Beranda / Pendekar / Legenda Dewa Cahaya / Bab 431 - Bab 440

Semua Bab Legenda Dewa Cahaya: Bab 431 - Bab 440

574 Bab

431.Turun Ke Dunia Manusia(2)

Begal itu terus berlari dengan rasa takut yang menghantui nya hingga seluruh tubuhnya berkeringat dan wajahnya terlihat pucat pasi. Namun tiba-tiba tubuhnya terangkat oleh kabut hitam. Dia berusaha untuk melepaskan diri namun tidak bisa. Napasnya semakin sesak dan lehernya terasa tercekik. Begal itu pun akhirnya meregang nyawa setelah tubuhnya hancur oleh tekanan kabut hitam milik Hu Mo.Iblis itu menggerakkan jarinya dan kabut itu pun membentuk bola kecil yang terus berputar. Saat kabut itu memudar, nampak satu gumpalan cairan merah yang melayang di udara. Dengan jarinya, gumpalan itu pun melayang kearah sang Iblis lalu dia pun membuka mulutnya lebar-lebar. Gumpalan yang tidak lain adalah darah,daging dan tulang dari begal itu pun masuk kedalam mulutnya.Glek! Glek!Darah itu masuk kedalam perutnya."Ahhhh...Segar...Hikhikhik...Masih ada belasan orang lagi, aku akan kenyang hikhikhik!"Hu Mo pun membunuh mereka semua dengan cara yang sama menjadikan mereka gumpalan dan menelannya.~P
Baca selengkapnya

432.Kesalahan

Jaka Geni tersenyum melihat wanita cantik berambut pirang dengan dua mata biru jernih itu tengah terkagum-kagum melihat dirinya. Sudah menjadi hal yang biasa Batara Geni merasakan hal itu. Tak sedikit wanita-wanita dari tiga dunia yang terpesona pada paras nya yang memiliki ketampanan abadi."Ada apa Putri Dita?" tanya Jaka."Kau...Apakah kau benar-benar dia...?" tanya Putri Dita.Jaka tersenyum lalu dia melirik kearah Jaya yang tengah bengong disana dengan wajah kaget. Tapi sesaat kemudian wajahnya berubah menjadi wajah kesal dan cemburu. Takut kekasihnya direbut oleh orang lain, pria muda itu pun langsung berlari cepat kearah Jaka Geni untuk menyerang Mahadewa tersebut.Tubuhnya melompat ke udara sambil berteriak. Kakinya menendang kearah kepala Jaka dengan cepat. Tapi tendangan itu dengan sangat mudah berhasil di hindari oleh sang Batara. Lalu jarinya bergerak menotok beberapa titik di kaki Jaya tanpa terlihat oleh siapa pun. Putri D
Baca selengkapnya

433.Kesalahan(2)

Jaka Geni dan Putri Dita alias Dewa Kecantikan Afrodit tiba disuatu tempat yang Putri Dita tak tahu sama sekali itu ada dimana. Didepannya ada sebuah danau besar yang biru airnya."Kita ada dimana?'' tanya wanita tersebut."Kau datang dari Barat hanya untuk ke tempat ini bukan? Ini adalah Probo Lintang, Kerajaan ku di dunia manusia. Orang lain tak akan bisa melihat Kerajaan itu dengan mata biasa. Bahkan kau pun harus menggunakan kekuatan untuk bisa melihatnya," kata Jaka Geni."Kenapa kau malah membawaku kesini? Kau sudah tahu aku adalah mata-mata yang dikirim Zeus untuk menyelidiki Kerajaan Probo Lintang..." tanya Putri Dita.Jaka Geni tersenyum lalu menatap kedua mata biru wanita tersebut. Dipandangi begitu rupa oleh pria berwajah tampan itu membuat sang Dewi Kecantikan tersipu malu."Aku tahu kenapa Zeus memilihmu untuk menjalankan tugas yang bisa saja menewaskan dirimu. Kau tahu, nyawamu saat ini sudah berada di tanganku. Tak ped
Baca selengkapnya

434.Putri Dita

Jaka Geni muncul di atas langit Kota Daha. Matahari bersinar terang tepat di atas kepala pertanda waktu tepat tengah hari. Kedua mata Mahadewa itu menyala hijau. Itu adalah Ilmu Segoro Gaib yang berguna untuk melacak Semua hal yang berhubungan dengan jiwa ataupun hal-hal tak kasat mata."Aku sudah mencari jejaknya tapi tidak ketemu sama sekali, tidak mungkin dia pergi begitu cepat dalam keadaan kaki tertotok. Jaya...Dimana kau sebenarnya?" batin Jaka sambil terus mengedarkan pandangan matanya ke arah Kota Daha Ibukota Kerajaan Kadiri tersebut.Namun tetap saja, dia tidak menemukan pemuda bernama Jaya meskipun dia sudah menggunakan ilmu Segoro Gaib pemberian Dewi Mawar Biru alias Rara Wilis. "Celaka...Kesalahan itu bisa menjadi jalan untuk mereka bertindak dengan tuduhan yang menyesatkan. Tapi siapa yang akan berani melawan diriku? Meski di dalam Istana Suci masih ada beberapa Dewa yang tidak mendukung diriku, dengan kekuatan yang aku miliki, seharusn
Baca selengkapnya

435.Rencana Perjodohan

Bayu Jaga Geni yang saat itu berada di sebuah pendopo cukup besar dan dibangun diatas telaga yang jernih airnya itu menoleh ke belakang saat mendengar suara langkah yang tidak lain adalah langkah dari ayahnya. Pemuda itu langsung berlutut di hadapan Batara Geni."Selamat datang di rumah ayah," ucap Bayu.Jaka Geni menepuk bahu anaknya tersebut."Bangunlah nak, kau tidak perlu sungkan kepada ayahmu sendiri," kata Jaka.Bayu pun mengangguk lalu dia bangkit berdiri."Bagaimana kabar ibu?" tanya Bayu."Dia baik-baik saja. Sekarang justru dia tengah melatih adikmu Maha Putri dengan keras agar adikmu bisa mengikuti turnamen yang sebentar lagi akan diadakan. Saat ini adikmu sudah cukup kuat untuk bersaing dengan saudara-saudaramu yang lain," kata Jaka Geni."Maha Putri juga akan ikut turnamen?" tanya Bayu dengan wajah yang menunjukan keheranan."Benar. Dia akan menjadi lawan mu kelak kalau kalian beruntung bisa b
Baca selengkapnya

436.Sang Mata-Mata

Sementara itu, di Kota Daha, Tantili dan Wasundoro sama-sama menatap kearah Jaya yang masih duduk bersila diatas tikar lusuh. Kulit pemuda itu mulai menghitam dan menjadi bersisik layaknya seekor ular."Kau sudah memberinya darah Durga? Apakah dia akan kuat menahan kengerian dari Dewi?" tanya Wasundoro, sosok yang hanya menyerupai asap bermata ungu."Jaya memiliki tekat yang sangat kuat untuk menyelamatkan kekasihnya dari tangan Jaka Geni. Bahkan dia yang sudah aku beritahu bahwa Jaka Geni itu adalah seorang Dewa, dia tetap tidak menunjukkan rasa takut sama sekali. Ini yang seharusnya kita dapatkan selama ini...Kau tahu bukan? Selama ini kau hanya membawa sampah tidak berguna? Tapi semuanya terbayar setelah kau membawa ini Wasundoro," kata Tantili."Sialan kau...kalau saja kau bukan orang yang dipilih oleh Dewi Durga untuk kebangkitan nya, mungkin aku sudah membunuhmu saat ini!" hardik Wasundoro kesal dengan ucapan Tantili yang menganggap usahanya sel
Baca selengkapnya

437.Kedatangan Raya Geni

Rawuni dan Daru saling berpandangan saat ditanya seperti itu oleh Raja ProboLintang Bayu Jaga Geni. Kemudian Daru pun menganggukkan kepalanya."Kau saja Kakang yang mengatakan," ucap Daru."Baiklah. Yang Mulia Raja. Kami berdua melakukan penyelidikan secara diam-diam setelah nenek renta itu pergi. Daru yang langsung ke posisi untuk mengawasi dan saya yang mengikuti nenek itu secara diam-diam. Akhirnya kami berdua menemukan rumah miliknya dan selama lima hari kami mengawasi rumah tersebut dari kejauhan." kata Rawuni."Apa yang kalian lihat? Apakah ada hal yang aneh?" tanya Bayu.Rawuni mengangguk.Awalnya tidak ada yang aneh dari rumah itu. Tapi saat di tengah malam, kami menemukan keanehan dari rumah tempat nenek itu tinggal. Setiap tengah malam, kami melihat aura hitam yang melayang-layang di atas rumah seperti mengitari rumah tersebut." kata Rawuni."Aura hitam?Apa itu? Iblis?" tanya Bayu penasaran."Kami tidak ta
Baca selengkapnya

438.Mata Siluman Raya Geni

Bayu Jaga Geni berjalan kearah singasana dan duduk disana namun matanya menatap kearah Raya Geni yang asyik saja main buah mlinjo. Kesal, marah dan rasa ingin menghajar saudaranya itu membuncah menjadi satu di kepalanya. Tapi disisi lain dirinya sangat membutuhkan kekuatan milik Raya Geni yang bisa menggunakan Ilmu Raga Sukma."Seandainya aku sendiri bisa melakukanya, aku tak perlu meminta makhluk tak jelas ini..." batin Bayu. Entah kenapa, perasaan lemas dan tidak bergairah masih melekat di tubuhnya sejak dia terbangun dari tidurnya. Bayu menjadi berpikir apa yang ayahnya lakukan pada dirinya."Aku tidak tahu apa yang dia lakukan. Semoga ini bukan hal yang buruk di masa depan." batin Bayu Jaga Geni dalam lamunannya. Tiba-tiba...Tuk!Satu buah mlinjo mengenai keningnya hingga membuat dia tersadar. Amarahnya pun langsung meledak dan sorot matanya mengarah ke Raya Geni yang tengah duduk di kursi para tetua Kerajaan. Tapi dia merasa aneh saat melihat Ray
Baca selengkapnya

439.Jurus Penghisap Arwah

Raya Geni mengelilingi area rumah tersebut untuk mencari keberaaan mantra Penyegel Jiwa yang dia yakini ada diluar rumah tersebut. Nantinya saat dia mendatangi rumah itu dengan tubuh kasarnya, dia akan segera menghancurkan Mantra yang dipasang disana dan menangkap semua orang didalam rumah termasuk Rawuni."Hm...Ada tujuh titik. Sudah aku ingat semuanya. Sekarang waktunya aku kembali dan menyusun rencana untuk menghancurkan mereka." batin Raya Geni lalu dia pun segera kembali ke rumah penginapan dan memasuki tubuh kasarnya.Kedua matanya terbuka. Dia pun langsung bangkit berdiri kemudian meninggalkan rumah tersebut. Seyum tipis menyeruak di bibirnya."Kali ini kalian semua tak akan bisa lepas..." Raya Geni berhenti di halaman rumah tersebut. Kedua matanya terpejam lalu dia pun komat-kamit membaca mantra. Lalu kemudian kedua tangannya menapak ke tanah di halaman tersebut. Secara aneh dari dalam tanah muncul sinar yang menyebar ke segala arah.
Baca selengkapnya

440.Jurus Penghisap Arwah(2)

Tantili menggenggam pedang ungu miliknya dengan kuat. Dia menyadari bahwa dirinya bukanlah tandingan pria itu sama sekali. Apalagi setelah melihat Jaya yang memiliki kekuatan Dewi Durga dihantam petir hitam dan Wasundoro yang dihisap oleh jurus Penghisap Arwah milik anak Jaka Geni tersebut. Jelas dia bukan apa-apa lagi disana kecuali menunggu datangnya kematian.Raya Geni melangkah dengan perlahan menuju kearah Tantili yang mulai merasakan tekanan dari kekuatan pemuda tersebut. "Mantra Penyegel Jiwamu direncanakan untuk menjebak diriku saat aku bergerak sesuai anjuran Rawuni yang dirasuki Wasundoro bukan? Tapi sayang sekali, sejak awal aku sudah tahu Utusan Dewi Durga itu berada di dalam tubuh Rawuni. Aku hanya mengalir mengikuti rencananya, itu saja. Dan seperti yang aku duga, kalian sudah bersiap. Kalian mungkin bisa menipu mata ayahku yang seorang Mahadewa, tapi kau tidak bisa menipu Mata Siluman milikku ini...Semua terlihat jelas di mata ini...Sungguh sayang s
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
4243444546
...
58
DMCA.com Protection Status