Home / Romansa / Aku Masih Perawan / Chapter 141 - Chapter 150

All Chapters of Aku Masih Perawan: Chapter 141 - Chapter 150

220 Chapters

Chapter 142

Seharian penuh Clara dan Aland berada di Mansion. Mereka melakukan berbagai kegiatan seperti, olahraga pagi, merawat bunga mawar milik Clara di taman, dan kini mereka berakhir di kamar bayi yang tengah mereka tata.Aland sibuk memasang ranjang bayi, sementara Clara dia tengah menempelkan beberapa stiker lucu pada dinding kamar. Clara sangat senang karena dia bisa mendekor kamar bayinya sendiri, dan Aland akan memberikan apapun yang dia inginkan.Tapi, tiba-tiba cara merasakan nyeri di bagian bawah perutnya. Hanya sesaat, dia sedikit mengabaikan itu dan kembali kepada aktivitasnya. Lalu Aland menghampirinya, membantu Clara dengan beberapa stiker yang ditempelkan di dinding.Clara mengelus pelan perutnya yang mana hari ini baby-nya itu sangat aktif bergerak. Sesaat dia melihat Aland yang tengah fokus di sampingnya. Dia meraih lengan suaminya lalu diletakkan pada perut yang menonjol.“Apa kau merasakannya?” tanya Clara saat ia mengarahkan lengan Alan pada perutnya untuk merasakan geraka
Read more

Chapter 143

Sekitar beberapa menit berlalu Clara harus menahan rasa sakit untuk melahirkan kedua buah hatinya. Aland terus berada di sampingnya, mengenggam lengannya dan menguatkannya. Sampai suara tangisan baby mereka yang kedua lahir dengan selamat.“Mereka terlihat sepertimu, Clara,” kata Jonathan saat melihat baby di sisi dan kanan Clara.Clara tersenyun. “Benarkah? Apa tidak ada yang mirip seperti Aland?”“Ada.” Jonathan menyimpulkan senyumannya. “Mungkin baby laki-lakimu nanti akan mewarisi sikap ayahnya.”Tentu saja, dia akan menjadi pria baik dan penyayang seperti Aland. Pikir Clara.“Kau harus beristirahat dengan baik.” Jonathan berbalik pergi dan keluar ruangan, dia tidak ingin menganggu Clara yang akan beristirahat.Sudah dua hari berlalu semenjak Clara di rumah sakit, kini dia sudah di perbolehkan pulang ke mansion. Untuk beberapa hari, Clara memutuskan untuk memindahkan ranjang baby ke dalam kamarnya. Dia tidak ingin babynya tidur di kamar mereka untuk saat ini.Aland sudah mengatur
Read more

Chapter 144

Pagi-pagi sekali, Clara sudah bangun untuk menemani baby Fiona yang sudah bangun terlebih dulu darinya. Mala mini, baby girl itu tidur di atas ranjang bersama mami dan papinya. Dia tertidur pulas, tidak merengek seperti tidur di atas box babynya sendiri.Clara tidur di tengah ranjang, Aland dan Fiona masing-masing di sisi kanan dan kirinya. Dia tertidur memunggungi Aland, tidur menghadap baby girl yang sudah terbangun itu. Tapi di sisi lain, lengan Aland terus menarik bahunya supaya Clara mau berbalik menghadap ke arahnya. Daripada menjadi rebutan seperti itu, dia memutuskan untuk bangun dari posisinya.Merasa Clara yang beranjak dari sisinya, perlahan Aland membuka mata. Di hadapannya, sudah ada baby kecilnya yang terbangun tapi tidak merengek seperti semalam. Aland langsung menggeser posisi tidurnya, mendekat kea rah Fiona.Clara kembali ke atas ranjang, membaringkan Fillio yang masih tertidur pulas di samping Fiona. Baby boy itu sangat suka tidur, berbeda dengan Fiona yang lebih su
Read more

Chapter 145

Sudah enam bulan berlalu semenjak hari kelahiran dua baby-nya. Kini kesibukan Clara hanya fokus mengurus Fiona dan Fillio saja. Semakin hari, baby kecilnya itu semakin lucu dan menggemaskan, membuat hari-hari Clara semakin berwarna.“Fillio, hei lihat Mami,” pinta Clara kepada baby boy yang sibuk dengan beberapa mainannya.Meskipun semakin hari, kesibukan Clara semakin bertambah dengan mengurus suami dan anak-anaknya. Kini, 6 bulan waktu berlalu tidak terasa, dan waktu yang telah dijanjikan oleh Aland telah tiba. Jika suaminya itu menjanjikan setelah enam bulan usia putra dan putri mereka, Clara sudah diperbolehkan untuk pergi bekerja kembali. Fiona mengoceh di atas pangkuan Clara, putri kecilnya itu tidak mau pergi menjauh sedikitpun dari maminya. Terlebih lagi jika ada Aland, Fiona akan selalu menempel pada papinya.Fiona sangat aktif dan tidak mau diam, beberapa kali dia menarik rambut atau beberapa aksesoris yang Clara kenakan. Dia sangat nakal. Berbeda dengan Fillio yang sangat
Read more

Chapter 146

Hari ini adalah jadwal berenang Fiona dan Fillio. Clara dan Aland pergi bersama-sama ke tempat renang khusus baby. Di sana, sudah banyak baby dan orang tua lainnya yang juga mengikuti pelatihan hari ini. Biasanya, hanya Clara yang mengantar baby kembarnya untuk mengikuti les berenang, tapi kini Aland juga turut hadir. Suaminya itu seketika menjadi perhatian para anggota di sana.“Aland Washington memang selalu menjadi perhatian meskipun sudah mempunyai dua anak,” gumam Clara rendah, namun Aland masih jelas mendengarnya.“Kau yang memintaku untuk datang, tapi kini kau malah menyalahkanku.”“Aku mengatakan yang sebenarnya.”Clara pergi terlebih dahulu untuk masuk ke dalam kolam renang bersama baby Fillio, sementara Aland masih berada di atas dengan Fiona di dalam gendongannya. Pria itu malah terdiam dan memandang intens Clara, tidak menghiraukan Fiona yang sudah tidak sabar ingin bermain air.“Fillio lihat Mami, kau sangat suka berenang ya ....” Clara memegangi Fillio yang tengah asik m
Read more

Chapter 147

“Bukankah itu temanmu?” Tunjuk Clara pada seorang pria yang tengah berbelanja bersama seorang wanita.Aland mengikuti arahan tangan Clara yang mana itu berujung pada Derreck yang tengah berbelanja bersama seorang wanita.Lebih baik jika saat ini Aland tidak bertemu dengan Derreck dan wanitanya karena, jika Clara mengetahui Aland memiliki teman yang suka berganti wanita, itu tidak akan baik untuknya. Clara akan mencurigainya.“Kau ingin membeli sesuatu, bukan? Lebih baik kita pergi untuk membelinya,” ajak Aland, namun terlambat.“Derreck,” panggil Clara seraya melangkah mendekati Derreck.“Hallo, Clara.” Dengan senang hati dia menyambut kehadiran istri sahabatnya. “Hallo, Fillio.”“Dereck, dia ...?” tanya wanita di samping Derreck.“Dia adalah Clara Washington,” jawab Derreck memperkenalkan.“Ah ... hallo, Clara. Aku Messy, kekasih Derreck.” Messy mengulurkan sebelah telapak tangannya kepada Clara. Tanpa menjelaskan siapa Clara, Messy langsung mengenalnya melalui nama 'Washington'. Da
Read more

Chapter 148

Waktu sudah menunjukkan pukul delapan malam. Tapi, Fiona dan Fillio masih berada di dalam kamar papi dan maminya. Kedua baby itu bahkan belum tertidur.Aland masih sibuk dengan MacBook di atas pangkuannya. Sementara Clara masih bermain dengan Fillio dan Fiona di atas ranjang. Aland berharap jika istrinya itu tidak melupakan harga yang harus dibayarnya untuk hari ini.“Kau tidak akan mengantarkan putra dan putrimu ke kamar mereka?” tanya Aland. “Kenapa aku harus mengantarkan Fiona dan Fillio ke kamar mereka? Mereka masih asyik bermain di sini,” jawab Clara, tanpa menoleh untuk melihat Aland. Jelas ini sudah malam, dan sudah waktunya untuk dua anak mereka tertidur. Tapi Clara malah beralasan seperti itu. Meskipun mulai besok Clara harus pergi dan sibuk bekerja, tapi dia tidak bisa merugikan kedua anaknya untuk terus bermain, bukan?“Clara, antar mereka ke kamarnya untuk segera tidur,” perintah Aland, dia menutup layar MacBook-nya kemudian melangkah mendekati Clara di atas ranjang.“K
Read more

Chapter 149

Butuh waktu lama untuk Clara menghabiskan beberapa potongan ayam miliknya. Padahal Aland memintanya untuk segera menghabiskan itu lalu pergi tidur.Dua puluh menit berlalu, Clara hanya memakan dua potong paha ayam saja. Di piring, masih tersisa tiga potong ayam lagi. Dia sengaja untuk memakannya dengan sangat lambat. Aland tidak habis pikir melihat tingkah istrinya. Dia yang sudah tidak sabar menunggu lalu mengambil piring milik Clara dan menyimpannya ke tempat pencuci piring.Clara tercengang melihat tingkah suaminya itu. “Aku bahkan belum menghabiskannya ....”“Kau bisa memakannya nanti.”Setelah itu, Aland menarik lengan Clara untuk di bawanya naik ke lantas atas dan pergi ke kamar mereka. Dia sudah tidak bisa menoleransi sikap Clara yang selalu mengulur waktu.Sudah hampir satu minggu mereka tidak bergelut di atas ranjang. Karena kesibukan Aland dengan bisnisnya. Hari ini, Aland memiliki banyak waktu bersama Clara, dia tidak akan menyia-nyiakan itu.Sesampainya di dalam kamar, Al
Read more

Chapter 150

Kini, Clara berada di ruang kerjanya, dia tengah memilih beberapa desain perhiasan. Tidak terasa waktu sudah menunjukan pukul satu siang, di mana Clara memiliki janji temu dengan Jessie.Clara membereskan mejanya, lalu meraih tas dan melangkah keluar ruangan. Sebelum pergi, dia berbincang terlebih dulu dengan Zoya. Clara berpesan pada Zoya untuk tidak menyiapkan makan siangnya, karena siang ini dia akan makan di luar.Dia menaiki taxi yang sebelumnya telah dipesan. Clara pergi menuju sebuah caffe yang telah dijanjikan.Sesampainya di sana, Clara mencari keberadaan Jessie, tapi sepertinya Jessie belum sampai. Clara terlebih dulu memesan minuman untuk menemaninya menunggu Jessie.Tiba-tiba, ponsel yang dia simpan di dapam tas bergetar. Clara langsung merogoh tas dan mengambil ponselnya dari sana. Sebuah notifikasi pesan masuk yang Aland kirim untuknya.'Pekerjaanmu lancar?' Isi pesan Aland.Clara tersenyum tipis sebelum menbalasnya. Meskipun sebuah pesan yang singkat, tapi itu sudah mem
Read more

Chapter 151

Hari pertamanya kembali bekerja, Clara sudah terlambat untuk pulang. Kini, waktu sudah menunjukan pukul Sembilan malam dan dia masih berada pada perjalanan pulang. Ini karena Aland yang telat menjemputnya. Pasti ketika dirinya sampai di rumah, baby Fiona dan Fillio sudah tertidur pulas.“Bukankah sudah aku katakan untuk pulang terlebih dulu? Aku telah menyiapkan supir untukmu,” kata Aland pada Clara yang terdiam menatap keluar jendela.“Aku ingin pulang bersamamu.” “Kau akan pulang terlambat setiap hari.”“Tidak masalah,” jawab Clara dengan nada pelan.Tapi benar juga, jika Clara pulang setiap hari dengan menunggu Aland menjemputnya, dia akan pulang terlambat setiap hari. Itu akan menyebabkan dia tidak bisa bertemu dengan putra dan putrinya. Tapi, Clara sendiri tidak nyaman jika harus menggunakan supir.“Bagaimana jika kau membelikan aku mobil?” pinta Clara dengan antusias. “Mobil? Kau bahkan tidak bisa mengendarainya.”Aland tidak sadar jika beberapa kalimat yang dilontarkannya sec
Read more
PREV
1
...
1314151617
...
22
DMCA.com Protection Status