Suasana malam hari terasa semakin dingin disaat Clara mengutarakan keinginannya.Pergi? Terlebih lagi Clara pergi tidak untuk satu hari ataupun satu minggu! Dia akan pergi selama beberapa tahun. Dalam waktu selama itu, bagaimana Aland nantinya?"Kau ingin pergi?" tanya Aland memastikan."Ya," jawab Clara tanpa rasa ragu. "Aku sudah memikirkan semua ini dari jauh-jauh hari.""Bukankah aku memintamu untuk tetap tinggal dan menjaga putra dan putrimu?"Entah perasaan Clara saja, atau memang nada bicara Aland yang memang terasa dingin dan menusuk. Ketika pria itu berbicara kepadanya, Clara merasa jika pikiran dan hatinya seperti tengah dibekukan. Sangat dingin."Aku melakukan ini untuk kelangsungan perusahaan keluargaku. Bukankah kau yang memintanya?""Aku bisa membantumu.""Tidak," balas Clara cepat. "Jika kau membantuku, itu akan meragukan para pemegang saham nantinya."Aland menatapnya dingin. Sikap wanita cantik di sisinya itu memang sangat keras kepala. Seberapa berusahanya Aland, di
Kini, Clara sudah berada di dalam kamarnya semula. Kamarnya bersama Aland ketika mereka masih sepasang suami istri. Aland dengan sengaja membawanya ke kamar itu karena Clara telah menyetujui permintannya.Dia duduk di tepi ranjang. Sementara Alamd berada di dalam kamar mandi dan tengah membersihkan diri. Sudah sekitar lima belas menit namun pria itu tak kunjung keluar. Entah apa yang tengah dilakukannya.Clara mengetuk-ngetukan jemarinya ke atas nakas. Pandangannya menatap ke sekeliling Sudah berapa lama dia tidak tidur di kamar itu? Tidak ada yang berubah, hanya saja sekarang kamar ini tidak sehangat dulu.Clara menggigit bibir bagian bawahnya. Seketika bahunya melemas ketika dia mengingat hal yang paling penting diantara suami dan istri.Seketika dia langsung beranjak dari sisi ranjang.Gawat! Kenapa aku bisa melupakan hal yang sangat penting seperti itu?Kini, pandangannya tertuju pada pintu kamar mandi yang masih tertutup rapat. Samar, terdengar suara gemericik air dari dalam sana
Pagi menjelang. Waktu sudah menunjukan pukul enam pagi dan cahaya mentari mulai menyeruak masuk ke dalam kamar melalu selah gorden yang tidak tertutup dengan rapat.Clara membuka matanya perlaha. Tapi, seketika pandangannya itu terbuka lebar saat melihat apa yang tengah dia lakukan. Dia tidur sembari memeluk tubuh Aland. Begitupula pria itu yang memeluknya balik.Lord! Sejak kapan Clara memeluknya? Dia benar-benar lupa jika Aland sudaj bukan miliknya, sehingga menerapkan aktivitas tidur ketika mereka masih bersama. Saling memeluk satu sama lain!Tidak mau Aland bangun dan melihat semua ini, yang mana akan membuatnya semakin percaya diri jika Clara masih mau berhubungan dengannya. Perlahan Clara mulai bergerak untuk menjauhinya. Tapi sialnya ....“Kau sudah bangun?” tanya pria tampan itu dengan suara parau khas orang bangun tidur.“Kau sudah bangun?” tanya Clara balik dengan rasa terkejut. Sejak kapan kau bangun?“Ya,” jawabnya singkat.Aland tidak mau melepaskan pelukan kedua tanganny
Happy Reading ....Clara menyimpan sikutnya di atas meja makan. Dia menutupi sedikit wajahnya menggunakan telapak tangan. Sementara di sisinya sudah ada Aland yang tengah menatapnya dengan tajam.Lord! Pria itu begitu memperhitungkan ucapan Clara ketika di kamar tidur tadi. Tapi baguslah, setidaknya Aland berhenti mempermainkannya."Mamamama." Fiona mengoceh, baby kecil itu seolah tengah meminta agar mangkuk buah di atas meja di dekatkan padanya.Aland kesal kepada Clara karena ucapan wanita itu tadi pagi. Padahal, suasana sudah begitu hangat, tapi Clara menghancurkannya begitu saja. Wanita itu bahkan sudah memikirkan untuk menikah lagi. Sial!Tapi di sisi lain, Aland tidak bisa terus mendiamkannya. Beberapa jam terakhir sebelum wanita itu pergi meninggalkan negara dan juga dirinya.Sebelumnya, Aland telah menyiapkan pendidikan Clara di sana. Semua yang wanita itu butuhkan seperti apartment, dan yang lainya. Semuanya telah siap, Aland tidak pernah mengingkari janjinya.Aland juga suda
Happy Reading ....Clara memegang satu buket bunga. Dan Aland merangkul pinggangnya dari belakang. Mereka berpose seperti yang telah Cassiena arahkan sebelumnya."Kau terlihat sangat cantik, Clara," bisik Aland tepat di depan telingannya."Benarkah?""Ya,"jawab Aland singkat.Mereka melakukan pemotretan beberapa kali. Diiringi dengan Cassiena yang terus-menerus memuji betapa sempurnanya pasangan muda itu. Jika saja mereka benar-benar model untuk rancangannya. Maka dia akan sangat gembira."Aku terharu, aku terharu." Dia mendekat ke arah Aland dan Clara seraya mengibas-ngibaskan sebelah telapak tangannya di depan wajah. "Kalian terliht begitu sempurna."Cassiena mengarahkan sebelah lengan Clara, menyimpannya di depan dada pria itu. Sementara Aland, dia masih harus memegang pinggang ramping Clara dengan hangat. Selain itu, Cassiena juga meminta agar mereka menatap satu sama lain. Tatapan yang sangat dalam.Begitu Clara mengangkat sedikit wajahnya untuk menatap wajah pria itu, seketika i
Happy Reading ....Tatapan mereka saling beradu. Bedanya, Clara menatap Aland dengan penuh amarah, tapi Aland malah membalasnya dengan senyum tipis.Clara mengusap beberapa kali kepalanya yang terasa sakit karena rambutnya yang dengan sengaja Aland tarik. Tatapannya masih mengarah kepada Aland dengan penuh rasa kesal. Bukankah pria itu meminta syarat agar Clara menjadi istrinya 24 jam ini. Lalu ada apa dengan sikapnya? Apakah seperti itu suami memperlakukan istrinya? Menyebalkan sekali.“Ada apa? Kenapa kau marah?” tanya Aland enteng tanpa rasa bersalah sedikitpun.Apa masih perlu dipertanyakan? Batin Clara seraya menatap Aland tajam.“Clara, kau terlihat sangat cantik ketika kau marah. Aku akan sangat merindukanmu,” ucap Aland dengan nada bicara yang terdengar begitu tenang.Setelah mendengar ucapan Aland tadi, mendadak kerutan halus pada dahi Clara perlahan memudar. Hati wanita cantik itu tersentuh mendengarkan ucapan pria di hadapannya. Ditambah ketika dia melihat tatapan mata Alan
Happy Reading ....Mobil hitam mewah berjejer tidak jauh dari sebuah jet pribadi. Beberapa orang berpakaian hitam rapih sibuk memindahkan koper dari mobil ke dalam pesawat. Sementara itu, di samping salah satu mobil, seorang baby boy tengah menangis dengan suara yang begitu nyaring.“Kenapa kau menangis begitu nyaring, Sayang? Apa kau sakit? Clara, lihatlah putramu sedang sakit, kau batalkan saja kepergianmu hari ini, oke? Aku akan membatalkannya,” cecar Aland.Clara mengerutkan dahinya kasar. Selain tangisan baby Fillio, Aland juga tak henti-hentinya berbicara. Sakit? Baby Fillio sama sekali tidak sakit. Aland saja yang terlalu mengada-ngada.Ternyata, usaha Aland kemarin selama dua puluh empat jam gagal. Pria tampan itu sama sekali tidak bisa menahan kepergian Clara. Padahal Aland berusaha sekeras mungkin untuk membujuknya. Aland akan mengajarkan semua tentang perusahaan, atau jika perlu dia akan memperkerjakan orang untuk memimpin perusahaan itu. Namun Clara tetap menolak. Tekadnya
Happy Reading ....“Hei, aku menyiapkan beberapa kejutan untukmu.”Aland mengangkat sebelah halisnya heran ketika membaca cacatan yang Clara tinggalkan untuknya. Selain itu, Clara juga menuliskan kalimat, “Lihatlah di dalam lemari pakaianmu.” Ada apa di sana? Membuat Aland penasaran saja.Setelah itu, lantas Aland langsung pergi menuju kamar dan membukan lemari pakaian miliknya. Awalnya, dia tidak menemukan apapun selain beberapa kemeja yang tergantung di sana. Kecuali … satu buah kliping yang tersimpan tepat di bawah beberapa kemeja yang tergantung. Lengan kekarnya mengambil klipingan tersebut, membolak-balikannya, menerka apa yang berada di dalam lembaran kertas itu.Bodoh jika awalnya Aland berpikir bahwa Clara lah yang berada di dalam lemari sebagai kejutan untuknya. Sialnya, tentu saja hal itu hanya pikiran konyol pria itu. Ah~ Aland hanya begitu mengharapkan wanitanya kembali.Dia duduk di sofa yang masih berada di dalam kamarnya. Membuka klipingan kertas itu. Keningnya berkerut
Happy Reading …. Clara baru saja kembali dari ruang rapat, sebelum masuk ke dalam ruangan sekretarisnya mengatakan jika Aland sedang menunggunya. Clara langsung masuk ke dalam ruangan, melihat pria yang sedang berdiri menatap keluar dinding kaca.“Sepertinya kau memiliki banyak waktu senggang,” ucap Clara seraya menghampirinya.Aland berbalik, menyambut Clara dengan pelukan hangat. “Mau bagaimana lagi? Aku tidak bisa tidak merindukanmu.”Clara tersenyum. “Mulutmu itu sangat manis.”“Aku tahu, karena itu kau sangat menyukainya, bukan?” goda Aland.Clara berdecak, melepaskan pelukannya pada tubuh Aland. “Jangan membicarakan hal seperti itu di dalam ruanganku.”“Baiklah, Nyonya Clara.”Kemudian, Clara duduk di atas sofa dan Aland mengikutinya. Dia menuangkan teh ke dalam gelas, lalu memberikannya kepada Aland.“Aland, apa kau tidak sibuk?” tanya Clara.“Aku menyelesaikan pekerjaanku dengan cepat hari ini, dan aku juga tidak memiliki pertemuan penting.”Clara melihat arloji yang melingka
Happy Reading ….“Clara, apa kau sudah selesai bersiap?” teriak Aland dari dalam kamar.Clara sedang berada di dalam walk in closet, wanita cantik itu tengah berdandan, memoleskan make up pada wajahnya. Malam ini, mereka akan hadir di pesta pernikahan William. Dan Clara sudah berdandan sangat lama hampir satu jam penuh. Membuat Aland bosan menunggunya.“Aku sudah selesai,” ucap Clara seraya keluar dari ruangan pakaiannya.Clara mengenakan sebuah gaun berwarna peach tanpa lengan, berpadu cantik dengan higheels yang di kenakannya. Rambut legamnya yang terurai semakin memperindah penampilannya malam ini.Aland beranjak dari duduknya, berjalan mendekati Clara lalu meraih pinggang ramping wanita cantik itu. “Baby, kau sangat cantik. Apa malam ini kau berencana memikat para pria?” goda Aland.“Aku tidak ingin memikat mereka. Tapi mereka sendiri yang akan terpikat olehku,” ucap Clara dengan bangga.Aland tersenyum, mencium ceruk leher istrinya. “Kau sangat cantik. Aku tidak senang jika orang
Happy Reading ….Setelah menyelesaikan makan malam, mereka kembali ke kamarnya masing-masing. Kini Clara sedang mengganti pakaiannya dengan pakaian tidur, sementara Aland masih sibuk dengan macbook di atas pangkuannya.Seketika Clara teringat dengan sebuah undangan pernikahan yang Jessie berikan padanya kemarin. Karena sibuk dengan pekerjaan, Clara belum sempat untuk memberitahunya kepada Aland.Setelah mengikatkan mantel tidurnya, dia pergi menuju walk in closet dan mengambil tas yang kemarin dia pakai. Mengambil sebuah undangan dari sana, lalu kembali ke dalam kamar dan menemui Aland.“Aland, ada yang ingin aku bicarakan denganmu.”“Katakan, Clara,” ucap Aland tanpa mengalihkan pandangannya dari layar macbook.Clara berdecak samar, duduk di samping Aland lalu mengambil macbook tersebut dan menggentikannya dengan sebuah undangan yang dia bawa. Kemudian Aland membuka undangan itu, dan membacanya.“Kemarin Jessie memberikannya padaku,” tutur Clara.Aland menyimpan undangan tersebut ke
Happy Reading ….Wanita cantik itu melenggang masuk ke dalam mansion, menaiki anak tanggan dan pergi menuju kamarnya. Sesampainya di sana, dia menyimpan tasnya ke atas nakas, menghempaskan tubuhnya ke atas ranjang.“Aku sangat lelah,” gumamnya rendah.Aland keluar dari kamar mandi, dia baru saja menyelesaikan acara mandinya. Melihat Clara yang sedang berbaring di atas ranjang, dia langsung menghampiri istri cantiknya itu.“Kau sudah pulang?” “Ya.” Clara mengangguk.“Ada apa? Kau bahkan memiliki jam kerja lebih banyak dariku,” ucap Aland.Clara beranjak duduk, menatap Aland dengan wajahnya yang lesu. “Ini sangat melelahkan ….”Aland tersenyum, duduk di samping Clara di tepi ranjang. “Sudah aku katakan, kau hanya cukup menjadi Nyonya Aland Wahsington, dan aku akan menjamin hidupmu. Kau akan bahagia, hanya perlu duduk manis, dan mengatakan apa yang kau inginkan, aku akan menurutinya. Bagaimana?”“Tidak … itu membosankan.”“Apa membosankan menjadi istriku?” tanya Aland sedikit kesal.Cl
Happy Reading ….Keluarga kecil itu tengah sarapan di meja makan bersama. Keempatnya sudah bersiap untuk pergi dan menjalani kegiatan mereka masing-masing. Fiona dan Fillio terlebih dulu menghabiskan sarapan mereka, karena keduanya harus segera pergi ke sekolah.“Mami, kau akan menjemput kami di sekolah hari ini, kan?” tanya Fillio.Clara tersenyum. “Tentu, Sayang.”Setelah memeluk ringan dan mencium mami dan papinya, kedua anak itu pergi ke sekolah dengan di anatarkan oleh supir. Sementara Clara dan Aland masih berada di meja makan, dengan santai memakan sarapan mereka.“Bagaimana pertemuanmu dengan investor kemarin?” tanya Aland.“Semuanya berjalan lancar, mereka setuju untuk berinvestasi meskipun awalnya mereka ragu.”“Ragu?”“Ya.” Clara mengangguk. “Karena aku baru menjabat sebagai pemimpin perusahaan, mereka takut jika perusahaanku sedang tidak stabil. Tapi tenang saja, aku bisa menyakinkan mereka,” imbuhnya dengan bangga.Jika Aland tahu bahwa orang yang aku temui kemarin adalah
Happy Reading ….Clara berada di dalam kamarnya, berdiri di depan cermin seraya mengikatkan tali mantel tidur miliknya. Kini waktu sudah menunjukan pukul sembilan malam, namun Aland belum juga kembali. Clara sudah terlalu lama menunggu pria itu, dia memutuskan untuk tidur terlebih dulu dan tidak akan menunggunya lagi.“Aku harap dia tidak menganggu tidurku,” gumam Clara rendah.Aland selalu meminta jatahnya sebagai seorang suami, tapi dia sendiri yang tidak bisa menepati waktu untuk melakukannya. Pria itu selalu sibuk dengan pekerjaan, lalu meminta pada Clara disaat waktu yang tidak tepat. Contohnya seperti di perusahaan Clara tadi siang. Membuat Clara kesal.Wanita cantik itu baru membaringkan dirinya di atas ranjang, menarik selimut dan hendak memejamkan mata. Tapi tiba-tiba saja pintu kamar terbuka, Aland masuk ke dalam kamar dan langsung naik ke atas ranjang, berbaring di samping istrinya, memeluk tubuh Clara dengan erat.“Aland … menyingkirlah dariku.”“Tidak, Clara.”Clara berde
Happy Reading ….Clara baru saja kembali dari rapat para pemegang saham. Mereka mendiskusikan untuk pengangkatan CEO baru perusahaan Royce. Sebagai pemegang saham tertinggi dan pendidikan yang memadai, dia berhasil menjadi pemimpin baru dari perusahaan keluarganya.Awalnya, mereka semua meragukan kemampuan Clara. Namun Clara memberikan beberapa bukti jika selama belajar di luar negeri, dia telah berhasil menderikan sebuah perusahaan kecil yang bisa terbilang sukses. Mereka tidak bisa meragukan kemampuan Clara lagi.Wanita cantik itu baru saja diantar ke ruang kerjanya yang baru, ruang kerja CEO. Clara meraba meja kerja, menatap kursi yang dulunya ditempati oleh Robert Royce. Dia teringat kembali kenangan masa kecilnya ketika pertama kali di bawa ke ruangan itu.Clara kecil menangis dan ingin ikut Robert bekerja, ibunya tidak berdaya untuk menolak permintaannya. Terpaksa Robert membawa Clara ke perusahaan, duduk menemaninya selama bekerja. Semuanya sangat indah disaat kehancuran belum t
Happy Reading ….Pria itu melangkah dengan cepat masuk ke dalam mansion. Pergi menuju kamar buah hatinya. Namun seketika langkahnya terhenti saat dia mendapati seorang wanita cantik berdiri di hadapannya. Wanita itu menatapnya dengan senyuman penuh.“Hai, apa kabar?”“Clara ….”“Ya, aku kembali.”Aland tersenyum, berjalan cepat menghampiri wanita cantik itu kemudian memeluknya erat. Clara membalas pelukannya dengan hangat. Mereka tidak saling bertemu hampir setengah tahun, dan kini waktunya mereka untuk saling melepaskan rindu satu sama lain.Tiba-tiba terdengar suara tepuk tangan dari lantai dua. Fiona dan Fillio sedang menonton kedua orang tuanya yang sedang berpelukan. Menyadari hal itu, Aland dan Clara langsung melepaskan pelukan mereka.Fiona dan Fillio berlari menuruni tangga, lalu menghambur ke dalam pelukan mami papinya. “Kami juga ingin dipeluk,” ucap mereka bersamaan.Rasanya kini keluarga kecil mereka sudah lengkap kembali, kebahagiaan mereka akan bertambah setiap harinya.
EMPAT TAHUN KEMUDIAN.Happy Reading ….Di dalam sebuah kelas sekolah taman kanak-kanak. Beberapa anak kecil sedang berlarian dan bermain. Meskipun guru di depan kelas meminta mereka untuk mengikuti pelajaran, namun beberapa anak nakal hanya sibuk bermain dan tidak memerdulikan pelajaran.“Papiku membelinya kembarin, ini sangat bagus,” ucap seorang anak laki-laki seraya memperlihatkan mainannya pada beberapa anak yang lain.“Aku akan meminta papiku untuk membelikannya juga.”“Aku mau!”“Aku mau!”Seorang guru mendatangi kerumunan anak laki-laki yang berada di sudut kelas itu. Mengambil sebuah mainan yang sejak tadi menjadi perhatian mereka.“Fillio, kau membawa mainanmu lagi ke sekolah. Apa kau ingin Bu guru mengambilnya?”“Aku hanya ingin memperlihatkannya kepada mereka,” jawab Fillio.“Baiklah.” Guru muda dan cantik itu memberikan mainannya kembali pada Fillio. “Besok kau bisa melakukannya ketika istirahat, tidak pada jam pelajaran.”Anak laki-laki itu mengangguk paham.“Fiona Fiona,