Home / Romansa / Aku Masih Perawan / Chapter 81 - Chapter 90

All Chapters of Aku Masih Perawan: Chapter 81 - Chapter 90

220 Chapters

Chapter 81

Clara membuka matanya perlahan, rasa kantuk masih mendominasi dirinya. Ini tengah malam, namun smartphonenya itu tidak berhenti berdering. Entah siapa yang menelponya pada jam seperti ini. Lenganya meraba nakas, lalu meraih smartphonenya yang tersimpan di sana. Tanpa melihat siapa yang menelpon, dia langsung menjawab panggilannya.“Hallo,” jawab Clara parau.“Clara, apa aku menganggumu?” tanya seseorang di seberang telepon.Clara menarik smartphonenya, menyipitkan pandangan dan membaca nama pada layar smartphone. “William?” Dia mendekatkan kembali ponselnya ke depan telinga.“Clara?”“Ya?”“Aku pikir kau tertidur kembali,” ucap William.Clara tersenyum tipis. “Tidak, aku masih mendengarkanmu.”“Clara, maaf aku menelponmu tengah malam seperti ini. Aku tengah berada di luar negeri, perbedaan waktu kita sangat jauh.” “Ya, ada apa William?”“Karena kesibukanku, aku belum sempat mengucapkan permohonan maafkepadamu.”“Maaf?” tanya Clara bingung.“Ya, maaf. Seharusnya ketika di pesta, aku t
Read more

Chapter 82

Dua orang wanita cantik itu melangkah masuk ke dalam sebuah toko, seorang pelayan menyambut kedatangan mereka dengan sangat ramah. Jessie menarik Clara untuk ikut bersamanya melihat high heels yang terpajang rapih dengan berbagai model. “Lihatlah, sangat indah, bukan?” tanya Jessie seraya memperlihatkan high heels berwarna merah muda.“Ya, ini sangat indah.”Clara bukan orang tipe wanita yang gemar menghabiskan uang dengan berbelanja. Semua barang miliknya sudah tersedia, dan bahkan untuk pakaian yang ingin dia kenakan terkadang ada seseorang khusus memilihkannya dengan sesuai model dan musim. Clara tidak pernah berbelanja sendiri.Sebelum pergi, Aland memberikannya sebuah kartu kredit kepadanya. Tapi sampai sekarang, Clara belum memilih satu pun barang yang akan dia beli. Berbeda dengan Jessie yang sangat senang ketika berbelanja, wanita cantik itu sudah meminta pelayan untuk membungkus beberapa item pilihannya. “Clara, kau belum membeli apapun,” ucap Jessie. Padahal sejak tadi Jes
Read more

Chapter 83

“Aku akan ikut berlibur bersama keluargaku.”Aland menatap Clara dengan begitu tajam, membuat Clara menciut kehilangan nyali. Sebenarnya Clara juga terpaksa memutuskan hal ini, namun karena adanya gosip yang beredar, sepertinya ini adalah jalan yang terbaik.Kemarin, ketika banyak orang yang menatapnya dengan tatapan aneh karena artikel mengenai latar belakang Clara, Ia menjadi tidak bisa mengangkat wajahnya. Clara merasa malu pada dirinya sendiri, pada Aland, pada semua orang. Jadi, dia memutuskan untuk mengikuti acara liburan bersama keluarga Royce hanya untuk hal ini. Clara ingin dunia tahu jika dirinya memiliki asal usul yang jelas.Aland menatapnya heran, karena Clara mengubah keputusannya secara mendadak. Clara masih menundukkan wajahnya, Ia tidak berani menatap Aland langsung. Ia takut jika Aland akan memarahinya karena dirinya yang begitu labil dan berubah-ubah.“Baiklah, kita berangkat dua hari sebelum malam tahun baru.”Seketika Clara mengangkat wajahnya, lalu berkata, “Ap
Read more

Chapter 84

Clara membaringkan tubuhnya ke atas ranjang yang empuk, menenggelamkan wajahnya pada bantal lalu memejamkan mata. Perjalanan ini benar-benar membuatnya merasa lelah, tapi itu sebanding karena dia bisa berlibur bersama Aland untuk yang kedua kalinya.“Kau ingin keluar?” tanya Aland.“Untuk apa? Hari sudah mulai gelap,” kata Clara, masih dengan mata yang terpejam.“Kau tidak ingin melihat sunset?”“Sunset?” Dia langsung terbangun dan beringsut turun dari ranjang. “Aku mau.”Aland merangkul bahu Clara. “Ayo kita pergi.”Mereka berdua berjalan di tepi pantai sembari menunggu waktu sunset tiba. Angin sedikit terasa kencang pada sore hari, sedangkan Clara hanya memakai sebuah dress tanpa lengan. Ia memeluk kedua lengannya, sesekali mengelusnya agar terasa sedikit hangat. Sekilas, Clara melirik Aland yang terlihat sangat hangat karena menggunenakan jas casualnya.“Aku tidak akan meminjamkan jas-ku untukmu,” kata Aland sangat terang-terangan.Clara berpaling, menatap ke arah pantai yang terha
Read more

Chapter 85

WARNING!!! 21+Happy Reading ….Sudah beberapa menit sejak penyatuan tubuh mereka. Aland masih berada di atas tubuh Clara, mengukung tubuh wanita cantik itu ke dalam sebuah permainan yang menggairahkan. Hentakan serta sentuhan seductive yang Aland berikan membuat Clara menjerit dan meronta ketika menikmati itu semua.“A-land ….” Clara menyentuh dada bidang suaminya, lalu sentuhan itu naik menuju ceruk lehernya, menuju atas dan mennyentuh lembut wajah tampan suaminya. Peluh menetes dari ujung rambut legamnya, menetes membasahi setiap inci wajahnya, berliuk dan membasahi rahangnya, membasahi leher, membasahi dada bidangnya.Jemari lentik Clara menyeka peluh itu, dia menarik ceruk leher suaminya, mendekatkan wajahnya untuk menautkan bibir, jemari lentiknya masih aktif, menyentuh serta meremas rambut legam pria yang tengah menguasai tubuhnya.Mereka hanyut dalam permaianan yang sangat menggairahkan, permainan yang menguras emosi serta tenaga, cinta, kenikmatan, rasa yang tidak bisa di ut
Read more

Chapter 86

Aland memandangi wanita cantik itu dengan intens, namun wanita itu malah langsung berpaling, menghindar tatapan Aland yang tajam dan menusuk. Dia melangkah maju mengabaikan Aland, jemari lentiknya meraih sebuah botol kaca kecil dengan wangi yang khas di atas nakas.“Ini milik Clara, bukan?” tanyanya. Ia membuka penutup parfum itu lalu menyemprotkannya tepat pada leher jenjangnya. Kemudian dia berdiri kembali di depan Aland, mencondongkan tubuhnya mendekat. “Bagaimana? Tercium seperti Clara? Kau bisa menyentuhku sekarang.”Namun Aland masih diam dan mengabaikannya.Tidak mendapatkan perlakuan yang dia harapkan, wanita cantik itu duduk tepat di samping Aland, dan dengan sengaja bersender pada bahu kekar pria di sampingnya. “Aland, seharusnya kau menghubungiku ketika kau membebaskan temanku Miyu, jadi aku bisa datang untuk menjemputnya.”“Jessie, aku tidak memiliki urusan denganmu. Jika kau ingin membicarakan masalah temanmu, seharusnya itu tidak kau lakukan karena dulu dia dengan suka r
Read more

Chapter 87

Clara duduk di atas sofa yang berada di dalam sebuah kamar seorang pria. Pria tampan itu tiba-tiba membawanya ke dalam kamar tapi tidak mengatakan tujuannya. Clara sempat bertanya, namun hanya sebuah jawaban singkat yang William berikan.“Aku memiliki sesuatu untukmu,” ucap William kepada Clara.“Apa itu?”William duduk tepat di sampingnya. “Tapi sebelum itu, katakan, kenapa kau mau diajak masuk ke dalam kamarku, apa kau tidak takut aku memiliki maksud tertentu?” tanya William.Clara terkekeh samar. “Apa kau benar-benar memiliki maksud tertentu kepadaku?”William menganggukan kepalanya. “Ya.”Clara sama sekali tidak terlihat takut, dia malah terkekeh kecil menanggapi setiap kata yang diucapkan William. “Aku mempercayaimu,” ucap Clara dengan nada rendah.William tersenyum simpul, menatap Clara dengan begitu mendalam. Wajah cantiknya terlihat berbeda, yang William rasakan saat ini sangat berbeda ketika saat mereka pertama kali bertemu. Dulu, wajah itu tidak banyak tersenyum, hanya ada k
Read more

Chapter 89

Clara mencoba bangun dari posisinya, dan Aland langsung memberinga satu gelas air. Dia meminumnya sedikit, membenarkan posisi duduknya senyaman mungkin. Pandangannya mengedar, Clara menyadari jika kini dia sudah berada di dalam kamarnya sendiri.“Bukankah aku berada di kamar William sebelumnya?” tanya Clara. “Apa yang telah terjadi?”“Kau tidak sadarkan diri tadi.”Clara terdiam, mencoba mengingat kembali hal apa yang telah terjadi. Aland memperhatikannya, menatap Clara dengan begitu intens.“Aland, apa di masa lalu aku memiliki seorang teman pria? Atau aku pernah terlibat dalam suatu insident yang tidak menyenangkan?” tanya Clara.“Kenapa kau bertanya seperti itu?”“Saat di dalam kamar William, kami berbincang bersama. Aku dan William membahas tentang pertama kali kami bertemu. William mengatakan, jika saat itu aku tengah menghindari seorang pria. Tapi, siapa pria itu?”Aland terdiam, Ia sendiri tidak mengetahui siapa pria itu. “Bukankah kau mengatakan jika kau dan William bertemu di
Read more

Chapter 90

Aland kembali ke dalam kamarnya setelah dua jam yang lalu dia memutuskan untuk pergi meninggalkan Clara seorang diri setelah memarahinya. Aland berdiri tepat di samping ranjang, menatap intens wanita cantik yang tengah terlelap di sana. Clara sudah tertidur, ada kerutan halus pada dahinya yang menandakan jika dia tidur dengan membawa rasa cemas di hatinya.Perlahan Aland duduk di tepi ranjang, lalu membuka tutup obat yang dia bawa sebelumnya. Jemarinya mengoleskan obat pada luka di leher Clara. Meskipun lukanya tidak dalam, tapi itu akan meninggalkan bekas. Jadi Aland sengaja membawakan obat untuknya.Ada sedikit rasa sesal di dalam hatinya setelah dia berdebat dengan Clara tadi, jika tidak, mungkin malam ini Aland tengah bersenang-senang dengan seorang wanita dan tidak akan cepat kembali untuk melihat Clara.Tadi, saat pertengkarannya dengan Clara, Aland memutuskan untuk pergi ke sebuah club malam untuk menenangkan diri. Dia menghabiskan beberapa menit waktunya untuk duduk di depan m
Read more

Chapter 91

“Kau benar-benar meninggalkannya di sana sendirian?” tanya Jonathan pada Aland.Sementara Aland hanya terus menuangkan redwine ke dalam gelas dengan tenang, tanpa ada niatan menjawab pertanyaan dari Jonathan. Aland rasa, hal yang sudah jelas tidak perlu dipertanyakan lagi. Dia sudah menceritakan semuanya kepada Jonathan serta Dereck dengan apa yang telah terjadi kepadanya dan juga Clara.“Dia sangat kejam,” ejek Derreck, Jonathan hanya menggeleng pelan menanggapi itu.“Bukankah semua tindakannya itu karena dia mencintainya?” seru Jonathan pada Derreck.Ketua mafia itu langsung menyalang takjub ketika mendengarnya. Benar, tidak pernah terpikirkan olehnya jika temannya yang seperti gunung es itu suatu saat nanti akan mencair. “Kau benar.” Derreck mengiyakan.Aland meneguk redwinenya hingga tandas. Telingannya berdengung ketika mendengarkan percakapan antara dua temannya itu. Mereka terus saja mengatakan sekaligus mengejek dirinya. Sialan!“Mencintai seseorang adalah yang pernah mengerik
Read more
PREV
1
...
7891011
...
22
DMCA.com Protection Status