Share

Chapter 85

Penulis: Rara Radika
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

WARNING!!! 21+

Happy Reading ….

Sudah beberapa menit sejak penyatuan tubuh mereka. Aland masih berada di atas tubuh Clara, mengukung tubuh wanita cantik itu ke dalam sebuah permainan yang menggairahkan. Hentakan serta sentuhan seductive yang Aland berikan membuat Clara menjerit dan meronta ketika menikmati itu semua.

“A-land ….”

Clara menyentuh dada bidang suaminya, lalu sentuhan itu naik menuju ceruk lehernya, menuju atas dan mennyentuh lembut wajah tampan suaminya. Peluh menetes dari ujung rambut legamnya, menetes membasahi setiap inci wajahnya, berliuk dan membasahi rahangnya, membasahi leher, membasahi dada bidangnya.

Jemari lentik Clara menyeka peluh itu, dia menarik ceruk leher suaminya, mendekatkan wajahnya untuk menautkan bibir, jemari lentiknya masih aktif, menyentuh serta meremas rambut legam pria yang tengah menguasai tubuhnya.

Mereka hanyut dalam permaianan yang sangat menggairahkan, permainan yang menguras emosi serta tenaga, cinta, kenikmatan, rasa yang tidak bisa di ut
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (5)
goodnovel comment avatar
Notaris Aries
Jessie tepatnya
goodnovel comment avatar
Fanaq Fajar
iih paling sebel sama cewek gatel
goodnovel comment avatar
arya bspd
pasti jessica
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Aku Masih Perawan   Chapter 86

    Aland memandangi wanita cantik itu dengan intens, namun wanita itu malah langsung berpaling, menghindar tatapan Aland yang tajam dan menusuk. Dia melangkah maju mengabaikan Aland, jemari lentiknya meraih sebuah botol kaca kecil dengan wangi yang khas di atas nakas.“Ini milik Clara, bukan?” tanyanya. Ia membuka penutup parfum itu lalu menyemprotkannya tepat pada leher jenjangnya. Kemudian dia berdiri kembali di depan Aland, mencondongkan tubuhnya mendekat. “Bagaimana? Tercium seperti Clara? Kau bisa menyentuhku sekarang.”Namun Aland masih diam dan mengabaikannya.Tidak mendapatkan perlakuan yang dia harapkan, wanita cantik itu duduk tepat di samping Aland, dan dengan sengaja bersender pada bahu kekar pria di sampingnya. “Aland, seharusnya kau menghubungiku ketika kau membebaskan temanku Miyu, jadi aku bisa datang untuk menjemputnya.”“Jessie, aku tidak memiliki urusan denganmu. Jika kau ingin membicarakan masalah temanmu, seharusnya itu tidak kau lakukan karena dulu dia dengan suka r

  • Aku Masih Perawan   Chapter 87

    Clara duduk di atas sofa yang berada di dalam sebuah kamar seorang pria. Pria tampan itu tiba-tiba membawanya ke dalam kamar tapi tidak mengatakan tujuannya. Clara sempat bertanya, namun hanya sebuah jawaban singkat yang William berikan.“Aku memiliki sesuatu untukmu,” ucap William kepada Clara.“Apa itu?”William duduk tepat di sampingnya. “Tapi sebelum itu, katakan, kenapa kau mau diajak masuk ke dalam kamarku, apa kau tidak takut aku memiliki maksud tertentu?” tanya William.Clara terkekeh samar. “Apa kau benar-benar memiliki maksud tertentu kepadaku?”William menganggukan kepalanya. “Ya.”Clara sama sekali tidak terlihat takut, dia malah terkekeh kecil menanggapi setiap kata yang diucapkan William. “Aku mempercayaimu,” ucap Clara dengan nada rendah.William tersenyum simpul, menatap Clara dengan begitu mendalam. Wajah cantiknya terlihat berbeda, yang William rasakan saat ini sangat berbeda ketika saat mereka pertama kali bertemu. Dulu, wajah itu tidak banyak tersenyum, hanya ada k

  • Aku Masih Perawan   Chapter 89

    Clara mencoba bangun dari posisinya, dan Aland langsung memberinga satu gelas air. Dia meminumnya sedikit, membenarkan posisi duduknya senyaman mungkin. Pandangannya mengedar, Clara menyadari jika kini dia sudah berada di dalam kamarnya sendiri.“Bukankah aku berada di kamar William sebelumnya?” tanya Clara. “Apa yang telah terjadi?”“Kau tidak sadarkan diri tadi.”Clara terdiam, mencoba mengingat kembali hal apa yang telah terjadi. Aland memperhatikannya, menatap Clara dengan begitu intens.“Aland, apa di masa lalu aku memiliki seorang teman pria? Atau aku pernah terlibat dalam suatu insident yang tidak menyenangkan?” tanya Clara.“Kenapa kau bertanya seperti itu?”“Saat di dalam kamar William, kami berbincang bersama. Aku dan William membahas tentang pertama kali kami bertemu. William mengatakan, jika saat itu aku tengah menghindari seorang pria. Tapi, siapa pria itu?”Aland terdiam, Ia sendiri tidak mengetahui siapa pria itu. “Bukankah kau mengatakan jika kau dan William bertemu di

  • Aku Masih Perawan   Chapter 90

    Aland kembali ke dalam kamarnya setelah dua jam yang lalu dia memutuskan untuk pergi meninggalkan Clara seorang diri setelah memarahinya. Aland berdiri tepat di samping ranjang, menatap intens wanita cantik yang tengah terlelap di sana. Clara sudah tertidur, ada kerutan halus pada dahinya yang menandakan jika dia tidur dengan membawa rasa cemas di hatinya.Perlahan Aland duduk di tepi ranjang, lalu membuka tutup obat yang dia bawa sebelumnya. Jemarinya mengoleskan obat pada luka di leher Clara. Meskipun lukanya tidak dalam, tapi itu akan meninggalkan bekas. Jadi Aland sengaja membawakan obat untuknya.Ada sedikit rasa sesal di dalam hatinya setelah dia berdebat dengan Clara tadi, jika tidak, mungkin malam ini Aland tengah bersenang-senang dengan seorang wanita dan tidak akan cepat kembali untuk melihat Clara.Tadi, saat pertengkarannya dengan Clara, Aland memutuskan untuk pergi ke sebuah club malam untuk menenangkan diri. Dia menghabiskan beberapa menit waktunya untuk duduk di depan m

  • Aku Masih Perawan   Chapter 91

    “Kau benar-benar meninggalkannya di sana sendirian?” tanya Jonathan pada Aland.Sementara Aland hanya terus menuangkan redwine ke dalam gelas dengan tenang, tanpa ada niatan menjawab pertanyaan dari Jonathan. Aland rasa, hal yang sudah jelas tidak perlu dipertanyakan lagi. Dia sudah menceritakan semuanya kepada Jonathan serta Dereck dengan apa yang telah terjadi kepadanya dan juga Clara.“Dia sangat kejam,” ejek Derreck, Jonathan hanya menggeleng pelan menanggapi itu.“Bukankah semua tindakannya itu karena dia mencintainya?” seru Jonathan pada Derreck.Ketua mafia itu langsung menyalang takjub ketika mendengarnya. Benar, tidak pernah terpikirkan olehnya jika temannya yang seperti gunung es itu suatu saat nanti akan mencair. “Kau benar.” Derreck mengiyakan.Aland meneguk redwinenya hingga tandas. Telingannya berdengung ketika mendengarkan percakapan antara dua temannya itu. Mereka terus saja mengatakan sekaligus mengejek dirinya. Sialan!“Mencintai seseorang adalah yang pernah mengerik

  • Aku Masih Perawan   Chapter 92

    Wanita cantik itu membuka matanya dengan terkejut, melihat sekeliling yang terlihat sangat asing bagi indera penglihatannya. Dengan segera Ia beranjak duduk, melihat ke dalam selimut kondisi tubuhnya saat ini. Lengkap. Tidak satupun bajunya yang robek atau terlepas.Jessie memijiat pelipisnya yang pening, mencoba mengingat kembali kejadian sebelum dirinya berakhir di tempat ini. Dia ingat, semalam dia pergi ke sebuah club malam dan minum bersama Jordan. Jordan! Dia yang membawa Jessie ke dalam kamar hotel. Tapi di mana pria itu sekarang? Tapi, itu bukanlah hal yang penting karena hal saat ini kondisinya baik-baik saja. Dia hanya perlu cepat pergi dari kamar hotel ini dengan segera, atau William akan mengetahuinya dan Jessie tidak akan bisa menghindar dari itu.Jika William mengetahui dia mabuk dan pergi ke hotel bersama seorang pria, maka dia akan mengirim Jessie kembali ke luar negeri.Secepat kilat dia beringsut turun dari ranjang, mengambil tas brand edisi terbatasnya yang tersimp

  • Aku Masih Perawan   Chapter 93

    Clara terbaring lemah tidak sadarkan diri di atas ranjang. Ada Anna dan Jilie yang terus merawatnya dengan baik. Memberinya obat, mengganti pakaian, dan mengompres dahinya yang hangat. Dokter sudah memeriksa kondisinya, Clara hanya kelelahan hingga menyebabkannya demam, tidak ada masalah kesehatan yang serius lainya. Dokter yang memeriksa kondisinya bukanlah Jonathan, dia adalah dokter lain. Jonathan tidak bisa hadir karena memiliki urusan yang mendesak.Clara membuka matanya, dia langsung beranjak dan Anna serta Jilie dengan sigap membantunya. “Nona, tetaplah berbarang. Anda sedang demam.”“Aku baik-baik saja,” ucap Clara. “Sudah berapa lama aku tidur?”“Empat jam, Nona.”“Empat jam?” tanya Clara terkejut. “Apa Aland sudah kembali?”Dua pelayannya itu menunduk lemah. “Nona, tuan muda memiliki banyak urusan, dia akan sedikit terlambat.”Terlambat? Ini sudah larut malam tapi Aland belum juga kembali. Clara merasa bukan karena pekerjaanya yang banyak, tapi Aland memang tengah menghinda

  • Aku Masih Perawan   Chapter 94

    “Bantu aku bersiap, aku akan pergi menemui Aland di perusahaanya,” pinta Clara pada kedua pelayannya.Namun, alih-alih membantu Clara, Jilie dan Anna malah saling menatap satu sama lain, kemudian mereka tertunduk lemah dan tidak mengatakan apa-apa. Clara menatap keduanya dengan berkerut kening, dia menyadari jika dua pelayannya itu sudah tidak menuruti perintahnya lagi.Peraturan tetaplah peraturan. Meskipun kini Anna dan Jilie telah menjadi pelayan pribadi Clara, namun tetap saja dia bekerja di bawah perintah Aland. Tuan mudanya memerintahkan mereka untuk menjaga Clara, Aland juga berpesan tidak membiarkan nona mudanya untuk keluar mansion, dan jika itu dilanggar, semua pelayan sudah tau kosenkuensinya.Mungkin Clara tidak mengingat jika hukuman bagi pelayan yang melakukan kesalahan di dalam mansion Washington sangatlah kejam. Dia melupakan hari di mana dia pernah memohon kepada Aland untuk tidak terus menyiksa pelayan yang menjaganya di saat dia mencoba melakukan percobaan bunuh dir

Bab terbaru

  • Aku Masih Perawan   Chapter 221

    Happy Reading …. Clara baru saja kembali dari ruang rapat, sebelum masuk ke dalam ruangan sekretarisnya mengatakan jika Aland sedang menunggunya. Clara langsung masuk ke dalam ruangan, melihat pria yang sedang berdiri menatap keluar dinding kaca.“Sepertinya kau memiliki banyak waktu senggang,” ucap Clara seraya menghampirinya.Aland berbalik, menyambut Clara dengan pelukan hangat. “Mau bagaimana lagi? Aku tidak bisa tidak merindukanmu.”Clara tersenyum. “Mulutmu itu sangat manis.”“Aku tahu, karena itu kau sangat menyukainya, bukan?” goda Aland.Clara berdecak, melepaskan pelukannya pada tubuh Aland. “Jangan membicarakan hal seperti itu di dalam ruanganku.”“Baiklah, Nyonya Clara.”Kemudian, Clara duduk di atas sofa dan Aland mengikutinya. Dia menuangkan teh ke dalam gelas, lalu memberikannya kepada Aland.“Aland, apa kau tidak sibuk?” tanya Clara.“Aku menyelesaikan pekerjaanku dengan cepat hari ini, dan aku juga tidak memiliki pertemuan penting.”Clara melihat arloji yang melingka

  • Aku Masih Perawan   Chapter 220

    Happy Reading ….“Clara, apa kau sudah selesai bersiap?” teriak Aland dari dalam kamar.Clara sedang berada di dalam walk in closet, wanita cantik itu tengah berdandan, memoleskan make up pada wajahnya. Malam ini, mereka akan hadir di pesta pernikahan William. Dan Clara sudah berdandan sangat lama hampir satu jam penuh. Membuat Aland bosan menunggunya.“Aku sudah selesai,” ucap Clara seraya keluar dari ruangan pakaiannya.Clara mengenakan sebuah gaun berwarna peach tanpa lengan, berpadu cantik dengan higheels yang di kenakannya. Rambut legamnya yang terurai semakin memperindah penampilannya malam ini.Aland beranjak dari duduknya, berjalan mendekati Clara lalu meraih pinggang ramping wanita cantik itu. “Baby, kau sangat cantik. Apa malam ini kau berencana memikat para pria?” goda Aland.“Aku tidak ingin memikat mereka. Tapi mereka sendiri yang akan terpikat olehku,” ucap Clara dengan bangga.Aland tersenyum, mencium ceruk leher istrinya. “Kau sangat cantik. Aku tidak senang jika orang

  • Aku Masih Perawan   Chapter 219

    Happy Reading ….Setelah menyelesaikan makan malam, mereka kembali ke kamarnya masing-masing. Kini Clara sedang mengganti pakaiannya dengan pakaian tidur, sementara Aland masih sibuk dengan macbook di atas pangkuannya.Seketika Clara teringat dengan sebuah undangan pernikahan yang Jessie berikan padanya kemarin. Karena sibuk dengan pekerjaan, Clara belum sempat untuk memberitahunya kepada Aland.Setelah mengikatkan mantel tidurnya, dia pergi menuju walk in closet dan mengambil tas yang kemarin dia pakai. Mengambil sebuah undangan dari sana, lalu kembali ke dalam kamar dan menemui Aland.“Aland, ada yang ingin aku bicarakan denganmu.”“Katakan, Clara,” ucap Aland tanpa mengalihkan pandangannya dari layar macbook.Clara berdecak samar, duduk di samping Aland lalu mengambil macbook tersebut dan menggentikannya dengan sebuah undangan yang dia bawa. Kemudian Aland membuka undangan itu, dan membacanya.“Kemarin Jessie memberikannya padaku,” tutur Clara.Aland menyimpan undangan tersebut ke

  • Aku Masih Perawan   Chapter 218

    Happy Reading ….Wanita cantik itu melenggang masuk ke dalam mansion, menaiki anak tanggan dan pergi menuju kamarnya. Sesampainya di sana, dia menyimpan tasnya ke atas nakas, menghempaskan tubuhnya ke atas ranjang.“Aku sangat lelah,” gumamnya rendah.Aland keluar dari kamar mandi, dia baru saja menyelesaikan acara mandinya. Melihat Clara yang sedang berbaring di atas ranjang, dia langsung menghampiri istri cantiknya itu.“Kau sudah pulang?” “Ya.” Clara mengangguk.“Ada apa? Kau bahkan memiliki jam kerja lebih banyak dariku,” ucap Aland.Clara beranjak duduk, menatap Aland dengan wajahnya yang lesu. “Ini sangat melelahkan ….”Aland tersenyum, duduk di samping Clara di tepi ranjang. “Sudah aku katakan, kau hanya cukup menjadi Nyonya Aland Wahsington, dan aku akan menjamin hidupmu. Kau akan bahagia, hanya perlu duduk manis, dan mengatakan apa yang kau inginkan, aku akan menurutinya. Bagaimana?”“Tidak … itu membosankan.”“Apa membosankan menjadi istriku?” tanya Aland sedikit kesal.Cl

  • Aku Masih Perawan   Chapter 217

    Happy Reading ….Keluarga kecil itu tengah sarapan di meja makan bersama. Keempatnya sudah bersiap untuk pergi dan menjalani kegiatan mereka masing-masing. Fiona dan Fillio terlebih dulu menghabiskan sarapan mereka, karena keduanya harus segera pergi ke sekolah.“Mami, kau akan menjemput kami di sekolah hari ini, kan?” tanya Fillio.Clara tersenyum. “Tentu, Sayang.”Setelah memeluk ringan dan mencium mami dan papinya, kedua anak itu pergi ke sekolah dengan di anatarkan oleh supir. Sementara Clara dan Aland masih berada di meja makan, dengan santai memakan sarapan mereka.“Bagaimana pertemuanmu dengan investor kemarin?” tanya Aland.“Semuanya berjalan lancar, mereka setuju untuk berinvestasi meskipun awalnya mereka ragu.”“Ragu?”“Ya.” Clara mengangguk. “Karena aku baru menjabat sebagai pemimpin perusahaan, mereka takut jika perusahaanku sedang tidak stabil. Tapi tenang saja, aku bisa menyakinkan mereka,” imbuhnya dengan bangga.Jika Aland tahu bahwa orang yang aku temui kemarin adalah

  • Aku Masih Perawan   Chapter 216

    Happy Reading ….Clara berada di dalam kamarnya, berdiri di depan cermin seraya mengikatkan tali mantel tidur miliknya. Kini waktu sudah menunjukan pukul sembilan malam, namun Aland belum juga kembali. Clara sudah terlalu lama menunggu pria itu, dia memutuskan untuk tidur terlebih dulu dan tidak akan menunggunya lagi.“Aku harap dia tidak menganggu tidurku,” gumam Clara rendah.Aland selalu meminta jatahnya sebagai seorang suami, tapi dia sendiri yang tidak bisa menepati waktu untuk melakukannya. Pria itu selalu sibuk dengan pekerjaan, lalu meminta pada Clara disaat waktu yang tidak tepat. Contohnya seperti di perusahaan Clara tadi siang. Membuat Clara kesal.Wanita cantik itu baru membaringkan dirinya di atas ranjang, menarik selimut dan hendak memejamkan mata. Tapi tiba-tiba saja pintu kamar terbuka, Aland masuk ke dalam kamar dan langsung naik ke atas ranjang, berbaring di samping istrinya, memeluk tubuh Clara dengan erat.“Aland … menyingkirlah dariku.”“Tidak, Clara.”Clara berde

  • Aku Masih Perawan   Chapter 215

    Happy Reading ….Clara baru saja kembali dari rapat para pemegang saham. Mereka mendiskusikan untuk pengangkatan CEO baru perusahaan Royce. Sebagai pemegang saham tertinggi dan pendidikan yang memadai, dia berhasil menjadi pemimpin baru dari perusahaan keluarganya.Awalnya, mereka semua meragukan kemampuan Clara. Namun Clara memberikan beberapa bukti jika selama belajar di luar negeri, dia telah berhasil menderikan sebuah perusahaan kecil yang bisa terbilang sukses. Mereka tidak bisa meragukan kemampuan Clara lagi.Wanita cantik itu baru saja diantar ke ruang kerjanya yang baru, ruang kerja CEO. Clara meraba meja kerja, menatap kursi yang dulunya ditempati oleh Robert Royce. Dia teringat kembali kenangan masa kecilnya ketika pertama kali di bawa ke ruangan itu.Clara kecil menangis dan ingin ikut Robert bekerja, ibunya tidak berdaya untuk menolak permintaannya. Terpaksa Robert membawa Clara ke perusahaan, duduk menemaninya selama bekerja. Semuanya sangat indah disaat kehancuran belum t

  • Aku Masih Perawan   Chapter 214

    Happy Reading ….Pria itu melangkah dengan cepat masuk ke dalam mansion. Pergi menuju kamar buah hatinya. Namun seketika langkahnya terhenti saat dia mendapati seorang wanita cantik berdiri di hadapannya. Wanita itu menatapnya dengan senyuman penuh.“Hai, apa kabar?”“Clara ….”“Ya, aku kembali.”Aland tersenyum, berjalan cepat menghampiri wanita cantik itu kemudian memeluknya erat. Clara membalas pelukannya dengan hangat. Mereka tidak saling bertemu hampir setengah tahun, dan kini waktunya mereka untuk saling melepaskan rindu satu sama lain.Tiba-tiba terdengar suara tepuk tangan dari lantai dua. Fiona dan Fillio sedang menonton kedua orang tuanya yang sedang berpelukan. Menyadari hal itu, Aland dan Clara langsung melepaskan pelukan mereka.Fiona dan Fillio berlari menuruni tangga, lalu menghambur ke dalam pelukan mami papinya. “Kami juga ingin dipeluk,” ucap mereka bersamaan.Rasanya kini keluarga kecil mereka sudah lengkap kembali, kebahagiaan mereka akan bertambah setiap harinya.

  • Aku Masih Perawan   Chapter 213

    EMPAT TAHUN KEMUDIAN.Happy Reading ….Di dalam sebuah kelas sekolah taman kanak-kanak. Beberapa anak kecil sedang berlarian dan bermain. Meskipun guru di depan kelas meminta mereka untuk mengikuti pelajaran, namun beberapa anak nakal hanya sibuk bermain dan tidak memerdulikan pelajaran.“Papiku membelinya kembarin, ini sangat bagus,” ucap seorang anak laki-laki seraya memperlihatkan mainannya pada beberapa anak yang lain.“Aku akan meminta papiku untuk membelikannya juga.”“Aku mau!”“Aku mau!”Seorang guru mendatangi kerumunan anak laki-laki yang berada di sudut kelas itu. Mengambil sebuah mainan yang sejak tadi menjadi perhatian mereka.“Fillio, kau membawa mainanmu lagi ke sekolah. Apa kau ingin Bu guru mengambilnya?”“Aku hanya ingin memperlihatkannya kepada mereka,” jawab Fillio.“Baiklah.” Guru muda dan cantik itu memberikan mainannya kembali pada Fillio. “Besok kau bisa melakukannya ketika istirahat, tidak pada jam pelajaran.”Anak laki-laki itu mengangguk paham.“Fiona Fiona,

DMCA.com Protection Status