"Rahasia Sekte Bilah Langit?" tanya Yao Chen, suaranya penuh keingintahuan.Patung itu bersinar lembut dan perlahan-lahan bentuknya berubah, menampilkan sosok seorang pria tua dengan jenggot panjang dan mata yang memancarkan kebijaksanaan."Aku adalah sisa kesadaran dari Pendiri Pertama Sekte Bilah Langit yang memilih menetap di patung dewa elemen," kata sosok itu. "Dan aku telah menunggu ribuan tahun untuk seseorang yang layak mengetahui kebenaran."Sima Honglian melangkah maju, matanya menyipit penuh kewaspadaan. "Bagaimana kami bisa yakin bahwa Anda benar-benar Pendiri Pertama?"Yao Chen menoleh ke gurunya yang sangat frontal akan ucapan, khawatir jiwa sosok transparan di depan mereka akan tersinggung.Sosok itu tersenyum. "Pertanyaan yang bijak, Nona Muda. Izinkan aku membuktikannya."Tiba-tiba, aura yang luar biasa kuat memancar dari tangan sosok itu, membuat ketiga kultivator muda itu terdorong mundur beberapa langkah. Bahkan Sima Honglian, dengan pengalamannya yang panjang, ter
Sima Honglian mengangguk perlahan. "Jika apa yang dikatakan Pendiri Pertama benar, kita tidak punya pilihan lain. Kita harus menghentikan Zhuge Yang dan semua yang ingin membuat sekte hancur."Yao Chen menatap peta di tangannya. "Ya," katanya dengan suara pelan tapi penuh keyakinan. "Kita akan melakukannya. Demi masa depan Sekte Bilah Langit, demi keseimbangan dunia kultivasi.""Pendekar muda, kami akan mengirim kalian pergi. Berpegangan tanganlah." Muncul suara berat dan dalam menggema di ruangan. Yao Chen dan yang lainnya segera berpegangan tangan seperti yang diperintahkan.Seketika, cahaya terang menyelimuti Yao Chen dan rekan-rekannya. Dalam sekejap mata, mereka merasakan sensasi melayang dan kemudian mendarat di tanah yang lembab. Aroma pepohonan dan embun pagi menyambut mereka.Yao Chen membuka matanya, memandang sekeliling. Mereka berada di tengah hutan lebat, jauh dari gua tempat mereka sebelumnya. "Kita berhasil," ucapnya lega.Sima Honglian mengangguk, "Pendiri Pertama memi
“Ayo!” Yao Chen memimpin.Dia, Sima Honglian, dan Li Yaren bergerak cepat melalui hutan lebat menuju perbatasan timur dan tenggara. Tujuan mereka jelas: menemukan kuil kuno yang mungkin menyimpan rahasia tentang Gulungan Takdir dan Cermin Jiwa. Namun, perjalanan mereka tidak semulus yang diharapkan.Saat fajar mulai menyingsing, Yao Chen tiba-tiba menghentikan langkahnya. Insting kultivatornya yang tajam merasakan bahaya mengintai. "Berhenti," bisiknya pada kedua rekannya. "Ada yang tidak beres."Tepat saat itu, puluhan sosok berjubah hitam muncul dari balik pepohonan, mengepung mereka. Di depan pasukan itu, berdiri sosok yang sangat familiar bagi Yao Chen dan kawan-kawannya."Iblis Darah," geram Sima Honglian, matanya menyipit penuh kewaspadaan.Mereka tentu tidak akan melupakan sosok Iblis Darah yang pernah mereka lawan di Gua Naga Tidur.Iblis Darah tertawa keras, suaranya menggema di hutan yang sunyi. "Ha ha ha, betapa beruntungnya kami. Lihat! Mangsa datang sendiri ke mulutku."L
“Jangan anggap kamu sudah aman, Iblis Darah!” teriak Yao Chen sambil menyeringai.Dikarenakan rasa ketidakrelaannya, Yao Chen melepaskan Ratu Lebah dan puluhan bawahannya.Iblis Darah menoleh ke belakang, hanya ingin tau apa yang akan dilakukan Yao Chen. Matanya membelalak lebar ketika melihat hewan level 3 Menengah dan anak buahnya mengejar dia.“Tidak! Jangan!” Tentu saja dia dalam kondisi terluka parah seperti itu bukanlah apa-apa bagi pasukan lebah Yao Chen, terlebih di hadapan Ratu Lebahnya.Tak perlu menunggu waktu lama untuk mendengar jeritan memilukan dari Iblis Darah yang sepertinya sudah mulai disantap para lebah karnivora. Tentu saja para lebah sangat menyukai Iblis Darah yang bernutrisi tinggi untuk mereka.Melihat pemimpin mereka kalah dan kemungkinan mati, pasukan Sekte Iblis Hitam mulai panik. Sima Honglian dan Li Yaren memanfaatkan kesempatan ini untuk melancarkan serangan terakhir mereka."Api Suci Phoenix: Pembersih Kejahatan!" Sima Honglian mengerahkan jurus pamungk
Zhang Xuan menatap Sima Honglian dengan tatapan tegas. "Master Sima, saya mengerti keraguan Anda. Tapi saya bersumpah demi nama leluhur dan guruku, bahwa saya di sini dengan niat tulus untuk membantu kalian. Terlebih, guru saya juga meminta saya secara rahasia untuk memperingatkan kalian."Yao Chen melangkah maju, berdiri di antara Zhang Xuan dan kedua rekannya. "Aku percaya padanya," ujarnya mantap sambil menoleh ke guru dan kakak angkatnya. "Kakak Zhang selalu menjadi senior yang bisa diandalkan. Jika dia bilang ini untuk keselamatan kita, aku yakin dia tidak berbohong."Li Yaren menghela napas panjang. "Yah, jika Yao Chen memercayainya, kurasa kita bisa memberinya kesempatan."Sima Honglian akhirnya menurunkan kesiagaannya sepenuhnya. "Baiklah. Tapi jika ini ternyata jebakan, aku tidak akan segan-segan."Zhang Xuan mengangguk mengerti. "Terima kasih atas kepercayaan kalian. Sekarang, kita harus bergegas. Pasukan sekte mungkin sudah dekat.""Tunggu," Yao Chen tiba-tiba berkata. "Bag
Sima Honglian memanggil Api Phoenix-nya dalam skala penuh. Burung api raksasa terbang di atas medan pertempuran, sayapnya yang berkobar membakar dan melumpuhkan puluhan musuh sekaligus.“Maafkan aku! Kalian sendiri yang sudah memilih ingin berada di pihak mana!”Kali ini, Sima Honglian sudah tidak lagi ingin mengasihani murid sekte, karena mereka sendiri yang ingin memusnahkan dia dan kelompoknya. Memang keputusan berat membunuh mereka, tapi sudah tak ada pilihan lain.Li Yaren menggunakan kekuatan tanahnya untuk menciptakan benteng dan jebakan. Tanah bergetar dan retak, menelan musuh-musuh yang tidak waspada. "Ayo kita bermain!"Bai Lixue mengeluarkan kekuatan silumannya. Ilusi-ilusi kuat membingungkan musuh, membuat mereka saling serang satu sama lain. "Ha ha! Kalian memang tampan, tapi sayang sekali patuh pada buntalan kentut tua!" Dia sedang mengejek Pan Tekkian.Menggunakan teknik pedang airnya yang tajam dan presisi, Zhang Xuan bergerak cepat di antara musuh. Setiap ayunan pedan
“Itu ….” Yao Chen masih ingin mempertimbangkannya.Tapi, karena energi kawan-kawannya terus terkuras dan dia tak mungkin menangani semua lawan ketika dia sendiri juga mulai kelelahan dan terluka, maka Yao Chen mengambil keputusan itu.“Humph!”Yao Chen mengembuskan napas keras-keras sambil mendorongkan kedua tangan ke depan, sehingga semua hewan terkontraknya keluar, termasuk sisa pasukan dari para Lebah Pemakan Daging.“Groaahhh!” Kingkong Zirah Baja memukul dadanya sambil mengaum, suaranya menggema di seantero hutan.Sekarang dia sudah berada di level 2 akhir, setara dengan kultivator manusia Tingkat 10.“Aku mengandalkanmu, Gang Hou!” pekik Yao Chen.Kingkong Zirah Baja segera berlari ke kerumunan musuh dan mengamuk di sana.“Roaarhh!” Kali ini Singa Gunung Gigi Pedang. Dia memamerkan gigi pedangnya dengan mata berkilat memandang musuh-musuh Yao Chen.Ranah kekuatannya sudah di level 2 akhir, sama seperti Kingkong Zirah Baja. Dan dia dengan bangga memamerkan kekuatan elemen logam y
Mendadak saja ada seruan suara wanita yang cukup familier, muncul.Bamm!Pukulan Zhuge Yang memang mendarat di dada, namun Yao Chen justru berseru, “Zhuge Ling!”Persis di depannya, ada Zhuge Ling yang tiba-tiba muncul menjadi perisai hidup untuk Yao Chen.“Ling’er! Tidak!” Seruan lain datang dari arah berbeda.Yao Chen linglung seketika. Hal itu dikarenakan yang baru saja menyeru nama Zhuge Ling adalah Zhuge Yang, tapi bukan yang tadi menyerang Yao Chen.“Ada … dua? Dua Zhuge Yang?” Yao Chen linglung bukan main.Namun, dia tetap sigap menangkap tubuh Zhuge Ling yang jatuh sebelum menyentuh tanah. Pukulan kuat tadi menghantam telak dada Zhuge Ling. Darah segar menyembur dari mulut gadis itu. “Ling! Zhuge Ling! Ling!” panggil Yao Chen sambil menaruh Zhuge Ling dalam pangkuannya.Sementara, dua Zhuge Yang sibuk bertarung di udara. Semua orang melongo kaget bercampur heran.“Ada … dua ketua sekte ….” Sima Honglian termangu bingung. “Apa maksudnya ini?” bisiknya sambil terus menatap ke l
“Tentu saja kalian tidak bisa memutuskan hal yang sudah menjadi ketentuan dariku!” Suara Gongsun Huojun muncul seiring dia melangkah masuk ke kamar Yao Chen.Secara otomatis, perhatian Yao Chen dan dua wanita di dekatnya beralih ke pintu. Ada Gongsun Huojun beserta Gongsun Weiyan, diikuti Bai Yuan dan Mei’er yang menunduk patuh di belakang.“Salam teruntuk Tuan Besar Gongsun dan Tuan Tua Gongsun.” Putri Suci menekuk lututnya sedikit sambil menunduk anggun ketika menyapa duo Gongsun.Ayah dan anak Gongsun mengangguk ke Putri Suci.“Tidak ada yang boleh mengubah apa yang sudah aku tetapkan.” Gongsun Huojun menatap tajam ke Yao Chen dan dua wanita itu.Namun, mana mungkin Yao Chen tidak memberikan perdebatan. Baginya, Gongsun Huojun hanyalah orang asing.“Kau terlalu banyak mengaturku!” desis keras Yao Chen sembari membalas tatapan ayahnya dengan tatapan yang sama.Mata Gongsun Huojun menyala dalam amarah.“Kau!” Tapi justru Gongsun Weiyan yang menghardik.Si kakek segera dihentikan oleh
Yao Chen masih dalam pelukan Sima Honglian ketika pintu kamarnya diketuk dengan sopan. Sebelum sempat merespons, pintu terbuka, dan masuklah Putri Suci dengan langkah tenang dan penuh wibawa.Gaun putihnya yang panjang melambai lembut, dan aura kalemnya langsung memenuhi ruangan. Matanya yang jernih memandang Yao Chen dengan tatapan penuh makna, seolah-olah dia sudah menunggu momen ini sejak lama.Sima Honglian, yang masih memeluk Yao Chen, segera melepaskan pelukannya dan menatap Putri Suci dengan tatapan yang sedikit berbahaya.“Nah, Chen, lihat! Calon istrimu sudah datang,” ujarnya dengan nada yang terdengar manis, tetapi ada sedikit sengatan di baliknya. Matanya berkilat, seolah-olah sedang menguji reaksi Yao Chen.Yao Chen, yang masih lemah, mencoba duduk tegak. Dia memandang Putri Suci, lalu menoleh ke Sima Honglian. “Lian Lian, ini…” ujarnya, mencoba mencari kata-kata yang tepat.Dia merasa bahwa situasi ini bisa menjadi sangat rumit.Putri Suci dengan sikap tenangnya, memberi
“Pedang itu ….”Suasana pertempuran yang kacau balau tiba-tiba berhenti sejenak. Semua mata tertuju pada Yao Chen, yang kini berdiri tegak di tengah medan perang.Di tangannya, sebuah pedang raksasa berwarna perak kehitaman bersinar dengan cahaya misterius. Hawa menindas yang keluar dari pedang itu membuat udara di sekitarnya terasa berat, seolah-olah dunia sedang menahan napas.Pedang Keseimbangan telah muncul.“Itu … itu mustahil!” Raja Phoenix, yang sebelumnya begitu angkuh, kini terkesiap. Matanya membelalak, mengenali pedang yang hanya pernah dia dengar dari legenda leluhurnya ribuan tahun silam. “Pedang Keseimbangan … pedang yang digunakan Kaisar Manusia untuk menyeimbangkan dunia manusia dan siluman. Bagaimana bisa ada di tangan bocah ini?!”Gongsun Huojun dan Gongsun Weiyan, ayah dan kakek Yao Chen, juga terpaku. Keduanya saling memandang, tak percaya dengan apa yang mereka lihat.“Chen’er … kau … kau memiliki Pedang Keseimbangan?” Gongsun Huojun berbisik, suaranya gemetar anta
“Chen’er! Hentikan!” Gongsun Huojun berteriak membawa kecemasan saat melihat kondisi putranya.Saat ini, kulit Yao Chen sudah hitam legam. Ada banyak retakan di sekujur kulitnya sehingga warna merah darahnya terlihat kontras dan mengerikan, ditambah putih tulang yang terlihat di beberapa bagian lengannya.Itu masih ditambah dengan mencuatnya beberapa tulang hitam di lengan dan punggungnya. Saat ini, Yao Chen memang terlihat mengerikan sekaligus menyedihkan ketika dagingnya mulai meleleh.“Hmph! Mau apa kalian, manusia picik?!” seru Yao Chen ke ayah dan kakeknya yang mendekat.Raja Phoenix melayang dan termangu di udara melihat dua dedengkot Gongsun membawa pasukan Tanah Sucinya. Apakah memang harus terjadi peperangan antara mereka?“Chen’er! Ayah meminta maaf jika Ayah kurang melindungi istrimu. Tolong berhenti dan kita pulang bersama istrimu juga.” Gongsun Huojun mengiba ke putra kebanggaannya.Dia tak ingin bibit hebat tubuh Asura menjadi sia-sia jika Yao Chen mati. Yao Chen harus t
“Burung sialan! Mati saja!” teriak Yao Chen ketika dia melesat memburu ke Raja Phoenix.BOOOMM!Serangan telapak tangannya menebas udara, membelah ruang!Namun .…"Hmph! Manusia sombong!" Raja Phoenix mengangkat satu jari.KLAAANG!Serangan Yao Chen tertahan!Gelombang energi meledak ke segala arah, menghancurkan lebih banyak bangunan di istana! Prajurit siluman burung mulai berdatangan, tapi mereka seakan mengantarkan nyawa saja saat terkena ledakan itu.Meski begitu, Raja Phoenix tetap tak tergoyahkan."Menarik." Mata Raja Phoenix berkilat tajam. "Meskipun tubuhmu mulai hancur, kau masih mencoba melawanku?!"Yao Chen yang sudah dikuasai jiwa Asura sebanyak 80 persen lebih, makin bersikap arogan."KAU AKAN MATI DI SINI, BURUNG BESAR!" teriak Yao Chen dalam kesadaran Asura.DHUAARR!Pertempuran tingkat dewa dimulai.Yao Chen melesat seperti bayangan, serangannya brutal dan tanpa belas kasihan. Api murninya mulai tak terkendali saat melahap banyak prajurit istana Kerajaan Phoenix, meni
"Energi mengerikan ini ...!?" Hong Tian mundur selangkah, wajahnya pucat.Yao Chen telah berubah menjadi Asura Gelap yang menakutkan!Dengan satu langkah, dia menghilang.BOOOM!“Arghh!”Tiba-tiba, salah satu pangeran terlempar ke udara!Yao Chen muncul di belakangnya, tinju apinya menghantam dada pangeran itu hingga tubuhnya melayang jauh menembus dinding istana!KRAAAKKK!Tulangnya patah seketika!Para pangeran lainnya terkejut!"Serang!"Mereka mencoba melancarkan serangan serentak!Namun ....Yao Chen kini bergerak terlalu cepat.Dengan Kekuatan Hukum Ruang, dia melintasi medan perang seperti bayangan hitam yang membara. Tubuh Asura Gelapnya benar-benar mengakselerasi pergerakannya jauh lebih cepat dari yang dia bayangkan."Musnahlah!"Dengan satu tebasan tangan kosong berselimutkan energi petir bercampur api hitam kemerahan dari Asura Gelap, Yao Chen mengakibatkan dua pangeran terhantam ke tanah dalam keadaan mengenaskan!Petir dan api neraka membakar tubuh mereka hingga asap hit
“Lian Lian ….”Tubuh Yao Chen terasa berat. Nafasnya memburu. Setelah tiga pertarungan sengit sebelumnya, kekuatannya mulai terkikis.Meskipun Gao Long telah membantunya dengan suplai energi, tetap saja, tubuhnya mulai melemah.“Chen!”Di sisi lain, Sima Honglian berdiri gagah, rambut merahnya berkibar liar di tengah kobaran api phoenix raksasa.Di sekeliling mereka, enam pangeran kerajaan Phoenix telah mengepung, dengan Hong Tian berdiri paling depan, matanya penuh amarah."Manusia licik! Sekarang kami tau siapa kau sebenarnya!" Hong Tian menyeringai sinis, menatap Yao Chen dengan tatapan jijik."Dia alkemis yang diangkat oleh Adik Yufan?! Jadi kau penyihir sampah yang suka menipu klan phoenix dengan sihir licikmu?!"Salah satu pangeran lainnya meludah ke tanah. "Hmph! Puih! Memuakkan! Manusia memang makhluk paling hina di dunia!""Kau hanya parasit yang memanfaatkan kekuatan Phoenix kami!"Mereka semua menatapnya dengan tatapan menghina, sementara Yao Chen tetap diam, menahan rasa l
“Calon istri, pantatmu!” teriak kesal Sima Honglian.Sejak datang baik-baik ke Kerajaan Phoenix, dia langsung disekap dan dibatasi pergerakannya di Ruang Penyegelan yang memiliki formasi pengurung level tinggi yang tak bisa dia tembus.Dhaarrr!Ledakan dahsyat mengguncang Ruang Penyegelan saat tiga sosok bertarung dalam kecepatan tinggi!Yao Chen dan Sima Honglian bergerak seperti kilat, menyerang dari berbagai arah, tetapi Hong Tian menangkis semua serangan mereka dengan nyala api emasnya!Klaaang! Klaaang! Dhaaarr!Cahaya merah, biru, dan emas bersilangan di udara, menciptakan gelombang kejut yang menghancurkan pilar-pilar batu di sekitar mereka.Namun, di tengah pertarungan itu, Yao Chen mendadak terkejut! ‘Lian Lian ternyata sudah mencapai tahap itu!’Dari belakang tubuh Sima Honglian, sebuah figur phoenix raksasa mulai muncul.Bukan sekadar bayangan api … tapi seolah-olah makhluk itu hidup!"Lian Lian ... kau ...?" Yao Chen termangu.Dari sosok Kaisar Manusia dan Gao Long, dia me
Suara ledakan mengguncang istana dalam. Dari luar, siluet seseorang melangkah dengan tenang ke dalam Ruang Penyegelan. Setiap jejak kakinya mengeluarkan panas yang membakar lantai batu.Yao Chen segera menoleh, pupil matanya menyipit. Aura lawan yang datang ini jauh lebih berbahaya dibandingkan Hong Weijian!Pria itu mengenakan jubah merah keemasan dengan sulaman api phoenix yang berkilauan. Rambutnya panjang berwarna merah gelap, dan di antara alisnya terdapat tanda berbentuk nyala api. Tatapannya tajam, penuh kepercayaan diri."Pangeran Hong Tian!" Sima Honglian bergumam pelan di dalam segel.Yao Chen langsung paham. Pasti ini putra tertua Kaisar, pewaris utama Tahta Kerajaan Phoenix!Hong Tian menatap sekilas ke arah adiknya yang terkapar tak berdaya, lalu beralih ke Yao Chen.“Kau mengalahkan adikku dalam waktu singkat. Aku akui, kau punya kemampuan.” Suaranya tenang, tapi penuh tekanan yang menyesakkan.Yao Chen mengepalkan tinjunya. Angin di sekelilingnya mulai berputar, kilatan