Haihai ... jangan lupa dukung juga buku baru oe yess! Judulnya: KEBANGKITAN RAJA BENGIS PALING BERKUASA. Itu tentang mafia yg kepingin membangun negerinya dg kekuasaannya. Warning: ada bnyk adegan2 sadis dan vulgar. Pastikan kalian beneran udh 18+ yak! ;'))
“Ayo!” Yao Chen memimpin.Dia, Sima Honglian, dan Li Yaren bergerak cepat melalui hutan lebat menuju perbatasan timur dan tenggara. Tujuan mereka jelas: menemukan kuil kuno yang mungkin menyimpan rahasia tentang Gulungan Takdir dan Cermin Jiwa. Namun, perjalanan mereka tidak semulus yang diharapkan.Saat fajar mulai menyingsing, Yao Chen tiba-tiba menghentikan langkahnya. Insting kultivatornya yang tajam merasakan bahaya mengintai. "Berhenti," bisiknya pada kedua rekannya. "Ada yang tidak beres."Tepat saat itu, puluhan sosok berjubah hitam muncul dari balik pepohonan, mengepung mereka. Di depan pasukan itu, berdiri sosok yang sangat familiar bagi Yao Chen dan kawan-kawannya."Iblis Darah," geram Sima Honglian, matanya menyipit penuh kewaspadaan.Mereka tentu tidak akan melupakan sosok Iblis Darah yang pernah mereka lawan di Gua Naga Tidur.Iblis Darah tertawa keras, suaranya menggema di hutan yang sunyi. "Ha ha ha, betapa beruntungnya kami. Lihat! Mangsa datang sendiri ke mulutku."L
“Jangan anggap kamu sudah aman, Iblis Darah!” teriak Yao Chen sambil menyeringai.Dikarenakan rasa ketidakrelaannya, Yao Chen melepaskan Ratu Lebah dan puluhan bawahannya.Iblis Darah menoleh ke belakang, hanya ingin tau apa yang akan dilakukan Yao Chen. Matanya membelalak lebar ketika melihat hewan level 3 Menengah dan anak buahnya mengejar dia.“Tidak! Jangan!” Tentu saja dia dalam kondisi terluka parah seperti itu bukanlah apa-apa bagi pasukan lebah Yao Chen, terlebih di hadapan Ratu Lebahnya.Tak perlu menunggu waktu lama untuk mendengar jeritan memilukan dari Iblis Darah yang sepertinya sudah mulai disantap para lebah karnivora. Tentu saja para lebah sangat menyukai Iblis Darah yang bernutrisi tinggi untuk mereka.Melihat pemimpin mereka kalah dan kemungkinan mati, pasukan Sekte Iblis Hitam mulai panik. Sima Honglian dan Li Yaren memanfaatkan kesempatan ini untuk melancarkan serangan terakhir mereka."Api Suci Phoenix: Pembersih Kejahatan!" Sima Honglian mengerahkan jurus pamungk
Zhang Xuan menatap Sima Honglian dengan tatapan tegas. "Master Sima, saya mengerti keraguan Anda. Tapi saya bersumpah demi nama leluhur dan guruku, bahwa saya di sini dengan niat tulus untuk membantu kalian. Terlebih, guru saya juga meminta saya secara rahasia untuk memperingatkan kalian."Yao Chen melangkah maju, berdiri di antara Zhang Xuan dan kedua rekannya. "Aku percaya padanya," ujarnya mantap sambil menoleh ke guru dan kakak angkatnya. "Kakak Zhang selalu menjadi senior yang bisa diandalkan. Jika dia bilang ini untuk keselamatan kita, aku yakin dia tidak berbohong."Li Yaren menghela napas panjang. "Yah, jika Yao Chen memercayainya, kurasa kita bisa memberinya kesempatan."Sima Honglian akhirnya menurunkan kesiagaannya sepenuhnya. "Baiklah. Tapi jika ini ternyata jebakan, aku tidak akan segan-segan."Zhang Xuan mengangguk mengerti. "Terima kasih atas kepercayaan kalian. Sekarang, kita harus bergegas. Pasukan sekte mungkin sudah dekat.""Tunggu," Yao Chen tiba-tiba berkata. "Bag
Sima Honglian memanggil Api Phoenix-nya dalam skala penuh. Burung api raksasa terbang di atas medan pertempuran, sayapnya yang berkobar membakar dan melumpuhkan puluhan musuh sekaligus.“Maafkan aku! Kalian sendiri yang sudah memilih ingin berada di pihak mana!”Kali ini, Sima Honglian sudah tidak lagi ingin mengasihani murid sekte, karena mereka sendiri yang ingin memusnahkan dia dan kelompoknya. Memang keputusan berat membunuh mereka, tapi sudah tak ada pilihan lain.Li Yaren menggunakan kekuatan tanahnya untuk menciptakan benteng dan jebakan. Tanah bergetar dan retak, menelan musuh-musuh yang tidak waspada. "Ayo kita bermain!"Bai Lixue mengeluarkan kekuatan silumannya. Ilusi-ilusi kuat membingungkan musuh, membuat mereka saling serang satu sama lain. "Ha ha! Kalian memang tampan, tapi sayang sekali patuh pada buntalan kentut tua!" Dia sedang mengejek Pan Tekkian.Menggunakan teknik pedang airnya yang tajam dan presisi, Zhang Xuan bergerak cepat di antara musuh. Setiap ayunan pedan
“Itu ….” Yao Chen masih ingin mempertimbangkannya.Tapi, karena energi kawan-kawannya terus terkuras dan dia tak mungkin menangani semua lawan ketika dia sendiri juga mulai kelelahan dan terluka, maka Yao Chen mengambil keputusan itu.“Humph!”Yao Chen mengembuskan napas keras-keras sambil mendorongkan kedua tangan ke depan, sehingga semua hewan terkontraknya keluar, termasuk sisa pasukan dari para Lebah Pemakan Daging.“Groaahhh!” Kingkong Zirah Baja memukul dadanya sambil mengaum, suaranya menggema di seantero hutan.Sekarang dia sudah berada di level 2 akhir, setara dengan kultivator manusia Tingkat 10.“Aku mengandalkanmu, Gang Hou!” pekik Yao Chen.Kingkong Zirah Baja segera berlari ke kerumunan musuh dan mengamuk di sana.“Roaarhh!” Kali ini Singa Gunung Gigi Pedang. Dia memamerkan gigi pedangnya dengan mata berkilat memandang musuh-musuh Yao Chen.Ranah kekuatannya sudah di level 2 akhir, sama seperti Kingkong Zirah Baja. Dan dia dengan bangga memamerkan kekuatan elemen logam y
Mendadak saja ada seruan suara wanita yang cukup familier, muncul.Bamm!Pukulan Zhuge Yang memang mendarat di dada, namun Yao Chen justru berseru, “Zhuge Ling!”Persis di depannya, ada Zhuge Ling yang tiba-tiba muncul menjadi perisai hidup untuk Yao Chen.“Ling’er! Tidak!” Seruan lain datang dari arah berbeda.Yao Chen linglung seketika. Hal itu dikarenakan yang baru saja menyeru nama Zhuge Ling adalah Zhuge Yang, tapi bukan yang tadi menyerang Yao Chen.“Ada … dua? Dua Zhuge Yang?” Yao Chen linglung bukan main.Namun, dia tetap sigap menangkap tubuh Zhuge Ling yang jatuh sebelum menyentuh tanah. Pukulan kuat tadi menghantam telak dada Zhuge Ling. Darah segar menyembur dari mulut gadis itu. “Ling! Zhuge Ling! Ling!” panggil Yao Chen sambil menaruh Zhuge Ling dalam pangkuannya.Sementara, dua Zhuge Yang sibuk bertarung di udara. Semua orang melongo kaget bercampur heran.“Ada … dua ketua sekte ….” Sima Honglian termangu bingung. “Apa maksudnya ini?” bisiknya sambil terus menatap ke l
Yao Chen membiarkan Zhuge Yang memeluk tubuh dingin Zhuge Ling. Dia berdiri dan mengedarkan pandangan.“Mana dia? Mana?!” teriaknya keras-keras.Matanya tidak melihat Zhuge Yang palsu, Pan Tekkian, dan Tang Wulim di sana. Rupanya tiga pengkhianat itu telah kabur terlebih dahulu, memanfaatkan momentum sekaratnya Zhuge Ling.“Jangan harap bisa kabur!” seru Yao Chen.Dia tidak menyerah. Tangannya mulai membuat segel dan memejamkan mata. Menggunakan bantuan indera dari pasukan Lebah Pemakan Daging, dia mendapatkan lokasi kabur Zhuge Yang palsu.Secepat kilat, Yao Chen memburu ke sana. Dia hanya memilih arah Zhuge Yang palsu yang memang berpencar dengan dua pengkhianat lainnya.“Adik!” Zhang Xuan mengejar Yao Chen, khawatir akan keselamatan juniornya.Li Yaren dan Bai Lixue juga ikut mengejar Yao Chen. Sedangkan Sima Honglian masih tinggal di sana, terduduk linglung dalam diam seraya memandang sedih pada jasad dingin Zhuge Ling yang sedang dipeluk Zhuge Yang yang menangis.Yao Chen sudah t
“Kamu ingin melakukan pengobatannya di gua rahasia Puncak Giokku?” Zhuge Yang terkejut. Di dalam ruang pribadi Zhuge Yang, Yao Chen sudah menghadapnya sendiri tanpa pendamping.Otak Zhuge Yang bertanya-tanya, kenapa Yao Chen mengetahui mengenai gua rahasia itu?“Dari mana kamu mengetahui mengenai gua rahasia di sini?” Akhirnya Zhuge Yang bertanya. “Dan kenapa kamu memilih gua itu sebagai tempat terapinya?”“Alasannya sederhana, Tuan Ketua. Di gua rahasia Puncak Giok ini, hawa Qi alam sangat pekat memenuhi udara, dengan suasana tenang dan penuh kekuatan. Sangat tepat untuk terapi Anda.” Yao Chen memaparkan alasannya.Tak sampai lama, Zhuge Yang sudah duduk di atas altar batu yang halus di gua rahasia. Tatapan terfokus pada Yao Chen yang berdiri di hadapannya.Bunyi tetesan air dari stalaktit di langit-langit gua memberikan latar belakang ritmis yang menenangkan, namun tidak bisa mengusir perasaan cemas yang melingkupi hati sang ketua sekte.Dengan tatapan serius, Yao Chen mengeluarkan
“Pu-Putra Suci?” Salah satu dari rombongan caravan itu terkesiap. Matanya membelalak, seakan tak percaya dengan apa yang didengarnya. “Apakah kalian ... berasal dari sekte besar?”Suasana sekitar mendadak sunyi. Hanya desiran angin gurun yang terdengar, membawa debu dan serpihan pertempuran.Sementara itu, sisa-sisa gerombolan perampok gurun yang menyaksikan jatuhnya Jin Ying Shi Yao langsung ketakutan.Tanpa komando, mereka melarikan diri, seperti anjing liar yang baru kehilangan induknya.Yao Chen menarik napas berat. Dia tau, menyembunyikan identitas lebih lama hanya akan menimbulkan lebih banyak kecurigaan.Dengan suara parau namun tegas, dia berkata, “Aku Gongsun YiChen ... Putra Suci dari Tanah Suci Istana Dewa.” Tak lupa dia menangkupkan salam sojanya.“Wuaaahhh!”Seakan badai kecil meledak di antara kerumunan caravan.“Apa?!”“Tidak mungkin! Bukankah Tanah Suci Istana Dewa sudah—”“Tunggu, bukankah seluruh Tanah Suci itu dihancurkan beberapa bulan lalu?!”Bisik-bisik panik ber
“Manusia sombong!” teriak Jin Ying Shi Yao.DUARRR!!Benturan kembali terjadi. Jin Ying Shi Yao menerjang seperti meteor, cakarnya membelah ruang, memancarkan gelombang energi hitam keunguan yang brutal.Yao Chen melompat menghindar, mengerahkan Teknik Langkah Hantu dan hukum ruang seoptimal mungkin, menciptakan jejak ilusi di belakangnya untuk mengecoh lawan.CRASSSHH!!Tanah tempat Yao Chen berdiri sebelumnya meledak, membentuk kawah besar. Batu-batu beterbangan, badai pasir kembali mengamuk liar.Jin Ying Shi Yao tak memberi jeda. Dia mengaum keras, lalu menghantamkan kedua cakarnya bersamaan, menciptakan dua gelombang energi berbentuk singa hitam raksasa yang melesat mengejar Yao Chen dari dua arah."Mengerikan!" gumam Yao Chen. Namun dia tak gentar.Dengan pedang merah di tangan, Yao Chen meluncur maju, tubuhnya dikelilingi api, petir, tanah, angin, dan air sekaligus.Dia berputar di udara, menciptakan pusaran lima elemen untuk menahan serangan itu.BRAKKK!Gelombang energi berta
“Ayo!” seru Yao Chen sambil mempersiapkan serangannya.Suasana berubah mencekam. Jin Ying Shi Yao, si Panglima Gurun, mengepakan sayap elang raksasanya, membuat badai pasir mengamuk di sekitar mereka.Tubuhnya yang kekar, kepala singanya yang ganas, dan mata kuning menyala itu benar-benar memancarkan aura buas.Yao Chen mengencangkan cengkeraman pada pedang merahnya, napasnya berat."Dia ... tingkat 14 awal!" desis Yao Chen dalam hati. "Bahkan lebih kuat dari banyak tetua sekte!"BUUUMM!Jin Ying Shi Yao menerjang, cakarnya mengoyak udara, mengarah ke dada Yao Chen. Kecepatan dan kekuatannya membuat tanah bergetar.CLANG!Yao Chen menangkis, namun terpental mundur sejauh belasan langkah. Tanah di sekitarnya retak, debu berhamburan."Anak kecil! Berani menghalangi Panglima Gurun?!" Jin Ying Shi Yao meraung. Suaranya bergemuruh seperti guruh di tengah badai.Yao Chen mengertakkan gigi. Darah dalam tubuhnya bergolak. Tanpa ragu, dia mengerahkan lima elemen sekaligus — Api, Air, Tanah, An
“Sepertinya kita terpisah dari Lian Lian dan Nona Sheng.” Yao Chen memiliki pemahaman demikian. “Ayo, Putri Suci. Kita tetap harus berjalan maju untuk keluar dari sini.”Yao Chen dan Putri Suci menelusuri Gurun Cakrawala Merah dengan langkah terseok.Debu berterbangan, panas menyengat dari tanah yang merekah. Setiap hembusan angin membawa aroma darah dan kematian yang memuakkan.Baru beberapa li berjalan, Yao Chen melihat samar-samar bayangan bergerak di kejauhan. Dia menyipitkan mata."Itu ... rombongan caravan!" seru Yao Chen.Putri Suci juga melihatnya. Beberapa kereta besar yang ditarik oleh binatang buas gurun melintas perlahan, dikawal beberapa pengawal bersenjata.Tanpa pikir panjang, Yao Chen dan Putri Suci mempercepat langkah. Begitu dekat, salah satu pengawal caravan menegur mereka dengan curiga."Siapa kalian?!"Yao Chen segera mengangkat kedua tangannya, menunjukkan mereka tak bersenjata."Kami tersesat. Tolong izinkan kami ikut bersama kalian menuju kota," kata Yao Chen.
“Kau pikir kau bisa pergi seenaknya?!” seru sosok kuat itu. Dia mengerahkan energi Qi besar untuk membuka paksa lorong dimensi.Gongsun Weiyan tidak membiarkan itu terjadi dan dia menggunakan sisa kekuatan terakhirnya untuk menerjang ke sosok kuat tadi.Terjadi pertarungan sengit antara mereka. Hingga akhirnya jubah yang menutupi sosok kuat itu pun tersingkap dan terkuak dengan jelas penampilannya.“Ka-Kaisar Iblis Langit?” Gongsun Weiyan tercengang.Kakek tua itu sudah tersungkur di tanah dengan luka di sekujur tubuhnya dan darah termuntahkan dari mulut saat dia terbatuk.Sosok yang dinyatakan sebagai Kaisar Iblis Langit itu menatap nyalang ke Gongsun Weiyan dengan mata merah menyala.“Semut tua sepertimu masih ingin bertingkah di hadapanku?! Hrkhh!”Kaisar Iblis Langit menggerakkan tangan yang berselimutkan energi gelap dan kuat. Dia mengarahkannya ke Gongsun Weiyan.Tubuh lemah Gongsun Weiyan akhirnya terbungkus energi gelap tersebut.“Krrkhhh! Arkkhh!” Gongsun Weiyan berjuang untu
“Chen’er! Jangan!” Mendadak muncul Gongsun Weiyan, kakeknya.Dia mencegah Yao Chen untuk maju ke sosok misterius yang sedang bertarung sengit dengan Gongsun Huojun.“Aku akan selamatkan ayahku!” seru Yao Chen geram karena dihalangi.Gongsun Weiyan menggeleng tegas. “Ayahmu sedang berjuang agar kau bisa lekas pergi dari sini. Hargailah perjuangannya!”Yao Chen menatap nanar ke kakeknya. “Bagaimana mungkin aku—““Chen’er! Pergi!” teriak Gongsun Huojun dari kejauhan. “Arrghh!”Sosok kuat itu kini memelintir pinggang Gongsun Huojun dan tertawa mengejek. “Bocah, kau yakin tak ingin memberikan pedangmu itu padaku? Kau lebih suka melihat ayah dan sektemu hancur? Apa kau setega itu?”Yao Chen menggertakkan gerahamnya penuh amarah. Meski dia baru beberapa bulan tinggal di Tanah Suci, tapi dia sudah memiliki ikatan dengan tempat ini. Tanah Suci, tak bisa disangkal lagi adalah tanah kelahirannya.Dan kini orang-orang harus menerima beban penderitaan akibat dirinya yang harus pergi?“Chen’er! Per
“Ah, kau akhirnya muncul … pewaris Kaisar Manusia!”Suara itu bergema bagai dentang genta langit. Seketika, semua pandangan—baik dari para tetua, penjaga, hingga para murid yang berlindung—beralih ke sosok muda yang berdiri di langit dengan Pedang Keseimbangan berdengung rendah di tangannya.Yao Chen menegang.“Apa maksudnya… pewaris Kaisar Manusia?” gumam salah satu tetua dengan wajah pucat.“Pedang itu… Itu Pedang Keseimbangan! Legenda yang dikatakan telah hilang selama ribuan tahun…” ucap salah satu tetua, terhuyung mundur. Matanya tak bisa lepas dari bilah pedang besar yang memancarkan aura agung.Sosok misterius berjubah hitam menatap Yao Chen dengan mata menyala merah, senyumnya tipis dan mengerikan.“Aku tidak ingin membuat ini menjadi pertumpahan darah, anak muda,” katanya sambil melayang turun, kedua tangannya terbuka seolah ingin menyambut. “Serahkan padaku Pedang Keseimbangan, dan aku akan memberimu kekayaan, kekuasaan, bahkan sebuah wilayah kekaisaran kalau kau mau. Kau ta
Dhuaarrr! Dhuaarrr! Dhuaarrrrr!“Apa itu?!”Tiga ledakan keras mengguncang langit malam, menggema ke seluruh penjuru Tanah Suci Istana Dewa. Angin bergemuruh, lentera-lentera spiritual yang menggantung di sepanjang paviliun mulai padam satu per satu.Suasana yang tadinya hangat dan menggoda di kamar pribadi Yao Chen seketika berubah dingin dan mencekam.Yao Chen langsung membuka matanya, mendorong tubuh Sima Honglian yang menindihnya secara lembut, dan bangkit dari tempat tidur. Matanya menyipit menatap jendela yang berguncang hebat.“Ada serangan!” desisnya.Sima Honglian dengan sigap berganti dengan jubah lengkap warna merah dan hitam. Di sisi lain, Putri Suci dan Sheng Meiyu turut mengenakan baju mereka, wajah kedua wanita itu masih memerah, tapi kini berganti dengan rona khawatir.“Aura macam apa ini …?” gumam Sheng Meiyu, napasnya tercekat.Yao Chen melangkah ke balkon kamar di lantai tujuh. Dari sana, pandangannya tertumbuk pada langit yang kini berwarna merah darah.Awan gelap
“Perhatikan dengan baik apa yang akan aku lakukan. Ini pelajaran bagus untuk kalian.” Sima Honglian berkata pada dua madunya sebelum dia menurunkan celana tidur Yao Chen.Alangkah tegangnya Yao Chen ketika celana tipis warna putihnya diturunkan oleh istri pertamanya. Tapi ini bukan tegang pada area tertentu, melainkan tegang perasaan.Seumur hidupnya di Bumi, dia hanyalah pemuda lugu yang ramah, tapi pemalu jika itu berkaitan dengan wanita.Selama ini yang berhasil menggugah gairahnya akan wanita hanyalah Sima Honglian. Dengan Zhuge Ling pun itu merupakan keterpaksaan atas keinginan mendiang sang putri ketua Sekte Bilah Langit.“L-Lian Lian ….” Yao Chen menatap Sima Honglian.“Tenang saja, suamiku. Aku melakukan ini untuk kebaikanmu dan mereka. Tolong perlahan saja dengan mereka yang baru pertama kali ini dengan pria,” sahut Sima Honglian seraya mengedipkan satu mata dengan jenaka.Menelan salivanya, Yao Chen pun berusaha setenang mungkin. Gejolak perasaannya berusaha diredam. Dia har