Home / Romansa / Aku Masih Perawan / Chapter 151 - Chapter 160

All Chapters of Aku Masih Perawan: Chapter 151 - Chapter 160

220 Chapters

Chapter 152

Pagi ini, Clara bangun sesuai dengan waktu yang telah dia tentukan. Wanita cantik itu bergegas bangun untuk menyiapkan kebutuhan suaminya. Meskipun di kediamannya banyak pelayan yang melayani, namun bagi Clara, kebutuhan Aland harus dia sendiri yang siapkan.Setelah selesai dengan perlengkapan suaminya, Clara pergi untuk melihat kedua anaknya. Dua baby kecilnya itu sudah bangun dan tengah bermain di dalam kamar mereka bersama baby sitter. Clara sangat merindukan mereka, padahal baru satu hari tidak bertemu.“Mainan ini ….” Tunjuk Clara pada mainan baru yang tengah dimainkan oleh Fiona dan juga Fillio. Karena seingat Clara, kedua baby mereka tidak memiliki mainan seperti itu.“Nyonya, itu tuan Jonathan yang memberikannya kemarin.”Clara mengangguk mengerti. “Baiklah, Mami tidak bisa menemani kalian bermain lebih lama lagi, karena Mami harus pergi bekerja.” Clara memberikan ciuman kepada Fiona dan Fillio dengan gemas sebelum akhirnya keluar dari kamar putra dan putrinya.Beruntung kedua
Read more

Chapter 153

Clara sudah siap dengan penampilannya. Malam ini, dia memakai gaun cantik dengan balutan high heels pada kaki jenjangnya. Meskipun orang yang akan ditemuinya adalah Jonathan, tapi Clara tidak akan pernah salah dengan model berpakaian. Karena Jonathan mengajaknya untuk makan makam bersama, maka penampilan Clara harus menyesuaikan.Di dalam mobil di perjalanan menuju restaurant, Clara tak henti-hentinya melirik ke arah layar ponselnya. Sekitar dua puluh menit yang lalu dia mengirimkan pesan kepada Aland, namun suaminya itu belum sempat membalas juga. Apa Aland sangat sibuk?Sesampainya di restaurant, supir yang mengantarnya dengan sigap membukakan pintu untuk Clara. Clara langsung keluar dari mobil, melihat suasana restaurant yang sangat sepi. Clara sudah mengira hal ini akan terjadi. Jonathan sedikit mirip dengan Aland jika menyangkut hal-hal seperti ini. Mereka selalu memesan satu temmpat kemana pun mereka akan pergi.Wanita cantik itu melenggang masuk ke dalam restaurant, beberapa pe
Read more

Chapter 154

Waktu sudah menunjukan pukul dua dini hari. Sementara Clara masih terjaga dan berada di mini bar kediamannya. Semenjak pertemuannya dengan Jonathan, dia menjadi tidak bisa tidur. Maka dari itu, Clara memutuskan untuk minum minuman beralkhohol.Semenjak Fiona dan Fillio berusia enam bulan, Clara sudah berhenti memberikan ASI kepada mereka. Kini, kedua buah hatinya melanjutkannya dari susu formula. Oleh karena itu, Clara menjadi bebas untuk meminum minuman beralkhohol.Dia menatap intens botol obat yang berada di dalam genggamannya. Setiap kalimat yang Jonathan ucapkan mengenai trauma yang dialaminya di masa lalu masih Clara ingat dengan jelas. Ternyata, sebelum menjadi nyonya Washington, kehidupan Clara benar-benar menyedihkan.Konyol, takdir begitu mudah mempermainkan kehidupan seseorang.Tiba-tiba, ponselnya bergetar, sebuah notifikasi pesan masuk dari Aland.‘Jangan minum terlalu banyak. Perhatikan kesehatanmu.’Clara mengerutkan keningnya, menyipitkan pandangannya dan mencoba memba
Read more

Chapter 155

Aku tidak menyangka, pria dingin seperti Aland dapat menyimpan hal seperti ini.Clara melihat satu persatu barang yang berada di dalam kotak tersebut. Sebelumnya dia pikir jika mainan yang kedua babynya mainkan adalah mainan baru yang Aland beli, namun dia salah, mainan itu ternyata mainan lama yang Aland simpan.Benar-benar berbanding terbalik dengan kepribadiannya. Pada bagian paling bawah kotak, ternyata ada beberapa foto keluarga. Clara melihat itu satu-persatu. Ternyata itu adalah foto keluarga Washington. Clara pernah melihat ini sebelumnya, tapi hanya foto Aland dengan ibunya, tidak foto ayahnya. Dan di sisi lengkap, foto keluarga mereka.Ternyata Aland memiliki masa kecil yang bahagia, dan keluarga yang menyayanginya. Pikir Clara dengan senyuman tipis seraya terus melihat foto-foto tersebut.Kenapa dia malah melarangku melihat ini? Apakah aku tidak berhak tahu? Atau … dia malu karena masih menyimpan kenangan masa kecilnya? Aland yang dingin seperti gunung es itu, ternyata dul
Read more

Chapter 156

Clara langsung menghampiri dua pria yang membuat keributan di depan tokonya. Setelah berdiri tepat di hadapan mereka, anehnya mereka langsung berhenti ketika melihat Clara. Seperti kucing yang melihat tuannya.“Bu Clara, mereka terus saja berdiri di depan pintu dan tidak mau pergi,” kata seorang pegawai.Clara berkerut heran, melihat dua pria di hadapannya. “Siapa kalian?” tanya Clara.“Bu Clara, kami hanya menjalankan tugas.”“Tugas?” Clara berkerut heran.“Ya. Tuan Aland memerintahkan kami untuk menjaga di sini.”“Menjaga? Itu bukan menjaga, tapi menghancurkan bisnis orang lain.”Clara berbalik pergi, masuk ke dalam toko kembali. Dia mencoba menghubungi Aland, tapi beberapa panggilan dia coba, Aland masih belum menerimanya. Kemana pria itu? Apa dia sengaja menghilang setelah membuat keributan?Selanjutnya, Clara kembali ke depan pintu untuk menemui kedua orang itu. Sebelum berbicara dengan orang suruhan Aland, Clara meminta kepada beberapa pegawainya untuk masuk ke dalam toko, dan m
Read more

Chapter 157

Clara menunggu di dalam kamarnya dengan perasaan gelisah. Hari ini, Aland akan kembali. Sedangkan Clara masih bingung dengan masalah baby Fillio. Dia harus benar-benar memastikan supaya Aland tidak memecat para baby sitter.“Nyonya, tuan kembali,” kata pelayan dari luar kamar.Clara menelan ludahnya susah payah, sebelum akhirnya dia beranjak untuk keluar dari kamarnya. Dia menghela napas panjang, dan mempersiapkan diri sebaik mungkin untuk menyambut kedatangan Aland. setelah semuanya siap, Clara langsung berjalan turun menuju lantai bawah dan pergi ke depan pintu masuk mansion.Mobil mewah yang selalu mengantar suaminya kemana pun baru saja berhenti tepat di depan pintu masuk. Seorang supir membukakan pintu khusus untuk tuan mudanya. Dan, seorang pria tampan yang tidak Clara tunggu kehadirannya keluar dari dalam mobil.Secepat mungkin dia mengubah raut wajah gelisahnya menjadi senang. Dia langsung berjalan mendekati Aland lalu memeluk tubuh suaminya ringan. Sebenarnya, dia sangat meri
Read more

Chapter 158

Clara tidak pernah berpikir jika dia bisa menyembunyikan masalah Fillio dari Aland begitu lama. Nyatanya, hari ini Aland langsung mengetahuinya. Sekarang, Clara berada di dalam kamar bersama Aland yang masih menuntut beberapa penjelasan darinya.“Ayolah Aland … itu hanya sebuah goresan kecil. Itu hal yang wajar untuk anak-anak, oke? Lagipula, Jonathan mengatakan jika bekas luka itu akan hilang. Kau tidak perlu memperpanjang masalah ini.” Clara berbicara panjang lebar, namun Aland tidak menanggapinya sama sekali. Pria itu tengah berbaring seraya memejamkan matanya di samping Clara. tapi, Clara tahu jika dia tidak sedang tertidur. Clara tahu jika Aland mendengarkan setiap ucapannya.Wanita cantik itu mencoba membujuk Aland. Dia meminta agar Aland bangun dan membuka matanya, lalu mendengarkan setiap penjelasannya. Sebenarnya, hal yang paling Aland takuti adalah, Clara takut jika Aland akan mengganti baby sitter Fiona dan Fillio. Jangan sampai itu terjadi.“Aland ….” Clara duduk di sampi
Read more

Chapter 159

Kini waktu telah menunjukan pukul sebelas malam. Sementara Aland dan Clara sedang berada di dapur. Setelah menemukan obat milik Clara, Aland memintanya untuk segera meminumnya. Namun, wanita cantik itu ternyata belum makan malam. Clara melewatkannya karena sibuk dengan kedatangan Aland.Aland tengah memasakan makanan untuknya, dan Clara sendiri tengah duduk santai di atas kursi seraya terus menatap intens kea rah botol obat yang tengah digenggamnya. Dia penasaran dengan obat apa itu. Kenapa dia harus selalu mengkomsumsinya.“Makanlah.” Aland menyimpan satu piring makanan ke atas meja.“Terima kasih.” Clara mengambil itu, lalu langsung memakannya sesuai perintah Aland.“Kau tidak boleh melewatkan obatmu. Bukankah Jonathan telah memberitahumu?”“Ya,” jawab Clara singkat seraya terus mengunyah makanannya. “Cepat habiskan,” ucap Aland yang kemudian beranjak pergi.“Kau mau kemana?” tanya Clara dengan nada protes.“Ruang baca.”Clara menatap kepergian suaminya sampai bayang-bayangnya hila
Read more

Chapter 160

Sudah dua minggu penuh Clara selalu tidur larut malam. Dia focus merancang perhiasan yang dipesan oleh Hans. Meskipun tengat waktu yang diberikan oleh pria itu cukup lama, tapi Clara ingin menyelesaikan itu secepatnya.Sebelumnya, yang tertulis pada perjanjian mereka, Clara harus menyelesaikan pesanannya dalam waktu tiga bulan. Dalam tengat waktu itu, perhiasan yang pria itu pesan harus sudah siap, dan itu hanya sebuah kalung saja. Tapi kini, jumlah perhisan yang dipesan Hans bertambah. Clara harus kerja sampai larut malam untuk menyelesaikannya dalam waktu tiga bulan.Clara hanya bercanda ketika mengatakan jika perhiasan itu harus menunggu dalam waktu satu setengah tahun. Dia tidak bersungguh-sungguh akan melakukannya. Karena jika itu terjadi, artinya Clara harus berurusan dengan pria itu lebih lama lagi. Clara tidak mengharapkannya.“Kau belum tidur?” tanya Aland yang baru saja masuk ke dalam kamar setelah kembali dari ruang bacanya. Dia berjalan menghampiri Clara, lalu duduk tepat
Read more

Chapter 161

Sebelumnya Clara berusaha menolak ajakan suaminya, tapi Aland tidak mengabulkannya dan malah terus meminta Clara agar menurutinya. Dan ketika Clara sudah menurutinya, kini Aland malah membuat masalah baru dengan menciptakan tanda merah pada ceruk lehernya.“Aland, lihatlah. Bagaimana aku akan pergi bekerja?”Clara mematut dirinya di depan cermin, seraya terus mencoba menghilangkan tanda merah pada lehernya menggunakan bedak dan foundations. Clara resah karena tidak bisa menghilangkan itu, dia juga tidak bisa menutupinya menggunakan syal karena ini adalah musim panas. Menggunakan syal hanya akan menyiksanya.“Aku tidak bisa pergi bekerja jika seperti ini. Aku akan malu ….” Entah sudah berapa lama Clara mengeluh karena tanda merah itu.“Maka kau tidak perlu bekerja,” kata Aland santai, membuat Clara langsung menyorotinya tajam. Menyebalkan!Clara kembali menatap cermin. Dia merapikan rambutnya pada kedua belah sisi, mencoba menutupi tanda merah itu menggunakan rambut. Itu tidak akan ter
Read more
PREV
1
...
1415161718
...
22
DMCA.com Protection Status