Home / Romansa / Aku Masih Perawan / Chapter 121 - Chapter 130

All Chapters of Aku Masih Perawan: Chapter 121 - Chapter 130

220 Chapters

Chapter 122

Sesuai jadwal yang telah mereka setujui kemarin. Hari ini Aland membawa Clara pergi ke rumah sakit untuk memeriksakan kehamilannya. Tapi setelah itu, mereka tidak langsung pergi ke rumah sakit lainnya untuk mengunjungi Robert. Aland malah mengajak Clara untuk menemui Jonathan terlebih dahulu.“Aland, Jonathan bukan dokter kandungan,” kata Clara kepada suaminya.Kini mereka tengah berada di dalam lift untuk menuju lantai atas. Clara heran kenapa suaminya itu malah mengajaknya untuk menemui Jonathan. Padahal beberapa menit yang lalu dia telah menyelesaikan pemeriksaanya, dan dokter kandungan mengatakan jika kandungan Clara sehat dan baik-baik saja.Litf berdenting, menandakan jika lift sudah sampai pada lantai tujuan. Aland memegang lengan Clara, dan berjalan di sampingnya. Hari ini, kemanapun kaki mereka melangkah, Aland tidak pernah melepaskan genggaman tangannya pada Clara. Dia sangat menjaga Clara, seolah istrinya itu adalah bola kaca.Sesampainya di depan ruangan Jonathan, seorang
Read more

Chapter 123

Setelah selesai makan di restoran junkfood. Aland dan Clara melanjutkan perjalanan mereka menuju rumah sakit untuk mengunjungi Robert.Sesampainya di rumah sakit, mereka langsung turun dari mobil. Tapi tiba-tiba, Clara tidak sengaja melihat Hanna yang tengah berbincang dengan seorang pria dengan pakaian tertutup.Aland menyentuh lengannya, membuat Clara berpaling dari menatap Hanna dan pria asing itu.“Ada apa?” tanya Aland.“Aland, bukankah itu Hanna?” Clara menunjuk ke tempat di mana Ia melihat Hanna. Namun seketika tidak ada apapun di sana. Tiba-tiba saja Hanna dan pria misterius itu menghilang.“Tadi ada Hanna ....”“Mungkin kau salah.” Aland merangkul bahu istrinya, lalu mengajak Clara untuk masuk ke dalam rumah sakit.Sementara di sisi lain, Hanna tengah berdiri bersembunyi di balik tembok. Clara tidak salah mengenalinya, itu benar-benar Hanna.“Hampir saja.” Hanna menghela napas panjang.Wanita cantik itu berpaling, menatap pria yang berada di hadapannya. “Aku tidak memiliki ua
Read more

Chapter 124

Pagi hari, Clara tengah berada di dalam dapur dan memasak makanannya sendiri. Selama kehamilannya, Clara semakin aktif bergerak. Dia juga tidak ingin makan makanan selain buatannya sendiri atau Aland. Dia menjadi sangat pemilih.Dia sudah menyelesaikan masakannya, dan langsung pergi ke ruang makan untuk sarapan bersama Aland. Makanan datang setelah dirinya. Clara meraih jus manga miliknya, menghabiskannya dalam sekali minum.Sarapan pagi ini hanya satu porsi. Aland menatap Clara heran. “Di mana sarapanmu?” tanya Aland.“Aku baru saja menghabiskannya.” Clara menunjukan gelas yang masih berada di dalam genggamannya.“Hanya itu?”“Ya, hanya ini. Makanlah.” Clara menggeser piring berisikan makanan itu ke hadapan Aland.Clara menemani Aland sarapan sembari terdiam dan melamun. Selama kehamilannya, Aland melarang Clara untuk pergi bekerja. Clara akan merasa sangat bosan, terlebih lagi dia tidak memiliki teman untuk mengobrol. Jillie dan Anna mendadak menghilang tanpa jejak.“Aland.”“Ya?” j
Read more

Chapter 125

Clara duduk di atas sofa yang berada di dalam ruang kerja Aland. Sekitar setengah jam dia hanya diam dan menatap Aland bekerja. Clara benar-benar tidak memiliki aktivitas lain. Dia berulang kali meminta kepada Aland agar mengantarnya pulang, tapi Aland menolak.“Beri aku waktu lima belas menit untuk menyelesaikan pekerjaanku.” Hanya itu yang Aland ucapkan.Sementara Clara sudah merasa sangat bosan, tingkahnya saja sudah semakin gusar dan tidak tenang. Tapi Aland malah memintanya untuk menunggu lima belas menit lagi. Sepertinya Aland sangat senang membuat Clara menunggu.Aland sengaja melakukannya, agar Clara tidak berani lagi bertemu seseorang tanpa memberitahunya. Terlebih lagi dia bertemu dengan Jessie, di tambah Clara sudah memberitahukan masalah kehamilannya, bukankah itu sangat berbahaya?Jessie pernah mengatakan jika dia tidak ingin menyakiti atau menganggu Clara. Tapi, kita tidak pernah tahu dalamnya hati manusia. Terlebih lagi dulu, wanita itu terang-terangan ingin menghancurk
Read more

Chapter 126

“Aland ...,” lenguh Clara.Sepanjang malam, wanita cantik itu tidak bisa tidur dengan tenang. Dia terus saja mengeluhkan sakit di kepalanya, dan mual di perut. Sebelumnya dokter sudah memeriksa, dan itu hanya hal biasa yang terjadi untuk ibu hamil.“Kenapa kau sangat senang membuat susah mamimu? Apa nanti ketika kau lahir, kau akan menjadi anak yang nakal?” gumam Aland seraya mengelus lembut perut Clara.Kehamilan Clara kini sudah menginjak usia dua belas minggu. Bentuk perutnya juga sudah lebih menonjol dari sebelumnya. Sangat biasa untuk ibu hamil merasakan hal seperti itu. Mual, badan lemas dan kondisi lainya. Untuk Aland, pria itu harus selalu sabar menghadapi sikap istrinya.“Aland, apa kau sedang mengutuknya?” protes Clara.“Tidak, aku hanya sedikit berbicara kepadanya.”Clara berdecak samar. “Bicaralah dengan lembut.” Clata menatap suaminya. “Mungkin ketika dia lahir, dia akan nakal sepertimu,” ejek Clara. Dan Aland langsung mengusak puncuk kepala istrinya dengan gemas. “Aland
Read more

Chapter 127

Clara membuka kulit jeruk yang digenggamnya, sesekali dia menyuapi buah jeruk itu kepada Aland yang tengah fokus mengemudikan mobil. Hari ini, sesuai dengan rencana, mereka akan pergi untuk mengunjungi kediaman Royce.Sesampainya di sana, Aland terlebih dulu keluar dan membukakan pintu mobil untuk Clara. Pria itu menuntun istrinya dengan sangat hati-hati.Beberapa pelayan menyambut kedatangan mereka dengan hangat. Beberapa juga terlihat senang dengan kondisi Clara saat ini. Karena nona mudanya itu tengah hamil.Hanna melenggang mendekati tamu yang baru sampai itu. Dia menyambut Clara dengan senyuman, dan memberikan sebuah pelukan ringan.Namun seketika, raut wajah Hanna terlihat dingin saat menyadari perubahan bentuk tubuh Clara. Mendadak hatinya terbakar oleh api yang membara.“Clara, kau hamil?” tanya Hanna.Clara tersenyum seraya mengelus lembut perutnya. “Ya, aku hamil.”Aland menatap ekspresi Hanna dengan intens. Dia sangat tidak suka melihat Clara dekat dengan wanita sundal itu.
Read more

Chapter 128

Semenjak William mendonorkan darahnya untuk Robert, Hanna terus saja mengganggunya. Wanita cantik itu mengancam William menggunakan foto yang diambil pada saat William berada di taman bersama Clara.Jika saja semua itu tidak menyangkut Clara, William tidak akan mau menuruti setiap permintaanya. Tapi, karena William begitu menghargai Clara, dia tidak ingin mengambil resiko dan merugikan Clara karena hal ini.Sejak saat itu, Hanna terus memaksa untuk bertemu. Tapi William selalu mengatakan beberapa alasan untuk menolaknya. Sudah satu bulan berlalu, tapi Hanna tetap tidak ingin menyerah untuk memerasnya. Dan hari ini, William memutuskan untuk pergi menemuinya dan mengakhiri semua ini.Dia baru saja keluar dari ruangannya, dan tiba-tiba Hanna langsung mengiriminya pesan jika tempat pertemudan mereka berubah menjadi kediaman Royce.William yang sebenarnya tidak ingin menemui Hanna tentu saja menolak. Tapi hanya mengirimkan pesan kembali jika kini Clara berada di kediaman Royce tanpa Aland
Read more

Chapter 129

William melangkah mendekati Clara. Dia menatap ke arah Clara, dan segera memastikan kondisinya. Wajah wanita cantik itu terlihat pucat, dan tanganya terasa begitu dingin.“Apa yang telah kau lakukan?” geram William seraya mencengkram erat lengan atas Hanna.Hanna meringis sakit karena cengkraman tangan William yang begitu kuat “kau menyakitiku!”“Katakan, apa yang telah kau lakukan kepadanya? Kenapa dia berbaring lemah seperti itu, dan tidak sadarkan diri!”Hana meronta, mencoba melepaskan cengkraman William pada lengannya. “Aku hanya memberikan apa yang seharusnya dia butuhkan,” jawab Hanna. “Apa yang telah kau berikan padanya, Hanna?” Cengkraman lengan William semakin kuat mencengkram lengan Hanna. “Apa kau gila? Bukankah kau tahu jika dia sedang mengandung? Kau tidak berpikir dengan kondisi kandungannya?”Hanna memutar bola matanya malas. “Jika suaminya saja tidak peduli, lalu untuk apa aku mempedulikannya? Dan kau, siapa kau? Kau juga tidak berhak untuk memperdulikannya!” pekik H
Read more

Chapter 130

“Aku akan mengantarmu pulang. ”William tetap ingin mengantarkan Clara kembali meskipun Clara jelas menolak, dan Hanna terang-terangan melarangnya. Tapi pria itu tetap bersikeras ingin mengantarkan Clara pulang.Karena untuk William, selain bisa mengantar Clara pulang, dia juga bisa pergi menjauh dari Hanna dan juga kediaman Royce.William tidak ingin berada lama-lama berada di sana, dan menanggapi tingkah Hanna yang sangat menyebalkan.“Tapi supirku tengah menunggu,” kata Clara.“Aku akan tetap mengantarmu pulang.” William hendak pergi, namun Hanna menahanya. “Kenapa kau begitu keras kepala?” bisik Hanna. “Apa kau tidak takut aku akan menyebarkan fotonya?”William melepaskan genggaman lengan Hanna pada lengannya. “Coba saja,” ucap William. Karena di sisi lain William yakin, jika Hanna tidak akan berani melakukan itu. Karena jika dia melakukannya, maka dia tidak memiliki apapun lagi untuk mengancam William. Clara menatap William dan Hanna secara bergantian. Terlihat jelas wajah Will
Read more

Chapter 131

Kini William sudah berada di ruang kerjanya. Dia kembali dengan tergesa. William langsung melepas jas serta dasinya, lalu melonggarkan kancing kemeja kerjanya. Di dalam hati, dia merasa marah, entah itu karena sikap Hanna atau karena gagal mengantar Clara pulang.Sepanjang perjalanan menuju kantornya kembali, William juga tak henti-hentinya memikirkan tentang Clara, dan juga kata-kata yang Hanna lontarkan. Jika benar Aland tidak mengharapkan Clara lagi, dan meskipun dengan kondisinya yang seperti itu, tapi William akan dengan senang hati untuk menerimanya.Jessie yang melihat William melangkah cepat memasuki ruangannya langsung menyusul kakaknya kedalam. Dia menanyakan apa yang telah terjadi sehingga William bersikap seperti itu.“Kakak,” panggil Jessie. “Apa yang terjadi? Bukankah kau pergi menemui Hanna?”William mengurut pangkal hidungnya pening. Dia tidak mendengarkan Jessie. Wiilaim malah meraih dokumen pekerjaannya di atas meja, dan menyibukan diri dengan itu. “Tolong sebutkan
Read more
PREV
1
...
1112131415
...
22
DMCA.com Protection Status