Beranda / Romansa / Aku Masih Perawan / Bab 61 - Bab 70

Semua Bab Aku Masih Perawan: Bab 61 - Bab 70

220 Bab

Chapter 61

Sudah beberapa menit mereka berdiri di atas balkon. Sementara suasana malam terasa semakin dingin. Clara memeluk tubuhnya sendiri, sesekali dia juga menggosokan kedua telapak tangannya dan meniupnya pelan.Sejak tadi Aland memperhatikan gerak-gerik Clara. wanita cantik itu tidak mau masuk ke dalam ruangan, dan malah keras kepala menemani Aland di balkon. Sementara udara malam sudah semakin dingin. Aland memutuskan untuk segera masuk ke dalam ruangan. Pria tampan itu berbalik dan berjalan masuk ke dalam ruangan. Seperti dugaan, Clara langsung menyusulnya dari belakang. Kini Clara bertingkah seperti anak itik yang terus mengikuti ibunya.Beberapa langkah Clara bejalan, tiba-tiba langkahnya terhuyung dan tubuh rampingnya jatuh. Satu lututnya terbentur lantai, dan membuatnya meringis kesakitan. Aland yang sudah berada di dalam ruangan hanya terus memperhatikan tanpa mau menolong.Clara menatih tubuhnya untuk berdiri kembali. Namun dia tidak berhasil. Mendadak kepalanya terasa berat, semen
Baca selengkapnya

Chapter 62

Seorang wanita cantik tengah mematut dirinya di depan sebuah cermin. Memoleskan make up, memakai aksesoris, dan mengenakan gaun yang cantik dan tentunya adalah salah satu brand terkenal, dan keluaran edisi terbatas. Hanna Royce. Wanita cantik itu kini tengah bersiap untuk menghadiri suatu pertemuan komunitas penting ibukota.Satu komunitas khusus yang hanya bisa dihadiri oleh kalangan tertentu saja. Seperti selebrity, istri pejabat, pengusaha kaya raya, dan lain sebagainya. Dan Hanna adalah seorang aktris dan model terkenal. Tidak mungkin jika dirinya tidak masuk ke dalam komunitas tersebut.“Bagaimana penampilanku?” tanya Hanna kepada wanita paruh baya di sampingnya.“Kau terlihat sangat sempurna,” jawab wanita paruh baya tersebut dengan senyum merekah.“Aku akan pergi, Mom.”Wanita cantik itu melenggang keluar dari pintu kamarnya dengan Patricia yang berjalan di belakangnya. Baru saja beberapa langkah, Hanna sudah dikejutkan dengan kedatangan Alice yang tiba-tiba muncul. Adik peremp
Baca selengkapnya

Chapter 63

Hanna melihat tidak suka ke arah wanita yang tengah dikerumuni wanita sosialita lainnya. Bagaimana mungkin dia masuk ke dalam komunitas yang sama dengannya? Apa dia pantas? Apa status sosialnya? Dia tak lebih dari sekantung sampah yang menjijikkan.Wanita cantik itu menarik Jane selaku leader di sana. Dengan niat protes kepada Jane karena telah menerima anggota yang tidak jelas asal-usulnya itu. Dia sangat tidak terima dengan hal ini.“Jane!” bisik Hanna penuh penekanan. Dia menarik Jane ke pojok ruangan supaya tidak ada orang yang bisa mendengar percakapan mereka.“Ada apa, Hanna?” tanya Jane tampak terkejut.“Jane, bagaimana bisa kau-” Hanna mencengkram rambut pirangnya menggunakan kedua telapak tangan. Dia terlihat sangat gusar.“What's wrong with you, Hanna?” tanya Jane khawatir.“Jane, siapa anggota baru itu? Apa kau serius? Dia?” cecar Hanna.“Ya, ada apa dengan itu? Bukankah kau yang merekomendasikannya?” ungkap Jane, membuat Hanna membeliak seketika.“Whats? Kau bercanda, Jane
Baca selengkapnya

Chapter 64

Setelah Hanna keluar dari toilet. Clara segera merogoh obatnya di dalam tas kemudian meminumnya. Syukurlah dia dapat sedikit menahan rasa sakit itu di hadapan Hanna. Karena jika tidak, Hanna akan mencari tahu apa yang sudah terjadi kepadanya.Merasa kondisinya sudah lebih baik, Clara beranjak keluar dari dalam toilet. Dia melenggang menelusuri lorong, dan kembali ke aula tempat perkumpulan para anggota komunitas. Sesampainya di sana, Clara melihat para anggota yang sudah mulai berkurang. Apakah dia melewatkan sesuatu?Tiba-tiba Jane mendekatinya, sembari tersenyum ke arah Clara. “Senang bertemu denganmu, Clara. Tapi sayang, hari berlalu begitu cepat,” ucap Jane seraya memberikan cipika-cipiki kepada Clara.Clara baru menyadarinya. Lantas dia langsung melirik arloji di pergelangan tangannya. Waktu pertemuan sudah usai, itulah kenapa beberapa anggota mulai keluar gedung dan pulang. Clara melihat ke depan gedung, di mana mereka semua telah dijemput oleh supir dari kediaman mereka. “Apak
Baca selengkapnya

Chapter 65

Clara duduk di atas kursi yang berada di dalam kamarnya, dan masih memegang satu buket bunga pemberian Aland. Clara terdiam dan merenung. Memikirkan apa yang sudah terjadi hari ini. Masalahnya dengan Hanna, membuat Clara merasa sangat tidak tenang. Apalagi ketika Hanna terang-terangan mengatakan, jika dia akan merebut Aland darinya.Aland baru saja keluar dari kamar mandi setelah selesai membersihkan tubuhnya. Pria tampan itu hanya menggunakan handuk berwarna putih untuk menutupi tubuh bagian bawahnya, dan satu handuk kecil dia gunakan untuk mengusak rambut yang basah.Pria tampan itu berjalan menuju walk in closet. Namun tidak sengaja, dia melihat Clara yang tengah duduk melamun di atas sofa. Tanpa berpikir panjang, Aland langsung mendekati Clara, dan duduk di sampingnya. “Kau ingin mandi?” tanya Aland.Clara yang baru saja menyadari Aland duduk di sampingnya, langsung menoleh ke arah Aland. Menatap pria itu dengan raut wajah terkejut.“Apa yang tengah kau pikirkan sehingga kau tida
Baca selengkapnya

Chapter 66

Aland membawa Clara untuk makan malam di sebuah café yang menyediakan live music di dalamnya. Berbeda dengan sebelumnya, Clara melarang Aland untuk menyewa seluruh café. Wanita cantik itu meminta untuk tetap membiarkan pengunjung yang lain berada di sana. Sehingga Clara dapat merasakan keramaian, karena itu membuatnya senang.Wanita cantik itu tersenyum, menikmati live music di depan sana. Sementara Aland terus saja menatapnya intens. Baru kali ini dia melihat ekspresi Clara yang seperti sekarang. Sangat cantik dan menyenangkan.“Aku akan pergi ke toilet,” ucap Aland, dan Clara hanya mengangguk untuk mengiyakan.Tidak lama setelah Aland pergi, seseorang yang tidak Clara kenal duduk di tempat Aland. Clara menatap orang tersebut dengan tatapan aneh dan heran. Siapa dia? Seorang pria yang tengah tersenyum kepadanya.“Clara,” seru pria tersebut. Namun Clara hanya menatapnya dengan tajam. “Nampaknya, kau hidup dengan baik sekarang.”“Siapa kau?” tanya Clara seraya mengedikkan dagunya.Seke
Baca selengkapnya

Chapter 67

Dia tidak tahu, jika dia bisa saja terjebak ke dalam permainan yang dia buat sendiri. ~ I’m a Virgin #67**Hari sudah pagi. Kini, wanita cantik itu tengah berada di meja makan untuk menyelesaikan sarapannya. Namun, pandangan Clara hanya tertuju pada kursi kosong yang berada di sampingnya. Suaminya itu tidak pulang tadi malam. Dia bahkan tidak mengabarkan akan pergi ke mana.Clara menyendokkan bubur seafood di dalam mangkok kemudian memakannya. Hanya beberapa sendok saja dan Clara sudah mengakhirinya. Lalu, dia meraih obat di atas meja yang sebelumnya telah pelayan persiapkan. Dia meminumnya, kemudian memutuskan untuk kembali ke kamar.“Nona, Anda memiliki kelas memasak sore ini,” ucap seorang pelayan mengingatkan.“Aku sedang dalam suasana hati yang tidak baik. Bisakah kau membatalkan kelasnya?”“Baik, Nona.”Clara kembali ke dalam kamarnya. Wanita cantik itu meraih ponsel yang dia simpan di atas meja. Tidak ada satupun notifikasi di sana, dan dia menyimpan ponsel itu kembali. Clara
Baca selengkapnya

Chapter 68

Aland membawa Clara masuk ke dalam Vila, dan langsung mengantarkannya pada kamar tidur yang akan mereka tempati. Senyuman pada wajah cantik Clara tidak pernah memudar. Dia juga terus saja menggandeng tangan Aland, dan tidak pernah mau melepaskannya. Mereka bertingkah seperti seorang pengantin baru sungguhan.Kemudian, mereka berdua masuk ke dalam sebuah kamar. Kamar tersebut berada di lantai dua villa, dan memiliki pemandangan indah yang langsung mengarah pada danau di sisi Villa. Clara memandang takjub melihat ke luar jendela. Akhirnya dia bisa melihat pemandangan yang sangat indah selain mansion besarnya.Clara menoleh, menatap Aland yang tengah sibuk dengan smartphone miliknya. “Ini sangat indah,” serunya dengan senyuman.Kemudian, Clara berjalan mendekati Aland dan memeluknya ringan. “Terima kasih, karena telah membuatku bahagia seperti ini.”“Kau bahagia?” tanya Aland.“Aku sangat bahagia, Aland. Aku sangat bahagia karena selalu bisa bersamamu.”Aland menarik ujung bibirnya, kemu
Baca selengkapnya

Chapter 69

WARNING!!! 21+Happy Reading ....Clara menatap dirinya di depan cermin. Kini wanita cantik itu sudah bersiap untuk berenang bersama Aland. Beberapa menit yang lalu, pelayan telah mengatakan kepadanya jika Aland sudah menunggu Clara di kolam renang. Hal itu membuat Clara semakin merasa gugup.Dia langsung mengikat tali bathrobe yang tengah dikenakannya. Lalu, dengan segera Clara keluar kamar, dan langsung menuju kolam renang untuk menemui Aland. Clara tidak mau jika Aland menunggunya terlalu lama.Sesampainya di sana, Clara melihat Aland yang berada di sisi kolam renang tengah mengenggam satu gelas berisikan redwine. Wajah serta rambutnya basah dan berkumpul. Pria tampan itu juga memperlihatkan dada bidangnya yang sispax dan sangat berotot.Clara berjalan mendekat, berdiri tepat di samping pria tampan itu. Aland menoleh ketika menyadari kehadiran Clara, lalu tersenyum untuk menyambutnya.“Kau sudah datang,” ucapnya. Aland menyimpan gelas redwine digenggamannya, lalu mengulurkan satu t
Baca selengkapnya

Chapter 70

WARNING!!! 21+Happy Reading ….Mereka berdua saling menatap satu sama lain, diam dalam posisi yang sama. Ini memang bukan yang pertama kalinya untuk mereka, namun ini adalah yang pertama kalinya untuk Clara setelah dirinya hilang ingatan. Wanita cantik itu merasa sangat gugup. Meskipun sebelumnya mereka melakukan beberapa aktivitas panas, namun belum sampai menuju tahap klimaks keduanya. Clara menurunkan pandangannya, dan sedikit menundukan wajah. Dia harus mempersiapkan diri dengan hal yang selanjutnya akan terjadi.Aland menjumput rambut Clara ke belakang telinga, lalu menyentuh lembut pipinya menggunakan jemari. Clara memejamkan matanya perlahan, menikmati setiap sentuhan yang Aland berikan. Kemudian, jemari Aland turun dan menyentuh bibir sintal wanita cantik di hadapannya, turun menyentuh dagu lalu mengangkat sedikit wajah Clara ke atas.Keduanya saling bertatapan kembali. Kini, Aland memajukan wajahnya dan meraih bibir Clara. Bibir keduanya saling bertaut, dan bertukar saliva.
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
56789
...
22
DMCA.com Protection Status