Home / Urban / Raja Naga Meninggalkan Gunung / Chapter 271 - Chapter 280

All Chapters of Raja Naga Meninggalkan Gunung: Chapter 271 - Chapter 280

1670 Chapters

Bab 271

"Baguslah. Kembalilah bekerja. Selama bukan masalah besar, aku akan melindungimu."Akhirnya, Widia bisa bernapas lega."Baiklah, aku akan menurutimu."Tobi juga tidak merasa kesal. Menurutnya, Tania juga tidak akan membuat terlalu banyak masalah. Setelah meninggalkan ruangan Widia, dia pun langsung berjalan kembali ke tim.Saat ini, tim dua juga sedang membahas tentang masalah ini. Banyak di antara mereka yang berspekulasi tentang situasi seperti apa yang akan dihadapi Tobi.Bagaimanapun, Bu Widia sangat ditakuti oleh semua orang.Di mata mereka, Bu Widia adalah sosok yang sangat keras dan bisa membuat orang tertekan. Bahkan, melangkah maju dan mengucapkan beberapa patah kata akan membuat mereka merasa sangat gugup.Apalagi, performa Bu Widia di perusahaan dalam dua tahun terakhir ini sangat luar biasa. Dia telah menyingkirkan banyak pecundang yang diatur oleh para pemimpin senior."Lihat! Tobi sudah kembali!""Ya, dia sudah kembali!""Tapi sepertinya suasana hatinya bagus dan nggak te
Read more

Bab 272

"Tapi inilah kenyataannya!""Aku barusan pergi ke ruangan Bu Widia untuk memastikan masalah ini. Memang benar, ketiga tagihan ini ditangani oleh Tobi," jawab Helen dengan dingin.Ah!Bagaimana bisa begini!Andi seakan sulit menerima kenyataan itu. Dia tidak menyangka masalah ini akan menjadi seperti ini.Hal yang sama juga terjadi pada yang lainnya, terutama mereka yang sering menyerang Tobi. Hanya saja, mereka masih jauh lebih baik dibandingkan Andi.Saat ini, Andi teringat dengan kata-kata yang barusan dia ucapkan. Jika Tobi masih tinggal di tim dua, maka dia akan keluar. Begitu juga sebaliknya.Sekarang Tobi adalah pahlawan yang hebat. Dia tidak mungkin pergi.Barulah Andi menyesali ucapannya. Seandainya waktu bisa berputar kembali, dia pasti akan mencari tahu masalah ini terlebih dahulu.Apalagi, Tobi barusan juga menyuruhnya untuk tidak menyombongkan diri terlalu cepat. Sekarang, dia menyesalinya. Seharusnya, dia menjaga sikapnya.Shinta tersenyum pahit dan berkata, "Tobi, maaf. A
Read more

Bab 273

Shinta terlihat serbasalah, lalu memandang Helen dengan tak berdaya.Ekspresi Helen menjadi dingin dan serius, lalu dia bertanya, "Tobi, kamu yakin mau salah satu dari kalian pergi?"Semua orang terkejut. Meskipun Bu Helen tidak mendominasi seperti Bu Widia, dia juga sangat tangguh.Jika Tobi tidak disiplin, mungkin dia akan diusir keluar. Mereka bisa membaca itu samar-samar dari sikap Bu Helen.Shinta buru-buru berbisik pelan, "Tobi, jangan terbawa emosi. Bagaimana kalau kita mendiskusikannya dulu? Siapa tahu ada solusi yang lebih baik.""Benar, benar, Tobi, ayo kita dengar kata Bu Shinta."Leo juga memahami sikap Helen dan buru-buru membujuk Tobi.Andi tampak terkejut. Dia tidak menyangka Bu Helen akan membantunya. Saat ini, dia hanya berharap Tobi mempertahankan keputusannya.Benar saja. Tobi bersikeras melakukan apa yang dia inginkan. Dia menggelengkan kepalanya dan berkata dengan nada datar, "Maaf. Aku nggak bisa menurutimu. Jangan harap ada yang bisa membelanya hari ini."Semua o
Read more

Bab 274

Ternyata, begitu Helen pergi, dia langsung pergi melapor kepada Widia karena dia tahu Widia sangat peduli dengan Tobi.Tidak disangka, Widia sangat marah saat mendengar hal itu dan bahkan sempat memarahinya.Padahal, mereka sudah sepakat untuk mempertahankan Tobi di perusahaan. Widia pun kembali menyuruh Helen untuk menahan Tobi.Helen terpaksa berjalan kembali. Hanya saja, dia tidak mengerti alasan Widia begitu peduli dengan Tobi. Siapa sebenarnya pria itu?"Shinta, kemarilah."Shinta agak kaget, lalu buru-buru berdiri dan mengikutinya.Setelah berjalan ke samping, Helen pun berkata, "Ceritakan kepadaku konflik antara Tobi dan Andi dari awal."Jika Helen ingin mengubah pengumuman tadi, dia harus mencari alasan lain. Jika tidak, bukankah kewibawaannya akan hancur?Begitu mendengar itu, Shinta langsung menceritakan semuanya kepada Helen.Dia tidak menyebutkan kejadian sebelumnya. Lagi pula, semua orang meremehkan Tobi pada awalnya.Hanya saja, Shinta menceritakan kepada Helen semua sika
Read more

Bab 275

Benar saja. Seperti yang dibayangkan mereka.Helen melirik Andi sejenak, lalu berkata dengan nada dingin, "Andi, kamu sendiri paling paham dengan semua tingkah lakumu, jadi jangan salahkan perusahaan.""Pergilah ke departemen administrasi, lalu selesaikan formalitas perusahaan. Setelah itu, kamu sudah boleh pergi."Wajah Andi berubah pucat. Usianya tidak muda lagi. Dia benar-benar tidak ingin meninggalkan perusahaan seperti ini. Lagi pula, dengan usia dan kemampuannya saat ini, dia tidak mungkin bisa mendapatkan pekerjaan yang lebih baik..Dia pun tidak bisa menahan diri dan berkata, "Bu Helen, aku sudah tahu kesalahanku. Tolong beri aku kesempatan lagi?"Helen menggelengkan kepalanya dan berkata, "Kamu dan Tobi telah berulang kali menegaskan hanya satu dari kalian yang bisa tinggal di sini. Menurutmu, siapa di antara kalian yang harus aku pertahankan?"Begitu kata-kata itu keluar, wajah Andi menjadi pucat dan tidak bisa berkata-kata lagi. Karena dia tahu Tobi tidak mungkin membiarkan
Read more

Bab 276

Semua orang tampak tercengang. Padahal semua orang di departemen penjualan telah memercayai rumor Tobi memiliki latar belakang yang kuat, tetapi Kak Mia malah mengabaikannya dan mengejeknya di depan umum.Tobi tampak tenang dan berkata dengan nada datar, "Benar, akulah orang hebat itu. Kenapa? Apa kamu ingin menghormat kepadaku?""Memberi hormat kepadamu? Haha. Lucu sekali. Tobi, kamu pikir dirimu sehebat itu?" ejek Kak Mia lagi.Begitu mendengar kata-kata itu, semua orang tercengang. Apa yang terjadi?Tobi juga mengerutkan kening dan bertanya, "Apa maksudmu?""Kamu tahu maksudku. Percaya nggak, satu ucapan dariku bisa membuatmu diusir dari perusahaan," ujar Kak Mia dengan bangga dan mendominasi."Mia, sudah cukup. Kamu pikir kamu itu siapa? Memecat siapa pun yang kamu mau?" ucap Shinta dengan marah."Haha. Aku memang nggak bisa sembarangan memecat orang, tapi semua orang di perusahaan pasti akan mengusir orang dalam sepertinya," ucap Kak Mia dengan suara lantang."Omong kosong apa yan
Read more

Bab 277

Tobi mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan. Benar saja. Dari wajah semua orang, dia melihat sorot ketidakpercayaan. Bahkan Shinta juga tampak tidak berdaya.Meski Shinta tidak memercayai Tobi, dia tetap membelanya, "Mia, kalau kamu punya bukti, cepat keluarkan. Kalau nggak, jangan bicara omong kosong di sini.""Huh! Terserah kalau kamu nggak percaya. Pokoknya, besok kamu lihat sendiri hasilnya. Saat itu, kamu tetap harus keluar!"Mia tidak punya bukti selain alat penyadap yang diam-diam dia pasang di ruangan Bu Helen.Jika begitu, bukankah masalah mereka mengintai Bu Helen akan ketahuan? Mereka tidak mungkin membeberkan identitas mata-mata mereka hanya karena Tobi, si pecundang itu."Kalau begitu, jangan asal tuduh di sini!" seru Shinta dengan dingin."Oke! Lihat saja, besok kamu pasti akan menangis!"Selesai berbicara, Mia pun berlalu bersama Arvin.Shinta menatap Tobi dengan tajam dan bertanya, "Apa yang dia katakan itu benar?"Yang lain juga menatap Tobi lekat-lekat. Mereka in
Read more

Bab 278

"Kalau Bu Widia punya cara, dia pasti sudah membantunya dari awal. Jadi, ini tergantung kemampuan kalian sendiri," ujar Helen.Dari awal, seharusnya mereka tidak menyetujui taruhan itu.Hais! Ini semua gara-gara Tobi. Apalagi, mereka tidak bisa memarahinya.Shinta berjalan kembali dengan lemas. Anggota tim langsung menatapnya saat melihatnya kembali.Hanya melihat ekspresi kecewanya, mereka tahu mereka sudah tidak memiliki peluang sama sekali.Selanjutnya, semua orang memandang Tobi dengan marah.Namun, entah karena mereka telah belajar dari pengalaman sebelumnya atau bukan, kali ini semua orang tidak berani berkomentar dan hanya memandang Tobi dengan tatapan tidak puas."Tobi, kemarilah."Shinta memanggil Tobi ke samping."Tobi, apa kamu sedang mempermainkanku?" tanya Shinta langsung."Nggak. Kenapa kamu berpikiran seperti itu?""Lantas, kenapa kamu bilang uang miliaran itu bukan apa-apa? Padahal kamu sendiri nggak punya cara. Apa lagi namanya kalau kamu nggak mempermainkanku?" tanya
Read more

Bab 279

"Tunggu. Kamu bilang siapa?""Lintang, Grup Transera?""Bukankah itu pebisnis paling terkenal saat ini? Apa kamu pikir aku bodoh hingga bisa dipermainkan seperti ini?"Shinta tampak dipenuhi amarah.Jika Tobi ingin menipu orang, tidak bisakah dia menggunakan alasan yang lebih masuk akal? Tidak. Pria itu tidak bisa membodohi dirinya."Untuk apa aku membodohimu? Jangan lupa pergi ke Grup Transera. Setelah sampai di sana, temui Pak Lintang," kata Tobi tak berdaya."Tapi ....""Jangan tapi lagi. Aku sudah memberimu kesempatan. Kalau kamu masih nggak percaya, aku juga nggak berdaya lagi."Saat ini Shinta juga tidak menemukan cara lain lagi. Dia pun memutuskan untuk mengambil risiko itu, "Baiklah, aku akan ke sana, tapi kontrak seperti apa yang harus aku berikan?""Terserah kamu saja!""Maksudku, produk apa yang dijual dan berapa harganya? Kita bahkan belum bernegosiasi.""Nggak perlu bernegosiasi. Terserah kamu mau menjual produk apa. Kuserahkan semuanya kepadamu!""Selama Grup Transera mem
Read more

Bab 280

"Benar!"Shinta buru-buru mengangguk. Di kartu namanya tertulis jabatannya sebagai manajer."Kalau begitu, silakan lewat sini. Pak Lintang sedang menunggumu di atas," kata wanita cantik itu dengan sopan."Pak Lintang menungguku?"Shinta langsung tersanjung. Walaupun Pak Lintang sering dibicarakan akhir-akhir ini, tetapi kemampuannya sangat luar biasa. Tidak mudah bagi para pemimpin kota untuk bertemu dengannya.Wanita cantik itu kembali mengangguk.Detak jantung Shinta bertambah cepat. Dia makin merasa gugup.Mungkinkah ini pengaturan Tobi? Mana mungkin? Jika Tobi begitu hebat, kenapa dia bisa menjadi karyawan penjualan di perusahaan?Jangankan Tobi, bahkan Bu Widia pun tidak bisa memiliki kehebatan seperti ini.Mungkinkah Lintang salah mengenali orang?Ini alasan yang paling mungkin terjadi. Menghadapi ketidakpastian seperti ini, dia hanya bisa mengambil langkah demi langkah.Wanita cantik diam-diam juga merasa penasaran. Mengapa manajer kecil dari Grup Lianto seperti ini bisa membuat
Read more
PREV
1
...
2627282930
...
167
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status