Sekitar beberapa menit berlalu Clara harus menahan rasa sakit untuk melahirkan kedua buah hatinya. Aland terus berada di sampingnya, mengenggam lengannya dan menguatkannya. Sampai suara tangisan baby mereka yang kedua lahir dengan selamat.“Mereka terlihat sepertimu, Clara,” kata Jonathan saat melihat baby di sisi dan kanan Clara.Clara tersenyun. “Benarkah? Apa tidak ada yang mirip seperti Aland?”“Ada.” Jonathan menyimpulkan senyumannya. “Mungkin baby laki-lakimu nanti akan mewarisi sikap ayahnya.”Tentu saja, dia akan menjadi pria baik dan penyayang seperti Aland. Pikir Clara.“Kau harus beristirahat dengan baik.” Jonathan berbalik pergi dan keluar ruangan, dia tidak ingin menganggu Clara yang akan beristirahat.Sudah dua hari berlalu semenjak Clara di rumah sakit, kini dia sudah di perbolehkan pulang ke mansion. Untuk beberapa hari, Clara memutuskan untuk memindahkan ranjang baby ke dalam kamarnya. Dia tidak ingin babynya tidur di kamar mereka untuk saat ini.Aland sudah mengatur
Pagi-pagi sekali, Clara sudah bangun untuk menemani baby Fiona yang sudah bangun terlebih dulu darinya. Mala mini, baby girl itu tidur di atas ranjang bersama mami dan papinya. Dia tertidur pulas, tidak merengek seperti tidur di atas box babynya sendiri.Clara tidur di tengah ranjang, Aland dan Fiona masing-masing di sisi kanan dan kirinya. Dia tertidur memunggungi Aland, tidur menghadap baby girl yang sudah terbangun itu. Tapi di sisi lain, lengan Aland terus menarik bahunya supaya Clara mau berbalik menghadap ke arahnya. Daripada menjadi rebutan seperti itu, dia memutuskan untuk bangun dari posisinya.Merasa Clara yang beranjak dari sisinya, perlahan Aland membuka mata. Di hadapannya, sudah ada baby kecilnya yang terbangun tapi tidak merengek seperti semalam. Aland langsung menggeser posisi tidurnya, mendekat kea rah Fiona.Clara kembali ke atas ranjang, membaringkan Fillio yang masih tertidur pulas di samping Fiona. Baby boy itu sangat suka tidur, berbeda dengan Fiona yang lebih su
Sudah enam bulan berlalu semenjak hari kelahiran dua baby-nya. Kini kesibukan Clara hanya fokus mengurus Fiona dan Fillio saja. Semakin hari, baby kecilnya itu semakin lucu dan menggemaskan, membuat hari-hari Clara semakin berwarna.“Fillio, hei lihat Mami,” pinta Clara kepada baby boy yang sibuk dengan beberapa mainannya.Meskipun semakin hari, kesibukan Clara semakin bertambah dengan mengurus suami dan anak-anaknya. Kini, 6 bulan waktu berlalu tidak terasa, dan waktu yang telah dijanjikan oleh Aland telah tiba. Jika suaminya itu menjanjikan setelah enam bulan usia putra dan putri mereka, Clara sudah diperbolehkan untuk pergi bekerja kembali. Fiona mengoceh di atas pangkuan Clara, putri kecilnya itu tidak mau pergi menjauh sedikitpun dari maminya. Terlebih lagi jika ada Aland, Fiona akan selalu menempel pada papinya.Fiona sangat aktif dan tidak mau diam, beberapa kali dia menarik rambut atau beberapa aksesoris yang Clara kenakan. Dia sangat nakal. Berbeda dengan Fillio yang sangat
Hari ini adalah jadwal berenang Fiona dan Fillio. Clara dan Aland pergi bersama-sama ke tempat renang khusus baby. Di sana, sudah banyak baby dan orang tua lainnya yang juga mengikuti pelatihan hari ini. Biasanya, hanya Clara yang mengantar baby kembarnya untuk mengikuti les berenang, tapi kini Aland juga turut hadir. Suaminya itu seketika menjadi perhatian para anggota di sana.“Aland Washington memang selalu menjadi perhatian meskipun sudah mempunyai dua anak,” gumam Clara rendah, namun Aland masih jelas mendengarnya.“Kau yang memintaku untuk datang, tapi kini kau malah menyalahkanku.”“Aku mengatakan yang sebenarnya.”Clara pergi terlebih dahulu untuk masuk ke dalam kolam renang bersama baby Fillio, sementara Aland masih berada di atas dengan Fiona di dalam gendongannya. Pria itu malah terdiam dan memandang intens Clara, tidak menghiraukan Fiona yang sudah tidak sabar ingin bermain air.“Fillio lihat Mami, kau sangat suka berenang ya ....” Clara memegangi Fillio yang tengah asik m
“Bukankah itu temanmu?” Tunjuk Clara pada seorang pria yang tengah berbelanja bersama seorang wanita.Aland mengikuti arahan tangan Clara yang mana itu berujung pada Derreck yang tengah berbelanja bersama seorang wanita.Lebih baik jika saat ini Aland tidak bertemu dengan Derreck dan wanitanya karena, jika Clara mengetahui Aland memiliki teman yang suka berganti wanita, itu tidak akan baik untuknya. Clara akan mencurigainya.“Kau ingin membeli sesuatu, bukan? Lebih baik kita pergi untuk membelinya,” ajak Aland, namun terlambat.“Derreck,” panggil Clara seraya melangkah mendekati Derreck.“Hallo, Clara.” Dengan senang hati dia menyambut kehadiran istri sahabatnya. “Hallo, Fillio.”“Dereck, dia ...?” tanya wanita di samping Derreck.“Dia adalah Clara Washington,” jawab Derreck memperkenalkan.“Ah ... hallo, Clara. Aku Messy, kekasih Derreck.” Messy mengulurkan sebelah telapak tangannya kepada Clara. Tanpa menjelaskan siapa Clara, Messy langsung mengenalnya melalui nama 'Washington'. Da
Waktu sudah menunjukkan pukul delapan malam. Tapi, Fiona dan Fillio masih berada di dalam kamar papi dan maminya. Kedua baby itu bahkan belum tertidur.Aland masih sibuk dengan MacBook di atas pangkuannya. Sementara Clara masih bermain dengan Fillio dan Fiona di atas ranjang. Aland berharap jika istrinya itu tidak melupakan harga yang harus dibayarnya untuk hari ini.“Kau tidak akan mengantarkan putra dan putrimu ke kamar mereka?” tanya Aland. “Kenapa aku harus mengantarkan Fiona dan Fillio ke kamar mereka? Mereka masih asyik bermain di sini,” jawab Clara, tanpa menoleh untuk melihat Aland. Jelas ini sudah malam, dan sudah waktunya untuk dua anak mereka tertidur. Tapi Clara malah beralasan seperti itu. Meskipun mulai besok Clara harus pergi dan sibuk bekerja, tapi dia tidak bisa merugikan kedua anaknya untuk terus bermain, bukan?“Clara, antar mereka ke kamarnya untuk segera tidur,” perintah Aland, dia menutup layar MacBook-nya kemudian melangkah mendekati Clara di atas ranjang.“K
Butuh waktu lama untuk Clara menghabiskan beberapa potongan ayam miliknya. Padahal Aland memintanya untuk segera menghabiskan itu lalu pergi tidur.Dua puluh menit berlalu, Clara hanya memakan dua potong paha ayam saja. Di piring, masih tersisa tiga potong ayam lagi. Dia sengaja untuk memakannya dengan sangat lambat. Aland tidak habis pikir melihat tingkah istrinya. Dia yang sudah tidak sabar menunggu lalu mengambil piring milik Clara dan menyimpannya ke tempat pencuci piring.Clara tercengang melihat tingkah suaminya itu. “Aku bahkan belum menghabiskannya ....”“Kau bisa memakannya nanti.”Setelah itu, Aland menarik lengan Clara untuk di bawanya naik ke lantas atas dan pergi ke kamar mereka. Dia sudah tidak bisa menoleransi sikap Clara yang selalu mengulur waktu.Sudah hampir satu minggu mereka tidak bergelut di atas ranjang. Karena kesibukan Aland dengan bisnisnya. Hari ini, Aland memiliki banyak waktu bersama Clara, dia tidak akan menyia-nyiakan itu.Sesampainya di dalam kamar, Al
Kini, Clara berada di ruang kerjanya, dia tengah memilih beberapa desain perhiasan. Tidak terasa waktu sudah menunjukan pukul satu siang, di mana Clara memiliki janji temu dengan Jessie.Clara membereskan mejanya, lalu meraih tas dan melangkah keluar ruangan. Sebelum pergi, dia berbincang terlebih dulu dengan Zoya. Clara berpesan pada Zoya untuk tidak menyiapkan makan siangnya, karena siang ini dia akan makan di luar.Dia menaiki taxi yang sebelumnya telah dipesan. Clara pergi menuju sebuah caffe yang telah dijanjikan.Sesampainya di sana, Clara mencari keberadaan Jessie, tapi sepertinya Jessie belum sampai. Clara terlebih dulu memesan minuman untuk menemaninya menunggu Jessie.Tiba-tiba, ponsel yang dia simpan di dapam tas bergetar. Clara langsung merogoh tas dan mengambil ponselnya dari sana. Sebuah notifikasi pesan masuk yang Aland kirim untuknya.'Pekerjaanmu lancar?' Isi pesan Aland.Clara tersenyum tipis sebelum menbalasnya. Meskipun sebuah pesan yang singkat, tapi itu sudah mem
Happy Reading …. Clara baru saja kembali dari ruang rapat, sebelum masuk ke dalam ruangan sekretarisnya mengatakan jika Aland sedang menunggunya. Clara langsung masuk ke dalam ruangan, melihat pria yang sedang berdiri menatap keluar dinding kaca.“Sepertinya kau memiliki banyak waktu senggang,” ucap Clara seraya menghampirinya.Aland berbalik, menyambut Clara dengan pelukan hangat. “Mau bagaimana lagi? Aku tidak bisa tidak merindukanmu.”Clara tersenyum. “Mulutmu itu sangat manis.”“Aku tahu, karena itu kau sangat menyukainya, bukan?” goda Aland.Clara berdecak, melepaskan pelukannya pada tubuh Aland. “Jangan membicarakan hal seperti itu di dalam ruanganku.”“Baiklah, Nyonya Clara.”Kemudian, Clara duduk di atas sofa dan Aland mengikutinya. Dia menuangkan teh ke dalam gelas, lalu memberikannya kepada Aland.“Aland, apa kau tidak sibuk?” tanya Clara.“Aku menyelesaikan pekerjaanku dengan cepat hari ini, dan aku juga tidak memiliki pertemuan penting.”Clara melihat arloji yang melingka
Happy Reading ….“Clara, apa kau sudah selesai bersiap?” teriak Aland dari dalam kamar.Clara sedang berada di dalam walk in closet, wanita cantik itu tengah berdandan, memoleskan make up pada wajahnya. Malam ini, mereka akan hadir di pesta pernikahan William. Dan Clara sudah berdandan sangat lama hampir satu jam penuh. Membuat Aland bosan menunggunya.“Aku sudah selesai,” ucap Clara seraya keluar dari ruangan pakaiannya.Clara mengenakan sebuah gaun berwarna peach tanpa lengan, berpadu cantik dengan higheels yang di kenakannya. Rambut legamnya yang terurai semakin memperindah penampilannya malam ini.Aland beranjak dari duduknya, berjalan mendekati Clara lalu meraih pinggang ramping wanita cantik itu. “Baby, kau sangat cantik. Apa malam ini kau berencana memikat para pria?” goda Aland.“Aku tidak ingin memikat mereka. Tapi mereka sendiri yang akan terpikat olehku,” ucap Clara dengan bangga.Aland tersenyum, mencium ceruk leher istrinya. “Kau sangat cantik. Aku tidak senang jika orang
Happy Reading ….Setelah menyelesaikan makan malam, mereka kembali ke kamarnya masing-masing. Kini Clara sedang mengganti pakaiannya dengan pakaian tidur, sementara Aland masih sibuk dengan macbook di atas pangkuannya.Seketika Clara teringat dengan sebuah undangan pernikahan yang Jessie berikan padanya kemarin. Karena sibuk dengan pekerjaan, Clara belum sempat untuk memberitahunya kepada Aland.Setelah mengikatkan mantel tidurnya, dia pergi menuju walk in closet dan mengambil tas yang kemarin dia pakai. Mengambil sebuah undangan dari sana, lalu kembali ke dalam kamar dan menemui Aland.“Aland, ada yang ingin aku bicarakan denganmu.”“Katakan, Clara,” ucap Aland tanpa mengalihkan pandangannya dari layar macbook.Clara berdecak samar, duduk di samping Aland lalu mengambil macbook tersebut dan menggentikannya dengan sebuah undangan yang dia bawa. Kemudian Aland membuka undangan itu, dan membacanya.“Kemarin Jessie memberikannya padaku,” tutur Clara.Aland menyimpan undangan tersebut ke
Happy Reading ….Wanita cantik itu melenggang masuk ke dalam mansion, menaiki anak tanggan dan pergi menuju kamarnya. Sesampainya di sana, dia menyimpan tasnya ke atas nakas, menghempaskan tubuhnya ke atas ranjang.“Aku sangat lelah,” gumamnya rendah.Aland keluar dari kamar mandi, dia baru saja menyelesaikan acara mandinya. Melihat Clara yang sedang berbaring di atas ranjang, dia langsung menghampiri istri cantiknya itu.“Kau sudah pulang?” “Ya.” Clara mengangguk.“Ada apa? Kau bahkan memiliki jam kerja lebih banyak dariku,” ucap Aland.Clara beranjak duduk, menatap Aland dengan wajahnya yang lesu. “Ini sangat melelahkan ….”Aland tersenyum, duduk di samping Clara di tepi ranjang. “Sudah aku katakan, kau hanya cukup menjadi Nyonya Aland Wahsington, dan aku akan menjamin hidupmu. Kau akan bahagia, hanya perlu duduk manis, dan mengatakan apa yang kau inginkan, aku akan menurutinya. Bagaimana?”“Tidak … itu membosankan.”“Apa membosankan menjadi istriku?” tanya Aland sedikit kesal.Cl
Happy Reading ….Keluarga kecil itu tengah sarapan di meja makan bersama. Keempatnya sudah bersiap untuk pergi dan menjalani kegiatan mereka masing-masing. Fiona dan Fillio terlebih dulu menghabiskan sarapan mereka, karena keduanya harus segera pergi ke sekolah.“Mami, kau akan menjemput kami di sekolah hari ini, kan?” tanya Fillio.Clara tersenyum. “Tentu, Sayang.”Setelah memeluk ringan dan mencium mami dan papinya, kedua anak itu pergi ke sekolah dengan di anatarkan oleh supir. Sementara Clara dan Aland masih berada di meja makan, dengan santai memakan sarapan mereka.“Bagaimana pertemuanmu dengan investor kemarin?” tanya Aland.“Semuanya berjalan lancar, mereka setuju untuk berinvestasi meskipun awalnya mereka ragu.”“Ragu?”“Ya.” Clara mengangguk. “Karena aku baru menjabat sebagai pemimpin perusahaan, mereka takut jika perusahaanku sedang tidak stabil. Tapi tenang saja, aku bisa menyakinkan mereka,” imbuhnya dengan bangga.Jika Aland tahu bahwa orang yang aku temui kemarin adalah
Happy Reading ….Clara berada di dalam kamarnya, berdiri di depan cermin seraya mengikatkan tali mantel tidur miliknya. Kini waktu sudah menunjukan pukul sembilan malam, namun Aland belum juga kembali. Clara sudah terlalu lama menunggu pria itu, dia memutuskan untuk tidur terlebih dulu dan tidak akan menunggunya lagi.“Aku harap dia tidak menganggu tidurku,” gumam Clara rendah.Aland selalu meminta jatahnya sebagai seorang suami, tapi dia sendiri yang tidak bisa menepati waktu untuk melakukannya. Pria itu selalu sibuk dengan pekerjaan, lalu meminta pada Clara disaat waktu yang tidak tepat. Contohnya seperti di perusahaan Clara tadi siang. Membuat Clara kesal.Wanita cantik itu baru membaringkan dirinya di atas ranjang, menarik selimut dan hendak memejamkan mata. Tapi tiba-tiba saja pintu kamar terbuka, Aland masuk ke dalam kamar dan langsung naik ke atas ranjang, berbaring di samping istrinya, memeluk tubuh Clara dengan erat.“Aland … menyingkirlah dariku.”“Tidak, Clara.”Clara berde
Happy Reading ….Clara baru saja kembali dari rapat para pemegang saham. Mereka mendiskusikan untuk pengangkatan CEO baru perusahaan Royce. Sebagai pemegang saham tertinggi dan pendidikan yang memadai, dia berhasil menjadi pemimpin baru dari perusahaan keluarganya.Awalnya, mereka semua meragukan kemampuan Clara. Namun Clara memberikan beberapa bukti jika selama belajar di luar negeri, dia telah berhasil menderikan sebuah perusahaan kecil yang bisa terbilang sukses. Mereka tidak bisa meragukan kemampuan Clara lagi.Wanita cantik itu baru saja diantar ke ruang kerjanya yang baru, ruang kerja CEO. Clara meraba meja kerja, menatap kursi yang dulunya ditempati oleh Robert Royce. Dia teringat kembali kenangan masa kecilnya ketika pertama kali di bawa ke ruangan itu.Clara kecil menangis dan ingin ikut Robert bekerja, ibunya tidak berdaya untuk menolak permintaannya. Terpaksa Robert membawa Clara ke perusahaan, duduk menemaninya selama bekerja. Semuanya sangat indah disaat kehancuran belum t
Happy Reading ….Pria itu melangkah dengan cepat masuk ke dalam mansion. Pergi menuju kamar buah hatinya. Namun seketika langkahnya terhenti saat dia mendapati seorang wanita cantik berdiri di hadapannya. Wanita itu menatapnya dengan senyuman penuh.“Hai, apa kabar?”“Clara ….”“Ya, aku kembali.”Aland tersenyum, berjalan cepat menghampiri wanita cantik itu kemudian memeluknya erat. Clara membalas pelukannya dengan hangat. Mereka tidak saling bertemu hampir setengah tahun, dan kini waktunya mereka untuk saling melepaskan rindu satu sama lain.Tiba-tiba terdengar suara tepuk tangan dari lantai dua. Fiona dan Fillio sedang menonton kedua orang tuanya yang sedang berpelukan. Menyadari hal itu, Aland dan Clara langsung melepaskan pelukan mereka.Fiona dan Fillio berlari menuruni tangga, lalu menghambur ke dalam pelukan mami papinya. “Kami juga ingin dipeluk,” ucap mereka bersamaan.Rasanya kini keluarga kecil mereka sudah lengkap kembali, kebahagiaan mereka akan bertambah setiap harinya.
EMPAT TAHUN KEMUDIAN.Happy Reading ….Di dalam sebuah kelas sekolah taman kanak-kanak. Beberapa anak kecil sedang berlarian dan bermain. Meskipun guru di depan kelas meminta mereka untuk mengikuti pelajaran, namun beberapa anak nakal hanya sibuk bermain dan tidak memerdulikan pelajaran.“Papiku membelinya kembarin, ini sangat bagus,” ucap seorang anak laki-laki seraya memperlihatkan mainannya pada beberapa anak yang lain.“Aku akan meminta papiku untuk membelikannya juga.”“Aku mau!”“Aku mau!”Seorang guru mendatangi kerumunan anak laki-laki yang berada di sudut kelas itu. Mengambil sebuah mainan yang sejak tadi menjadi perhatian mereka.“Fillio, kau membawa mainanmu lagi ke sekolah. Apa kau ingin Bu guru mengambilnya?”“Aku hanya ingin memperlihatkannya kepada mereka,” jawab Fillio.“Baiklah.” Guru muda dan cantik itu memberikan mainannya kembali pada Fillio. “Besok kau bisa melakukannya ketika istirahat, tidak pada jam pelajaran.”Anak laki-laki itu mengangguk paham.“Fiona Fiona,