Beranda / Pendekar / Pendekar Tanpa Wajah / 381 - Membedah Makna Puisi Misterius

Share

381 - Membedah Makna Puisi Misterius

Penulis: Gauche Diablo
last update Terakhir Diperbarui: 2024-08-21 18:13:18

“Ini bukan lokasi yang kita cari?” Sima Honglian menatap heran ke muridnya.

Yao Chen mengangguk.

“Benar, Guru. Di sini sudah tidak ada apa-apa lagi selain ruangan dengan bola energi raksasa ini saja, yang kurasa itu adalah pusat energi Qi alam untuk Sekte Bilah Langit kita.”

Dia memaparkan penilaiannya.

“Apalagi, kipas kuno juga tidak menunjukkan tanda apapun di sini. Sama sekali tidak bereaksi.”

Mendengar ucapan Yao Chen, tiga mereka merasa putus asa. Mereka sudah sejauh ini melangkah dan ternyata tidak mendapatkan bukti apapun untuk menjerat Zhuge Yang.

“Biar aku pelajari lagi makna dari puisi di kipas kunonya.” Yao Chen ingin mencoba peruntungannya. “Bai Lixue, edarkan auramu dan segera beritau aku kalau Zhuge Yang sudah kembali.

“Baiklah, Yao Chen.” Bai Lixue mengangguk tegas.

Kemudian, Yao Chen membaca baris demi baris dengan seksama dibantu Sima Honglian. Li Yaren ikut mengamati dan mendengarkan dari samping sambil ikut berpikir.

“Di bawah naungan langit merah, bayang melintas t
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Pendekar Tanpa Wajah   382 - Terdesak Waktu

    " Zhuge Yang kembali ke Puncak Giok!" Sima Honglian mengulang ucapan Bai Lixue dengan wajah panik.Yao Chen, Sima Honglian, dan Li Yaren seketika membeku. Mereka saling berpandangan, wajah mereka pucat pasi.Jika Zhuge Yang menemukan mereka di sini, dengan kipas kuno curiannya, konsekuensinya akan sangat fatal."Berapa lama waktu yang kita punya?" tanya Yao Chen, berusaha tetap tenang meski jantungnya berdegup kencang.Bai Lixue memejamkan mata sejenak, berkonsentrasi. "Tidak banyak. Mungkin sekitar lima belas fen sebelum dia mencapai area gua ini."Lima belas fen, Yao Chen menghitungnya dengan satuan waktu yang dia pahami. ‘Ah, itu sama dengan 15 menit.’ Dia selesai menghitungnya.Sima Honglian mengerutkan kening, otaknya berputar cepat mencari solusi. "Kita harus segera menyelesaikan terjemahan baris terakhir puisi ini. Mungkin ada petunjuk penting yang bisa membantu kita keluar dari situasi ini."Li Yaren mengangguk setuju. "Benar. Tapi kita juga harus bersiap untuk kemungkinan ter

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-22
  • Pendekar Tanpa Wajah   383 - Diburu ke Puncak Wisteria

    “Hm? Mereka di sini?” Zhuge Yang memicingkan matanya begitu dia tiba di Puncak Wisteria.Di teras depan paviliun utama, Sima Honglian sedang duduk santai, menikmati secangkir teh dengan anggun. Di sampingnya, Yao Chen juga terlihat rileks, matanya memandang jauh ke arah pemandangan alam yang menakjubkan di sekitar Puncak Wisteria.Zhuge Yang mengerutkan kening. Bukankah seharusnya mereka tidak berada di sini? Namun, dia memutuskan untuk mendekat dan menyapa mereka."Sima Honglian, Yao Chen," ucapnya dengan nada datar. "Aku tidak menyangka akan menemukan kalian di sini."“Ketua Zhuge!” Sima Honglian berdiri dari duduknya, berusaha menunjukkan rasa hormat meskipun hatinya berdebar keras. “Apa yang membawa Anda ke sini, di saat matahari hampir muncul?”Yao Chen ikut berdiri dan menunduk sopan ke arah Zhuge Yang, berusaha terlihat setenang mungkin meski jantungnya berdegup kencang.Sambil bersoja, Yao Chen menyapa, "Selamat datang, Ketua Zhuge. Apakah ada yang bisa kami bantu?"Zhuge Yang

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-22
  • Pendekar Tanpa Wajah   384 - Alibi Masing-Masing

    “Ka-kami ….” Suara Bai Lixue terdengar bergetar karena takut.Tangan berjemari lentiknya menggenggam erat ujung jubah pakaian Li Yaren yang menutupi tubuhnya sambil dia mulai duduk.Li Yaren langsung merespon dengan tenang, “Ketua Zhuge, kami hanya … menikmati keindahan Puncak Wisteria di pagi ini. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Bai Lixue baik-baik saja bersamaku.”Untuk beberapa saat, Zhuge Yang hanya berdiri terpaku, tidak tahu harus berbuat apa. Bagaimana bisa dia memergoki salah satu murid sekte malah tengah bergumul penuh gairah dengan seorang pelayan beraura aneh?Bai Lixue segera mengikuti alur yang diberikan Li Yaren, mencoba mengendalikan ekspresinya. “Be-benar, Ketua. Aku hanya … menunjukkan keindahan kebun ini kepada Kak Li sejak semalam. Tapi ternyata Kak Li … sangat manis padaku dan kami … kami ….”Zhuge Yang menghela napas, mencoba menghilangkan kecanggungan yang masih tersisa.“Kalian berdua, kembalilah ke paviliun! Sudah cukup menikmati pemandangan untuk hari ini!”

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-22
  • Pendekar Tanpa Wajah   385 - Peta Lokasi

    “Apakah Anda mendapatkan kipas itu sekarang? Kami memilikinya?” tanya Sima Honglian.Mereka tidak menyangka Zhuge Yang menggunakan metode pencarian semacam itu. Tapi sungguh melegakan bahwa metode itu tidak menghasilkan apa-apa selain desah napas kecewa sang ketua sekte.“Hmph! Aku pergi dulu. Jangan sampai aku tau kalian melakukan sesuatu yang tercela di tempatku!” Zhuge Yang mendengus sebelum akhirnya dia pergi dari Puncak Wisteria.Keempat orang itu pun mengembuskan napas lega.“Fyuuhh!” Untung saja dia tidak berhasil menemukan kipas itu!” Bai Lixue mengusap-usap dadanya dengan penuh kelegaan.“Benar. Dan untung saja dia menahan diri karena ada Li Yaren yang dia kira tak tau apa-apa mengenai perbuatannya.” Sima Honglian juga berkomentar.“Tapi … di mana kipas itu berada sekarang?” Li Yaren bertanya sambil menatap mereka semua. “Kenapa dia tidak berhasil mendeteksinya?”Kemudian, tangan Yao Chen terulur ke depan dan kipas itu pun muncul di sana.“Xiao Chen, ternyata bisa kamu sembun

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-23
  • Pendekar Tanpa Wajah   386 - Ketahuan Zhuge Yang

    Li Yaren tersenyum puas. “Jadi ini yang pastinya dicari-cari Zhuge Yang selama ini. Lokasi rahasia yang tersembunyi di dalam pegunungan.”Sima Honglian menatap peta hologram tersebut dengan penuh rasa takjub. “Kita harus segera pergi ke sana, sebelum Zhuge Yang menyadari apa yang telah kita temukan.”Namun, Yao Chen tiba-tiba merasakan dorongan kuat dari dalam dirinya. “Tunggu, Guru. Ini mungkin jebakan. Kita tidak bisa gegabah. Zhuge Yang mungkin sudah merencanakan sesuatu.”Sima Honglian menatap muridnya dengan bangga. “Kau benar, Xiao Chen. Kita harus berhati-hati. Tapi ini adalah kesempatan kita untuk mengalahkan Zhuge Yang di permainannya sendiri.”“Ayo kita lekas ingat-ingat peta ini dalam kepala kita masing-masing!” Bai Lixue berseru penuh semangat.Mereka melakukan yang disarankan Bai Lixue. Tentu saja mereka tak mungkin terus menerus menggunakan metode Yao Chen menggunakan kekuatan hukum ruang setiap kali hendak memunculkan petanya.Yao Chen menggenggam kipas kuno itu dengan

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-23
  • Pendekar Tanpa Wajah   387 - Adangan Tak Terduga

    “Mereka pengkhianat! Pemberontak yang ingin merusak sekte ini!”Suara Zhuge Yang yang menggelegar memenuhi seluruh area Sekte Bilah Langit, membuat para murid dan penghuninya terkejut dan kebingungan.Beberapa saling berbisik, tidak percaya bahwa tiga kultivator yang selama ini mereka kagumi kehebatannya kini dinyatakan sebagai pengkhianat.“Me-mereka pengkhianat?” Hu Meng menelan salivanya.Dia menoleh ke Hu Gao, kakaknya. Tapi si kakak juga bingung dan menggelengkan kepala. Mereka masih berada di Sekte Luar dan tidak mengetahui secara persis apa saja yang sudah dilakukan kawan mereka, Yao Chen, di Sekte Dalam hingga diberi label pengkhianat.“Tidak mungkin! Aku tak percaya!” Master Baili Feng menggebrak mejanya saat mendengar pengumuman dari Zhuge Yang.Demikian pula Ximen Hugeng di tempatnya berada. Namun, dia tak berdaya jika ketua sekte sudah bersabda demikian. Kepalanya digelengkan berulang kali, berharap apa yang dia dengar hanyalah ilusi.“Bagaimana bisa?” Di Puncak Bambu, Zhan

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-23
  • Pendekar Tanpa Wajah   388 - Patung Lima Dewa Elemen

    "Bertahanlah, Guru, Kak Li!" Yao Chen mengerahkan kekuatan ruangnya secara gila-gilaan untuk membuka celah-celah kecil, membantu mereka menghindari serangan-serangan mematikan.Tepat ketika mereka hampir mencapai mulut gua, sebuah ledakan energi besar menghantam mereka dari belakang. Mereka terpental ke depan, masuk ke dalam gua dengan keras, melewati gerbang portal dimensi khusus.“Sial! Mereka ternyata bisa masuk!” Bayangan Merah kesal.Dia dan pasukannya yang mencoba masuk pun terpental mundur, tidak bisa menembus penghalang dimensi itu.“Guru, Kak Li, kalian baik-baik saja?”Terengah-engah dan terluka, Yao Chen bertanya ke Sima Honglian dan Li Yaren. Mereka selamat, setidaknya untuk saat ini.“Aku baik-baik saja, Xiao Chen.” Sima Honglian tersenyum menenangkan Yao Chen."Kita berhasil, he heh!" Li Yaren tertawa lemah, meski darah mengalir dari luka di keningnya."Kurasa kita bisa ke sini dengan melewati portal dimensi ... mungkin karena kita memiliki kipas kuno?" Yao Chen memiliki

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-24
  • Pendekar Tanpa Wajah   389 - Rahasia Sekte Bilah Langit

    "Rahasia Sekte Bilah Langit?" tanya Yao Chen, suaranya penuh keingintahuan.Patung itu bersinar lembut dan perlahan-lahan bentuknya berubah, menampilkan sosok seorang pria tua dengan jenggot panjang dan mata yang memancarkan kebijaksanaan."Aku adalah sisa kesadaran dari Pendiri Pertama Sekte Bilah Langit yang memilih menetap di patung dewa elemen," kata sosok itu. "Dan aku telah menunggu ribuan tahun untuk seseorang yang layak mengetahui kebenaran."Sima Honglian melangkah maju, matanya menyipit penuh kewaspadaan. "Bagaimana kami bisa yakin bahwa Anda benar-benar Pendiri Pertama?"Yao Chen menoleh ke gurunya yang sangat frontal akan ucapan, khawatir jiwa sosok transparan di depan mereka akan tersinggung.Sosok itu tersenyum. "Pertanyaan yang bijak, Nona Muda. Izinkan aku membuktikannya."Tiba-tiba, aura yang luar biasa kuat memancar dari tangan sosok itu, membuat ketiga kultivator muda itu terdorong mundur beberapa langkah. Bahkan Sima Honglian, dengan pengalamannya yang panjang, ter

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-24

Bab terbaru

  • Pendekar Tanpa Wajah   557 - Pertarungan Memurnikan Senjata

    “Kalau sekedar memurnikan senjata, mana mungkin aku gentar?” Nona Sheng menjawab Sima Honglian.Dia mengganti baju dan tatanan rambutnya lebih sederhana tapi terlihat kuat.“Bagus! Aku suka semangatmu!” balas Sima Honglian sembari mengangguk.Arena alkemis yang semula didominasi oleh tungku obat kini telah berganti menjadi Tempat Pemurnian Senjata, sebuah panggung batu hitam yang berisi tungku logam raksasa setinggi tiga meter.Tungku itu dipenuhi pola ukiran naga dan phoenix yang menyala samar, menandakan bahwa benda ini bukan sekadar alat, melainkan pusaka warisan Sekte Istana Dewa.Suasana arena mendadak lebih hening dari sebelumnya.Semua pihak menahan napas. Perhatian tertuju pada dua sosok yang akan bertarung.Di sisi kiri arena, Nona Sheng berdiri tegak. Wajahnya pucat, tapi sorot matanya penuh dendam. Dia kini lebih tenang, tak ada lagi teriakan atau tatapan meremehkan seperti sebelumnya. Dia tau ... satu kesalahan lagi bisa membuat reputasinya terkubur selamanya.Dia mematuhi

  • Pendekar Tanpa Wajah   556 - Ketakutan Nona Sheng

    “Dia … menang .…”“Tidak hanya menang … pilnya lebih sempurna daripada yang pernah dibuat murid alkimia di sekte ini .…”“Pil Jiwa Nirwana … dari seorang manusia benua bawah?!”Suara-suara penonton bergemuruh, tidak percaya.Pihak Sekte Istana Dewa bersorak dengan bangga, sedangkan wajah-wajah dari Sekte Langit Kudus menegang, pucat, dan muram.Kekalahan ini bukan sekadar kalah—mereka dipermalukan. Terlebih, tungku kebanggaan mereka, Tungku Naga Kudus, milik Alkemis Huang … hancur berkeping-keping akibat kelalaian Nona Sheng.Tetua-tetua dari Sekte Langit Kudus menunduk dalam diam. Tak satu pun dari mereka berani bicara. Yang paling mencolok adalah wajah tua Tuan Besar Sheng, yang semakin merah padam menahan amarah.Sementara itu, Nona Sheng terduduk di tanah. Wajahnya kotor, rambutnya berantakan, dan mata indahnya membelalak tak percaya. Nafasnya terengah. Tangannya gemetar, bukan karena luka, tapi karena … ketakutan.“Bagaimana aku menjelaskan ini pada Guru Huang .…” bisiknya lemah.

  • Pendekar Tanpa Wajah   555 - Mengejutkan Semua Orang

    “Dia menyanggupinya!” bisik keras para penonton atas ucapan Sima Honglian.Aula Istana Dewa kembali hening, namun ketegangan membubung seperti busur yang ditarik sampai batas. Tantangan sudah diucapkan. Taruhannya lebih tinggi.Pil tingkat delapan—bukan sembarang pil, tapi mahakarya yang hanya bisa dimurnikan oleh alkemis tingkat tinggi dengan pemahaman mendalam tentang hukum elemen dan harmoni energi jiwa.Arena dimurnikan kembali. Dua tungku emas surgawi disiapkan di tengah-tengah panggung melayang. Angin di sekitarnya berhenti, seolah menanti napas para dewa.“Aku akan tetap menggunakan tungkuku sendiri.” Nona Sheng bersikeras.“Gunakan sekehendakmu.” Sima Honglian menjawab.Pihak dari Sekte Istana Dewa mengangguk setuju.Nona Sheng dari Sekte Langit Kudus melangkah anggun ke posisinya. Wajahnya tetap tersenyum percaya diri, rambut ungunya terikat rapi, dan matanya menyapu penonton tanpa gentar. Tapi siapa pun yang cukup jeli akan melihat ujung jarinya sedikit gemetar.Sementara it

  • Pendekar Tanpa Wajah   554 - Kaisar Alkemis

    “Dua naga … dua naga menari sungguhan! Apa kalian lihat itu barusan?!”“Indah sekali … gerakan mereka selaras dan penuh energi, seperti makhluk surgawi!”Sorak-sorai meledak dari pihak Sekte Istana Dewa. Para alkemis dari istana berdiri dari duduk mereka dan berseru-seru dengan semangat tinggi, memuji pil hasil pemurnian Sima Honglian.Aroma harum masih menggantung di udara, dan dua naga imaji yang muncul dari pil itu perlahan menghilang, namun aura megahnya masih terasa menusuk hati.“Pil yang melampaui kesempurnaan! Bahkan bisa membentuk manifestasi dua naga dari energi murni—itu bukan sekadar kebetulan!” seorang alkemis Istana Dewa berseru lantang.“Bukan hanya aroma dan warna pilnya yang sempurna, tapi efek visual seperti itu hanya bisa muncul dari sinkronisasi energi ilahi dengan seni pemurnian tingkat tinggi!”“Benar! Inilah tujuan utama Pil Dua Naga Menari, bukan? Menari—menyatu dalam energi dan wujud! Sima Honglian benar-benar memahaminya!”Namun, dari pihak Sekte Langit Kudus

  • Pendekar Tanpa Wajah   553 - Tarian Dua Naga

    “Kau membuatku merinding sampai ingin tertawa berguling-guling,” olok Sima Honglian.Nona Sheng hanya bisa menggigit geraham menahan kesal, tak bisa banyak membalas karena dia masih harus berkonsentrasi dengan pilnya.Di atas panggung, suhu tungku perlahan meningkat, udara di sekitarnya mulai bergelombang.Aroma herbal memenuhi udara, membuat banyak alkemis yang menonton menghirup dalam-dalam, mencoba menebak komposisi yang digunakan kedua wanita itu.Namun, perhatian mereka tertuju pada Sima Honglian yang tampak gelisah. Tangan kirinya sedikit gemetar saat memutar suhu tungkunya, dan dahinya terlihat berembun. Beberapa bahan herbal tampak belum terolah sempurna, membuat nyala api tungkunya sesekali berkedip tak stabil.“Dia tampak kesulitan,” bisik seorang penonton.“Apakah benar dia hanya alkemis kelas menengah dari benua bawah?” sambung yang lain.Nona Sheng mendengarnya dan tersenyum angkuh. Dia langsung melirik ke arah panggung sebelah dengan mata penuh sindiran.“Kau tidak perlu

  • Pendekar Tanpa Wajah   552 - Pil Kelas 7 yang Rumit

    “Berani sekali kau!” pekik kesal Nona Sheng.Dia benci jika ada yang berani mengolok-olok dirinya.“Segera mulai!” seru Yao Chen untuk menghentikan keributan dari Nona Sheng.Dengan wajah kesal dan bersungut-sungut, Nona Sheng mulai memeriksa bahan ramuannya.“Pil yang akan dimurnikan adalah Pil Senandung Alam.” Yao Chen mulai berbicara lagi menyebutkan nama pil level .Semua hadirin berkasak-kusuk karena sedari tadi, belum dinyatakan pil yang harus dimurnikan kedua peserta. Kali ini Yao Chen sendiri yang menyebutkan nama pil untuk dipertarungkan.“Akan terasa tidak ada keadilan apabila pihak Istana Dewa yang menentukan pilnya.” Salah satu alkemis tua dari Sekte Langit Kudus berkomentar keras.“Benar! Kau bisa saja memberikan nama pil yang sudah dikuasai dengan baik oleh wanitamu untuk merugikan nona kami!” teriak kepala dayang Nona Sheng.“Tentu! Akan lebih adil apabila pihak kami yang menentukan pil yang akan mereka murnikan!” Dayang Nona Sheng lainnya tak mau kalah.Kali ini, orang

  • Pendekar Tanpa Wajah   551 - Tungku yang Adil

    “Aku di sini.” Sima Honglian tampil ke muka bersama Yao Chen yang menggenggam tangannya.Mata Nona Sheng nyalang tajam ketika melihat calon suaminya sedang menggandeng wanita lain di depan mata, menunjukkan kemesraan mereka.“Lepaskan tanganmu dari dia!” Nona Sheng menunjuk ke genggaman tangan itu.Yao Chen melirik ke arah yang ditunjuk Nona Sheng dan tersenyum kecil.Namun, Sima Honglian sudah lebih dulu menyahut, “Itu tergantung apakah kau mampu atau tidak.”Mendengar jawaban Sima Honglian, hati Nona Sheng panas seketika. Dia terbang melesat maju ke saingan cintanya sambil membawa energi pukulan yang besar.Yao Chen tidak tinggal diam dan segera berubah menjadi Asura, menahan pukulan Nona Sheng dan mendorong wanita itu menggunakan kekuatan Asura.Dhakk!“Urgh!” Nona Sheng merasakan tangannya kebas seketika begitu mendapat energi pukulan balasan dari Asura Yao Chen.Itu memang hanya kekuatan Asura biasa dari Yao Chen, tapi nyatanya cukup membuat Nona Sheng terkejut. Dia tak menyangka

  • Pendekar Tanpa Wajah   550 - Tantangan untuk Nona Sheng

    "Apa kau bilang?" Tuan Besar Sheng memekik.Yao Chen menatap istrinya dan bertanya, "Lian Lian? Kau yakin?"Ada kekhawatiran di matanya. Bukannya dia meragukan kemampuan istrinya, tapi orang dari benua atas tentu saja tak bisa diremehkan."Kau berpikir terlalu tinggi dengan berbicara semacam itu." Tuan Besar Sheng menatap tajam ke Sima Honglian.Sima Honglian tersenyum lembut ke Yao Chen demi menenangkan perasaan suaminya. Setelah itu, dia membalas Tuan Besar Sheng dengan tertawa kecil terlebih dahulu.Lalu berkata, "Kenapa? Apakah Anda tidak yakin dengan kemampuan putri Anda?" Mata Sima Honglian mengerling jenaka, sedikit memberikan nuansa mengolok Tuan Besar Sheng.Darah Tuan Besar Sheng mulai bergejolak atas kalimat Sima Honglian. Matanya melotot ganas."Baiklah!" Tuan Besar Sheng tak ingin putrinya kehilangan muka. "Kau tentukan saja ingin bertanding apa, putriku takkan gentar dan akan memenangkan semua!"Dia begitu yakin akan talenta putrinya.Justru ini membuat Sima Honglian sem

  • Pendekar Tanpa Wajah   549 - Pengorbanan Sima Honglian

    "Itu...." Yao Chen sampai kehilangan kata-kata setiap istrinya berbicara menohok ulu hati. "Tak apa, tak apa!" sergah Sima Ye melihat menantunya mendadak kikuk. "Lelaki beristri lebih dari satu itu wajar saja. Yang penting, Lian'er, kamu adalah yang paling utama." Yao Chen tersenyum kikuk mendengar pembelaan dari ayah mertuanya. Masalah para istri ini memang cukup memusingkan kepala Yao Chen. * * * "Aku tak mau tau, putri berhargaku haruslah menjadi istri pertama! Itu status yang tepat untuknya!" Mendadak saja suara menggelegar terdengar di langit Tanah Suci. Suara keras itu berbarengan dengan menyemburnya energi yang membuat telinga banyak murid Tanah Suci kesakitan. "Tuan Besar Sheng!" Gongsun Huojun segera naik ke langit. Wajahnya memerah akibat kesal atas huru-hara dadakan yang disebabkan Tuan Besar Sheng. "Gongsun Huojun, karena aku mengingat hubungan baik kita selama ini, aku akan melupakan penyerangan anakmu terhadap orang-orang milikku." Tuan Besar Sheng menaik

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status