"Tapi inilah kenyataannya!""Aku barusan pergi ke ruangan Bu Widia untuk memastikan masalah ini. Memang benar, ketiga tagihan ini ditangani oleh Tobi," jawab Helen dengan dingin.Ah!Bagaimana bisa begini!Andi seakan sulit menerima kenyataan itu. Dia tidak menyangka masalah ini akan menjadi seperti ini.Hal yang sama juga terjadi pada yang lainnya, terutama mereka yang sering menyerang Tobi. Hanya saja, mereka masih jauh lebih baik dibandingkan Andi.Saat ini, Andi teringat dengan kata-kata yang barusan dia ucapkan. Jika Tobi masih tinggal di tim dua, maka dia akan keluar. Begitu juga sebaliknya.Sekarang Tobi adalah pahlawan yang hebat. Dia tidak mungkin pergi.Barulah Andi menyesali ucapannya. Seandainya waktu bisa berputar kembali, dia pasti akan mencari tahu masalah ini terlebih dahulu.Apalagi, Tobi barusan juga menyuruhnya untuk tidak menyombongkan diri terlalu cepat. Sekarang, dia menyesalinya. Seharusnya, dia menjaga sikapnya.Shinta tersenyum pahit dan berkata, "Tobi, maaf. A
Shinta terlihat serbasalah, lalu memandang Helen dengan tak berdaya.Ekspresi Helen menjadi dingin dan serius, lalu dia bertanya, "Tobi, kamu yakin mau salah satu dari kalian pergi?"Semua orang terkejut. Meskipun Bu Helen tidak mendominasi seperti Bu Widia, dia juga sangat tangguh.Jika Tobi tidak disiplin, mungkin dia akan diusir keluar. Mereka bisa membaca itu samar-samar dari sikap Bu Helen.Shinta buru-buru berbisik pelan, "Tobi, jangan terbawa emosi. Bagaimana kalau kita mendiskusikannya dulu? Siapa tahu ada solusi yang lebih baik.""Benar, benar, Tobi, ayo kita dengar kata Bu Shinta."Leo juga memahami sikap Helen dan buru-buru membujuk Tobi.Andi tampak terkejut. Dia tidak menyangka Bu Helen akan membantunya. Saat ini, dia hanya berharap Tobi mempertahankan keputusannya.Benar saja. Tobi bersikeras melakukan apa yang dia inginkan. Dia menggelengkan kepalanya dan berkata dengan nada datar, "Maaf. Aku nggak bisa menurutimu. Jangan harap ada yang bisa membelanya hari ini."Semua o
Ternyata, begitu Helen pergi, dia langsung pergi melapor kepada Widia karena dia tahu Widia sangat peduli dengan Tobi.Tidak disangka, Widia sangat marah saat mendengar hal itu dan bahkan sempat memarahinya.Padahal, mereka sudah sepakat untuk mempertahankan Tobi di perusahaan. Widia pun kembali menyuruh Helen untuk menahan Tobi.Helen terpaksa berjalan kembali. Hanya saja, dia tidak mengerti alasan Widia begitu peduli dengan Tobi. Siapa sebenarnya pria itu?"Shinta, kemarilah."Shinta agak kaget, lalu buru-buru berdiri dan mengikutinya.Setelah berjalan ke samping, Helen pun berkata, "Ceritakan kepadaku konflik antara Tobi dan Andi dari awal."Jika Helen ingin mengubah pengumuman tadi, dia harus mencari alasan lain. Jika tidak, bukankah kewibawaannya akan hancur?Begitu mendengar itu, Shinta langsung menceritakan semuanya kepada Helen.Dia tidak menyebutkan kejadian sebelumnya. Lagi pula, semua orang meremehkan Tobi pada awalnya.Hanya saja, Shinta menceritakan kepada Helen semua sika
Benar saja. Seperti yang dibayangkan mereka.Helen melirik Andi sejenak, lalu berkata dengan nada dingin, "Andi, kamu sendiri paling paham dengan semua tingkah lakumu, jadi jangan salahkan perusahaan.""Pergilah ke departemen administrasi, lalu selesaikan formalitas perusahaan. Setelah itu, kamu sudah boleh pergi."Wajah Andi berubah pucat. Usianya tidak muda lagi. Dia benar-benar tidak ingin meninggalkan perusahaan seperti ini. Lagi pula, dengan usia dan kemampuannya saat ini, dia tidak mungkin bisa mendapatkan pekerjaan yang lebih baik..Dia pun tidak bisa menahan diri dan berkata, "Bu Helen, aku sudah tahu kesalahanku. Tolong beri aku kesempatan lagi?"Helen menggelengkan kepalanya dan berkata, "Kamu dan Tobi telah berulang kali menegaskan hanya satu dari kalian yang bisa tinggal di sini. Menurutmu, siapa di antara kalian yang harus aku pertahankan?"Begitu kata-kata itu keluar, wajah Andi menjadi pucat dan tidak bisa berkata-kata lagi. Karena dia tahu Tobi tidak mungkin membiarkan
Semua orang tampak tercengang. Padahal semua orang di departemen penjualan telah memercayai rumor Tobi memiliki latar belakang yang kuat, tetapi Kak Mia malah mengabaikannya dan mengejeknya di depan umum.Tobi tampak tenang dan berkata dengan nada datar, "Benar, akulah orang hebat itu. Kenapa? Apa kamu ingin menghormat kepadaku?""Memberi hormat kepadamu? Haha. Lucu sekali. Tobi, kamu pikir dirimu sehebat itu?" ejek Kak Mia lagi.Begitu mendengar kata-kata itu, semua orang tercengang. Apa yang terjadi?Tobi juga mengerutkan kening dan bertanya, "Apa maksudmu?""Kamu tahu maksudku. Percaya nggak, satu ucapan dariku bisa membuatmu diusir dari perusahaan," ujar Kak Mia dengan bangga dan mendominasi."Mia, sudah cukup. Kamu pikir kamu itu siapa? Memecat siapa pun yang kamu mau?" ucap Shinta dengan marah."Haha. Aku memang nggak bisa sembarangan memecat orang, tapi semua orang di perusahaan pasti akan mengusir orang dalam sepertinya," ucap Kak Mia dengan suara lantang."Omong kosong apa yan
Tobi mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan. Benar saja. Dari wajah semua orang, dia melihat sorot ketidakpercayaan. Bahkan Shinta juga tampak tidak berdaya.Meski Shinta tidak memercayai Tobi, dia tetap membelanya, "Mia, kalau kamu punya bukti, cepat keluarkan. Kalau nggak, jangan bicara omong kosong di sini.""Huh! Terserah kalau kamu nggak percaya. Pokoknya, besok kamu lihat sendiri hasilnya. Saat itu, kamu tetap harus keluar!"Mia tidak punya bukti selain alat penyadap yang diam-diam dia pasang di ruangan Bu Helen.Jika begitu, bukankah masalah mereka mengintai Bu Helen akan ketahuan? Mereka tidak mungkin membeberkan identitas mata-mata mereka hanya karena Tobi, si pecundang itu."Kalau begitu, jangan asal tuduh di sini!" seru Shinta dengan dingin."Oke! Lihat saja, besok kamu pasti akan menangis!"Selesai berbicara, Mia pun berlalu bersama Arvin.Shinta menatap Tobi dengan tajam dan bertanya, "Apa yang dia katakan itu benar?"Yang lain juga menatap Tobi lekat-lekat. Mereka in
"Kalau Bu Widia punya cara, dia pasti sudah membantunya dari awal. Jadi, ini tergantung kemampuan kalian sendiri," ujar Helen.Dari awal, seharusnya mereka tidak menyetujui taruhan itu.Hais! Ini semua gara-gara Tobi. Apalagi, mereka tidak bisa memarahinya.Shinta berjalan kembali dengan lemas. Anggota tim langsung menatapnya saat melihatnya kembali.Hanya melihat ekspresi kecewanya, mereka tahu mereka sudah tidak memiliki peluang sama sekali.Selanjutnya, semua orang memandang Tobi dengan marah.Namun, entah karena mereka telah belajar dari pengalaman sebelumnya atau bukan, kali ini semua orang tidak berani berkomentar dan hanya memandang Tobi dengan tatapan tidak puas."Tobi, kemarilah."Shinta memanggil Tobi ke samping."Tobi, apa kamu sedang mempermainkanku?" tanya Shinta langsung."Nggak. Kenapa kamu berpikiran seperti itu?""Lantas, kenapa kamu bilang uang miliaran itu bukan apa-apa? Padahal kamu sendiri nggak punya cara. Apa lagi namanya kalau kamu nggak mempermainkanku?" tanya
"Tunggu. Kamu bilang siapa?""Lintang, Grup Transera?""Bukankah itu pebisnis paling terkenal saat ini? Apa kamu pikir aku bodoh hingga bisa dipermainkan seperti ini?"Shinta tampak dipenuhi amarah.Jika Tobi ingin menipu orang, tidak bisakah dia menggunakan alasan yang lebih masuk akal? Tidak. Pria itu tidak bisa membodohi dirinya."Untuk apa aku membodohimu? Jangan lupa pergi ke Grup Transera. Setelah sampai di sana, temui Pak Lintang," kata Tobi tak berdaya."Tapi ....""Jangan tapi lagi. Aku sudah memberimu kesempatan. Kalau kamu masih nggak percaya, aku juga nggak berdaya lagi."Saat ini Shinta juga tidak menemukan cara lain lagi. Dia pun memutuskan untuk mengambil risiko itu, "Baiklah, aku akan ke sana, tapi kontrak seperti apa yang harus aku berikan?""Terserah kamu saja!""Maksudku, produk apa yang dijual dan berapa harganya? Kita bahkan belum bernegosiasi.""Nggak perlu bernegosiasi. Terserah kamu mau menjual produk apa. Kuserahkan semuanya kepadamu!""Selama Grup Transera mem
Padahal, Tobi telah menyusun rencana barusan, tetapi dia malah sulit untuk melakukannya. Sebenarnya, kelakuan ayahnya Shinta barusan sangat tidak sopan dan juga membuat orang merasa jijik.Namun, juga masih belum kelewat batas. Dia murni hanya ingin mencari aman dan menghindari masalah besar.Yang paling penting, Tobi bisa menyadari bahwa Shinta sangat menghormati ayahnya. Pasti karena ayahnya memperlakukannya dengan baik. Jika Tobi mengatakan ingin putus di saat ini juga, takutnya Shinta akan merasa tidak nyaman.Lupakan saja. Biarlah Shinta sendiri yang menjelaskan kepada ayahnya tentang mereka putus nantinya.Jika demikian, segalanya akan jauh lebih leluasa.Lagi pula, Tobi tidak punya waktu untuk datang ke sini dan berpura-pura menjadi pacar lagi.Lantaran masalah Steven telah terselesaikan, mereka sekeluarga pun makan dengan gembira. Apalagi, hidangan yang dipesan Tobi semuanya lezat-lezat. Tidak heran, harganya juga tidak biasa. Karena semuanya dibuat menggunakan bahan premium da
Hah!Kata-kata Tobi langsung mengejutkan Bos Zafran. Wajahnya tampak syok. "Anda ...."Namun, dia berusaha menenangkan diri dan buru-buru berkata, "Baik! Aku akan segera melakukannya!"Kemudian, dia segera bangkit dan berjalan keluar.Dia tidak menyangka Raja Naga dari Sekte Naga akan memiliki identitas hebat lainnya. Ternyata dia itu tuan muda dari Keluarga Yudistira di Jatra.Dia hanya tahu Tobi adalah Raja Naga dari Sekte Naga. Namun, dia sama sekali tidak tahu Raja Naga ternyata putra dari Keluarga Yudistira di Jatra.Hanya ada satu keluarga Yudistira di Jatra. Mereka punya sejarah bertahun-tahun dan juga termasuk salah satu dari empat keluarga teratas terkuat di Jatra.Setelah Bos Zafran meninggalkan ruangan itu, ayahnya Shinta dan yang lainnya diam-diam merasa terkejut. Tuan Muda Keluarga Yudistira?Identitas menakutkan seperti apa lagi ini.Meski dia tidak tahu seberapa hebat Keluarga Yudistira di Jatra, hanya mendengar namanya saja sudah sangat menakutkan. Apalagi, setelah meli
Sebenarnya, ini semua sengaja disebarkan oleh Andreas.Sesuai permintaan Tobi, Tuan Besar Ezra telah memberitahukan segalanya kepada Andreas. Beliau juga mengatakan Tobi tidak ingin orang lain tahu mengenai identitas Raja Naga-nya dan kekuatan tingkat Guru Besar-nya.Dia ingin menguji kesetiaan semua anggota Keluarga Yudistira.Jika demikian, Andreas mengira dia bisa memanfaatkannya. Dia akan menyebarkan masalah ini, seolah-olah Tuan Besar Ezra-lah yang mengkhianati Tobi. Sekaligus mencemarkan nama baik Tobi.Selanjutnya, Andreas akan menyingkirkan ayahnya. Lalu, membuat semua orang berpikir Tuan Besar Ezra meninggal karena sakit. Setelah itu, dia baru bisa mengambil alih posisi kepala Keluarga Yudistira.Setelah Andreas berhasil menjadi kepala Keluarga Yudistira, dia baru akan menyingkirkan Tobi. Saat itu, tidak ada lagi yang bisa mengancamnya. Mengenai empat keluarga besar, dia tidak keberatan menyerahkan posisi itu kepada Keluarga Byantara.Lagi pula, keluarga mereka sekarang juga t
Ayahnya Shinta dan yang lainnya syok bukan main.Bahkan, Shinta sendiri juga terkejut. Dia tahu Kak Tobi sangat hebat, tetapi dia tidak menyangka akan begitu hebat.Melihat beberapa orang ini, mereka jelas adalah pemimpin kota. Terutama Kamran, yang merupakan tokoh berkuasa di Kota Doma. Dia masih begitu sopan kepada anak buahnya Kak Tobi.Lantaran mereka begitu sopan, Bos Zafran tentu tidak lagi menunjukkan emosi apa pun. Dia samar-samar menebak bahwa orang-orang ini mungkin datang karena memandang wajah Raja Naga.Jadi, Bos Zafran segera berkata, "Baiklah. Karena kesalahpahaman sudah terselesaikan, lupakan saja apa yang baru saja terjadi. Oh ya, tadi aku juga sedikit impulsif dan kurang sopan, jadi aku minta maaf kepada semua orang di sini.""Jangan segan begitu. Kami-lah yang nggak melakukannya dengan baik!" kata Kamran dan yang lainnya dengan cepat. Hati mereka baru merasa lega.Sikap seperti ini baru benar. Kelak, mereka masih harus saling kerja sama."Jadi, bagaimana dengan masal
Setelah Bos Zafran mengakhiri pembicaraan mereka, dia segera berkata, "Raja Naga, bagaimana dengan Steven? Perlukah aku menanganinya?""Ya!""Termasuk Keluarga Ravindra. Aku serahkan semuanya kepadamu.""Hukum mereka yang sepantasnya menerima hukuman. Terima aset yang mereka berikan, lalu berikan kepada orang yang membutuhkannya. Bagi mereka yang nggak melakukan kejahatan, kamu nggak perlu menghukumnya!"Tobi berkata dengan nada datar, "Tapi kalau orang yang bermasalah, kita nggak boleh menoleransinya begitu saja!""Raja Naga bijaksana. Aku mengerti."Bos Zafran mengangguk.Awalnya, Steven mengira dirinya masih bisa tertolong. Namun, saat mendengar kalimat selanjutnya, wajahnya langsung berubah pucat.Bisa dikatakan, Raja Naga masih tidak berkenan melepaskan mereka.Ayahnya Shinta dan yang lainnya diam-diam merasa kagum. Jelas sekali, satu kalimat dari Tobi bisa menentukan masa depan Keluarga Ravindra.Tepat di saat ini, pintu terbuka. Yang datang adalah Kamran dan yang lainnya. Mereka
Shinta juga menghela napas lega. Meski tahu tidak akan terjadi sesuatu pada Kak Tobi, dia masih saja khawatir. Setelah melihat akhir seperti sekarang ini, dia baru merasa lega sepenuhnya.Kak Tobi benar-benar keren dan hebat sekali!Sayangnya, pria itu bukanlah pacarnya!Jika tidak, dia pasti akan menjadi wanita paling bahagia di dunia ini.Saat menyadari ekspresi ayahnya, Shinta diam-diam merasa bangga. Sekarang kalian sudah tahu betapa kuatnya Kak Tobi, 'kan? Namun, berdasarkan apa yang dikatakan ayahnya barusan, dia merasa ayahnya perlu minta maaf kepada Kak Tobi.Saat ini, Bos Zafran tentu juga mendengar suara Fahar yang memanggilnya. Dia pun melirik Tobi sekilas.Melihat Tobi mengangguk, Bos Zafran segera mengambil ponsel yang baru saja dijatuhkan Steven. Kemudian, bertanya dengan nada datar, "Ada masalah apa? Katakanlah!""Ya. Bos Zafran, saya nggak tahu apa yang telah dilakukan Steven. Tolong, memandang dari kerja sama kita sebelumnya, mohon bantu kami meminta pengampunan pada R
Meski begitu, Fahar masih butuh beberapa saat untuk mengenali suara Bos Zafran. Setelah memastikan, dia segera berteriak dengan cemas, "Bos Zafran, Bos Zafran, ini Fahar. Bisakah Anda menjawab teleponnya?"Lantaran pengeras suara telah diaktifkan, jadi Bos Zafran dan lainnya tentu mendengar suara itu.Steven tercengang. Dia tahu itu suara ayahnya. Namun, kenapa ayahnya mendadak memanggil Bos Zafran? Apa yang terjadi sebenarnya?Yang mana Bos Zafran?Tunggu! Steven mendadak merasakan firasat buruk. Sedari tadi, dia terus merasa pria di hadapannya ini familier. Ternyata dia pernah melihatnya di televisi.Bukankah ini bos besar mereka di Cewadi?Orang yang barusan menendangnya adalah Bos Zafran, keberadaan menakutkan yang bisa menghancurkan Keluarga Ravindra hanya dengan satu kalimat.Terlebih, dikabarkan Bos Zafran juga termasuk orang yang kejam. Pantas saja, Raja Naga bisa bertindak seperti itu. Hal ini tentu membuat Steven makin ketakutan.Sudah pasti dia akan babak belur kali ini!Ber
"A ... apa ...."Wajah Steven berubah pucat. Dia tidak percaya dengan perkataan ayahnya barusan. Keluarga mereka mendapat masalah karena telah memprovokasi orang berkuasa. Bahkan, keluarga mereka sekarang sudah hampir hancur.Tunggu. Siapa yang ayahnya bilang barusan? Raja Naga?Bukankah pria itu barusan memanggil bocah itu dengan sebutan Raja Naga? Mungkinkah dia itu Raja Naga?Tidak mungkin. Pasti ada yang keliru di sini.Steven tidak bisa menerima kenyataan ini dan langsung bertanya, "Ayah, siapa yang kamu bicarakan? Raja Naga? Siapa dia sebenarnya?""Hais, Raja Naga ini sangat misterius. Meski aku hanya pernah dengar namanya, sebagai pemimpin Sekte Naga, pengaruh dan posisinya sangat menakutkan. Bahkan, Bos Zafran pun harus menuruti perintahnya.""Apalagi, berdasarkan rumor yang beredar, Raja Naga Sekte Naga yang baru saja mengambil alih sangatlah muda," kata Fahar dengan getir. Dia tidak mengerti kenapa Raja Naga mau bertindak seperti itu? Apalagi, dia tidak pernah memprovokasi Ra
Tobi tampak murah hati. Terutama kepada orangnya sendiri. Dia selalu memperlakukan mereka dengan baik.Bos Zafran tertegun. Ada kilatan keterkejutan di wajahnya. Dia kemudian berkata dengan penuh semangat, "Anggur tahun 1945? Itu anggur merah terbaik. Bahkan, nggak terbeli lagi sekarang. Waktu lelang dulu terjual dengan harga enam miliar lebih."Saat mendengar percakapan mereka, Steven tampak terpana.Dia suka minum anggur merah, jadi dia pernah mendengar tentang hal ini. Hanya saja, dia masih tidak percaya.Saat teringat dengan anggur yang dikeluarkan Tobi dan anggur merah tadi, dia kini merasa Tobi kemungkinan berasal dari keluarga kaya. Mungkin hanya ayahnya yang bisa menghadapinyaShinta dan keluarganya juga tercengang. Tak disangka, Tobi punya anggur merah senilai miliaran.Ini berarti Tobi sangat kaya. Meski anggur-anggur itu pemberian dari orang lain, dia juga harus punya status tinggi. Jika tidak, mana mungkin orang akan memberinya secara cuma-cuma?Umumnya, ayahnya Shinta dan