Share

434.Putri Dita

Author: Gibran
last update Last Updated: 2024-08-12 08:07:01

Jaka Geni muncul di atas langit Kota Daha. Matahari bersinar terang tepat di atas kepala pertanda waktu tepat tengah hari. Kedua mata Mahadewa itu menyala hijau. Itu adalah Ilmu Segoro Gaib yang berguna untuk melacak Semua hal yang berhubungan dengan jiwa ataupun hal-hal tak kasat mata.

"Aku sudah mencari jejaknya tapi tidak ketemu sama sekali, tidak mungkin dia pergi begitu cepat dalam keadaan kaki tertotok. Jaya...Dimana kau sebenarnya?" batin Jaka sambil terus mengedarkan pandangan matanya ke arah Kota Daha Ibukota Kerajaan Kadiri tersebut.

Namun tetap saja, dia tidak menemukan pemuda bernama Jaya meskipun dia sudah menggunakan ilmu Segoro Gaib pemberian Dewi Mawar Biru alias Rara Wilis.

"Celaka...Kesalahan itu bisa menjadi jalan untuk mereka bertindak dengan tuduhan yang menyesatkan. Tapi siapa yang akan berani melawan diriku? Meski di dalam Istana Suci masih ada beberapa Dewa yang tidak mendukung diriku, dengan kekuatan yang aku miliki, seharusn
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Legenda Dewa Cahaya   435.Rencana Perjodohan

    Bayu Jaga Geni yang saat itu berada di sebuah pendopo cukup besar dan dibangun diatas telaga yang jernih airnya itu menoleh ke belakang saat mendengar suara langkah yang tidak lain adalah langkah dari ayahnya. Pemuda itu langsung berlutut di hadapan Batara Geni."Selamat datang di rumah ayah," ucap Bayu.Jaka Geni menepuk bahu anaknya tersebut."Bangunlah nak, kau tidak perlu sungkan kepada ayahmu sendiri," kata Jaka.Bayu pun mengangguk lalu dia bangkit berdiri."Bagaimana kabar ibu?" tanya Bayu."Dia baik-baik saja. Sekarang justru dia tengah melatih adikmu Maha Putri dengan keras agar adikmu bisa mengikuti turnamen yang sebentar lagi akan diadakan. Saat ini adikmu sudah cukup kuat untuk bersaing dengan saudara-saudaramu yang lain," kata Jaka Geni."Maha Putri juga akan ikut turnamen?" tanya Bayu dengan wajah yang menunjukan keheranan."Benar. Dia akan menjadi lawan mu kelak kalau kalian beruntung bisa b

    Last Updated : 2024-08-12
  • Legenda Dewa Cahaya   436.Sang Mata-Mata

    Sementara itu, di Kota Daha, Tantili dan Wasundoro sama-sama menatap kearah Jaya yang masih duduk bersila diatas tikar lusuh. Kulit pemuda itu mulai menghitam dan menjadi bersisik layaknya seekor ular."Kau sudah memberinya darah Durga? Apakah dia akan kuat menahan kengerian dari Dewi?" tanya Wasundoro, sosok yang hanya menyerupai asap bermata ungu."Jaya memiliki tekat yang sangat kuat untuk menyelamatkan kekasihnya dari tangan Jaka Geni. Bahkan dia yang sudah aku beritahu bahwa Jaka Geni itu adalah seorang Dewa, dia tetap tidak menunjukkan rasa takut sama sekali. Ini yang seharusnya kita dapatkan selama ini...Kau tahu bukan? Selama ini kau hanya membawa sampah tidak berguna? Tapi semuanya terbayar setelah kau membawa ini Wasundoro," kata Tantili."Sialan kau...kalau saja kau bukan orang yang dipilih oleh Dewi Durga untuk kebangkitan nya, mungkin aku sudah membunuhmu saat ini!" hardik Wasundoro kesal dengan ucapan Tantili yang menganggap usahanya sel

    Last Updated : 2024-08-13
  • Legenda Dewa Cahaya   437.Kedatangan Raya Geni

    Rawuni dan Daru saling berpandangan saat ditanya seperti itu oleh Raja ProboLintang Bayu Jaga Geni. Kemudian Daru pun menganggukkan kepalanya."Kau saja Kakang yang mengatakan," ucap Daru."Baiklah. Yang Mulia Raja. Kami berdua melakukan penyelidikan secara diam-diam setelah nenek renta itu pergi. Daru yang langsung ke posisi untuk mengawasi dan saya yang mengikuti nenek itu secara diam-diam. Akhirnya kami berdua menemukan rumah miliknya dan selama lima hari kami mengawasi rumah tersebut dari kejauhan." kata Rawuni."Apa yang kalian lihat? Apakah ada hal yang aneh?" tanya Bayu.Rawuni mengangguk.Awalnya tidak ada yang aneh dari rumah itu. Tapi saat di tengah malam, kami menemukan keanehan dari rumah tempat nenek itu tinggal. Setiap tengah malam, kami melihat aura hitam yang melayang-layang di atas rumah seperti mengitari rumah tersebut." kata Rawuni."Aura hitam?Apa itu? Iblis?" tanya Bayu penasaran."Kami tidak ta

    Last Updated : 2024-08-13
  • Legenda Dewa Cahaya   438.Mata Siluman Raya Geni

    Bayu Jaga Geni berjalan kearah singasana dan duduk disana namun matanya menatap kearah Raya Geni yang asyik saja main buah mlinjo. Kesal, marah dan rasa ingin menghajar saudaranya itu membuncah menjadi satu di kepalanya. Tapi disisi lain dirinya sangat membutuhkan kekuatan milik Raya Geni yang bisa menggunakan Ilmu Raga Sukma."Seandainya aku sendiri bisa melakukanya, aku tak perlu meminta makhluk tak jelas ini..." batin Bayu. Entah kenapa, perasaan lemas dan tidak bergairah masih melekat di tubuhnya sejak dia terbangun dari tidurnya. Bayu menjadi berpikir apa yang ayahnya lakukan pada dirinya."Aku tidak tahu apa yang dia lakukan. Semoga ini bukan hal yang buruk di masa depan." batin Bayu Jaga Geni dalam lamunannya. Tiba-tiba...Tuk!Satu buah mlinjo mengenai keningnya hingga membuat dia tersadar. Amarahnya pun langsung meledak dan sorot matanya mengarah ke Raya Geni yang tengah duduk di kursi para tetua Kerajaan. Tapi dia merasa aneh saat melihat Ray

    Last Updated : 2024-08-13
  • Legenda Dewa Cahaya   439.Jurus Penghisap Arwah

    Raya Geni mengelilingi area rumah tersebut untuk mencari keberaaan mantra Penyegel Jiwa yang dia yakini ada diluar rumah tersebut. Nantinya saat dia mendatangi rumah itu dengan tubuh kasarnya, dia akan segera menghancurkan Mantra yang dipasang disana dan menangkap semua orang didalam rumah termasuk Rawuni."Hm...Ada tujuh titik. Sudah aku ingat semuanya. Sekarang waktunya aku kembali dan menyusun rencana untuk menghancurkan mereka." batin Raya Geni lalu dia pun segera kembali ke rumah penginapan dan memasuki tubuh kasarnya.Kedua matanya terbuka. Dia pun langsung bangkit berdiri kemudian meninggalkan rumah tersebut. Seyum tipis menyeruak di bibirnya."Kali ini kalian semua tak akan bisa lepas..." Raya Geni berhenti di halaman rumah tersebut. Kedua matanya terpejam lalu dia pun komat-kamit membaca mantra. Lalu kemudian kedua tangannya menapak ke tanah di halaman tersebut. Secara aneh dari dalam tanah muncul sinar yang menyebar ke segala arah.

    Last Updated : 2024-08-14
  • Legenda Dewa Cahaya   440.Jurus Penghisap Arwah(2)

    Tantili menggenggam pedang ungu miliknya dengan kuat. Dia menyadari bahwa dirinya bukanlah tandingan pria itu sama sekali. Apalagi setelah melihat Jaya yang memiliki kekuatan Dewi Durga dihantam petir hitam dan Wasundoro yang dihisap oleh jurus Penghisap Arwah milik anak Jaka Geni tersebut. Jelas dia bukan apa-apa lagi disana kecuali menunggu datangnya kematian.Raya Geni melangkah dengan perlahan menuju kearah Tantili yang mulai merasakan tekanan dari kekuatan pemuda tersebut. "Mantra Penyegel Jiwamu direncanakan untuk menjebak diriku saat aku bergerak sesuai anjuran Rawuni yang dirasuki Wasundoro bukan? Tapi sayang sekali, sejak awal aku sudah tahu Utusan Dewi Durga itu berada di dalam tubuh Rawuni. Aku hanya mengalir mengikuti rencananya, itu saja. Dan seperti yang aku duga, kalian sudah bersiap. Kalian mungkin bisa menipu mata ayahku yang seorang Mahadewa, tapi kau tidak bisa menipu Mata Siluman milikku ini...Semua terlihat jelas di mata ini...Sungguh sayang s

    Last Updated : 2024-08-14
  • Legenda Dewa Cahaya   441.Sang Raja Asura

    Raya Geni mengernyit menahan sakit. Tantili tertawa cekikikan karena usaha terakhirnya berhasil meski hanya melukai tangan kiri pemuda keturunan Jaka Geni tersebut."Kau sudah terkena Pedang Darah Dewi Durga! Hidupmu tidak akan nyaman setiap waktu! hik hik hik!" ucap Tantili membuat Raya geram dan langsung menggerakkan tangan kirinya hingga semakin tembus dan akhirnya dia meraih tangan wanita tersebut."Mati kau bajingan!" umpat nya sambil menarik tangan Tantili yang membawa pedang hingga tubuhnya condong kedepan. Kaki kanan Raya bergerak cepat menyambar ketiak wanita tersebut.Krak! Tangan wanita itu pun patah. Jeritan setinggi langit kembali terdengar. Raya menarik pedang ungu tersebut dari telapak tangannya yang tertembus pedang. Rasa sakitnya tidak seberapa dibanding perasaan kesal karena wanita itu bisa melukai dirinya.Dengan kejam Raya menusuk leher Tantili hingga tembus ke belakang.Crruuk!Terdengar suara

    Last Updated : 2024-08-15
  • Legenda Dewa Cahaya   442.Sang Raja Asura(2)

    Raya Geni melayang turun di tepian lubang dengan tatapan mata yang masih menggunakan Mata Siluman miliknya. Dia semakin yakin saat jaraknya dengan tubuh Jaya semakin dekat."Benar...Didalam tubuh manusia ini ada jiwa dan darah Mahabali. Meskipun itu sangat sedikit, bagaimana mungkin Tantili dan Wasundoro memiliki darah dan jiwa Mahabali? Darah ini tercampur dengan darah Durga. Apakah ini berhubungan dengan kebangkitan Dewi Durga...?" batin Raya.Jaya masih tergeletak didalam lubang tersebut dalam keadaan tubuh yang mengenaskan. Akan tetapi dia masih hidup. Raya menyadari betul pemuda itu masih hidup meski sudah dihajar habis-habisan olehnya.Tiba-tiba saja mata Jaya yang hitam semua terbuka. Lalu dari dalam punggungnya muncul satu tangan yang menjulur panjang menyerang Raya yang berada di tepi lubang. Jarak mereka berdua tak lebih dari satu tombak.Suuuut!Raya yang menyadari adanya serangan tiba-tiba, segera berkelit dan menend

    Last Updated : 2024-08-15

Latest chapter

  • Legenda Dewa Cahaya   674.Probo Lintang(TAMAT)

    Sosok wanita yang baru saja membukakan pintu terkejut dengan kemunculan pemuda tampan yang tahu nama dirinya dan siapa suaminya. "Kau siapa? Bagaimana kau bisa tahu namaku?" tanya wanita tersebut. "Aku tahu dari Kahiyang Dewi semua tentang Gandi dan dirimu. Bolehkah aku masuk? Ada yang ingin aku bicarakan denganmu," kata Bara. "Oh...Sebentar, aku sendirian di rumah ini..." ucap wanita itu seolah enggan menerima tamu seorang pemuda tampan yang dia tak tahu siapa orang tersebut. "Ada aku Sinta," terdengar satu suara dari balik tubuh Bara Sena. Saat wanita itu melongok keluar pintu, dia melihat Raja Kartikeyasingha yang berdiri di belakang sang Pendekar Golok Iblis. "Paman...! Kalau begitu silahkan masuk!" kata Sinta sambil membuka pintu lebar-lebar. Dia merasa tenang setelah melihat Raja Kalinggapura tersebut ada disana. Itu artinya dia tidak sendirian. Bara dan Raja duduk di sebuah kursi kayu. Sementara Rara Sinta membuatkan minuman panas. Aroma teh yang wangi mengingatkan B

  • Legenda Dewa Cahaya   673.Kalinggapura

    Tak terasa, perjalanan Bara Sena dan armada Kekaisaran Zhou sudah memasuki kawasan laut Jawa. Itu artinya sebentar lagi mereka akan sampai di Pelabuhan Kalingga. Sebelum sampai kesana, Bara mengajak semua pengikutnya untuk memasuki Lantai Rahasia yang dia dapatkan setelah mengalahkan Dewa Hong di Lantai 100 Ujian Pagoda Dewa.Di lantai tersebut Bara menemukan banyak harta Karun yang tentu saja tidak dia makan sendiri. Para pengikutnya pun mendapatkan banyak harta Karun untuk menunjang kemampuan bertarung mereka. Bara mendapatkan satu gelang perak yang memiliki kemampuan untuk menahan tenaga dalam. Dia memberikan gelang tersebut kepada anaknya yang masih kecil dari Dewi Biru Xue Ruo bernama Meili Tianshi. Hal itu dikarenakan gadis bayi itu belum mampu mengendalikan kekuatannya yang sangat besar. Akan sangat berbahaya jika sampai tak terkendali diluar sana. Meili bisa menjadi bencana bagi manusia.Harta Dewa Hong terlalu banyak sehingga mereka semua bingung memilih harta untuk kemampuan

  • Legenda Dewa Cahaya   672.Kabar Bahagia

    Clep!Ranting itu menancap di bagian paling memalukan Dewa Angin Hong Li. Sontak saja hal itu membangunkan Dewa yang baru saja terkapar setelah terkena jurus ilusi milik Kala."Bocah keparat! Apa yang kau lakukan padaku!?" teriak Dewa Hong marah namun dia tak bisa bergerak sama sekali."Oh...! Maaf! Aku kira kau sudah mati!" sahut Bara lalu dia membuang ranting yang dia gunakan untuk menyogok tubuh Dewa tersebut."Aku kalah darimu...Kau pantas menjadi pemilik Pagoda Dewa ini..Dan sebagai hadiah, kau akan mendapatkan sebagian kekuatan yang aku simpan di dalam peti ini...Anggap saja ini sebagai hadiah untuk pemilik baru, bukan hadiah karena kau telah mengalahkan aku. Namun tetap saja, kau akan mendapatkan hadiah sesuai yang telah di tetapkan di Ujian Pagoda Dewa ini..." kata Dewa Hong masih dalam keadaan tengkurap.Sebuah peti perak muncul di hadapan Bara Sena. Dengan rasa penasaran yang tinggi, pemuda itu pun membuka peti tersebut. dan didalam peti itu nampak sebutir pil berwarna putih

  • Legenda Dewa Cahaya   671.Jurus Ilusi

    Blaaaarrr!!!Ledakan keras menggelegar terdengar saat tinju Bara Sena menghujam. Awalnya pemuda itu yakin serangannya akan membuahkan hasil. Namun ternyata, Dewa Hong tak semudah yang dia kira. Sesuatu yang menyerupai penutup kepala untuk prajurit perang menutupi kepala pria bernama Hong Li tersebut. Dan pelindung kepala itu tercipta dari kekuatan angin miliknya. Ledakan keras tercipta setelah tinju Bara menghantam pelindung tersebut dikarenakan pelindung itu memiliki kekuatan badai yang mampu menahan serangan apa pun!Disaat Bara tercengang dan kaget dengan apa yang dilihatnya, tangan Dewa Hong tiba-tiba saja sudah mencengkram kaki kanannya. Lalu denga satu kali tarikan, tubuh pemuda itu pun menghantam tanah dari pulau terbang tersebut dengan sangat keras hingga tanah itu hancur."Kau cukup pandai juga. Tapi sayangnya aku bukan Dewa lemah yang bisa dengan mudah kau kalahkan anak muda!" kata Dewa Hong lalu dia kembali mengayunkan tubuh Bara yang masih ada dalam cengkraman tangannya ke

  • Legenda Dewa Cahaya   670.Keluar Dari Lembah

    Tubuh sosok bersayap kelelawar itu terbakar hebat dan seketika berubah menjadi abu dalam waktu sekejap mata. Dan yang tersisa disana hanya ada satu butiran kecil yang menyala. Itu adalah Inti Jiwa dari makluk tersebut. Bara mengarahkan tanganya ke benda tersebut sehingga benda berbentuk kelereng itu melayang terbang kearahnya.Setelah Inti Jiwa dari makhluk tersebut ada di tangannya, Bara tersenyum kecil."Aku kira akan menjadi Inti Jiwa yang bagus...Huh, ternyata hanya setingkat ini." gerutu nya lalu dia pun menelan butiran inti jiwa tersebut. Yui yang melihat itu terkejut."Hei! Kau langsung telan Inti Jiwa itu mentah-mentah!?" serunya.Bara menoleh dan alis kanannya sedikit terangkat."Kenapa?" tanyanya."Kau...Apakah kau sering melakukan ini?" tanya Yui yang masih ada di gendonga pemuda tersebut."Tentu saja dan itu tak masalah sama sekali bagiku," kata Bara."Bodoh! Kau menyiksa tubuhmu sendiri jika kau melakukan itu dalam waktu lama!" kata Yui membuat mata Bara terbelalak."Apa

  • Legenda Dewa Cahaya   669.Para Penghadang

    Bara Sena melangkah dengan perlahan memasuki Hutan Mati dimana semua pohon yang ada disana hanyalah pohon kering tanpa daun sama sekali. Yui yang berada di gendongan punggung sang pemuda hanya bisa ikut mengawasi keadaan di sekitar dengan waspada."Tak ada pergerakan apa pun yang aku rasakan," kata Bara dengan suara lirih."Justru karena sepi seperti ini kita harus meningkatkan kewaspadaan...Aku merasa gelisah sejak tadi...Kau tahu bukan, bagaimana seekor ular yang gelisah merasakan hawa kehadiran yang tidak jelas?" sahut Yui membuka Bara mengangguk paham.Setiap langkah kaki pemuda itu meninggalkan jejak api yang menyala. Setelah perjalanan hampir mencapai di Kuil, barulah Bara Sena merasakan ada sesuatu yang mengikutinya dari belakang."Sepertinya mereka mulai datang...Aku bisa merasakan ada beberapa ekor yang mengawasi pergerakan kita," bisik Yui."Aku tahu. Tenang saja, setelah sampai di Kuil, kau cukup duduk saja dan menantiku..." kata Bara. Yui mengangguk pelan.Pendekar Golok I

  • Legenda Dewa Cahaya   668.Mahkota Raja

    Bara Sena yang saat itu dalam wujud Iblis Neraka melangkah melewati bebatuan tinggi yang tersebar di sejauh mata memandang."Apa di tempat ini hanya ada batu-batu aneh seperti ini?" tanya Bara."Benar. Lembah ini dipenuhi oleh batu-batu ini. Tapi, ada beberapa wilayah seperti hutan mati, lalu ada juga wilayah yang bersalju. Sejauh ini hanya itu yang aku tahu," kata Yui."Hm...selama ribuan tahun, kau juga tak menemukan keberadaan Mahkota Raja itu sama sekali?" tanya Bara.Yui tersenyum kecut."Kau sudah tahu itu.Kalau aku menemukan mahkota tersebut, tidak mungkin aku terus berada di tempat aneh ini terpenjara seumur hidup." kata Yui dengan wajah terlihat kesal.Bara hanya tersenyum kecil melihat wajah cemberut Yui. Dia kembali melangkah dan wanita itu mengikutinya dari belakang. Setelah berjalan cukup lama menembus bebatuan yang menjulang tinggi, tiba-tiba Bara Sena mendadak berhenti."Tunggu...! Didepan sana ada sesuatu..." ucap pemuda tersebut.Yui yang berada di belakang Pendekar G

  • Legenda Dewa Cahaya   667.Siluman Ular Hijau

    Bara Sena tertegun mendengar apa yang wanita itu katakan. Dia sama sekali tak terpikir bahwa lembah itu hanya untuk menghukum atau mengutuk para Dewa saja. Itu sebabnya lembah tersebut bernama Lembah Kutukan Dewa."Tapi...Kenapa kekuatan Iblis di dalam tubuhku tak bisa keluar?" nyeletuk pemuda tersebut tanpa sadar membuat wanita itu berjalan mengitari api unggun lalu mendekat kearah Bara Sena. "Iblis? Jadi didalam tubuhmu ada iblis?" tanya wanita tersebut.Bara sempat ragu dan merasa menyesal sudah berkata yang seharusnya tidak dia katakan. Tapi karena sudah kepalang tanggung, akhirnya dia menjawab dengan anggukkan kepala. Wajah wanita itu tiba-tiba menjadi terlihat berseri."Kalau begitu, kau bisa memiliki kekuatan Iblis itu!" serunya sambil meraih tangan Bara Sena. Sontak saja pemuda itu menarik kembali tanganya dari tangan wanita tersebut."Bagaimana caranya?" tanya Bara. Dia melihat wajah tak suka dari wanita itu setelah tangannya yang tengah di pegang oleh si wanita dia tarik ke

  • Legenda Dewa Cahaya   666.Wanita Misterius

    Suara aneh yang terdengar mendesis itu adalah suara seekor ular kobra berukuran sangat besar. Ular tersebut mengitari batu tempat dimana Bara bersembunyi dengan melata tanpa suara. Hanya sesekali terdengar suara mendesis dari lidahnya yang juga sesekali keluar dari mulutnya untuk mencari keberadaan mangsa yang tengah dia incar. Dan saat ini, mangsa yang tengah dia buru adalah Bara Sena yang bersembunyi dibalik celah batu tersebut."Sialan...! Kenapa aku menjadi ketakutan seperti ini menghadapi makhluk rendah seperti mereka..? Padahal mereka hanyalah binatang biasa..." batin Bara dengan keringat dingin yang mulai bercucuran.Ular itu kembali mendesis dengan suara yang lebih keras. Dan perlahan-lahan kepalanya mendekati celah dimana Bara Sena berada. Namun karena saking besarnya, kepala ular itu tak bisa masuk kedalam celah batu. Beruntung sekali pemuda itu karena dua binatang yang mengincar dirinya memiliki ukuran tubuh yang tak biasa.Beberapa kali kepala ular itu mencoba untuk masuk

DMCA.com Protection Status