Home / Romansa / Aku Masih Perawan / Chapter 71 - Chapter 80

All Chapters of Aku Masih Perawan: Chapter 71 - Chapter 80

220 Chapters

Chapter 71

Clara menarik selimut tebal untuk menutupi tubuhnya yang polos di atas ranjang. Pipi putihnya berubah menjadi merah padam dan merona. Wanita cantik itu semakin menenggelamkan dirinya ke dalam selimut, dan tidak berniat untuk segera bangun. Meskipun cahaya matahari sudah mulai menyeruak masuk ke dalam kamarnya.“Kau sudah bangun?” tanya Aland yang tiba-tiba memeluknya dari belakang.Clara terkesiap dan terkejut, wanita cantik itu hanya bisa mengangguk lemah sebagai jawaban.“Kau tidak ingin bangun?” tanya Aland lagi.Aland menarik bahu Clara agar membuatnya berbalik untuk menghedap ke arahnya. “Bersiaplah untuk sarapan,” ucap Aland sembari menyentuh lembut pipi Clara.“Kau terlebih dulu. Aku akan menyusul,” jawab Clara parau. So sexy.Aland beranjak dari posisinya berbaring. Dia duduk kemudian meraih bathrobe miliknya di atas lantai lalu mengenakannya. Setelah itu, Aland kembali menatap Clara, lalu berkata, “Aku akan membawamu ke dalam kamar mandi.”Kemudian, pria tampan itu membawa tu
Read more

Chapter 72

Sepatu oxford itu menghentak lantai sehingga menimbulkan bunyi yang khas. Seseorang yang menawar kalung indah itu melangkah mendekat dan menunjukan siapa dirinya. Semua orang menoleh, dan memandang ke arahnya. Mereka semua terkesiap, menatap orang tersebut tanpa berkedip.Seorang pria tampan yang menggunakan celana jeans berpadu dengan jas polos itu berjalan mendekat. Wajahnya yang sangat tampan sukses menjadi sorotan para wanita di sekitarnya. Dan yang menjadi pertanyaan, mengapa seorang pria bisa masuk ke dalam komunitas khusus wanita?Jane selaku leader pun langsung menghampirinya. “Tuan,” sapa Jane ramah.Pria tampan tersebut tersenyum untuk menyapanya balik. “Maaf jika aku datang tanpa diundang,” ucapnya.“Bagaimana mungkin? Seseorang telah menghubungiku sebelumnya,” jawab Jane. Ya, tidak ada satu orangpun yang bisa masuk ke dalam gedung kecuali anggota komunitas. Namun pria tampan ini sudah menghubungi Jane sebelumnya, hingga Jane memberitahukan pada petugas keamanan untuk memb
Read more

Chapter 73

Setelah menempuh perjalanan beberapa jam, akhirnya mereka sampai pada tempat tujuan. Yaitu, mansion Washington. Kediaman yang satu hari ini mereka tinggalkan. Mereka berdua baru saja keluar dari mobil, namun sepertinya ada seseorang tengah menunggu Aland.“Tuan muda,” sapa pria tersebut seraya menundukan wajahnya.Clara langsung menatap ke arah Aland yang juga tengah menatap balik ke arahnya.“Masuklah terlebih dulu,” pinta Aland, dan Clara mengangguk mengiyakan.Kemudian, Clara masuk ke dalam mansion dan langsung menuju kamarnya. Rasa lelah mendominasi tubuh wanita cantik tersebut. Clara akan mandi air hangat lalu tidur pulas. Hari ini adalah hari yang melelahkan. Sesampainya di kamar, Clara mengeluarkan ponselnya dari saku blazer. Ternyata, terdapat satu notifikasi masuk ke dalam aplikasi online chat miliknya.Selama perjalanan, Clara sengaja membuat hpnya silent. Sehingga dia tidak menyadari jika seseorang menelponya. Clara melihat jika yang menelpon itu adalah William. Tanpa berp
Read more

Chapter 74

Happy Reading ....Karena melarang Clara mengenakan gaun yang dihadiahkan sebagai undangan pesta, Aland mengajak wanita cantik itu untuk pergi berbelanja. Meskipun Clara tahu jika pria tampan itu sibuk, dan sempat menolaknya, namun Aland tetap bersih kukuh mengajaknya.“Jelas kau tidak suka berbelanja,” gumam Clara dengan nada rendah, namun masih dapat Aland dengar.Sudah sekitar dua jam mereka berputar-putar di dalam mall mewah itu. Namun Clara masih belum membeli atau bahkan menemukan sesuatu yang menarik perhatiannya. Selama itu, mereka hanya berkeliling tanpa tujuan. Wanita cantik itu berjalan di depan Aland, terkadang di belakang. Mereka tidak saling bergandengan, karena beberapa remaja wanita mendekat hanya untuk melihat dan mengagumi ketampanan Aland. Clara tidak mau mendapat cibiran karena hal itu.Sebenarnya hal ini tidak membuat Aland nyaman. Aland bisa saja memerintah pegawai toko untuk datang ke kediamannya, atau bisa saja memesan online. Tidak usah berputar-putar di dala
Read more

Chapter 75

Pesta diadakan dengan sangat meriah. Para tamu mulai berdatangan memenuhi seisi gedung berdekorasi indah itu. Ini adalah sebuah pesta penting. Di mana para tamu yang diundang dari semua kalangan atas.William berada di lantai atas. Memandangi lautan manusia sembari ditemani oleh satu gelas redwine pada genggamannya. Pandangannya mengedar mencari satu sosok yang dia tunggu kehadirannya.Tiba-tiba satu pelayan menghampirinya, berbisik akan satu hal yang mau tidak mau membuat William beranjak dari tempatnya. Pria tampan itu berjalan menuruni tangga, dan berjalan menghampiri seseorang.Karena menjadi tuan rumah, William harus bersikap ramah dengan menyapa para tamu. Dia tidak bisa terus berdiam diri seperti sebelumnya. Sibuk menyapa dan berbincang dengan para tamu, sesekali pandangannya juga tertuju pada pintu masuk yang mana di sana banyak sekali reporter yang tengah meliput acara penting malam ini.Sebuah mobil mewah berhenti tepat di ujung red karpet yang digelar di pintu masuk. Seora
Read more

Chapter 76

Ini merupakan hari kedua semenjak Clara dan Aland menghadiri pesta yang diselenggarakan keluarga GN. Sudah dua hari pula beredar kabar mengenai kedekatannya dengan Aland. Clara tidak menyangka jika gosip mengenai mereka akan menjadi heboh di hadapan publik.“Ini sudah dua hari semenjak mereka membicarakan hubungan kita,” ucap Clara pada pria tampan di sampingnya.Mereka berdua tengah duduk di atas ranjang bersama. Aland sibuk dengan tab miliknya, dan Clara sibuk dengan smartphonenya. Wanita cantik itu tidak pernah keluar dari ikon internet. Sudah satu hari penuh dia membaca hampir seluruh artikel mengenai dirinya.“Aku memang menginginkannya. Aku menginginkan jika semua orang mengenaliku sebagai istrimu, aku menginginkan semua orang tahu jika Aland Washington sudah menikah. Tapi bukan seperti ini caranya,” gumam Clara. “Semua berita ini terlihat simpang siur dan hanya sebuah gosip belaka.”Wanita cantik itu merasa sangat kecewa. Karena berita mengenai hubungannya dengan Aland masih se
Read more

Chapter 77

Clara mengeluhkan sakit di perutnya sejak pagi tadi. Wanita cantik itu terus berbaring di atas ranjang dan enggan untuk beranjak. Beberapa kali pelayan menemuinya untuk menanyakan keadaannya, namun tidak ada perubahan.Padahal kemarin malam Aland menjanjikannya untuk pergi ke suatu tempat. Namun mendadak kondisi Clara sangat tidak baik. Tidak tahu bagaimana Aland, mungkin suaminya itu kini tengah menunggunya.Beberapa pelayan yang biasanya membantu Clara bersiap, kini tengah berdiri di sisi ranjang sembari menatap khawatir ke arah nona mudanya.“Nona, bagaimana keadaanmu?” tanya pelayan.Sambil meringis Clara menjawab, “Aku baik-baik saja, hanya ....”“Nona,” seru pelayan itu terdengar sangat khawatir.“Di mana Aland?” tanya Clara.“Tuan Aland sudah pergi pagi-pagi sekali, Nona.”“Pergi? Apa dia mengatakan sesuatu?”“Tuan berpesan, agar Nona segera bersiap, dan pergi tepat waktu. Seseorang akan menjemput Nona tepat pukul setengah sepuluh pagi.”Clara menggigit bibir bagian bawahnya me
Read more

Chapter 78

Clara menelan salivanya susah payah. Di hadapannya Aland tengah menatapnya dengan begitu tajam. Pria itu tidak memberikan Clara ruang untuk bernapas sedikit pun. Kenapa harus menatapnya dengan tatapan seperti itu? Apa yang telah Clara lakukan sehingga membuatnya marah.Clara menundukan wajahnya, sesekali menggerutu di dalam hati, mempertanyakan sikap Aland yang aneh itu.“Kau sakit, tidak memberiku kabar, dan malah memaksakan diri untuk datang?”Pasti para pelayan yang sudah melaporkannya kepada Aland. Batin Clara.“Kau menungguku,” lirih Clara.“Aku tidak menunggumu,” kata Aland dengan nada suara yang sedikit lantang dan terdengar marah. “Benarkah? Lalu kenapa kau marah?” Clara mengangkat wajahnya dan menatap tajam Aland. “Bukankah kau marah karena aku tidak bisa datang, dan menghancurkan rencanamu?”Aland terdiam sesaat. Apa karena Clara hilang ingatan, lalu wanita cantik di hadapannya ini mendadak sangat bodoh. “Aku tidak marah!” Masih dengan suaranya tajam dan lantang. “Kau mara
Read more

Chapter 79

Aland Menambahkan ditergen pada mesin cuci, lalu menekan tombol untuk mulai. Sementara Clara duduk di kursi dan menatap Aland dengan intens diiringi dengan senyuman tipis pada wajahnya. Dia sangat puas melihat Aland sekarang. Seorang bos sebuah perusahaan besar tengah mencuci di hadapanya.Clara terkekeh kecil. “Perfect husband.”Aland menoleh, menatap Clara lalu tersenyum.“Selain mencuci, apa suamiku ini bisa melakukan hal lainnya?” tanya Clara.“Kau ingin melihat keterampilanku yang lain?”Clara terkekeh. “Jika kau memaksa, mungkin aku akan melihatnya.”“Baiklah.”Aland membuka kemeja putih yang tengah dikenakannya, membuat Clara membulatkan bibir sembari melihat takjub ke arah suaminya. Pria tampan itu sengaja memperlihatkan dadanya yang bidang serta otot perutnya yang sispax. Membuat siapapun yang melihatnya akan meneteskan air liur secara tidak sadar.“Apa ini keterampilanmu yang lain?” Clara menatap Aland dengan tatapan nakal. “Menggodaku?”Aland tersenyum simpul, melangkah men
Read more

Chapter 80

Clara duduk di atas sofa di dalam kamarnya, didampingi Aland yang tengah membaca buku di sampingnya. Clara menyender pada bahu suaminya, pikirannya sibuk memikirkan ajakan Hanna tadi. Suadaranya itu mengajak untuk pergi berlibur bersama, namun Clara belum memiliki jawaban untuk itu. Aland hanya diam, tidak mengatakan apapun. Dan Clara sendiri tidak berani menanyakannya.Di sisi lain, kini Aland tahu jika Clara menyembunyikan sesuatu darinya. Perihal kejadian terakhir kali di dalam perkumpulan komunitas, sebenarnya Clara tidak bermaksud seperti itu, Clara hanya merasa jika dia harus mencari waktu yang tepat untuk membicarakannya.Clara beranjak, menggeser posisi duduknya dan menatap Aland dengan intens. “Malam tahun baru … apa yang kau rencanakan?” tanya Clara.Aland menutup bukunya, menyimpan itu ke atas meja. “Kau ingin membicarakan mengenai ajakan saudarimu , bukan?”Clara menghela napas panjang. “Aku hanya tidak tahu bagaimana cara menanggapinya.”“Kita akan pergi,” ucap Aland.“Ka
Read more
PREV
1
...
678910
...
22
DMCA.com Protection Status