiri dari duduknya, berusaha menunjukkan rasa hormat meskipun hatinya berdebar keras. “Apa yang membawa Anda ke sini, di saat matahari hampir muncul?”Yao Chen ikut berdiri dan menunduk sopan ke arah Zhuge Yang, berusaha terlihat setenang mungkin meski jantungnya berdegup kencang.Sambil bersoja, Yao Chen menyapa, "Selamat datang, Ketua Zhuge. Apakah ada yang bisa kami bantu?"Zhuge Yang
Baca selengkapnya

384 - Alibi Masing-Masing

“Ka-kami ….” Suara Bai Lixue terdengar bergetar karena takut.Tangan berjemari lentiknya menggenggam erat ujung jubah pakaian Li Yaren yang menutupi tubuhnya sambil dia mulai duduk.Li Yaren langsung merespon dengan tenang, “Ketua Zhuge, kami hanya … menikmati keindahan Puncak Wisteria di pagi ini. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Bai Lixue baik-baik saja bersamaku.”Untuk beberapa saat, Zhuge Yang hanya berdiri terpaku, tidak tahu harus berbuat apa. Bagaimana bisa dia memergoki salah satu murid sekte malah tengah bergumul penuh gairah dengan seorang pelayan beraura aneh?Bai Lixue segera mengikuti alur yang diberikan Li Yaren, mencoba mengendalikan ekspresinya. “Be-benar, Ketua. Aku hanya … menunjukkan keindahan kebun ini kepada Kak Li sejak semalam. Tapi ternyata Kak Li … sangat manis padaku dan kami … kami ….”Zhuge Yang menghela napas, mencoba menghilangkan kecanggungan yang masih tersisa.“Kalian berdua, kembalilah ke paviliun! Sudah cukup menikmati pemandangan untuk hari ini!”
Baca selengkapnya

385 - Peta Lokasi

“Apakah Anda mendapatkan kipas itu sekarang? Kami memilikinya?” tanya Sima Honglian.Mereka tidak menyangka Zhuge Yang menggunakan metode pencarian semacam itu. Tapi sungguh melegakan bahwa metode itu tidak menghasilkan apa-apa selain desah napas kecewa sang ketua sekte.“Hmph! Aku pergi dulu. Jangan sampai aku tau kalian melakukan sesuatu yang tercela di tempatku!” Zhuge Yang mendengus sebelum akhirnya dia pergi dari Puncak Wisteria.Keempat orang itu pun mengembuskan napas lega.“Fyuuhh!” Untung saja dia tidak berhasil menemukan kipas itu!” Bai Lixue mengusap-usap dadanya dengan penuh kelegaan.“Benar. Dan untung saja dia menahan diri karena ada Li Yaren yang dia kira tak tau apa-apa mengenai perbuatannya.” Sima Honglian juga berkomentar.“Tapi … di mana kipas itu berada sekarang?” Li Yaren bertanya sambil menatap mereka semua. “Kenapa dia tidak berhasil mendeteksinya?”Kemudian, tangan Yao Chen terulur ke depan dan kipas itu pun muncul di sana.“Xiao Chen, ternyata bisa kamu sembun
Baca selengkapnya

386 - Ketahuan Zhuge Yang

Li Yaren tersenyum puas. “Jadi ini yang pastinya dicari-cari Zhuge Yang selama ini. Lokasi rahasia yang tersembunyi di dalam pegunungan.”Sima Honglian menatap peta hologram tersebut dengan penuh rasa takjub. “Kita harus segera pergi ke sana, sebelum Zhuge Yang menyadari apa yang telah kita temukan.”Namun, Yao Chen tiba-tiba merasakan dorongan kuat dari dalam dirinya. “Tunggu, Guru. Ini mungkin jebakan. Kita tidak bisa gegabah. Zhuge Yang mungkin sudah merencanakan sesuatu.”Sima Honglian menatap muridnya dengan bangga. “Kau benar, Xiao Chen. Kita harus berhati-hati. Tapi ini adalah kesempatan kita untuk mengalahkan Zhuge Yang di permainannya sendiri.”“Ayo kita lekas ingat-ingat peta ini dalam kepala kita masing-masing!” Bai Lixue berseru penuh semangat.Mereka melakukan yang disarankan Bai Lixue. Tentu saja mereka tak mungkin terus menerus menggunakan metode Yao Chen menggunakan kekuatan hukum ruang setiap kali hendak memunculkan petanya.Yao Chen menggenggam kipas kuno itu dengan
Baca selengkapnya

387 - Adangan Tak Terduga

“Mereka pengkhianat! Pemberontak yang ingin merusak sekte ini!”Suara Zhuge Yang yang menggelegar memenuhi seluruh area Sekte Bilah Langit, membuat para murid dan penghuninya terkejut dan kebingungan.Beberapa saling berbisik, tidak percaya bahwa tiga kultivator yang selama ini mereka kagumi kehebatannya kini dinyatakan sebagai pengkhianat.“Me-mereka pengkhianat?” Hu Meng menelan salivanya.Dia menoleh ke Hu Gao, kakaknya. Tapi si kakak juga bingung dan menggelengkan kepala. Mereka masih berada di Sekte Luar dan tidak mengetahui secara persis apa saja yang sudah dilakukan kawan mereka, Yao Chen, di Sekte Dalam hingga diberi label pengkhianat.“Tidak mungkin! Aku tak percaya!” Master Baili Feng menggebrak mejanya saat mendengar pengumuman dari Zhuge Yang.Demikian pula Ximen Hugeng di tempatnya berada. Namun, dia tak berdaya jika ketua sekte sudah bersabda demikian. Kepalanya digelengkan berulang kali, berharap apa yang dia dengar hanyalah ilusi.“Bagaimana bisa?” Di Puncak Bambu, Zhan
Baca selengkapnya

388 - Patung Lima Dewa Elemen

"Bertahanlah, Guru, Kak Li!" Yao Chen mengerahkan kekuatan ruangnya secara gila-gilaan untuk membuka celah-celah kecil, membantu mereka menghindari serangan-serangan mematikan.Tepat ketika mereka hampir mencapai mulut gua, sebuah ledakan energi besar menghantam mereka dari belakang. Mereka terpental ke depan, masuk ke dalam gua dengan keras, melewati gerbang portal dimensi khusus.“Sial! Mereka ternyata bisa masuk!” Bayangan Merah kesal.Dia dan pasukannya yang mencoba masuk pun terpental mundur, tidak bisa menembus penghalang dimensi itu.“Guru, Kak Li, kalian baik-baik saja?”Terengah-engah dan terluka, Yao Chen bertanya ke Sima Honglian dan Li Yaren. Mereka selamat, setidaknya untuk saat ini.“Aku baik-baik saja, Xiao Chen.” Sima Honglian tersenyum menenangkan Yao Chen."Kita berhasil, he heh!" Li Yaren tertawa lemah, meski darah mengalir dari luka di keningnya."Kurasa kita bisa ke sini dengan melewati portal dimensi ... mungkin karena kita memiliki kipas kuno?" Yao Chen memiliki
Baca selengkapnya

389 - Rahasia Sekte Bilah Langit

"Rahasia Sekte Bilah Langit?" tanya Yao Chen, suaranya penuh keingintahuan.Patung itu bersinar lembut dan perlahan-lahan bentuknya berubah, menampilkan sosok seorang pria tua dengan jenggot panjang dan mata yang memancarkan kebijaksanaan."Aku adalah sisa kesadaran dari Pendiri Pertama Sekte Bilah Langit yang memilih menetap di patung dewa elemen," kata sosok itu. "Dan aku telah menunggu ribuan tahun untuk seseorang yang layak mengetahui kebenaran."Sima Honglian melangkah maju, matanya menyipit penuh kewaspadaan. "Bagaimana kami bisa yakin bahwa Anda benar-benar Pendiri Pertama?"Yao Chen menoleh ke gurunya yang sangat frontal akan ucapan, khawatir jiwa sosok transparan di depan mereka akan tersinggung.Sosok itu tersenyum. "Pertanyaan yang bijak, Nona Muda. Izinkan aku membuktikannya."Tiba-tiba, aura yang luar biasa kuat memancar dari tangan sosok itu, membuat ketiga kultivator muda itu terdorong mundur beberapa langkah. Bahkan Sima Honglian, dengan pengalamannya yang panjang, ter
Baca selengkapnya

390 - Menjadi Buronan Sekte

Sima Honglian mengangguk perlahan. "Jika apa yang dikatakan Pendiri Pertama benar, kita tidak punya pilihan lain. Kita harus menghentikan Zhuge Yang dan semua yang ingin membuat sekte hancur."Yao Chen menatap peta di tangannya. "Ya," katanya dengan suara pelan tapi penuh keyakinan. "Kita akan melakukannya. Demi masa depan Sekte Bilah Langit, demi keseimbangan dunia kultivasi.""Pendekar muda, kami akan mengirim kalian pergi. Berpegangan tanganlah." Muncul suara berat dan dalam menggema di ruangan. Yao Chen dan yang lainnya segera berpegangan tangan seperti yang diperintahkan.Seketika, cahaya terang menyelimuti Yao Chen dan rekan-rekannya. Dalam sekejap mata, mereka merasakan sensasi melayang dan kemudian mendarat di tanah yang lembab. Aroma pepohonan dan embun pagi menyambut mereka.Yao Chen membuka matanya, memandang sekeliling. Mereka berada di tengah hutan lebat, jauh dari gua tempat mereka sebelumnya. "Kita berhasil," ucapnya lega.Sima Honglian mengangguk, "Pendiri Pertama memi
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
3738394041
...
50
DMCA.com Protection Status