Share

Chapter 149

Penulis: Rara Radika
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Butuh waktu lama untuk Clara menghabiskan beberapa potongan ayam miliknya. Padahal Aland memintanya untuk segera menghabiskan itu lalu pergi tidur.

Dua puluh menit berlalu, Clara hanya memakan dua potong paha ayam saja. Di piring, masih tersisa tiga potong ayam lagi. Dia sengaja untuk memakannya dengan sangat lambat.

Aland tidak habis pikir melihat tingkah istrinya. Dia yang sudah tidak sabar menunggu lalu mengambil piring milik Clara dan menyimpannya ke tempat pencuci piring.

Clara tercengang melihat tingkah suaminya itu. “Aku bahkan belum menghabiskannya ....”

“Kau bisa memakannya nanti.”

Setelah itu, Aland menarik lengan Clara untuk di bawanya naik ke lantas atas dan pergi ke kamar mereka. Dia sudah tidak bisa menoleransi sikap Clara yang selalu mengulur waktu.

Sudah hampir satu minggu mereka tidak bergelut di atas ranjang. Karena kesibukan Aland dengan bisnisnya. Hari ini, Aland memiliki banyak waktu bersama Clara, dia tidak akan menyia-nyiakan itu.

Sesampainya di dalam kamar, Al
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Bundanya Ichaekaaksay
hehe,, dia yg melakukanya AQ yg senyum2,,.........
goodnovel comment avatar
Suryani Putria
thanks author ...️
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Aku Masih Perawan   Chapter 150

    Kini, Clara berada di ruang kerjanya, dia tengah memilih beberapa desain perhiasan. Tidak terasa waktu sudah menunjukan pukul satu siang, di mana Clara memiliki janji temu dengan Jessie.Clara membereskan mejanya, lalu meraih tas dan melangkah keluar ruangan. Sebelum pergi, dia berbincang terlebih dulu dengan Zoya. Clara berpesan pada Zoya untuk tidak menyiapkan makan siangnya, karena siang ini dia akan makan di luar.Dia menaiki taxi yang sebelumnya telah dipesan. Clara pergi menuju sebuah caffe yang telah dijanjikan.Sesampainya di sana, Clara mencari keberadaan Jessie, tapi sepertinya Jessie belum sampai. Clara terlebih dulu memesan minuman untuk menemaninya menunggu Jessie.Tiba-tiba, ponsel yang dia simpan di dapam tas bergetar. Clara langsung merogoh tas dan mengambil ponselnya dari sana. Sebuah notifikasi pesan masuk yang Aland kirim untuknya.'Pekerjaanmu lancar?' Isi pesan Aland.Clara tersenyum tipis sebelum menbalasnya. Meskipun sebuah pesan yang singkat, tapi itu sudah mem

  • Aku Masih Perawan   Chapter 151

    Hari pertamanya kembali bekerja, Clara sudah terlambat untuk pulang. Kini, waktu sudah menunjukan pukul Sembilan malam dan dia masih berada pada perjalanan pulang. Ini karena Aland yang telat menjemputnya. Pasti ketika dirinya sampai di rumah, baby Fiona dan Fillio sudah tertidur pulas.“Bukankah sudah aku katakan untuk pulang terlebih dulu? Aku telah menyiapkan supir untukmu,” kata Aland pada Clara yang terdiam menatap keluar jendela.“Aku ingin pulang bersamamu.” “Kau akan pulang terlambat setiap hari.”“Tidak masalah,” jawab Clara dengan nada pelan.Tapi benar juga, jika Clara pulang setiap hari dengan menunggu Aland menjemputnya, dia akan pulang terlambat setiap hari. Itu akan menyebabkan dia tidak bisa bertemu dengan putra dan putrinya. Tapi, Clara sendiri tidak nyaman jika harus menggunakan supir.“Bagaimana jika kau membelikan aku mobil?” pinta Clara dengan antusias. “Mobil? Kau bahkan tidak bisa mengendarainya.”Aland tidak sadar jika beberapa kalimat yang dilontarkannya sec

  • Aku Masih Perawan   Chapter 152

    Pagi ini, Clara bangun sesuai dengan waktu yang telah dia tentukan. Wanita cantik itu bergegas bangun untuk menyiapkan kebutuhan suaminya. Meskipun di kediamannya banyak pelayan yang melayani, namun bagi Clara, kebutuhan Aland harus dia sendiri yang siapkan.Setelah selesai dengan perlengkapan suaminya, Clara pergi untuk melihat kedua anaknya. Dua baby kecilnya itu sudah bangun dan tengah bermain di dalam kamar mereka bersama baby sitter. Clara sangat merindukan mereka, padahal baru satu hari tidak bertemu.“Mainan ini ….” Tunjuk Clara pada mainan baru yang tengah dimainkan oleh Fiona dan juga Fillio. Karena seingat Clara, kedua baby mereka tidak memiliki mainan seperti itu.“Nyonya, itu tuan Jonathan yang memberikannya kemarin.”Clara mengangguk mengerti. “Baiklah, Mami tidak bisa menemani kalian bermain lebih lama lagi, karena Mami harus pergi bekerja.” Clara memberikan ciuman kepada Fiona dan Fillio dengan gemas sebelum akhirnya keluar dari kamar putra dan putrinya.Beruntung kedua

  • Aku Masih Perawan   Chapter 153

    Clara sudah siap dengan penampilannya. Malam ini, dia memakai gaun cantik dengan balutan high heels pada kaki jenjangnya. Meskipun orang yang akan ditemuinya adalah Jonathan, tapi Clara tidak akan pernah salah dengan model berpakaian. Karena Jonathan mengajaknya untuk makan makam bersama, maka penampilan Clara harus menyesuaikan.Di dalam mobil di perjalanan menuju restaurant, Clara tak henti-hentinya melirik ke arah layar ponselnya. Sekitar dua puluh menit yang lalu dia mengirimkan pesan kepada Aland, namun suaminya itu belum sempat membalas juga. Apa Aland sangat sibuk?Sesampainya di restaurant, supir yang mengantarnya dengan sigap membukakan pintu untuk Clara. Clara langsung keluar dari mobil, melihat suasana restaurant yang sangat sepi. Clara sudah mengira hal ini akan terjadi. Jonathan sedikit mirip dengan Aland jika menyangkut hal-hal seperti ini. Mereka selalu memesan satu temmpat kemana pun mereka akan pergi.Wanita cantik itu melenggang masuk ke dalam restaurant, beberapa pe

  • Aku Masih Perawan   Chapter 154

    Waktu sudah menunjukan pukul dua dini hari. Sementara Clara masih terjaga dan berada di mini bar kediamannya. Semenjak pertemuannya dengan Jonathan, dia menjadi tidak bisa tidur. Maka dari itu, Clara memutuskan untuk minum minuman beralkhohol.Semenjak Fiona dan Fillio berusia enam bulan, Clara sudah berhenti memberikan ASI kepada mereka. Kini, kedua buah hatinya melanjutkannya dari susu formula. Oleh karena itu, Clara menjadi bebas untuk meminum minuman beralkhohol.Dia menatap intens botol obat yang berada di dalam genggamannya. Setiap kalimat yang Jonathan ucapkan mengenai trauma yang dialaminya di masa lalu masih Clara ingat dengan jelas. Ternyata, sebelum menjadi nyonya Washington, kehidupan Clara benar-benar menyedihkan.Konyol, takdir begitu mudah mempermainkan kehidupan seseorang.Tiba-tiba, ponselnya bergetar, sebuah notifikasi pesan masuk dari Aland.‘Jangan minum terlalu banyak. Perhatikan kesehatanmu.’Clara mengerutkan keningnya, menyipitkan pandangannya dan mencoba memba

  • Aku Masih Perawan   Chapter 155

    Aku tidak menyangka, pria dingin seperti Aland dapat menyimpan hal seperti ini.Clara melihat satu persatu barang yang berada di dalam kotak tersebut. Sebelumnya dia pikir jika mainan yang kedua babynya mainkan adalah mainan baru yang Aland beli, namun dia salah, mainan itu ternyata mainan lama yang Aland simpan.Benar-benar berbanding terbalik dengan kepribadiannya. Pada bagian paling bawah kotak, ternyata ada beberapa foto keluarga. Clara melihat itu satu-persatu. Ternyata itu adalah foto keluarga Washington. Clara pernah melihat ini sebelumnya, tapi hanya foto Aland dengan ibunya, tidak foto ayahnya. Dan di sisi lengkap, foto keluarga mereka.Ternyata Aland memiliki masa kecil yang bahagia, dan keluarga yang menyayanginya. Pikir Clara dengan senyuman tipis seraya terus melihat foto-foto tersebut.Kenapa dia malah melarangku melihat ini? Apakah aku tidak berhak tahu? Atau … dia malu karena masih menyimpan kenangan masa kecilnya? Aland yang dingin seperti gunung es itu, ternyata dul

  • Aku Masih Perawan   Chapter 156

    Clara langsung menghampiri dua pria yang membuat keributan di depan tokonya. Setelah berdiri tepat di hadapan mereka, anehnya mereka langsung berhenti ketika melihat Clara. Seperti kucing yang melihat tuannya.“Bu Clara, mereka terus saja berdiri di depan pintu dan tidak mau pergi,” kata seorang pegawai.Clara berkerut heran, melihat dua pria di hadapannya. “Siapa kalian?” tanya Clara.“Bu Clara, kami hanya menjalankan tugas.”“Tugas?” Clara berkerut heran.“Ya. Tuan Aland memerintahkan kami untuk menjaga di sini.”“Menjaga? Itu bukan menjaga, tapi menghancurkan bisnis orang lain.”Clara berbalik pergi, masuk ke dalam toko kembali. Dia mencoba menghubungi Aland, tapi beberapa panggilan dia coba, Aland masih belum menerimanya. Kemana pria itu? Apa dia sengaja menghilang setelah membuat keributan?Selanjutnya, Clara kembali ke depan pintu untuk menemui kedua orang itu. Sebelum berbicara dengan orang suruhan Aland, Clara meminta kepada beberapa pegawainya untuk masuk ke dalam toko, dan m

  • Aku Masih Perawan   Chapter 157

    Clara menunggu di dalam kamarnya dengan perasaan gelisah. Hari ini, Aland akan kembali. Sedangkan Clara masih bingung dengan masalah baby Fillio. Dia harus benar-benar memastikan supaya Aland tidak memecat para baby sitter.“Nyonya, tuan kembali,” kata pelayan dari luar kamar.Clara menelan ludahnya susah payah, sebelum akhirnya dia beranjak untuk keluar dari kamarnya. Dia menghela napas panjang, dan mempersiapkan diri sebaik mungkin untuk menyambut kedatangan Aland. setelah semuanya siap, Clara langsung berjalan turun menuju lantai bawah dan pergi ke depan pintu masuk mansion.Mobil mewah yang selalu mengantar suaminya kemana pun baru saja berhenti tepat di depan pintu masuk. Seorang supir membukakan pintu khusus untuk tuan mudanya. Dan, seorang pria tampan yang tidak Clara tunggu kehadirannya keluar dari dalam mobil.Secepat mungkin dia mengubah raut wajah gelisahnya menjadi senang. Dia langsung berjalan mendekati Aland lalu memeluk tubuh suaminya ringan. Sebenarnya, dia sangat meri

Bab terbaru

  • Aku Masih Perawan   Chapter 221

    Happy Reading …. Clara baru saja kembali dari ruang rapat, sebelum masuk ke dalam ruangan sekretarisnya mengatakan jika Aland sedang menunggunya. Clara langsung masuk ke dalam ruangan, melihat pria yang sedang berdiri menatap keluar dinding kaca.“Sepertinya kau memiliki banyak waktu senggang,” ucap Clara seraya menghampirinya.Aland berbalik, menyambut Clara dengan pelukan hangat. “Mau bagaimana lagi? Aku tidak bisa tidak merindukanmu.”Clara tersenyum. “Mulutmu itu sangat manis.”“Aku tahu, karena itu kau sangat menyukainya, bukan?” goda Aland.Clara berdecak, melepaskan pelukannya pada tubuh Aland. “Jangan membicarakan hal seperti itu di dalam ruanganku.”“Baiklah, Nyonya Clara.”Kemudian, Clara duduk di atas sofa dan Aland mengikutinya. Dia menuangkan teh ke dalam gelas, lalu memberikannya kepada Aland.“Aland, apa kau tidak sibuk?” tanya Clara.“Aku menyelesaikan pekerjaanku dengan cepat hari ini, dan aku juga tidak memiliki pertemuan penting.”Clara melihat arloji yang melingka

  • Aku Masih Perawan   Chapter 220

    Happy Reading ….“Clara, apa kau sudah selesai bersiap?” teriak Aland dari dalam kamar.Clara sedang berada di dalam walk in closet, wanita cantik itu tengah berdandan, memoleskan make up pada wajahnya. Malam ini, mereka akan hadir di pesta pernikahan William. Dan Clara sudah berdandan sangat lama hampir satu jam penuh. Membuat Aland bosan menunggunya.“Aku sudah selesai,” ucap Clara seraya keluar dari ruangan pakaiannya.Clara mengenakan sebuah gaun berwarna peach tanpa lengan, berpadu cantik dengan higheels yang di kenakannya. Rambut legamnya yang terurai semakin memperindah penampilannya malam ini.Aland beranjak dari duduknya, berjalan mendekati Clara lalu meraih pinggang ramping wanita cantik itu. “Baby, kau sangat cantik. Apa malam ini kau berencana memikat para pria?” goda Aland.“Aku tidak ingin memikat mereka. Tapi mereka sendiri yang akan terpikat olehku,” ucap Clara dengan bangga.Aland tersenyum, mencium ceruk leher istrinya. “Kau sangat cantik. Aku tidak senang jika orang

  • Aku Masih Perawan   Chapter 219

    Happy Reading ….Setelah menyelesaikan makan malam, mereka kembali ke kamarnya masing-masing. Kini Clara sedang mengganti pakaiannya dengan pakaian tidur, sementara Aland masih sibuk dengan macbook di atas pangkuannya.Seketika Clara teringat dengan sebuah undangan pernikahan yang Jessie berikan padanya kemarin. Karena sibuk dengan pekerjaan, Clara belum sempat untuk memberitahunya kepada Aland.Setelah mengikatkan mantel tidurnya, dia pergi menuju walk in closet dan mengambil tas yang kemarin dia pakai. Mengambil sebuah undangan dari sana, lalu kembali ke dalam kamar dan menemui Aland.“Aland, ada yang ingin aku bicarakan denganmu.”“Katakan, Clara,” ucap Aland tanpa mengalihkan pandangannya dari layar macbook.Clara berdecak samar, duduk di samping Aland lalu mengambil macbook tersebut dan menggentikannya dengan sebuah undangan yang dia bawa. Kemudian Aland membuka undangan itu, dan membacanya.“Kemarin Jessie memberikannya padaku,” tutur Clara.Aland menyimpan undangan tersebut ke

  • Aku Masih Perawan   Chapter 218

    Happy Reading ….Wanita cantik itu melenggang masuk ke dalam mansion, menaiki anak tanggan dan pergi menuju kamarnya. Sesampainya di sana, dia menyimpan tasnya ke atas nakas, menghempaskan tubuhnya ke atas ranjang.“Aku sangat lelah,” gumamnya rendah.Aland keluar dari kamar mandi, dia baru saja menyelesaikan acara mandinya. Melihat Clara yang sedang berbaring di atas ranjang, dia langsung menghampiri istri cantiknya itu.“Kau sudah pulang?” “Ya.” Clara mengangguk.“Ada apa? Kau bahkan memiliki jam kerja lebih banyak dariku,” ucap Aland.Clara beranjak duduk, menatap Aland dengan wajahnya yang lesu. “Ini sangat melelahkan ….”Aland tersenyum, duduk di samping Clara di tepi ranjang. “Sudah aku katakan, kau hanya cukup menjadi Nyonya Aland Wahsington, dan aku akan menjamin hidupmu. Kau akan bahagia, hanya perlu duduk manis, dan mengatakan apa yang kau inginkan, aku akan menurutinya. Bagaimana?”“Tidak … itu membosankan.”“Apa membosankan menjadi istriku?” tanya Aland sedikit kesal.Cl

  • Aku Masih Perawan   Chapter 217

    Happy Reading ….Keluarga kecil itu tengah sarapan di meja makan bersama. Keempatnya sudah bersiap untuk pergi dan menjalani kegiatan mereka masing-masing. Fiona dan Fillio terlebih dulu menghabiskan sarapan mereka, karena keduanya harus segera pergi ke sekolah.“Mami, kau akan menjemput kami di sekolah hari ini, kan?” tanya Fillio.Clara tersenyum. “Tentu, Sayang.”Setelah memeluk ringan dan mencium mami dan papinya, kedua anak itu pergi ke sekolah dengan di anatarkan oleh supir. Sementara Clara dan Aland masih berada di meja makan, dengan santai memakan sarapan mereka.“Bagaimana pertemuanmu dengan investor kemarin?” tanya Aland.“Semuanya berjalan lancar, mereka setuju untuk berinvestasi meskipun awalnya mereka ragu.”“Ragu?”“Ya.” Clara mengangguk. “Karena aku baru menjabat sebagai pemimpin perusahaan, mereka takut jika perusahaanku sedang tidak stabil. Tapi tenang saja, aku bisa menyakinkan mereka,” imbuhnya dengan bangga.Jika Aland tahu bahwa orang yang aku temui kemarin adalah

  • Aku Masih Perawan   Chapter 216

    Happy Reading ….Clara berada di dalam kamarnya, berdiri di depan cermin seraya mengikatkan tali mantel tidur miliknya. Kini waktu sudah menunjukan pukul sembilan malam, namun Aland belum juga kembali. Clara sudah terlalu lama menunggu pria itu, dia memutuskan untuk tidur terlebih dulu dan tidak akan menunggunya lagi.“Aku harap dia tidak menganggu tidurku,” gumam Clara rendah.Aland selalu meminta jatahnya sebagai seorang suami, tapi dia sendiri yang tidak bisa menepati waktu untuk melakukannya. Pria itu selalu sibuk dengan pekerjaan, lalu meminta pada Clara disaat waktu yang tidak tepat. Contohnya seperti di perusahaan Clara tadi siang. Membuat Clara kesal.Wanita cantik itu baru membaringkan dirinya di atas ranjang, menarik selimut dan hendak memejamkan mata. Tapi tiba-tiba saja pintu kamar terbuka, Aland masuk ke dalam kamar dan langsung naik ke atas ranjang, berbaring di samping istrinya, memeluk tubuh Clara dengan erat.“Aland … menyingkirlah dariku.”“Tidak, Clara.”Clara berde

  • Aku Masih Perawan   Chapter 215

    Happy Reading ….Clara baru saja kembali dari rapat para pemegang saham. Mereka mendiskusikan untuk pengangkatan CEO baru perusahaan Royce. Sebagai pemegang saham tertinggi dan pendidikan yang memadai, dia berhasil menjadi pemimpin baru dari perusahaan keluarganya.Awalnya, mereka semua meragukan kemampuan Clara. Namun Clara memberikan beberapa bukti jika selama belajar di luar negeri, dia telah berhasil menderikan sebuah perusahaan kecil yang bisa terbilang sukses. Mereka tidak bisa meragukan kemampuan Clara lagi.Wanita cantik itu baru saja diantar ke ruang kerjanya yang baru, ruang kerja CEO. Clara meraba meja kerja, menatap kursi yang dulunya ditempati oleh Robert Royce. Dia teringat kembali kenangan masa kecilnya ketika pertama kali di bawa ke ruangan itu.Clara kecil menangis dan ingin ikut Robert bekerja, ibunya tidak berdaya untuk menolak permintaannya. Terpaksa Robert membawa Clara ke perusahaan, duduk menemaninya selama bekerja. Semuanya sangat indah disaat kehancuran belum t

  • Aku Masih Perawan   Chapter 214

    Happy Reading ….Pria itu melangkah dengan cepat masuk ke dalam mansion. Pergi menuju kamar buah hatinya. Namun seketika langkahnya terhenti saat dia mendapati seorang wanita cantik berdiri di hadapannya. Wanita itu menatapnya dengan senyuman penuh.“Hai, apa kabar?”“Clara ….”“Ya, aku kembali.”Aland tersenyum, berjalan cepat menghampiri wanita cantik itu kemudian memeluknya erat. Clara membalas pelukannya dengan hangat. Mereka tidak saling bertemu hampir setengah tahun, dan kini waktunya mereka untuk saling melepaskan rindu satu sama lain.Tiba-tiba terdengar suara tepuk tangan dari lantai dua. Fiona dan Fillio sedang menonton kedua orang tuanya yang sedang berpelukan. Menyadari hal itu, Aland dan Clara langsung melepaskan pelukan mereka.Fiona dan Fillio berlari menuruni tangga, lalu menghambur ke dalam pelukan mami papinya. “Kami juga ingin dipeluk,” ucap mereka bersamaan.Rasanya kini keluarga kecil mereka sudah lengkap kembali, kebahagiaan mereka akan bertambah setiap harinya.

  • Aku Masih Perawan   Chapter 213

    EMPAT TAHUN KEMUDIAN.Happy Reading ….Di dalam sebuah kelas sekolah taman kanak-kanak. Beberapa anak kecil sedang berlarian dan bermain. Meskipun guru di depan kelas meminta mereka untuk mengikuti pelajaran, namun beberapa anak nakal hanya sibuk bermain dan tidak memerdulikan pelajaran.“Papiku membelinya kembarin, ini sangat bagus,” ucap seorang anak laki-laki seraya memperlihatkan mainannya pada beberapa anak yang lain.“Aku akan meminta papiku untuk membelikannya juga.”“Aku mau!”“Aku mau!”Seorang guru mendatangi kerumunan anak laki-laki yang berada di sudut kelas itu. Mengambil sebuah mainan yang sejak tadi menjadi perhatian mereka.“Fillio, kau membawa mainanmu lagi ke sekolah. Apa kau ingin Bu guru mengambilnya?”“Aku hanya ingin memperlihatkannya kepada mereka,” jawab Fillio.“Baiklah.” Guru muda dan cantik itu memberikan mainannya kembali pada Fillio. “Besok kau bisa melakukannya ketika istirahat, tidak pada jam pelajaran.”Anak laki-laki itu mengangguk paham.“Fiona Fiona,

DMCA.com Protection Status