Home / Romansa / Aku Masih Perawan / Chapter 171 - Chapter 180

All Chapters of Aku Masih Perawan: Chapter 171 - Chapter 180

220 Chapters

Chapter 172

Happy Reading ….Sepulang dari rumah sakit, Hans dan Leo kembali ke perusahaan Lawren. Kini mereka berdua berada di dalam ruang kerja CEO besar itu. Leo memberikan beberapa laporan yang dia temukan mengenai Clara. beberapa catatan masalalu wanita cantik itu, dan juga mengenai obat yang selalu rutin Clara minum.“Bagaimana?” tanya Leo saat melihat Hans yang tak henti-hentinya menatap beberapa lembar kertas itu.Jika Leo tidak memaksa untuk mencari tahunya, mungkin sampai kapan pun Hans tidak akan mengetahui hal mengenai masa lalu Clara. Wanita itu memiliki kehidupan yang sulit sebelum akhirnya dia menjadi Nyonya besar Washington.“Ternyata dia mengalami amnesia pasca trauma,” ucap Leo.“Bagaimana kau mendapatkan semua ini?” tanya Hans pada Leo. Karena Hans yakin, seorang Aland Washington tidak akan membiarkan sedikit pun celah dalam kehidupannya untuk seseorang memanfaatkannya.“Aland Washington itu … sangat menutup rapat kehidupan pribadinya. Tidak menyangka di balik kesuksesannya, te
Read more

Chapter 173

Happy Reading ….Sudah satu minggu berlalu semenjak kepergiaan Robert Royce. Hari ini, seluruh anggota berkumpul bersama untuk mendengarkan surat wasiat mendiang Robert. Di dalamnya tertulis jika Clara menjadi satu-satunya hak waris. Hal tersebut, tentu saja membuat Patricia tidak puas.“Sial! Pria tua Bangka itu sudah mati tapi keputusannya tetap tidak berubah!”“Mom, sekarang bagaimana? Jika Clara si jalang itu menendang kita keluar dari rumah ini, akan seperti apa kehidupan kita?” ucap Hanna dengan cemas.“Diamlah! Jangan membuatku bertambah pusing!”Patricia dan Hanna berada di dalam mereka dan tengah berpikir keras. Jika Clara menendang mereka keluar, maka tamatlah sudah. Mereka tidak bisa menerima penghinaan sebesar itu, mereka tidak bisa! Bagaimana pun juga, seharusnya harta kekayaan Robert jatuh ke tangan Patricia, bukan Clara!“Mom, setelah membuat pria tua bangka itu tiada, ternyata kau tetap tidak mendapatkan satu peserpun dari harta kekayaanya,” ucap Hanna.“Sial!”Selain
Read more

Chapter 174

Happy Reading ….Baca pelan-pelan part ini ya.... Sudah dua jam berlalu sejak kepergian Hans dari ruang kerjanya. Clara juga melanjutkan pekerjaannya seperti biasa. Tapi, tiba-tiba saja ponselnya bergetar, sebuah pesan chat masuk ke dalam aplikasi online chat miliknya.‘Jangan melupakan obatmu.’ Isi pesan teks dari Aland.Setelah membaca itu, Clara langsung meraih tasnya dan mengambil obat yang selalu dia minum. Sesaat, Clara menatapnya intens. “Bagaimana jika aku tidak meminumnya? Obat ini selalu membuatku mengantuk dan sakit kepala.” Dia bermonolog.Clara membuka tutup obat tersebut, mengambil satu butir. Dia memasukan obat tersebut ke dalam hot coffe miliknya, membiarkan obat tersebut agar larut di dalam coffe. Aktivitas yang selalu Clara lakukan sejak dia kembali dari rumah sakit. Semenjak itu, dia sudah tidak meminum obatnya lagi.Aku tidak akan meminumnya. Batin Clara.Tidak lama setelah itu, ponsel Clara kembali bergetar. Lagi-lagi Aland mengiriminya sebuah pesan.‘Aku tidak a
Read more

Chapter 175

Happy Reading ….Besok adalah hari anniversary pernikahan mereka yang ke tiga tahun. Bukan pernikahan, lebih tepatnya adalah hari di mana Aland pertama kali bertemu dengan Clara. Pria itu menggunakannya sebagai hari pernikahan mereka.Malam ini, Aland berencana untuk mengadakan dinner romantis bersama Clara, menunggu hingga tengah malam dan mengucapkan happy anniversary bersama-sama. Dia ingin membuat Clara bahagia, serta mewujudkan segala keinginannya.Sebelumnya, wanita cantik itu selalu mengeluh karena Aland yang tidak pernah mengerti perasaannya, tidak pernah memanjakannya dengan sesuatu yang romantis. Jadi malam ini, dia merencakan itu semua, membuat acara dinner romantis. Meskipun pada kenyataanya hal-hal romantis sama sekali tidak cocok dengan dirinya. Tapi tidak disangka, jika dinner romantis yang dia rencanakan akan berakhir seperti ini.“Clara, apa kau baik-baik saja?” tanya Aland dengan nada cemas.Clara mendongakan wajahnya, menatap Aland dengan tatapan tajam. Tiba-tiba, C
Read more

Chapter 176

Happy Reading ….Dia membuka matanya perlahan, sesaat termenung menatap langit-langi kamar. Hatinya masih terasa sakit, hancur berantakan. Kenapa harus membohonginya seperti itu? Kenapa harus membodohiny? Apakah itu menyenangkan?Ternyata, hidup yang selama ini dia jalani adalah sebuah kebohongan. Semuanya palsu. Clara tidak pernah menyangka jika hidupnya akan berubah secepat ini. Berubah setelah dia mendapatkan ingatannya kembali. Semuanya sudah seperti ini, mungkin akan lebih baik jika dia tidak pernah mendapatkan ingatannya kembali.Clara beranjak, lalu beringsut turun dari ranjang. Kaki jenjangnya melangkah mendekati jendela, membuka gorden menggunakan jemari lentiknya, membiarkan sinar mentari menyeruak masuk ke dalam kamar dan menghangatkannya.Tidak terasa, air matanya tiba-tiba saja menetes tanpa dia kehendaki, jatuh membasahi wajahnya. Sementara itu, pikirannya terus saja berkecamuk memikirkan apa yang telah terjadi kepadanya. Di masa lalu, Aland begitu membenci dan menyakiti
Read more

Chapter 177

Aland menarik pergelangan tangan Clara, membawa wanita cantik itu menuju lantai dua dan masuk ke kamar mereka. Sesampainya di dalam kamar, Clara langsung menghempaskan pegangan tangan Aland padanya. Menatap pria itu dengan raut wajah penuh kekecewaan.“Clara!”Clara mengangkak dagunya, seolah dia sudah siap untuk berdebat dengan Aland. Kali ini, dia sudah tidak merasa takut seperti dulu saat pertama kali Aland memarahinya. Hati dan kehidupannya sudah hancur oleh pria itu. Kini, apapun yang terjadi Clara tidak akan peduli.“Aku bisa menjelaskan semuanya.” Aland hendak meraih lengan Clara, namun wanita cantik itu dengan segera mundur untuk menghindarinya.“Tidak perlu.” Clara menggeleng lemah. “Tidak ada yang perlu kau jelaskan,” ucapnya penuh penekanan.Clara berbalik, lalu melangkah pergi dari hadapan Aland. Tapi, tiba-tiba Aland menarik pergelangan tangannya kembali, membuat wanita cantik itu terkesiap lalu jatuh ke dalam pelukannya. Aland memeluk Clara erat, tapi tidak dengan Clara.
Read more

Chapter 178

Ketiga pria tengah berada di dalam ruangan privateroom sebuah club malam. Dua di antaranya hanya bisa bertukar pandang melihat satu rekannya yang terus menegak minuman beralkhohol tanpa jeda. Sudah beberapa botol minuman minum berserakan di atas meja, namun pria itu tidak kunjung menghentikan tegukannya.“Apa yang akan kau lakukan setelah ini?” tanya Derreck pada Aland.Seraya meneguk minuman beralkhoholnya, Aland menjawab, “Tidak ada.”Derreck mengangkat halisnya, sementara Jonathan hanya bisa menggeleng pelan. Sudah sekitar dua jam lebih mereka berada di sana dengan kondisi Aland yang terus seperti itu. Padahal, beberapa kali dua sahabatnya itu telah mengingatkan untuk tidak minum terlalu banyak. Tapi, Aland tidak menghiraukannya“Di mana istrimu sekarang? Tanya Derreck lagi.“Di dalam mansion.”“Kau tidak mengurungnya seperti dulu, bukan?”“Aku mengurungnya,” jawab Aland enteng.“Oh shit!” umpat Derreck tidak percaya.Mau bagaimana lagi? Istrinya itu begitu keras kepala, begitu pul
Read more

Chapter 179

Clara menatap nanar beberapa piring makanan di atas meja. Semua makanan yang tersaji adalah makanan favoritnya. Tapi, hari ini dia tengah kehilangan nafsu makannya. Makanan seenak dan semewah apapun, dia tidak bisa memakannya. Tapi ini untuk Fiona …. Lirihnya dalam hati.Dia menyendokan makanan itu kemudian memakannya. Dia mengunyahnya, dan menelannya dengan susah payah. Makanan itu bahkan tidak terasa enak ketika dimakan untuk saat ini.Rasanya hambar, sama sekali tidak bisa Clara nikmati.Kemudian, dia menyendokan makanan itu lagi. Ini untuk Fillio. Dia memakannya dengan air mata yang menetes membasahi wajah cantiknya. Clara tidak bisa menahan air matanya lagi. Terlebih ketika membayangkan jika dirinya tidak bisa bertemu dengan putra dan putrinya untuk selamanya.Aland … kenapa kau bersikap begitu kejam? Apa yang sebenarnya kau inginkan dariku?Clara menyimpan alat makannya di atas meja. Dia sudah kenyang. Setelah itu, jemari lentiknya meraih satu lembar foto yang tersimpan di atas
Read more

Chapter 180

Clara membuka matanya perlahan. Hal pertama yang dia rasakan adalah bau khas dari desinfektan. Pandangannya mengedar, melihat setiap sisi ruangan itu. Rumah sakit? Dia berada di rumah sakit. Setelah itu, Clara beranjak bangun. Dan dia mendapati Aland yang tengah tertidur di atas sofa.Pakaian pria itu tidak karuan. kemeja putihnya sudah tidak terkancing dengan benar. Wajah dan rambutnya begitu lusuh. Napasnya juga terlihat sangat berat. Apa yang telah terjadi kepadanya?Clara meraih botol infus miliknya. Dia beranjak turun dari ranjang, melangkah mendekati suaminya. Dia berdiri dua langkah di depan Aland, menatap pria itu dengan intens. Bau alkhohol yang begitu pekat menguar dari tubuhnya. Ternyata dia mabuk.Tidak ingin melihat Aland lebih lama, Clara langsung berbalik, melangkah dan kembali ke ranjangnya. Dia naik dan berbaring di sana, memejamkan matanya dan bernapas dengan tenang. Clara tahu jika dia tidak bisa pergi begitu saja dari pengawasan Aland. Maka dari itu, Clara memutusk
Read more

Chapter 181

Sudah satu minggu penuh Aland menjaga Clara di rumah sakit. Namun, kondisi istrinya itu tidak ada perubahan. Clara masih tidak sadarkan diri. Pagi ini, Aland membawa beberapa tangkai bunga mawar kesukaan Clara untuk dia simpan di dalam ruang rawat. Aland selalu melakukan itu setiap hari. Dia akan mengganti bunga itu satu hari sekali.Sebelum pergi bekerja, biasanya Aland akan mengajak Clara berbicara. Dia akan mengenggam tangan istrinya, menyentuh lembut wajahnya, dan memberikannya sebuah ciuman hangat. Aland tidak pernah melewatkan aktivitasnya sekalipun.“Clara, aku akan terus menunggumu,” ucap Aland. “Meskipun aku harus menunggu satu tahun, dua ataupun lima tahun sekalipun, aku akan terus menunggumu.” Dia mencium kening Clara, sebelum akhirnya dia beranjak pergi dari sana.Setelah memastikan Aland pergi, Clara langsung membuka matanya. Dia beranjak duduk di atas ranjang, menatap nanar ke arah pintu masuk. Seandainya Aland tahu jika selama ini Clara mendengarkan setiap ucapannya, me
Read more
PREV
1
...
1617181920
...
22
DMCA.com Protection Status