Beranda / Pendekar / Legenda Dewa Cahaya / 441.Sang Raja Asura

Share

441.Sang Raja Asura

Penulis: Gibran
last update Terakhir Diperbarui: 2024-08-15 08:06:46

Raya Geni mengernyit menahan sakit. Tantili tertawa cekikikan karena usaha terakhirnya berhasil meski hanya melukai tangan kiri pemuda keturunan Jaka Geni tersebut.

"Kau sudah terkena Pedang Darah Dewi Durga! Hidupmu tidak akan nyaman setiap waktu! hik hik hik!" ucap Tantili membuat Raya geram dan langsung menggerakkan tangan kirinya hingga semakin tembus dan akhirnya dia meraih tangan wanita tersebut.

"Mati kau bajingan!" umpat nya sambil menarik tangan Tantili yang membawa pedang hingga tubuhnya condong kedepan. Kaki kanan Raya bergerak cepat menyambar ketiak wanita tersebut.

Krak!

Tangan wanita itu pun patah. Jeritan setinggi langit kembali terdengar. Raya menarik pedang ungu tersebut dari telapak tangannya yang tertembus pedang. Rasa sakitnya tidak seberapa dibanding perasaan kesal karena wanita itu bisa melukai dirinya.

Dengan kejam Raya menusuk leher Tantili hingga tembus ke belakang.

Crruuk!

Terdengar suara
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Legenda Dewa Cahaya   442.Sang Raja Asura(2)

    Raya Geni melayang turun di tepian lubang dengan tatapan mata yang masih menggunakan Mata Siluman miliknya. Dia semakin yakin saat jaraknya dengan tubuh Jaya semakin dekat."Benar...Didalam tubuh manusia ini ada jiwa dan darah Mahabali. Meskipun itu sangat sedikit, bagaimana mungkin Tantili dan Wasundoro memiliki darah dan jiwa Mahabali? Darah ini tercampur dengan darah Durga. Apakah ini berhubungan dengan kebangkitan Dewi Durga...?" batin Raya.Jaya masih tergeletak didalam lubang tersebut dalam keadaan tubuh yang mengenaskan. Akan tetapi dia masih hidup. Raya menyadari betul pemuda itu masih hidup meski sudah dihajar habis-habisan olehnya.Tiba-tiba saja mata Jaya yang hitam semua terbuka. Lalu dari dalam punggungnya muncul satu tangan yang menjulur panjang menyerang Raya yang berada di tepi lubang. Jarak mereka berdua tak lebih dari satu tombak.Suuuut!Raya yang menyadari adanya serangan tiba-tiba, segera berkelit dan menend

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-15
  • Legenda Dewa Cahaya   443.Pemberian Misterius

    Bayu Jaga Geni yang mendengar kabar kekalahan Raya Geni terlihat sangat terkejut. Apalagi ditambah setelah dia tahu ternyata Rawuni yang saat itu melapor tentang hasil penyelidikan di kota Daha justru pernah dirasuki makhluk bernama Wasundoro. Dan dia sama sekali tidak menyadarinya.Tinjunya terkepal menahan amarah."Sial...Aku seperti orang buta...Padahal musuh menyusup kedalam Kerajaan...Bagaimana bisa aku tidak mengetahuinya...?" geram Bayu.Sementara itu, Raya Geni masih berbaring di atas kasur tebal di kamarnya yang memang telah disediakan oleh Kerajaan untuk dirinya karena Sukma menginginkan Mahadewi istri Jaka Geni atau ibu yang lain selain ibu kandungnya untuk tinggal di Kerajaan. Hal itu dikarenakan Sukma merasa kesepian sejak sang Ibu, Iyana Tunggadewi menjabat sebagai Dewi Kematian menggantikan posisi Dewi Durga.Dengan tinggalnya Raya dan juga ibunya, Sukma menjadi merasa lebih senang karena dia tak lagi sendirian. "Jadi

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-16
  • Legenda Dewa Cahaya   444.Pemberian Misterius (2)

    Batara Geni dan anaknya, Bayu Jaga Geni masih duduk di atas kubah menara menikmati indahnya langit yang tak pernah Bayu sadari karena dia tidak pernah merasakan waktu langka bersama ayahnya seperti saat ini. Padahal itu hanyalah langit buatan sang ayah.Mereka berdua masih memperbincangkan berbagai hal. Sungguh Hari itu adalah hari paling indah yang pernah Bayu rasakan sejak dia lahir ke dunia. Ayahnya ada disana dan berbincang dengan dirinya."Jika aku mengatakan apa yang aku berikan padamu, itu bukan lagi sebuah kejutan. Kau tak perlu menduga hal yang luar biasa, karena pemberian dariku ini hanyalah sebuah hadiah kecil dan tak perlu kau besar-besaran hanya karena itu pemberian dari ayah," kata Jaka Geni."Tapi kau adalah ayahku. Sangat jarang aku bisa mendapatkan hadiah darimu, bahkan hingga ratusan tahun berlalu. Tapi itu tak menutup rasa hormatku padamu sebagai ayahku...Karena aku menjadi sadar, saat ini saja aku hanyalah seorang Raja yang menguru

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-16
  • Legenda Dewa Cahaya   445.Mengalahkan Hati Iblis

    Duarr!Ledakan dahsyat terjadi setelah dua sinar merah itu menghantam bebatuan yang ada dibawah sana. Sosok yang terbang melayang itu tertawa puas sambil menatap kearah bebatuan yang hancur berantakan oleh serangannya."Mampus kau bocah tolol!" teriaknya.Baru saja dia berkata seperti itu, tiba-tiba saja dari arah bawah sana meluncur satu pedang yang langsung menyerang dirinya. Sosok itu dengan geram menggunakan tangan kirinya untuk menghalau pedang tersebut. Namun tepat sebelum dia menyentuh pedang itu, dari dalam pedang muncul sosok Bayu Jaga Geni yang langsung menggenggam gagang pedang tersebut dan melakukan gerakan berputar. Pedang di tangannya bergerak cepat menebas kedepan.Craas!Tangan kiri sosok itu pun putus oleh pedang di tangan Bayu Jaga Geni."Kau pikir serangan seperti itu akan mengalahkan diriku? Kau salah besar makhluk busuk!" ucap Bayu lalu kakinya pun menendang kedepan. Buk!Dad

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-16
  • Legenda Dewa Cahaya   446.Kedatangan Mahadewa Timur

    Batara Geni tersenyum membuat Dewi Amaterasu melirik kearahnya."Kenapa kau tersenyum?" tanyanya."Hanya hal kecil yang baru aku selesaikan," jawab Jaka Geni membuat wanita cantik berambut panjang itu memiringkan tubuhnya sehingga kini dia bisa menatap wajah pria yang masih terlihat sangat muda tersebut padahal dia sudah berusia ratusan tahun."Kau membuatku penasaran," kata wanita itu sambil menutupi tubuhnya yang terbuka dengan pakaian miliknya yang tadi berserakan di lantai kuil."Ini hanya masalah kecil yang sebenarnya sudah lama ingin kau bereskan. Dan sekarang aku sudah lega, karena satu masalah sudah terselesaikan. Kau tak perlu menduga atau menebak karena itu tidak penting untukmu. Aku ingin bertanya tentang perkembangan anak kita," kata Jaka Geni mengalihkan pembicaraan."Kojiro sudah berada di Ranah Alam Dewa, sedangkan Tatsuka masi dalam pelatihan tertutup untuk naik ke Ranah Alam Dewa sebelum turnamen di mulai," kata Amaterasu masih sambil menatap wajah Jaka Geni. Pria yan

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-17
  • Legenda Dewa Cahaya   447.Jurus Perisai Langit

    Duaaaaaar!Kojiro Geni lagi-lagi hanya bisa menghindar saat Tatsuki Geni adiknya menyerang dirinya. Sambil menghindari serangan, dia pun memikirkan cara untuk mengalahkan sang adik yang tengah menggunakan Jurus Perisai Langit. Satu jurus yang memiliki kemampuan ganda yaitu untuk bertahan dari serangan dan juga untuk menyerang!"Saat dia melompat, serangan dari perisai tidak terlihat nya itu lima tombak sebelum Tatsuki sampai. Jarak yang cukup jauh. Tapi, itu adalah celah untuk menyerangnya..." batin Kojiro.Tatsuki yang merasa diatas angin terus saja mengejar kakaknya yang juga masih berpikir untuk mengalahkan perisai miliknya. Dengan kecepatan yang Kojiro miliki, akan susah bagi Tatsuka untuk mengalahkan dirinya meski gadis itu menggunakan Jurus Perisai Langit.Seett!Kojiro melesat saat Tatsuki kembali melompat. Gadis itu terkejut karena tiba-tiba sang kakak sudah berada di hadapannya dan langsung menghujamkan lima jarinya yang mengandung kekuatan petir kuning.Bledaaarrr!Kojiro te

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-17
  • Legenda Dewa Cahaya   448.Jurus Langkah Pedang Petir!

    Kojiro Geni membuka Kedua matanya. Dia terkejut saat melihat ayah dan ibunya tengah sama-sama menatap kearahnya."Apa yang kalian berdua lakukan?" tanya pemuda itu belum ingat apa yang baru saja terjadi."Kau baru saja hampir membunuh Tatsuka nak," sahut Dewi Amaterasu.Terperanjatlah hati pemuda itu dan langsung mencari keberadaan adiknya dengan tatapan mata cemas. Tatsuka adalah adik yang paling dia kasih karena hanya adiknyalah yang bisa mengerti perasaannya. Jaka Geni tersenyum lalu menepuk bahu anaknya tersebut."Tak perlu khawatir, dia baik-baik saja." kata Jaka Geni membuat Kojiro merasa lega."Apa yang terjadi padaku?" tanya pemuda itu pada ibunya.Sang ibu menghela napas dalam-dalam lalu menghembuskan nya dengan keras."Kau masih belum menguasai Jurus Langkah Pedang Petir dengan sempurna. Jurus pemberian ayahmu itu sangat mudah menguasai jiwa dan pikiran saat kau tidak bisa mengendalikan pikiranmu dengan baik. Kau seharusnya tidak terpancing amarah agar kau tetap bisa mengend

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-17
  • Legenda Dewa Cahaya   449.Menjajal Kemampuan

    Kojiro Geni terdiam mendengar apa yang Jaka Geni katakan. Dia tidak menyangka sama sekali ayahnya akan berkata seperti itu seolah dia sudah mendapat pengakuan dari sang ayah bahwa dirinya bukan lagi anak kecil dimata Mahadewa tersebut.Setelah beberapa saat diam, pemuda itu pun tersenyum tipis lalu berkata kepada Jaka Geni."Ayah, aku ingin bertarung melawanmu. Apakah kemampuanku ini bisa membuatmu sedikit bekerja," Jaka menatap anaknya tersebut selama beberapa saat sebelum akhirnya dia menganggukkan kepala pertanda dia menyetujui permintaan Kojiro. Girang karena sang ayah mengabulkan permintaannya, Kojiro pun berteriak senang.Pemuda itu melompat menjauh dan langsung memasang kuda-kuda. Di tanah bulan itu mereka bisa bertarung dengan kekuatan penuh tanpa takut merusak dunia manusia ataupun dunia dewa. Kojiro langsung saja menggunakan wujud Dewa miliknya.Jaka Geni tersenyum kecil."Langsung menggunakan kekuatan penuh ya?" tanyanya.Kojiro tersenyum tipis."Tentu saja. Ayah memiliki

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-18

Bab terbaru

  • Legenda Dewa Cahaya   674.Probo Lintang(TAMAT)

    Sosok wanita yang baru saja membukakan pintu terkejut dengan kemunculan pemuda tampan yang tahu nama dirinya dan siapa suaminya. "Kau siapa? Bagaimana kau bisa tahu namaku?" tanya wanita tersebut. "Aku tahu dari Kahiyang Dewi semua tentang Gandi dan dirimu. Bolehkah aku masuk? Ada yang ingin aku bicarakan denganmu," kata Bara. "Oh...Sebentar, aku sendirian di rumah ini..." ucap wanita itu seolah enggan menerima tamu seorang pemuda tampan yang dia tak tahu siapa orang tersebut. "Ada aku Sinta," terdengar satu suara dari balik tubuh Bara Sena. Saat wanita itu melongok keluar pintu, dia melihat Raja Kartikeyasingha yang berdiri di belakang sang Pendekar Golok Iblis. "Paman...! Kalau begitu silahkan masuk!" kata Sinta sambil membuka pintu lebar-lebar. Dia merasa tenang setelah melihat Raja Kalinggapura tersebut ada disana. Itu artinya dia tidak sendirian. Bara dan Raja duduk di sebuah kursi kayu. Sementara Rara Sinta membuatkan minuman panas. Aroma teh yang wangi mengingatkan B

  • Legenda Dewa Cahaya   673.Kalinggapura

    Tak terasa, perjalanan Bara Sena dan armada Kekaisaran Zhou sudah memasuki kawasan laut Jawa. Itu artinya sebentar lagi mereka akan sampai di Pelabuhan Kalingga. Sebelum sampai kesana, Bara mengajak semua pengikutnya untuk memasuki Lantai Rahasia yang dia dapatkan setelah mengalahkan Dewa Hong di Lantai 100 Ujian Pagoda Dewa.Di lantai tersebut Bara menemukan banyak harta Karun yang tentu saja tidak dia makan sendiri. Para pengikutnya pun mendapatkan banyak harta Karun untuk menunjang kemampuan bertarung mereka. Bara mendapatkan satu gelang perak yang memiliki kemampuan untuk menahan tenaga dalam. Dia memberikan gelang tersebut kepada anaknya yang masih kecil dari Dewi Biru Xue Ruo bernama Meili Tianshi. Hal itu dikarenakan gadis bayi itu belum mampu mengendalikan kekuatannya yang sangat besar. Akan sangat berbahaya jika sampai tak terkendali diluar sana. Meili bisa menjadi bencana bagi manusia.Harta Dewa Hong terlalu banyak sehingga mereka semua bingung memilih harta untuk kemampuan

  • Legenda Dewa Cahaya   672.Kabar Bahagia

    Clep!Ranting itu menancap di bagian paling memalukan Dewa Angin Hong Li. Sontak saja hal itu membangunkan Dewa yang baru saja terkapar setelah terkena jurus ilusi milik Kala."Bocah keparat! Apa yang kau lakukan padaku!?" teriak Dewa Hong marah namun dia tak bisa bergerak sama sekali."Oh...! Maaf! Aku kira kau sudah mati!" sahut Bara lalu dia membuang ranting yang dia gunakan untuk menyogok tubuh Dewa tersebut."Aku kalah darimu...Kau pantas menjadi pemilik Pagoda Dewa ini..Dan sebagai hadiah, kau akan mendapatkan sebagian kekuatan yang aku simpan di dalam peti ini...Anggap saja ini sebagai hadiah untuk pemilik baru, bukan hadiah karena kau telah mengalahkan aku. Namun tetap saja, kau akan mendapatkan hadiah sesuai yang telah di tetapkan di Ujian Pagoda Dewa ini..." kata Dewa Hong masih dalam keadaan tengkurap.Sebuah peti perak muncul di hadapan Bara Sena. Dengan rasa penasaran yang tinggi, pemuda itu pun membuka peti tersebut. dan didalam peti itu nampak sebutir pil berwarna putih

  • Legenda Dewa Cahaya   671.Jurus Ilusi

    Blaaaarrr!!!Ledakan keras menggelegar terdengar saat tinju Bara Sena menghujam. Awalnya pemuda itu yakin serangannya akan membuahkan hasil. Namun ternyata, Dewa Hong tak semudah yang dia kira. Sesuatu yang menyerupai penutup kepala untuk prajurit perang menutupi kepala pria bernama Hong Li tersebut. Dan pelindung kepala itu tercipta dari kekuatan angin miliknya. Ledakan keras tercipta setelah tinju Bara menghantam pelindung tersebut dikarenakan pelindung itu memiliki kekuatan badai yang mampu menahan serangan apa pun!Disaat Bara tercengang dan kaget dengan apa yang dilihatnya, tangan Dewa Hong tiba-tiba saja sudah mencengkram kaki kanannya. Lalu denga satu kali tarikan, tubuh pemuda itu pun menghantam tanah dari pulau terbang tersebut dengan sangat keras hingga tanah itu hancur."Kau cukup pandai juga. Tapi sayangnya aku bukan Dewa lemah yang bisa dengan mudah kau kalahkan anak muda!" kata Dewa Hong lalu dia kembali mengayunkan tubuh Bara yang masih ada dalam cengkraman tangannya ke

  • Legenda Dewa Cahaya   670.Keluar Dari Lembah

    Tubuh sosok bersayap kelelawar itu terbakar hebat dan seketika berubah menjadi abu dalam waktu sekejap mata. Dan yang tersisa disana hanya ada satu butiran kecil yang menyala. Itu adalah Inti Jiwa dari makluk tersebut. Bara mengarahkan tanganya ke benda tersebut sehingga benda berbentuk kelereng itu melayang terbang kearahnya.Setelah Inti Jiwa dari makhluk tersebut ada di tangannya, Bara tersenyum kecil."Aku kira akan menjadi Inti Jiwa yang bagus...Huh, ternyata hanya setingkat ini." gerutu nya lalu dia pun menelan butiran inti jiwa tersebut. Yui yang melihat itu terkejut."Hei! Kau langsung telan Inti Jiwa itu mentah-mentah!?" serunya.Bara menoleh dan alis kanannya sedikit terangkat."Kenapa?" tanyanya."Kau...Apakah kau sering melakukan ini?" tanya Yui yang masih ada di gendonga pemuda tersebut."Tentu saja dan itu tak masalah sama sekali bagiku," kata Bara."Bodoh! Kau menyiksa tubuhmu sendiri jika kau melakukan itu dalam waktu lama!" kata Yui membuat mata Bara terbelalak."Apa

  • Legenda Dewa Cahaya   669.Para Penghadang

    Bara Sena melangkah dengan perlahan memasuki Hutan Mati dimana semua pohon yang ada disana hanyalah pohon kering tanpa daun sama sekali. Yui yang berada di gendongan punggung sang pemuda hanya bisa ikut mengawasi keadaan di sekitar dengan waspada."Tak ada pergerakan apa pun yang aku rasakan," kata Bara dengan suara lirih."Justru karena sepi seperti ini kita harus meningkatkan kewaspadaan...Aku merasa gelisah sejak tadi...Kau tahu bukan, bagaimana seekor ular yang gelisah merasakan hawa kehadiran yang tidak jelas?" sahut Yui membuka Bara mengangguk paham.Setiap langkah kaki pemuda itu meninggalkan jejak api yang menyala. Setelah perjalanan hampir mencapai di Kuil, barulah Bara Sena merasakan ada sesuatu yang mengikutinya dari belakang."Sepertinya mereka mulai datang...Aku bisa merasakan ada beberapa ekor yang mengawasi pergerakan kita," bisik Yui."Aku tahu. Tenang saja, setelah sampai di Kuil, kau cukup duduk saja dan menantiku..." kata Bara. Yui mengangguk pelan.Pendekar Golok I

  • Legenda Dewa Cahaya   668.Mahkota Raja

    Bara Sena yang saat itu dalam wujud Iblis Neraka melangkah melewati bebatuan tinggi yang tersebar di sejauh mata memandang."Apa di tempat ini hanya ada batu-batu aneh seperti ini?" tanya Bara."Benar. Lembah ini dipenuhi oleh batu-batu ini. Tapi, ada beberapa wilayah seperti hutan mati, lalu ada juga wilayah yang bersalju. Sejauh ini hanya itu yang aku tahu," kata Yui."Hm...selama ribuan tahun, kau juga tak menemukan keberadaan Mahkota Raja itu sama sekali?" tanya Bara.Yui tersenyum kecut."Kau sudah tahu itu.Kalau aku menemukan mahkota tersebut, tidak mungkin aku terus berada di tempat aneh ini terpenjara seumur hidup." kata Yui dengan wajah terlihat kesal.Bara hanya tersenyum kecil melihat wajah cemberut Yui. Dia kembali melangkah dan wanita itu mengikutinya dari belakang. Setelah berjalan cukup lama menembus bebatuan yang menjulang tinggi, tiba-tiba Bara Sena mendadak berhenti."Tunggu...! Didepan sana ada sesuatu..." ucap pemuda tersebut.Yui yang berada di belakang Pendekar G

  • Legenda Dewa Cahaya   667.Siluman Ular Hijau

    Bara Sena tertegun mendengar apa yang wanita itu katakan. Dia sama sekali tak terpikir bahwa lembah itu hanya untuk menghukum atau mengutuk para Dewa saja. Itu sebabnya lembah tersebut bernama Lembah Kutukan Dewa."Tapi...Kenapa kekuatan Iblis di dalam tubuhku tak bisa keluar?" nyeletuk pemuda tersebut tanpa sadar membuat wanita itu berjalan mengitari api unggun lalu mendekat kearah Bara Sena. "Iblis? Jadi didalam tubuhmu ada iblis?" tanya wanita tersebut.Bara sempat ragu dan merasa menyesal sudah berkata yang seharusnya tidak dia katakan. Tapi karena sudah kepalang tanggung, akhirnya dia menjawab dengan anggukkan kepala. Wajah wanita itu tiba-tiba menjadi terlihat berseri."Kalau begitu, kau bisa memiliki kekuatan Iblis itu!" serunya sambil meraih tangan Bara Sena. Sontak saja pemuda itu menarik kembali tanganya dari tangan wanita tersebut."Bagaimana caranya?" tanya Bara. Dia melihat wajah tak suka dari wanita itu setelah tangannya yang tengah di pegang oleh si wanita dia tarik ke

  • Legenda Dewa Cahaya   666.Wanita Misterius

    Suara aneh yang terdengar mendesis itu adalah suara seekor ular kobra berukuran sangat besar. Ular tersebut mengitari batu tempat dimana Bara bersembunyi dengan melata tanpa suara. Hanya sesekali terdengar suara mendesis dari lidahnya yang juga sesekali keluar dari mulutnya untuk mencari keberadaan mangsa yang tengah dia incar. Dan saat ini, mangsa yang tengah dia buru adalah Bara Sena yang bersembunyi dibalik celah batu tersebut."Sialan...! Kenapa aku menjadi ketakutan seperti ini menghadapi makhluk rendah seperti mereka..? Padahal mereka hanyalah binatang biasa..." batin Bara dengan keringat dingin yang mulai bercucuran.Ular itu kembali mendesis dengan suara yang lebih keras. Dan perlahan-lahan kepalanya mendekati celah dimana Bara Sena berada. Namun karena saking besarnya, kepala ular itu tak bisa masuk kedalam celah batu. Beruntung sekali pemuda itu karena dua binatang yang mengincar dirinya memiliki ukuran tubuh yang tak biasa.Beberapa kali kepala ular itu mencoba untuk masuk

DMCA.com Protection Status