Home / Romansa / Aku Masih Perawan / Chapter 191 - Chapter 200

All Chapters of Aku Masih Perawan: Chapter 191 - Chapter 200

220 Chapters

Chapter 192

Happy Reading ….Aland berada di ruang bacanya. Duduk bersantai ditemani dengan satu gelas redwine di dalam genggamannya. Seorang pria berdiri tepat di hadapannya. Pria tersebut tengah melaporkan beberapa hal yang sudah terjadi hari ini.“Apa dia bekerja dengan baik?” tanya Aland.“Nyonya bekerja dengan sangat baik, Tuan. Hanya saja ….”“Katakan.”“Beberapa pegawai tidak akur satu sama lain. Mungkin nyonya muda akan mendapatkan sedikit kesulitan.”“Katakan pada manager restaurant untuk tidak memberikan perlakuan khusus untuk Clara. Biarkan dia bekerja karena dirinya sendiri. Jika dia bekerja dengan lalai, maka pecat saja dia.”“Baik, Tuan.”“Pastikan agar tidak ada satupun gosip yang timbul karena hal itu. Pergilah.”Sebagai nyonya WS, dia malah memilih pekerjaan kasar di sebuah restaurant. Jika Aland melarangnya, Clara akan terang-terangan menuduh Aland karena telah membatasinya. Tapi, jika satu gosip saja mengenainya beredar mengenai masalah ini, maka itu akan menjadi hal yang buruk
Read more

Chapter 193

Happy Reading ….Clara melipat kedua lengannya di atas meja, dan menundukan wajahnya di sana. Kini, sudah saatnya waktu makan siang. Sementara Clara terus saja termenung sembari memikirkan mengenai perkataan Aland tadi malam. Entah dia harus menyetujuinya, atau tidak.Erly datang menghampirinya seraya membawakan makanan untuk Clara. “Makan siangmu.”“Terima kasih.”Sembari memakan makan siangnya Erly bertanya, “Ada apa denganmu? Aku lihat, sejak pagi kau selalu melamun. Apakah kau membutuhkan uang?”Clara menegakan tubuhnya dan duduk dengan benar. Dia menatap Erly dengan kerutan halus pada dahinya. “Uang?”“Ya. Terkadang, aku juga sama sepertimu. Di saat aku belum menerima gaji, tapi aku harus membayar uang sewa rumah, dan sekolah adikku.”“Kau membiayai itu semua?”“Tentu saja,” jawabnya seraya terus mengunyah makanan di dalam mulutnya.“Di mana orang tuamu?” tanya Clara lagi.“Mereka sudah tidak ada. Aku hanya memiliki adikku satu-satunya sebagai anggota keluarga.”“Ah, maafkan aku.
Read more

Chapter 194

Happy Reading ….Kini waktu sudah menunjukan pukul satu dini hari. Tapi, Clara masih berada di dalam ruang baca Aland dengan pria itu yang terus memberitahunya segala hal mengenai perusahaan. Clara sudah sangat mengantuk. Matanya sudah tidak kuat untuk terbuka lagi. Tapi Aland masih memintanya untuk membaca beberapa dokument dan memahami itu semua.“Apa yang telah kau pahami?” tanya Aland yang duduk tepat di samping Clara.Aku tidak akan bisa memahai ini semua jika aku mengantuk. Pikirnya. Tapi, dia hanya diam dan tidak menjawab pertanyaan dari mantan suaminya.“Baca ini juga.” Aland memberikan sebuah buku yang lumayan tebal kepadanya.Clara tertegun melihat itu. Dia belum selesai memahami beberapa dokument yang Aland berikan. Tapi kini pria itu sudah memberinya buku yang sangat tebal. Clara prustasi melihat itu.Dia menoleh, menatap Aland dengan intens. “Bagaimana jika aku tidak bisa memahami ini semua?” Aland mengangkat halisnya. “Kau menyerah?”“Sepertinya,” jawab Clara seraya men
Read more

Chapter 195

Setelah mendapatkan kabar mengenai apa yang terjadi kepada Clara di tempat kerjanya. Aland langsung menghubungi wanita cantik itu untuk memastikan keadaanya. Sebenarnya, Aland sangat kesal dan sangat ingin memecat pegawai yang berani bermain-main dengan istrinya. Tapi, Aland tahu jika dia melakukan hal itu maka Clara akan marah kepadanya. Jadi, Aland mengurungkan niatnya dan diam-diam mengawasinya.Kejadian hari ini membuat Aland semakin yakin untuk membuat Clara agar mau meninggalkan pekerjaan kasarnya itu.**Sudah jam pulang. Setelah mengganti pakaian kerja, Clara dan Erly langsung pergi ke ruang loker untuk mengambil tas mereka. Di sana sudah ada Barbara yang tentunya tengah bersiap juga. Erly sempat meminta Clara untuk jangan masuk ke dalam ruang loker, dan lebih baik membiarkan Barbara untuk keluar terlebih dulu. Tapi Clara menolak.Clara membuka kunci lokernya dan mengambil tasnya di sana. Dengan sinis Barbara terus menatapnya tapi dia tidak bisa melakukan apapun. Mengingat per
Read more

Chapter 196

Seorang wanita cantik baru saja keluar dari sebuah mobil mewah. Kaki jenjang dengan balutan higheels itu menghentak lantai, melangkah memasuki area club malam. Tubuh sintalnya yang hanya terbalut dress slim fit berwarna hitam pekat dan hanya menutupi sebelah pahanya sukses membuatnya menjadi bahan perhatian banyak pasang mata liar di dalam sana.Pandangannya menelisik ke sekitar area club. Kemudian, dia memutuskan untuk duduk di depan meja bartender dan memesan satu gelas minuman. Tidak lama dia duduk di sana, seorang pria muda dan tampan tiba-tiba datang mendekatinya.“Sendiri?” tanya pria tersebut.Clara menoleh ke arahnya, menatapnya penuh selidik. “Menunggu seseorang.” Lalu, dia mengalihkan pandangannya kembali.Seketika pria yang tidak diketahui namanya itu menyentuh telapak tangan Clara. Membuat wanita cantik itu secara refleks memberinya tatapan sinis. Dia tersenyum dengan senyumannya yang terlihat nakal. “Siapa yang kau tunggu?”Clara menggeser telapak tangannya, melepaskan d
Read more

Chapter 197

Aland terbangun sedari tidurnya. Kini, waktu telah menunjukan pukul sepuluh pagi. Sementara itu tidak ada yang membangunkannya, dan Aland juga sudah terlambat untuk pergi bekerja.Dia beranjak duduk di sisi ranjang. Aland sangat mengingat terakhir kali dia sadar. Tadi malam, di dalam mobilnya dan bersama Clara. Clara! Ya, di mana wanita itu sekarang? Bukankah ketika Aland mabuk tadi malam, secara tidak sadar dia telah memaksa untuk mencium Clara. Apa wanita itu marah?Dengan cepat dia keluar kamar dan pergi menuju kamar Clara. Sesampainya di sana, Aland tidak menemukan Clara. Tentu saja. Waktu sudah siang hari. Wanita cantik itu pasti sudah pergi bekerja.Aland hanya berharap, kejadian tadi malam tidak membuatnya berpikir ingin lari dari Aland.Dia mencoba menghubungi ponsel Clara beberapa kali, namun tidak berhasil. Setelah itu, Aland keluar dari kamar istrinya. Dia pergi menuju kamar Fiona dan Fillio. “Siapkan mereka. Aku akan membawanya peegi jalan-jalan,” perintah Aland pada ba
Read more

Chapter 198

Clara dan Barbara baru saja keluar dari ruangan namajer resraurant. Kini, masalah mereka sudah jelas. Manajer itu menyimpulkan jika masalah yang menimpa para pegawainya hanya kesalahpahaman belaka. Jelas itu untuk melindungi Barbara dari kesalahamnya.Di luar, tiba-tiba saja Barbra dan Larein menghadangnya, dan seketika enghentikan langkah Clara. Ternyata mereka berdua tidak mengijinkan Clara pergi dengan mudah.“Kenapa manajer sangat membelnya?” ujar Larein seraya menatap Clara dengan sinis.Barbara yang sedari tadi memasang wajah memelas kini sudah berubah kembali pada watak aslinya yang begitu pongah. Tatapannya kepada Clara tak kalah sinis dari tatapan Larein.Kedua wanita itu seolah siap menguliti tubuh rival mereka.“Larein, apakah kau ingat ketika di ruang loker pada malam itu? Semua barang yang dibawanya adalah merk terkenal,” kata Barbara.“Tentu saja aku mengingatnya,” balas Larein. “Tapi Barbara, dia hanya seorang pelayan rendahan. Bagaimana mungkin memiliki barang-barang d
Read more

Chapter 199

“Mami! Mami!”Baby girl itu terus saja memanggil Maminya. Sementara semua orang masih menatapnya penasaran. Sebenarnya, siapa yang tengah dipanggilnya itu. Siapa wanita yang sangat beruntung itu?“Mami!”“Kau melihat mamimu? Di mana dia?” tanya pria yang tengah mamangkunya.Clara langsung menundukan wajahnya. Berharap jika tidak satupun orang yang menyadari jika baby kecil itu tengah menatap ke arahnya. Tapi tak lama ....“Nona, sepertinya Nona muda kami memanggimu,” ucap seorang pria yang duduk di kursi tepat di hadapan Clara.Secepat kilat wanita cantik itu langsung mendongakan wajahnya dan menatap ke arahnya. Pria itu tersenyum sopan seraya menganggukan sesikit wajahnya. Dia sengaja!Aland .... Geram Clara dalam hati.Kini, semua mata tertuju kepada Clara. Membuat wanita cantik itu menjadi terpojok. Tatapan tidak percaya tentu saja hampir mengulitinya. Bagaimana mungkin seorang Clara bisa menjadi mami dari putri kecil pria tampan yang tengah dikagumi itu.“Clara?”Barbara tidak pe
Read more

Chapter 200

Suasana restaurant masih sama. Clara masih duduk di samping Aland dan sibuk dengan kedua buah hatinya."Kau pulang denganku," ajak Aland pada wanita cantik yang duduk di sampingnyaSeketika itupupa Clara menatapnya. "Baiklah.""Kau menurut?" tanya Aland memastikan. Karena biasanya Clara selalu menentang perkataanya.Menurut atau tidak, itu tidaklah penting. Kini, semua orang di restaurant sudah tahu jika Clara adalah istri dari seorang pengusaha kaya raya. Apa Clara masih harus bekerja? Tentu tidak."Aku akan mengambil barang-barangku dan memgganti pakaian."Clara beranjak, memberikan Fiona kepada salah satu bodyguard."Kau tidak perlu melakukannya. Pinta seseorang untuk mengambilkannya untukmu," ucap Aland menyarankan."Tidak perlu."Kemudian, wanita cantik itu berjalan menuju ruang loker untuk mengambil tas serta mengganti pakaiannya. Ketika Clara akan mengambil tas miliknya, sudah ada dua orang wanita yang tengah menunggunya.Kedua wanita yang biasanya menganggu Clara itu hanya te
Read more

Chapter 201

Suasana malam hari terasa semakin dingin disaat Clara mengutarakan keinginannya.Pergi? Terlebih lagi Clara pergi tidak untuk satu hari ataupun satu minggu! Dia akan pergi selama beberapa tahun. Dalam waktu selama itu, bagaimana Aland nantinya?"Kau ingin pergi?" tanya Aland memastikan."Ya," jawab Clara tanpa rasa ragu. "Aku sudah memikirkan semua ini dari jauh-jauh hari.""Bukankah aku memintamu untuk tetap tinggal dan menjaga putra dan putrimu?"Entah perasaan Clara saja, atau memang nada bicara Aland yang memang terasa dingin dan menusuk. Ketika pria itu berbicara kepadanya, Clara merasa jika pikiran dan hatinya seperti tengah dibekukan. Sangat dingin."Aku melakukan ini untuk kelangsungan perusahaan keluargaku. Bukankah kau yang memintanya?""Aku bisa membantumu.""Tidak," balas Clara cepat. "Jika kau membantuku, itu akan meragukan para pemegang saham nantinya."Aland menatapnya dingin. Sikap wanita cantik di sisinya itu memang sangat keras kepala. Seberapa berusahanya Aland, di
Read more
PREV
1
...
171819202122
DMCA.com Protection Status